Share

Bab 22

"Jangan gila!"

Raungan Akmal sambil menelan saliva. Tidak mungkin dia memotong tangan Mawar, sekalipun itu hukumnya? Terlebih Mawar orang Indonesia yang tidak cocok dengan hukum keras semacam itu.

"Kenapa disebut gila?" Iqbal melempar balik teriakan Akmal.

"Pasti ada kesalahpahaman di sini ...." Suara Akmal lemah. Dia percaya itu dan memang semuanya terasa tidak mungkin. Suara Akmal meninggi, "cek semua CCTV!" Raungannya terdengar memerintah yang segera disela Iqbal.

"Apa kamu lupa, Akmal? Di rumah ini hanya bagian tertentu saja yang dipasang CCTV. Wilayah-wilayah pribadi khususnya wilayah-wilayah para wanita tidak dipasang kamera karena ada aurat dan hal-hal pribadi lainnya yang harusnya dijaga."

Akmal terdiam, karena ketakutan Mawar dituduh dia sampai lupa.

Andai ada Abizar di sini dia pasti mendukung Mawar habis-habisan atau bahkan menggampar Iqbal yang sembarangan menentukan seperti itu.

Sedangkan Mawar yang tahu situasi saat dijelaskan oleh Malik semakin ketakutan di balik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status