Dalam Al Qur'an surah Al-Anfal ayat 74, Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia." (al-Anfal: 74). Rasulullah SAW menjelaskan makna hijrah sebagaimana disebut dalam Hadits Riwayat Al-Bukhori, "Orang-orang yang berhijrah adalah mereka yang meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT." "A Rafi, pertama mengenal Almarhum Rangga dari siapa?" tanya Inayah lirih. "Rangga adalah sahabatku sewaktu melakukan riset di Bogor, dan aku dipertemukan dengan Rangga karena diperkenalkan oleh Lina," jawab Rafie dengan lirihnya. "Satu bulan bersama, Rangga memintaku untuk menuntunnya dalam belajar agama. Tak lepas dari itu, Rangga pun langsung meminta bantuanku untuk daftar di salah satu komunitas Pemuda Hijrah ya
"Allah sedang mengujiku, Teh. Aku harus bersabar dan mengikhlaskan semua yang kita miliki, dan segala pengharapanku. Allah memberikan ujian agar kita bertawakal," ucap Inayah. Erni menghela napas dalam-dalam, kemudian berkata lirih, "Iya, Nay. Teteh juga berharap demikian, kamu memang harus menyerahkan semuanya hanya kepada Allah. Semoga di balik semua kesusahan ada kebahagiaan!" "Kesabaran itu merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, akan tetapi kesabaran itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa indahnya, yang akan membawamu ke pintu kesuksesan!" sambung Erni terus memberikan motivasi kepada adik angkatnya itu. Erni sangat berharap supaya Inayah diberikan kekuatan dalam mengahadapi semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya, terutama yang menimpa pada bisnis dan perusahaan miliknya. *** Keesokan harinya .... Fahmi menelpon Inayah, ia memberikan kabar terkait peristiwa yang menimpa kantor tempatnya bekerja kepada Inayah selaku CEO utama di perusahaan yang berger
Malam harinya, Rafie menghubungi Inayah melalui panggilan telepon. Mereka berbincang hampir setengah jam, sekadar saling menanyakan kabar dan bercerita tentang apa yang saat itu sedang mereka lakukan. Usai berbincang dengan Rafie, Inayah sedikit merasa terhibur dan tidak terlalu larut dalam permasalahan yang sedang ia alami. Rafie sudah banyak memberikan nasihat kepadanya untuk tetap ikhlas dan bertawakal ketika dalam menghadapi ujian. "Suaranya lembut dan terdengar enak di telinga," desis Inayah tersenyum-senyum. "Maksud kamu suara Teteh?" sahut Erni yang tiba-tiba muncul di belakang Inayah. "Astaghfirullahal'adziim." Inayah tampak terkaget-kaget dengan kedatangan Erni yang secara tiba-tiba itu. Erni tertawa lepas dan langsung duduk di samping Inayah. Dengan penuh rasa penasaran Erni memandang wajah Inayah yang tampak semringah. Kemudian Erni bertanya lirih, "Yang suaranya lembut dan enak didengar itu siapa?" Erni menatap wajah Inayah dengan mengangkat kedua alisnya tinggi, seba
Esok harinya, sekitar pukul tujuh pagi. Jubaedah sudah berada di kediaman Inayah. Setelah mendapatkan penjelasan dari Inayah terkait masalah pekerjaan. Jubaedah langsung bergabung dengan Fatimah dan memulai pekerjaan sebagai asisten rumah tangga baru di rumah megah itu. "Rumah ini akan semakin berwarna dengan hadirnya Bedah," ucap Inayah dengan raut wajah berbinar-binar. "Iya, Nay. Nambah anggota baru di keluarga kita," sahut Erni. "Tapi sayang, kita ini masih pada jomblo," desis Inayah tertawa kecil. Erni tersenyum-senyum mendengar kalimat yang diucapkan oleh adik angkatnya itu. Kemudian Erni berkata, "Dan akan lebih berwarna lagi, ketika Ustadz Rafie berada di sini dan tinggal bersama kamu dalam ikatan pernikahan." "Ah, Teteh," kata Inayah tersenyum-senyum. Inayah sangat bahagia dan merasa senang mendengar ucapan Erni. "Tapi ingat, Teteh juga kalau sudah berjodoh dan sudah bersuami, tetap tinggal di sini, yah. Jangan ikut suaminya!!" pinta Inayah meluruskan pandangannya ke wa
Inayah tersenyum seraya menjawab, "Amiin ya rabbal'alamiin." Inayah mulai merasakan sedih dan pilu ketika antrian dari ratusan anak yatim piatu itu, diiringi dengan alunan sholawat yang menggema. Pandangannya mulai redup, bulir bening perlahan keluar dari bola matanya. Anak-anak yatim piatu itu mengingatkan Inayah akan kehidupan dirinya yang mempunyai nasib sama seperti anak-anak tersebut. Menjalankan hidup tanpa dampingan kedua orang tua lagi. Inayah mundur beberapa langkah ke belakang dan meminta Erni untuk menggantikannya membagikan paket sembako dan amplop tersebut, kepada anak-anak yatim yang masih mengantri. Kemudian, Inayah duduk di sebuah kursi di belakang Erni, ia tampak pilu dan berlinang air mata, sejatinya ia tak kuasa menahan kesedihan malam itu. Apakah ketika melihat keceriaan anak-anak yatim piatu yang menerima santunan darinya. Satu jam kemudian, acara sudah selesai diselanggarakan. Pak Andri dan Ifan dengan dibantu oleh yang lainnya langsung merapikan dan membersi
Inayah tampak bahagia dengan apa yang diutarakan oleh kakak angkatnya itu, besar harapan baginya untuk menjadikan ladang bisnisnya sebagai jalan dakwah yang merambah di sebuah negara yang minoritas Muslim. Selain hijab dan pakaian Muslimah, Inayah pun saat itu sudah meluncurkan produk baru berupa Jasko pria, sorban dan peci. Semua produk-produk tersebut sudah mulai dipasarkan di butik-butik miliknya dan juga di toko pakaian di mall-mall yang ada di wilayah Bandung dan Jawa barat. *** Seminggu kemudian, apa yang dinantikan oleh Inayah dan Erni akhirnya tiba juga. Airin mengabarkan kalau Kholifah Lie Chun Hyang sudah berada di Jakarta dan kemungkinan dua hari berikutnya akan segera datang menemui Inayah setelah menyelesaikan urusannya di Jakarta bersama Airin. Dua hari ke depan kalau tidak ada halangan mereka akan segera ke Bandung untuk menemui Inayah dan Erni di kediamannya. "Alhamdulillah, barakkallah," ucap Erni penuh rasa syukur. "Kita harus persiapkan semuanya untuk menyambut
Keesokan harinya ....Erni sesegera mungkin mencari beberapa orang pekerja baru untuk ditempatkan di butik-butik yang ia kelola.Setelah itu, Erni pun akan segera mengangkat Elis sebagai pengganti Almarhumah Zahra menempati posisi sebagai leader untuk beberapa butik yang tersebar di seluruh kota Bandung dan ada sebagian yang berada di daerah kabupaten Purwakarta dan Karawang.Erni sangat bekerja keras untuk melatih dan mengarahkan Elis agar cepat paham dengan pekerjaan yang akan ia emban. Karena mulai bulan depan Erni sudah tidak lagi mengurusi butik-butik milik Inayah, Erni diminta oleh Inayah lebih fokus ke perusahaan lain milik Inayah."Aku harap, besok kamu sudah mendapatkan orang lagi untuk bekerja di sini!" kata Erni mengarah kepada Elis yang hari itu sudah resmi ia angkat sebagai staf khusus atau leader di semua butik milik Inayah, dan tugas Elis adalah mengontrol dan mengatasi permasalahan di setiap butik milik Inayah."Iya, Teh. insya Allah ada beberapa temanku yang kemarin me
Erni mengingat kembali masa lalu tentang seorang pria yang ia cintai. Tentang hal-hal yang belum mereka sepakati sebagai cinta. Erni pernah jatuh hati kepada seorang pria dengan perasaan yang sangat mendalam, hingga pria itu membiarkan Erni tenggelam dan larut dalam sebuah kubangan perasaan yang sulit ia hindari yang secara perlahan dapat membunuh perasaannya. Semenjak itulah, perasaan Erni terkunci oleh pria tersebut. Namun pria yang ia cintai itu menusuk perlahan, dia berkhianat di antara sejuta cinta yang Erni persembahkan kepadanya. Pria itu tidak menghargai perjuangan Erni selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun dalam menggenggam erat rasa setianya itu. Dia mencampakkan Erni dan lebih memilih wanita lain, hingga Erni pun terluka. Oleh sebab itu, Erni selalu berhati-hati setiap kali mengenal seseorang. Terutama pada kaum Adam, dan Erni selalu banyak pertimbangan jika memiliki perasaan suka terhadap seorang pria—siapa pun mereka. Sikap kehati-hatian Erni itu, semua dikarena