Beranda / Romansa / Tawanan Cinta Sang Penguasa / Bab 75. Godaan Hiriety++

Share

Bab 75. Godaan Hiriety++

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-19 16:00:45

Hiriety senang menggoda Marco tapi lama-kelamaan dia jadi bergairah sendiri. Membayangkan apa yang Marco lakukan dengan foto-foto bugilnya jelas membuat fantasinya bekerja tanpa terkontrol

“Sialnya kau kuat juga tak menelepon atau membalas pesanku” Gerutu Hiriety

Hiriety meletakkan ponselnya di meja rias, jari-jarinya masih sedikit gemetar karena gairah yang baru saja ia rasakan. Membayangkan Marco melihat foto-fotonya, merasakan keinginan yang sama seperti dirinya, telah membangkitkan hasrat yang membara dalam dirinya. Ia merasa sedikit malu, namun juga sangat terangsang.

Hiriety meraih laptopnya. "Mari kita akhiri permainan ini" gumamnya, sebelum memulai video call dengan Marco melalui perangkat yang lebih besar

Marco yang sedang sibuk dengan tangannya sambil menatap foto Hiriety nampak tak terkejut ketika kekasihnya itu melakukan panggilan video

Koneksi terhubung, dan wajah Hiriety muncul di layar. Ia terlihat cantik, bahkan lebih me

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 81. Shocked!!

    Hiriety menenteng keluar tas berisi jutaan euro hasil pelelangan dengan santainya. Ia keluar dari pintu khusus seorang pria yang ditugaskan oleh papanya.“Sudah selesai Nona?” pria dengan badge logo WALTON itu bertanyaHiriety mengangguk “kau bawa tas itu saja, aku pulang sendiri”Pria itu tampak ragu sejenak, namun disiplin Walton mengharuskannya patuh. “Baik nona” Ia menerima tas hitam berat berisi uang—lalu mengangguk hormat sebelum kembali ke kendaraan yang diparkir tak jauh dari gerbang belakang.Setelah memastikan mobil itu melaju dengan aman. Hiriety mengadahkan kepalanya di bawah langit Milan yang mulai gelap sepenuhnya. Gaun hitamnya tertiup angin lembut, dan topeng sudah dilepas, diselipkan ke dalam clutch kecil yang ia bawa sendiri. Bibirnya melengkung tipis—senyum puas, namun tak sepenuhnya ceria.“Hiriety Walton”Suara itu datang dari arah bayangan—dalam dan berat

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 80. Pelelangan

    Langit Milan menjelang senja tampak seperti lukisan yang gagal—warna jingga bercampur abu, suram tapi indah dengan caranya sendiri. Mobil hitam dengan harga fantastis itu bergerak pelan di jalanan berbatu menuju palazzo tua dekat Navigli.Arsitektur Renaissance yang mulai dimakan waktu berdiri kokoh, dihiasi cahaya temaram lampu gantung kristal dan siluet para undangan yang mulai memadati halaman utama.Di dalam mobil, Hiriety memasang anting terakhirnya. Gaun hitam malam ini tidak menonjol—bahkan nyaris terlalu sederhana untuk selera Walton—tapi potongannya tajam, lekuknya pas, dan punggungnya terbuka penuh. Detail renda halus mengitari kerah tinggi lehernya, memberikan kesan klasik sekaligus misterius.Yang paling mencolok darinya malam itu adalah topeng hitam separuh wajah, dihiasi manik halus dan sulaman benang perak yang membingkai mata abu abunya.Topeng pesta. Tradisi tua dalam pelelangan bawah tanah. Menyembunyikan identita

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 79. Play with fire

    Mata abu Hiriety terbuka. Cahaya samar dari lampu meja menciptakan bayangan lembut di langit-langit kamar. Dia mengerjap, lalu melirik jam di atas nakas: pukul tiga pagi. Tapi Marco sudah berdiri di depan cermin, mengenakan setelan kemeja gelap. Raut wajahnya tenang, tapi matanya memancarkan gelisah yang tak bisa disembunyikan.Ditatapnya Marco, lama, dalam diam.“Kau pergi sepagi ini?” gumam Hiriety akhirnya. Suaranya serak karena masih setengah terjagaMarco menoleh perlahan “Pesawatku jam empat” jawabnya pelan. “Aku tidak ingin membangunkanmu.”“Oh.. artinya kau mau pergi tanpa pamit?” balas Hiriety pendek, duduk dan menarik selimut menutupi tubuhnya.Marco menghampirinya, ia berlutut di sisi ranjang, diusapnya kepala Hiriety “Mau menahanku?” Dia bertanyaHiriety tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Matanya yang masih berat menatap sosok Marco di depannya. Pijar lampu tidur

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 78. Kencan sesungguhnya

    Hari itu, langit Milan menggantung mendung tipis. Tapi langkah Marco dan Hiriety justru ringan—atau setidaknya, penuh arti.Mobil yang dikemudikan Marco tidak menuju kawasan eksklusif Brera, bukan pula ke butik-butik mewah di Via Montenapoleone. Marco membawa mobilnya keluar kota, melintasi jalanan sempit yang mengarah ke pinggiran industri tua di selatan Milan, di mana cat tembok sudah mengelupas dan toko-toko kecil berdiri rapuh di antara gudang-gudang tua.Hiriety bersandar di kursi penumpang, mengenakan hoodie kebesaran dan kacamata hitam, tangannya memegang sebatang rokok elektrik yang sesekali ia hirup dengan malas.“Kau benar-benar membawaku ke tempat paling jelek.”Marco melirik ke arahnya dengan senyum tipis. “Kau bilang ingin lihat aku jalan di lumpur.”“Dan sekarang?” tanya Hiriety, menoleh padanya. “Kau merasa lebih rendah dari biasanya?”Marco menginjak rem pelan dan memarkir

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 77. Kuras hartaku sayang

    Hiriety menatap langit kamarnya, senyum tipis terukir dibibirnya begitu mengingat aktifitas mereka tadi malam“Ada enaknya juga berperan sebagai submissive” Gumamnya pelanHiriety beralih menatap Marco yang tertidur disebalahnya. Napas pria itu teratur, wajahnya tenang, berbeda jauh dari tatapan tajam dan penuh dominasi yang ia tunjukkan sebelumnyaHarus Hiriety akui jika dominasi Marco adalah yang terbaik diantara semua laki-laki yang bersamanya bahkan melebihi Denzel“Padahal kau yang paling minim pengalaman” gumamnyaHiriety menjangkau tangannya, menelusuri garis rahang Marco dengan lembut. Jari-jarinya berhenti sejenak di atas bibir Marco, mengingat sentuhan panas dan juga kasar dari ciuman mereka tadi malam. Ia tersenyum kecil, menikmati rasa puas yang memenuhi dirinya. Ia tahu bahwa ia telah menguasai permainan ini, bahwa ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan.“Kau benar-benar terjebak padaku Marco Val

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 76. Hukum aku, Valley

    Pesawat pribadi Marco mendarat di Milan pada pagi hari yang mendung. Langit kelabu seperti suasana hatinya. Ia turun dari jet tanpa banyak bicara, hanya menyambar coat hitam panjangnya dan melangkah cepat menuju mobil yang sudah disiapkan.Yurid, asistennya, sempat mengejarnya di landasan. “Tuan, setidaknya beri saya waktu menyusun jadwal ulang untuk pertemuan—”“Batalkan semuanya.” suara Marco datar tapi tajam. “reschedule untuk lusa” perintahnyaMobil melaju cepat menuju apartemen Hiriety. Sepanjang jalan, Marco duduk gelisah di jok belakang, menggertakkan gigi, tangan mengepal, dan jemarinya tak bisa diam. Wajah Hiriety semalam terus terbayang dalam pikirannya—dengan ekspresi licik, dengan senyum tipis yang menyembunyikan terlalu banyak hal.Begitu tiba di apartemen, dia bahkan tak menunggu lift. Ia naik satu per satu anak tangga dengan langkah besar dan terburu-buru. Jantungnya berdetak kencang bukan kar

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 75. Godaan Hiriety++

    Hiriety senang menggoda Marco tapi lama-kelamaan dia jadi bergairah sendiri. Membayangkan apa yang Marco lakukan dengan foto-foto bugilnya jelas membuat fantasinya bekerja tanpa terkontrol“Sialnya kau kuat juga tak menelepon atau membalas pesanku” Gerutu HirietyHiriety meletakkan ponselnya di meja rias, jari-jarinya masih sedikit gemetar karena gairah yang baru saja ia rasakan. Membayangkan Marco melihat foto-fotonya, merasakan keinginan yang sama seperti dirinya, telah membangkitkan hasrat yang membara dalam dirinya. Ia merasa sedikit malu, namun juga sangat terangsang.Hiriety meraih laptopnya. "Mari kita akhiri permainan ini" gumamnya, sebelum memulai video call dengan Marco melalui perangkat yang lebih besarMarco yang sedang sibuk dengan tangannya sambil menatap foto Hiriety nampak tak terkejut ketika kekasihnya itu melakukan panggilan videoKoneksi terhubung, dan wajah Hiriety muncul di layar. Ia terlihat cantik, bahkan lebih me

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 74. Siap-siap hukumanmu, hiriee

    Yurid menuju ruang kerja Marco dengan senyum lebar. Kontrak akusisi yang telah ditandatangani ada ditangannya namun begitu membuka ruang kerja Marco, senyum lebarnya dengan cepat berubah menjadi kaku.Yurid bahkan nampak tak berani buka suara karena ekspresi tak mengenakan di wajah MarcoAtasannya itu bahkan mengeluarkan umpatan. Rahangnya mengeras, dan aura kemarahan menyelimuti seluruh ruanganYurid menelan ludah, langkahnya terhenti. Kontrak di tangannya seketika terasa tak ada artinya. “Tuan…” gumamnya pelan. Tapi Marco tak langsung merespons.“Diam sebentar” ucap Marco akhirnya, suaranya rendah tapi tajam seperti pecahan kaca.Yurid diam sejenak, berusaha membaca situasi. Tapi saat Marco membalikkan badan dan memperlihatkan ekspresinya—mata merah, wajah tegang—Yurid tahu lebih baik tidak bertanya.Rekaman video dari kamera pengintai restoran. Di situ, terlihat jelas: Hiriety, duduk dengan seorang

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 73. Fake one

    Jangan sebut dia Hiriety Berdine Walton jika dia takut pada ancaman Marco.Justru, semakin Marco mencoba mengikatnya, semakin ia ingin melepaskan simpul itu. Baginya, bukan Marco Valley namanya kalau tak dibakar cemburu. Dan bukan Hiriety jika tak bermain di ujung batasnya.Jadi malam itu, selepas galeri ditutup dan tamu-tamu mulai berpamitan, Hiriety masih berdiri di depan lukisan terakhir—lukisan abstrak berwarna biru tua dan merah bata, konon menggambarkan konflik batin dan gairah tak terucap.Tapi ada alasan sendiri kenapa dia tetap terpaku pada lukisan itu.Lukisan itu bukan sekadar warna dan bentuk yang menggugah perasaan—itu adalah karya seniman besar yang asli hanya ada tiga di dunia. Harganya jutaan dolar.Dan Hiriety tahu persis bahwa yang terpajang malam ini… adalah yang palsu.Ia melangkah pelan mendekat, menatap detail goresan kuasnya. Warna biru tua yang seharusnya menyerap cahaya malah sedikit memantul. Dan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status