Home / Romansa / Tawanan Hati sang Penguasa / Malu-malu Membuat Candu

Share

Malu-malu Membuat Candu

Author: El khiyori
last update Huling Na-update: 2025-03-08 07:56:52

Saat Morgan masih di kamar mandi, Serena menatap ke sana kemari, mencoba mencari pakaian yang katanya disediakan untuknya, tapi ternyata memang belum ada. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggu sambil duduk di tepi ranjang hanya dengan berbalut handuk kimono saja.

Tak lama pintu kamar mandi terdengar dibuka. Morgan nampak keluar dari sana dengan rambut yang masih sedikit basah dan handuk yang melilit di pinggangnya.

Serena sangat terkejut mendapati beberapa luka goresan di punggung pria itu. Bukan luka baru namun masih jelas terlihat.

Tak bisa membendung rasa penasaran akhirnya Serena memutuskan untuk bertanya.

"Kenapa punggungmu terluka?"

Morgan yang tengah berdiri di depan cermin sambil mengusap-usap rambutnya langsung berhenti bergerak begitu mendengar pertanyaan Serena.

Didekatinya wanita itu lalu berkata, "bukankah ini hasil perbuatanmu?"

Kedua mata Serena membulat sempurna mendengarnya. Ia mendadak salah tingkah apalagi saat Morgan meraih kedua bahunya dan membuatnya berdiri.

"Jangan takut, aku menyukainya," ujar Morgan lagi yang semakin membuat Serena kehilangan kata-kata. Perlahan pria itu merengkuh tengkuk Serena. Sebelum bibir keduanya kembali menyatu, Morgan kembali meminta agar Serena kembali memberinya kepuasan.

"Bagaimana kalau nanti aku hamil Morgan?" tanya Serena khawatir. Sebenarnya yang ia khawatirkan jika dirinya sampai hamil, Morgan akan membuangnya secara tiba-tiba, padahal ia berencana untuk tak akan pernah pergi sebelum ia mendapatkan sesuatu dari pria itu dan berhasil menghancurkan mertua sekaligus suaminya.

"Apa yang ada dalam pikiranmu Serena, kenapa wajahmu terlihat ketakutan seperti itu? jika kau hamil, sudah pasti aku akan menjadi ayah dari anak itu, jangan terlalu banyak berpikir!!"

Morgan mulai kesal, namun Serena tetap tak menyerah. Wanita itu kembali bertanya untuk memperjelas nasibnya.

"Jika kau menjadi ayah untuk bayiku, bagaimana dengan istrimu?"

Kali ini Morganlah yang dibuat terkejut dengan apa yang Serena tanyakan. Kepalanya mendadak berdenyut setiap kali ada orang yang mengatakan kalau ia sudah memiliki istri atau bahkan anak. Mengakui dirinya masih lajang di usia sekarang ternyata cukup memalukan untuk Morgan.

"Itu bukan urusanmu!!" jawab Morgan pada akhirnya. Keinginan untuk menyentuh Serena seketika luntur. Ia memilih berlalu pergi dari sisi wanita itu. Mengambil ponsel untuk menghubungi orang yang ia suruh menyiapkan pakaian untuknya dan Serena.

"Pria yang aneh, mungkin perkataanku berhasil membuatnya teringat pada anak dan istrinya di rumah," gumam Serena dalam hati saat melihat tingkah Morgan yang seolah menghindarinya.

Sekarang ia menjadi tahu, ternyata pembahasan mengenai keluarga bisa membuat Morgan cukup tertekan. Lain kali ia akan melakukan hal yang sama saat pria itu hendak menyentuhnya. Membayangkan hal itu membuat Serena tersenyum tipis.

Morgan sendiri baru bergerak saat pintu kamar diketuk dari luar. Kini beberapa tas belanjaan dan pakaian formal yang dikemas rapi sudah berada di tangan Morgan.

"Ini pakaianmu, pakailah!" ujarnya pada Serena sambil menyerahkan beberapa tas dengan logo brand ternama ke arah Serena.

"Iya terimakasih."

Setelah berkata demikian Serena hendak berlalu ke kamar mandi namun Morgan lebih dulu menahan.

"Kau mau kemana?"

"Aku ... mau ganti baju di kamar mandi," jawab Serena.

"Untuk apa ke kamar mandi? lakukan saja di sini. Bukankah kau sudah setuju untuk hidup bersamaku setelah ini?!" ujar Morgan dengan ekspresi kesal.

"Lakukan saja di sini!! tidak perlu ke kamar mandi!!" titahnya lagi, namun belum sampai Serena melakukannya, pria itu sudah lebih dulu melempar handuk yang menjadi satu-satunya penutup tubuhnya.

Serena hampir berteriak menyaksikan hal itu, namun kedua tangannya sudah lebih dulu membungkam bibirnya yang belum sempat bersuara. Yang ia lakukan sekarang hanya berbalik arah membelakangi Morgan.

"Apa yang kau lakukan Serena?" tegur Morgan saat melihat tingkah wanita itu.

"Bukan apa-apa," jawab Serena singkat.

"Oh ayolah, kau akan terbiasa melihat hal seperti ini. Lagipula milikku sangat indah, apa kau yakin tak ingin melihat ataupun menyentuhnya."

Ucapan Morgan sungguh membuat Serena tak nyaman, tapi tak ada yang bisa ia lakukan selain hanya diam di tempat tanpa melakukan apa-apa, namun setelah beberapa menit berlalu, Morgan kembali mencengkeram kedua bahunya dan memaksanya berbalik badan.

Mereka kembali saling berhadapan, membuat Serena menutup wajah dengan kedua telapak tangan.

"Serena ... Serena ... apa yang kau lakukan? singkirkan tanganmu!"

Tubuh Serena menegang, namun karena dipaksa akhirnya ia tetap menyingkirkan kedua tangannya tapi ternyata Morgan sudah berpakaian.

Kemeja putih yang dilengkapi rompi tuxedo dan celana bahan berwarna senada sudah melekat di tubuh pria itu, membuat Serena akhirnya bisa bernafas lega, namun ternyata Morgan tak semudah itu melepaskannya. Permintaannya kembali membuat jantung Serena berdetak kencang.

"Sekarang giliranmu, ganti bajumu tapi jangan coba-coba beranjak dari hadapanku!" titah pria itu sambil duduk di atas sofa dengan tangan bersedekap di dada dan kaki disilang, sementara tatapan matanya tertuju lurus ke arah Serena.

"Aku tidak bisa, aku malu," ucap Serena yang membuat Morgan tersenyum samar. Entah mengapa melihat tingkah Serena yang malu-malu seperti itu justru membuatnya semakin suka.

"Lakukan Serena .... " ujarnya lagi, namun bukannya menurut, wanita itu justru berlari ke kamar mandi, membuat Morgan mengurut keningnya pelan namun ada senyum di sudut bibirnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 56

    Meski pelayan sudah pergi, Serena masih menempatkan William dalam gendongannya. Ia menatap tak percaya pada apa yang ada di hadapannya saat ini.Rumah yang berada di antara taman itu memang hanya rumah kecil dengan satu kamar, namun apa yang ada di dalamnya membuat Serena tak bisa berkata-kata. Tempat tidur yang nyaman untuk dirinya dan bayinya sudah tertata rapi di sana. Ada lemari khusus yang di dalamnya juga terdapat berbagai macam makanan, dan yang paling menyita perhatian adalah beberapa kotak susu formula juga diapers untuk William. Semua itu sesuai dengan apa yang biasa ia kenakan pada putranya.Serena mendekati benda-benda tersebut. Barang-barangnya benar-benar masih baru semua. Artinya, semua itu memang sengaja disiapkan secara khusus untuknya."Orang seperti apa pemilik rumah ini, kenapa sampai menyiapkan kebutuhanku dengan sedetail ini," gumam Serena sambil memegangi kotak susu yang diperuntukkan untuk William. Baru setelah itu ia duduk di sofa yang terletak di sudut ruan

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 55

    Setelah mencari kemana-mana dan hampir putus asa, akhirnya Felix benar-benar muncul di depan Serena. Pria itu menatap takut-takut karena amarah jelas terlihat dari wajah Serena. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir wanita itu, namun tatapan matanya sama sekali tak beralih dari wajah Felix.Felix sendiri masih diam. Ia menunggu langkah Serena yang kian mendekat hingga tiba-tiba, plakkk ....Satu tamparan Serena daratkan di pipi Felix begitu keduanya sudah saling berhadapan.Pria itu masih diam membisu. Ia hanya menunduk sambil memegangi pipinya, namun saat Serena hendak berlalu, tangannya buru-buru menahan."Aku sungguh minta maaf Serena," ujarnya kemudian."Sudah aku maafkan, aku juga minta maaf karena selama ini sangat merepotkanmu, kupikir kau benar-benar tulus, tapi ternyata tak setulus yang kubayangkan," sahut Serena yang masih tak mau menatap ke arah Felix.Pria itu tentu tak terima dianggap demikian. Faktanya ia sangat tulus terhadap apa yang dilakukannya pada Serena,

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 54

    Awalnya langkah Serena begitu mantap, tapi saat matanya sudah bisa menjangkau keberadaan Morgan, kedua kaki yang semula berdiri tegak kini justru bergetar hebat."William? itukah bayi yang dimaksud orang tadi?" tanya Serena pada diri sendiri. Tampak di depan sana, Morgan tengah meletakkan kembali tubuh William ke dalam stroller. Serena hampir saja mendekat karena tak rela Morgan menyetuh putranya, namun ia segera tersadar. Kalau sampai dirinya melakukan itu, sama artinya dengan memberitahu Morgan siapa William sebenarnya. Namun Serena ingin mendengar apa yang pria itu katakan. Karenananya kakinya mulai bergerak semakin mendekat dengan langkah mengendap-endap."Lain kali jangan lupa memastikan rem strollernya aktif saat sedang berhenti," ucap Morgan pada bibi May. Serena pun bisa mendengar samar-samar ucapan itu. Sekarang ia mengerti kenapa Morgan berinteraksi dengan putranya. Besar kemungkinan karena dia berusaha menolong stroller William yang tergelincir karena mungkin bibi May lupa

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 53

    Sayangnya meski sudah diberi aba-aba, Serena masih diam tak bergerak. Ia sungguh tak tahu harus berbuat apa. Tak sanggup rasanya mempertontonkan lekuk tubuhnya di depan semua orang. Mungkin di kamera, tubuhnya memang tak terlihat sepenuhnya, tapi di hadapan orang di sekitarnya, tetap saja ia harus mempertontonkan lsemuanya. Belum lagi jika air sudah dinyalakan, Serena sungguh tak sanggup membayangkannya. "Aku tidak bisa," ucapnya kemudian yang membuat sutradara menatap tajam ke arahnya. "Hai Nona!! ayolah ... kita tidak sedang bermain-main tapi bekerja!!" Seketika ruangan tersebut hening. Mereka semua kini menatap ke arah Serena yang tampak diam tak bergerak. Merasa semakin kesal, sutradara tersebut memerintahkan pada asisten Felix untuk mengambil jubah mandi dari tubuh Serena. "Kita langsung ke adegan inti dulu! ambil pakaian luarnya dan air akan langsung dinyalakan." Mendengar itu asisten Felix pun langsung bergerak untuk mendekati Serena, tapi ternyata yang terjadi

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 52

    Felix benar-benar lega, akhirnya ia sudah menemukan solusi atas masalahnya. Sore itu Serena tampak cantik dengan menggunakan turtleneck dress nuansa cokelat yang dipadukan dengan long coat dan ikat pinggang bernuansa senada.Ia juga memakai sepasang pumps dan membawa sebuah handbag warna cokelat yang tadi sempat dibelikan oleh Arthur. Bibi May yang melihat penampilan Serena sampai terharu."Kenapa Bibi menatapku seperti itu?" tanya Serena sambil mengambil alih putranya yang juga mengenakan pakaian senada dengannya. Di usianya yang ke 7 bulan, William semakin tampak menggemaskan."Kau sangat cantik, mengingatkan Bibi pada ibumu.""Ibu ... ayolah, tolong jangan bahas hal-hal yang menyedihkan, kita harus bersemangat hari ini. Ayo kita berangkat sekarang," sela Felix yang kemudian sigap membawakan handbag milik Serena.Setelah berpamitan pada sang paman, ketiganya lalu berjalan beriringan menuju ke mobil."Bibi, lihatlah! William senang sekali melihat pemandangan di luar!!" seru Serena ya

  • Tawanan Hati sang Penguasa    Bab 51

    Serena semakin salah tingkah karena dua pria yang ada di hadapannya sama-sama memperhatikan dirinya."Kenapa, kalian menatapku seperti itu?" tanyanya kemudian."Kurasa Felix memilihmu untuk menjadi modelnya kali ini," tebak Arthur yang ternyata dibenarkan oleh Felix.Seketika Serena tertawa."Bagaimana mungkin kalian berpikir seperti itu.""Serena ... kau sangat cantik. Kecantikanmu melebihi apapun yang ada di dunia ini. Jadi ... kenapa tidak?" ujar Felix yang membuat Arthur terdiam.Mungkin itu adalah gombalan, tapi ia merasa tatapan Felix terhadap Serena bukanlah tatapan sayang selayaknya seorang saudara, melainkan tatapan kekaguman sama seperti yang ia rasakan."Apa Felix juga menyukai Serena."Batin Arthur terus berkecamuk seiring tatapan Felix yang terasa semakin dalam. Diam-diam Arthur terus memperhatikan ekspresi pria itu dan ia semakin yakin kalau Felix memang menyukai Serena. Sama seperti dirinya.Kini Felix masih berusaha membujuk Serena yang ternyata cukup sulit."Tapi aku

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status