Home / Romansa / Tawanan Cinta Sang Penguasa / Bab 21. Walton family

Share

Bab 21. Walton family

Author: Strrose
last update Last Updated: 2025-04-23 14:00:04

Hiriety duduk dengan tenang, mengabaikan kakak dan papanya yang menatapnya dengan tatapan tajam

“Papa sudah mendengar semuanya dari Matthias. Kali ini penjelasan apa yang kau berikan Hirie?” Caid bertanya dengan nada berat

Hiriety menghela napas pelan lalu mendongak dengan ekspresi polos. "Penjelasan tentang apa, papa?" tanyanya ringan

Matthias, yang sedari tadi diam, akhirnya menegakkan tubuhnya. "Kau tahu apa," suaranya dalam "Kenapa kau bersama Marco Valley?"

Hiriety tersenyum kecil "Kau membuatnya terdengar seolah-olah aku melakukan kejahatan, Mattie.."

Matthias mendecak pelan, jelas tidak terhibur dengan nada santai adiknya. Caid, di sisi lain, hanya menatapnya dalam, ekspresinya sulit ditebak.

"Kau tahu siapa Marco Valley, Hiriety" ujar Caid, suaranya lebih tenang tetapi penuh tekanan. "Dan kau juga tahu hubungan keluarga kita dengan keluarganya."

Hiriety memutar gelas wine di tangannya, ekspresinya tetap santai. "Te

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 158. Bagaimana rasanya?

    Ruang rawat itu hanya menyisakan kedua perempuan beserta bayi mungil laki-laki yang tetap tidur dalam pelukan Selena“Merasa lebih baik?” Tanya HirietyHiriety duduk pelan di sofa dekat ranjang. Ia mengamati wajah sahabat sekaligus kakak iparnya itu. Mulai dari matanya, pipinya, seluruh raut wajah yang baru saja melewati perang besar.Selena mengulas senyum tipis lalu mengangguk “aku bahagia” UcapnyaSelena mentapnya lalu ikut mengulas senyum “Aura keibuanmu sudah keluar” ucap Hiriety, jujur dari hati“Apa karena aku sudah punya anak yaa” Kekeh Selena pelanHiriety menggeleng “Dari dulu sudah terasa, hanya saja.. kali ini benar-benar berbeda” jelasnya“Berbeda seperti apa?”“Entahlah, susah diucapkan dengan kata-kata. Ngomong-ngomong bagaimana rasanya melahirkan? Mengeluarkan bibit Matthias dari badan sekecil itu?” Tanya Hiriety“Lu

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 157. Sweet little baby

    Beberapa jam setelah kelahiran bayi laki-laki mungilnya, Selena dipindahkan ke ruang inap VIP. Cahaya sore menembus tirai jendela besar, menyinari interior yang bersih dan hangat dengan aroma antiseptik samar yang tidak terlalu menyengat.Selena berbaring di ranjang dengan bantal empuk menopang punggungnya. Matanya masih tertutup, efek obat bius yang belum sepenuhnya hilang. Wajahnya tenang, meski tubuhnya belum sepenuhnya pulih dari perjuangan yang baru saja dilaluinya.Di sudut ruangan, Matthias duduk di kursi berlapis kain krem. Di pelukannya, sesosok bayi kecil terbungkus selimut putih bergaris biru muda. Bayi itu tidur pulas, dadanya naik turun perlahan dengan suara napas yang hampir tak terdengar. Jemari mungilnya tergenggam, sesekali bergerak refleks seperti sedang memegang sesuatu dalam mimpi.Matthias menatap anaknya, nyaris tak percaya. Ia telah mendengar tangis pertama itu, telah melihat tubuh kecil itu bergerak untuk pertama kalinya di dunia ini. Tap

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 156. Kelahiran putra Matthias

    Washington, D.C. USALangit musim semi menutupi kota dengan awan tipis yang bergerak malas. Di dalam rumah sakit bersalin terbesar di pusat kota, suasana jauh dari tenang. Ruang tunggu di luar ruang operasi penuh dengan ketegangan, dan di tengahnya, Matthias mondar-mandir seperti tahanan yang menunggu vonis.Marco duduk santai di kursi panjang, satu tangan menggenggam tangan Hiriety yang sudah mulai bengkak karena kehamilannya, dan tangan lain memegang botol air mineral yang belum dibuka.“Dude, kau mau bikin lubang di lantai?” tanya Marco, alis terangkat sambil melihat Matthias yang tak berhenti berjalan maju mundur. Baru kali ini dia melihat pewaris Walton itu tampak sangat cemas.Matthias menoleh, wajahnya pucat, rambut acak-acakan, dan kemejanya tampak seperti sudah dipakai dua hari berturut-turut. “Berisik. Istriku di dalam ruang operasi. Dia—dia sedang melahirkan dan aku lupa cara napas! Dokter itu mela

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 155. Sweet home

    Villa Walton, ruang makan utama – malam hari.Meja makan panjang dari kayu ek berkualitas tinggi dikelilingi oleh 7 orang. Lampu gantung kristal menggantung megah di atas kepala, menebarkan cahaya keemasan ke seluruh penjuru ruangan. Aroma daging panggang, sup krim jamur, dan roti bawang menyatu dengan tawa ringan dan percakapan yang bersahut-sahutan.Di ujung meja, Hiriety duduk di samping Marco. Di sisi lain, Selena duduk di antara Matthias dan Lova. Perut Selana yang sudah membulat jelas terlihat dari gaun longgarnya. Kedua ibu muda ini menjadi pusat perhatian malam itu, sekaligus simbol dua keluarga besar yang kini bersatu.Caid mengangkat gelas anggurnya. “mari bersulang” ucapnya, suaranya berat namun jernih, “untuk masa depan Walton… dan Valley.”Gelas diangkat, sementara Hiriety dan Selena mengangkat gelas berisi jus anggur.“Untuk masa depan yang kuharap” sambung Gregory sambil melirik ke ara

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 154. Kekhawatiran Hiriety

    Villa Walton yang berada di Vigentino kini kembali ramai setelah pernikahan Marco dan Hiriety. Kali ini keramaian itu disebabkan oleh kedua keluarga yang berkumpul untuk menjenguk Hiriety yang memberikan kabar gembira jika dirinya hamil.Cahaya matahari sore menyelinap lewat jendela besar ruang tamu villa, memantul lembut pada permukaan kayu dan gelas-gelas teh yang belum disentuh. Di tengah ruang, Hiriety duduk di sofa panjang dengan selimut tipis di kakinya, dikelilingi oleh wajah-wajah yang akrab—dan ribut, seperti biasa.“Jangan terlalu stres, itu bisa mempengaruhi emosimu” Nasihat Lova sambil mengusap kepala putrinya yang bersandar pada pundaknyaHiriety terkekeh “Rasanya seperti mengulang masa lalu. Bagaimana jika aku kehilangan anak ini lagi ma?”Lova terdiam sesaat, namun tangannya tidak berhenti mengelus lembut rambut Hiriety. Wajahnya yang biasanya tegar kini tampak melembut, dipenuhi kenangan lama yang juga menyaki

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 153. Ingin menembakmu

    Suara tembakan menggema di udara, memecah keheningan senja yang menyelimuti villa Walton—tempat sakral tempat mereka pernah mengikat janji dalam kebisuan yang penuh makna. Angin semilir membawa aroma pinus dan tanah basah, tapi juga menyapu suara detak jantung Marco yang tak karuan.Satu peluru menghantam papan target, nyaris sempurna di tengah.Marco berdiri di sisi belakang lapangan tembak, tubuhnya tegak namun pasrah, dengan rompi pelindung yang entah benar-benar melindungi atau sekadar menjadi simbol keputusasaan seorang suami yang terlalu mencintai istrinya.Hiriety berdiri sekitar sepuluh meter darinya. Perutnya belum menonjol banyak, tapi ada kelembutan baru di wajahnya—kelembutan yang justru membuatnya tampak lebih berbahaya. Ia mengangkat pistol ringan, matanya menyipit.“Jangan bergerak” katanya dengan nada ceria, seperti sedang meminta Marco berpose untuk lukisan, bukan menantang ajal.“Sudah pasti” ja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status