Di sebuah tempat yang tidak diketahui, terlihat seorang bocah berusia 10 tahun sedang berlari ke suatu arah. Dapat dilihat bahwa ujung dari tujuan bocah itu adalah jurang yang sangat dalam.
Bocah itu berniat untuk bunuh diri!
Dengan perasaan halusinasi yang melegakan, bocah itu pun akhirnya melompat yang akhirnya jatuh di tengah jurang . Tidak ada jejak penyesalan di wajah bocah itu. yang dia tau adalah, dia akan bisa bertemu kedua orang tuanya setelah ini.
Sungguh pemikiran yang sangat naif!
Setelah beberapa saat merasakan udara sejuk di seluruh tubuhnya, bocah itupun akhirnya tersadar.
“Apakah aku sudah berada di surga? Wow ini benar tidak terasa sakit!”
Bocah itu pun sangat bersemangat karena berpikir bahwa dia sudah sampai di tempat yang dia tuju.
Dengan perlahan bocah itu membuka matanya.
Hal pertama kali yang di lihatnya adalah awan putih dan langit biru. Dia sudah sangat yakin bahwa dia sudah berada di surga. Namun satu hal yang membuatnya bingung.
Dia masih terus jatuh ke bawah!
Dengan panik bocah itu hanya bisa menundukan kepalanya untuk melihat ke bawah. Dengan itu mau tidak mau dia menjadi panik dan ketakutan.
“Gedebuk”
Suara yang sangat menyegarkan pun akhirnya terdengar di suatu tempat. Tidak lama setelah itu, suara nyaring teriakan seorang anak pun terdengar.
“Ahhhhhh sakittttt”
***
Sebelumnya, kakek tua yang merawat Surya sudah mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan anak itu.
Kakek itu ingin tau apa yang sebenarnya direncanakan oleh bocah naif ini. dia sangat terkejut Ketika bocah itu berlari dan melompat ke jurang. Tanpa pikir panjang kakek itu pun menyelamatkan surya, jelas dia tau bahwa bocah itu tidak akan selamat jika jatuh dari ketinggian seperti itu.
Mengetahui motif bocah itu untuk bunuh diri, akhirnya kakek itu memutuskan untuk menjatuhkan Surya dari ketinggian yang cukup. Kakek itu menjatuhkan Surya dari ketinggian yang rendah sebagai pelajaran baginya.
Dengan itulah kini Surya tergeletak di tanah seperti orang bodoh. Beberapa tulangnya patah dan terdapat luka baru yang muncul di sekujur tubuh karena kebodohannya.
“Hmmm, anak yang aneh. mengapa kau harus terus menyakiti dirimu sendiri?” katanya sembari membopong bocah yang terluka itu dengan kasar.
Surya hanya bisa pasrah saat tubuh mungilnya yang sedang terluka terus merasakan sakit karena perlakuan kakek tua itu.
“Aw aww, sakitt ...,” rintihan demi rintihan terdengar dari bocah malang itu.
“Hmmmm, bocah bodoh! Bukankah kau yang menginginkan ini setelah berpikir untuk melompat ke jurang?” Tatapan mengejek pun terlihat dari mata kakek tua itu.
“...”
Surya hanya bisa terdiam mendengar pernyataan itu sembari menikmati rasa sakit yang teramat perih di sekujur tubuhnya.
Setelah kejadian yang memalukan itu, Surya akhirnya hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan kakek ubanan tua itu. meskipun tampak jelas bahwa semangat Surya kecil semakin lama semakin memudar. Dia tidak akan segan-segan menunjukkan ekspresi muram menyedihkan di wajahnya karena suasana hatinya yang buruk.
“Hmmh, Aia diminum raso duri, nasi dimakan raso sakam,” guman kakek itu tanpa sadar.
(arti kata di atas: air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam. Ini menunjukkan seorang yang sedang mengalami siksaan batin. semua hal yang dilakukannya akan terasa berat.)
Melihat sikap Surya, kakek tua itu hanya bisa memaklumi sembari menggelengkan kepalanya.
***
Di bawah cahaya bulan sosok harimau besar itupun akhirnya tersadar dari lamunannya.
“Huhhhh, mengapa aku harus memikirkan kakek tua itu di saat seperti ini,” ujar harimau itu dengan kesal.
Meskipun terdengar sangat kesal, jelas tergambar perasaan kesepian di raut wajah harimau yang agung itu. tampaknya dia rindu dengan satu satunya orang yang dia miliki setelah kepergian kedua orang tuanya.
Siapa sangka harimau yang menjadi penjaga gunung ternyata adalah Surya, sosok anak kecil yang naif. tetapi kini dia sudah menjadi harimau penjaga gunung yang di takuti.
Dengan menggelengkan kepalanya, harimau itu pun mencela.
“Sihhh, gara-gara kakek ubanan itu aku menjadi harimau beberapa tahun ini. aku tidak bisa merasakan makanan enak ... huuuuuu tambusu ku” Berbalik dengan ringan.
sosok harimau itu pun akhirnya melangkah ke suatu arah meninggalkan sungai.
***
Sementara itu di suatu tempat di gunung, terdapat tiga orang sedang berjalan membawa obor sembari menoleh ke kanan dan ke kiri.
“Hadeh ke mana urang tu pergi,” keluah salah satu orang di kelompok.
“Benar ke mana mereka pergi. Sudah payah aku mencari” Temannya yang lain mengangguk ikut kesal.
“sudah cari saja lah, jangan sampai nanti bos marah pula ke kita,” kata orang terakhir mengusulkan.
“Iya tetapi ke mana kita mencarinya?” Melihat ke arah temanya yang lain dengan muka bingung.
“Sudah jalan aja dahulu, nanti pasti bertemu”
“yo lah yo lah ...,” katanya setuju dengan muka jelek.
Setelah beberapa saat mereka berjalan di bawah gelapnya malam, kelompok akhirnya menemukan Sesuatu yang mereka cari.
“Hey coba caliak(lihat) apo itu?” Tunjuk seorang yang ada di depan.
“Ada apa emangnya di depan itu?” tanya yang lain penasaran.
Akhirnya ketiga orang itu berjalan mendekat dengan perlahan dan hati hati.
“Ahhhhhhhh,” teriakan terdengar dari seorang.
Kedua orang lain nya akhirnya terkejut dan bertanya.
“mengapa kamu teriak ini? bikin aku kaget saja do.”
“iya benar, mengapa kamu ini.”
Dengan sedikit gemetar orang itu menunjuk ke suatu arah.
Dengan gestur itu, setiap orang dengan latah milat ke arah yang di tuju.
“Ahhhhh,” teriakan pun muncul Ketika orang lainnya melihat ke arah yang ditunjuk.
Mereka semuanya akhirnya bisa melihat jelas Ketika cahaya obor mulai jatuh di dekat benda itu.
Itu adalah kepala manusia!
dua buah kepala manusia tergeletak di tanah, sedangkan untuk tubuhnya sendiri berada tidak jauh dari kepala itu. potongan di leher para mayat itu sangat rapi, itu benar-benar terlihat seperti dipotong dengan sesuatu yang sangat tajam dan kuat. sehingga bisa memotong leher manusia layaknya tahu.
Ketiga orang itu hanya bisa mendekat dan ketakutan secara bersamaan.
“Sudah lama aku bilang gunung ini angker ...”
“Heh jangan turunkan harga diri kita, kita ini bandit agung. Sudah banyak orang yang aku bunuh dengan tangan ku,” Katanya dengan bangga.
“Memangnya kau tidak takut sama harimau penunggu gunung?”
Menoleh kanan dan kiri, sosok yang sombong itupun akhirnya merasa ngeri Ketika hawa dingin mulai menyapu tubuhnya. Bulu di sekujur tubuhnya pun mulai serempak berdiri.
“Ahhh, sudah sudah. Lebih baik kita bilang ke bos kalau mereka sudah mati.”
Dengan itu ketiga bandit bodoh itu pun meninggalkan Kawasan gunung dengan terburu buru.
***
Sementara itu, di salah satu Kawasan di dekat desa. Sosok harimau hanya bisa termenung melihat ke suatu arah.
“Uhhh, sial aroma ini. aku sudah lama ingin makan tambusu,” kata harimau itu dengan mata sayu dan sedikit ngences.
(ps: tambusu sendiri adalah lauk khas rumah makan di Sumatra barat. Makanan ini merupakan usus sapi yang diisi dengan olahan telur dan tahu yang di masak menjadi gulai.)
Karena terlalu mabuk nasi padang, harimau yang bertubuh besar itu sampai tidak sadar bahwa ada anak laki-laki yang melihat ke arahnya dengan ngeri.
“Tolong ... Tolong... Ada harimau mau makan aden(saya)”
Mendengar teriakan itu Surya yang berbentuk harimau pun menoleh ke arah kanan dan kiri.
“Mana harimau, Mana harimau. Gakan aku biarkan dia makan anak kecil di desa ini,” kata Surya dengan kesal.
Setelah cukup banyak orang yang datang dan terkejut melihat ke arahnya, barulah Surya sadar bahwa dialah harimau yang bocah itu maksud.
“ ... ”
Sungguh memalukan!
“Mana harimau ... Mana harimau” sekelompok orang sudah datang membawa senjata tajam di tangannya.
Surya melihat hal itu pun menjadi sedikit canggung.
“ ...”
"I- ini ..."
hai semuanya, apa kabar? gimana bab kali ini? semoga menghibur ya!! || Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.
“Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski
Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal
“Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua
“Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak
Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t
“Swosh!”Suara deru angin mulai terdengar saat seorang pemuda melesat dengan kencang menuju ke satu arah.Setelah beberapa saat melesat, sebuah suara benda jatuh mulai terdengar di telinga sekelompok orang di sekitar.“Pluk.”Suara itu tidak begitu besar dan juga sangat terendam, namun meskipun begitu, suara jatuhan itu bisa didengar dengan jelas oleh setiap orang.Kelompok yang sudah lama terpaku melihat ke arah belakang mereka hanya bisa menajamkan mata seolah tak percaya.Sosok yang membawa Abar di tempat ini telah benar-benar kehilangan kepala, di sebelah Abar hanya menyisakan seorang sosok tanpa kepala.“Pluk!”Seolah batu kecil yang bisa membuat seluruh gunung es menjadi longsor, suara kecil jatuhan yang baru saja terdengar itu membuat hati setiap orang yang ada di area sekitar menjadi runtuh.Suara terjatuh itu jelas berasal dari tubuh tanpa kepala sebelumnya.Abar yang juga tersadar akan hal ini hanya bisa melihat ke arah mayat tanpa kepala yang ada di dekatnya dengan tatapn t