Beranda / Romansa / Tawanan Pewaris Psikopat / BAB 4. Mimpi Buruk Meta

Share

BAB 4. Mimpi Buruk Meta

Penulis: authorsemesta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-09 22:50:55

Meta dibesarkan dengan baik, memiliki keluarga harmonis yang kapan saja selalu di sisinya. Sangkin sempurnanya hidup yang diberikan, Meta sampai lupa jika pelangi hanya datang sebentar lalu menghilang.

Banyak yang mengatakan lebih baik bersusah lalu senang kemudian, daripada berakhir menyakitkan saat terbiasa menjalani hidup yang sempurna.

Dia membuka matanya, menemukan cahaya yang terasa asing.

“Apa aku sudah mati?” gumamnya, baru disadari masih mengenakan pakaian yang terakhir kali. Ah, tentu tidak akan semudah itu. Edward pasti akan menyembuhkan lukanya lalu memberi luka baru lagi. Begitulah cara Edward menyiksanya. Entah kapan semua akan berakhir atau mungkin tidak akan pernah sama sekali.

Gadis itu menyipitkan matanya, menemukan seorang gadis berpakaian SMA yang tengah menikmati keindahan taman di hadapannya. Meta baru menyadari, tengah berada di sekolah lamanya. Perlahan, dia melangkah mendekat, bersamaan dengan gadis itu yang berbalik.

“Xadira? Kamu gak apa-apa?” Meta menghampirinya, memeriksa gadis itu dari ujung kepala sampai kaki. Xadira tersenyum kecil.

“Sayang sekali kamu udah terlambat menyadarinya, Ta. Aku pernah memohon supaya kamu berhenti, bahkan meminta bantuan darimu, taapi apa yang kamu lakukan. Kamu meninggalkanku, kamu pergi begitu aja, Ta,” ucap gadis bernama Xadira itu. Meta menatapnya sendu.

Dia memutuskan untuk pindah sekolah, meninggalkan Xadira yang menderita sendirian. Meta tidak lagi pernah mendengar kabar tentang Xadira sejak hari itu. Meta pikir Xadiira akan hidup dengan baik setelah dia pindah sekolah. Tidak akan ada yang mengganggu gadis itu lagi. Namun, sepertinya semua di luar perkiraan Meta.

“Aku menderita sendirian, Ta! Aku menderita, aku tersiksa dan gak punya orang untuk jadi sandaran. Aku..aku kehilangan segalanya, mimpi, harapan untuk hidup. Yah, aku kehilangan hidupku sendiri, Ta,” lontar Xadira. Meta terduduk lemas. Dia gagal dan menjadi tokoh paling jahat sekarang. Dia yang sudah membuat Xadira menderita, dan sungguh mulai menyesalinya.

“Kamu hidup dengan baik, Ta. Kamu bisa jadi model terkenal, juga mendapatkan semua yang kamu inginkan, sementara aku? Mimpi untuk jadi psikolog nyatanya hancur berantakan. Aku gagal menyelamatkan diriku juga orang yang jadi alasan aku memiliki mimpi sebesar itu. Lalu, aku harus apa, Ta!” teriak Xadira menggebu-gebu. Meta hanya bisa terisak. Kini, yang tersisa dalam hatinya hanyalah penyesalan.

Dia tidak pernah menduga bahwa kepergiaannya justru jadi petaaka untuk Xadira.

“Maafin aku, Xa,” lirih Meta.

Dua tahun berlalu, dan semua masih membekas. Sudah dua tahun lamanya, Meta begitu ingin mendengarkabar baik. Namun yang dia dengar jutru sebaliknya. Meta sadar jika alam mereka sudah berbeda sekarang.

“Aku akan menjadi mimpi buruk kamu, Ta,” gumam Xadira, Meta mendongak, menatap raut datar gadis itu.

Dia seolah dibawa pada kejadian beberapa waktu lalu. Seseorang dihabisi tepat di hadapannya ddan Meta tidak bisa melakukan apa pun. Rasa bersalah itu sungguh menyiksanya.

Benar kata Xadira, mereka yang tidak bisa dia selamatkan dan berahir di hadapannya hanya akan menjadi mimpi buruknya.

“Nona, bangun,” panggil suara-suara itu memintanya untuk membuka mata.

Keringat mengalir deras di pelipis gadis yang masih bergumam tidak jelas itu. Dia menggeleng, menolak menyaksikan hidup oranng berakhir tragis di depan matanya. Ingatannya kembali ke saat penemuan Yooana yang sudah tidaak bernyawa.

Meta terbangun dengan napas memburu. Bagaimana sakitnya Yoona saat diperlakukan tidak baik. Sama seperti cara Edward mengakhiri hidup musuhnya, mungkin itu pula yang dialami oleh Yoona.

“Ma,” lirih Meta menangis. Gadis itu menenggelamkan kepalanya di lipatan lututnya.

“Nona, Tuan Leonardo meminta anda tuun sekarang,” ucap pengawal memberitahu, Meta mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata.

Dia bahkan baru sadar dari pingsan, dan pria itu sudah menyuruhnya menghadap. Benar-benar tidak memiliki hati nurani. Pelayan wanita masuk, membantu Meta untuk bersiap. Siapa sangka kalau Meta akan dikenakan gaun seksi dan juga highhill, setinggi 6 cm. Dulu, Meta begitu anggun, berjalan dengan elegan, melakukan catwalk fashion show dan menarik perhatian semua orang. Kulit ulusnya, ditambah badan ramping yang proporsional membuat siapa saja terpukau akan penampilannya. Kini, di kakinya ada bekas jahitaan, wajahnya penuh lebab, baahkan kini punggungnya pun tidak lagi mulus.

Meta memperhatikan penampilannya, meski dibantu make up sekalipun tidak akan sepenuhnya menghilangkan jejak kesedihan di wajahnya.

Setelah dua tahun berlalu, kini Xadira hadir dan menjadi mimpi buruk untuk Meta. Meta berjalan begitu anggun, terlihat memperlihatkan sisi modelnya.

“Lama sekali,” protes Edward.

Pria itu tersenyum miring, memperhatikan penampilan baru tawanannya. Bisa jadi mainan bagus untuknya.

Ketika tatapaan keduanya bertemu, teriakan, rintihan dan bau darah kembali menghantui Meta. Gadis itu menatap Edward takut. Dia spontan melangkah mundur kaala Edward mendekatinya.

“Kenapa heum?” tanya pria itu menyematkan anak rambut Meta ke belakang telinga.

Edward memeluk pinggang Meta begitu possesive, mengecup bahu Meta yang terbuka. Napas pria itu yang menyentuh lehernya membuat Meta merinding, masih menebak apa yang akan Edward lakukan padanya.

“Mulai sekarang kamu adalah babuku, jadi apa pun yang aku minta harus kamu turuti. Setiap mendengar bunyi bel di kamar, kamu harus segera datang,”

Edward memberikan sebuah ponsel pada Meta. Senyum tipis muncul.

“Jangan harap kamu bisa berhubungan dengan orang selain aku,” ancam Edward. Benar juga, pria gila itu tidak sebodoh itu memberikan ponsel pada Meta.

Meta mulai mengecek ponnsel tersebut. Hanya ada nama Leonardo di sana, ditambah lagi chip yang menunjukkan keberadaan si pemilik ponsel. Aah satu lagi, ponsel itu memiliki kamera pengawas artinya Edward bisa memantau segala pergerakan Meta saat menggunakan ponsel.

“Aku gak butuh, dan lagi aku masih tidak mau menjadi babumu,” tolak Meta mengembalikan ponsel itu pada pria 15 cm lebih tinggi darinya, mungkin.

Meta masih belum memahami dengan jelas letak perjanjian yang Adam dan Edward sepakati. Bisa saja pria itu membohonginya, menggunakan alibi kalau dia adalah jaminan, agar bisa menahannya tetap bersama pria itu.

Edward mencengkeram bahu Meta kuat.

“Ternyata kamu masih belum paham juga dengan peringatan aku, heum,” ucapnya dingin.

Dia memberi perintah lagi melalui kode tangan. Seorang pengawal terlihat membawa dokumen dan laptop milik Edward.

Meta mengikuti pria itu untuk duduk, membaca baik-baik dokumen perjanjian yang Edward dan Adam sepakati.

Jika tidak mampu membayar, maka hal terpenting pun bisa diambil sebagai jaminan. Dengan demikian, maka saya menjadikan putri kesayangan saya, Meta Marfora Anastasya sebagai jaminan, bilamana saya tidak mampu memenuhi target sesuai perjanjian.

Begitulah inti dari perjanjian tertulis tersebut, bahkan dibubuhi materai. Bisa-bisanya Adam membuat perjanjian bersama seorang psikopat, bahkan menjadikannya tumbal.

“Tidak ada di perjanjian, jadi aku gak mau jadi babu kamu,” Meta masih bersikeras menolak perintah Edward.

“Kalau begitu, bersiaplah dengan akhir kisahnya,” ancam Edward menunjukkan rekaman pada Meta. Di sana, rumahnya dijaga ketat oleh pengawal keluarga Leonardo. Kapan saja Adam akan habis di tangan mereka.

Meta menutup matanya kuat, lagi-lagi dia dihadapan pada pilihan yang sulit. Akan ada bayaran yang setimpal untuk setiap pilihan yang dia ambil.

“Baiklah, Tuan Leonardo, apa tugas pertaamaku sebaagai babumu?”

Dan inilah pilihan yang Meta ambil. Edward tersenyum puas, sesuai harapannya. Semua baru permulaan, Meta akan merasakan hidup seperti di neraka setelah ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 134. New Life

    Dua tahun berlalu begitu saja. Dengan sedikit bantuan dari world agency hukumannya bisa selesai lebih cepat. Dia kini bisa menghirup udara dengan bebas. Tangannya terentang, menyambut dunia barunya.Mobil hitam berhenti, membuat senyumnya semakin lebar.“Selamat datang kembali, Edward,” sapa Regano.Tidak ada embel-embel ‘tuan’ lagi, karena sejak hari itu mereka hanyalah saudara yang akan memulai hidup baru. Edward terkekeh, lantas masuk ke dalam mobil, mendahului sang supir.“Bagaimana keadaannya?”Sebulan yang lalu, dia akhirnya mendengar berita terbaiknya. Meta akhirnya bangun setelah tidur cukup lama. Edward sungguh berpikir tidak memiliki kesempatan untuk bersama wanitanya lagi. Namun, harapan itu sedikit memudar kala mengetahui kalau Meta kehilangan cukup banyak kenangannya.“Keadaannya mulai membaik, meski harus menjalani latihan untuk bisa berjalan lagi,” jelas Regano.Selain memori, Meta juga sempat tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya atau disebut lumpuh total. Sebulan t

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 133. Cinta yang Sempurna

    Dia terlahir dengan julukan monster, tatapan benci bercampur rasa takut yang sering dijumpainya. Bukan hanya orang-orang, bahkan ibunya tak pernah mau menatapnya sebagai seorang putra. Bertahun-tahun, dia hidup dalam kegelapan. Edward Leonardo, namanya. Si pria berhati dingin dan beku. Tidak ada cinta, bahkan tidak ada rasa sedikit pun. Ditolak oleh orang-orang memaksa kepribadian gelapnya muncul. Asnaf adalah role model yang dia miliki, satu-satunya. Hanya Asnaf-yang sama dengannya- yang mau dekat dengan Edward. Asnaf membesarkannya dengan cara yang salah, hingga Edward tumbuh sesuai keinginan pria psikopat tersebut. Waktu berjalan begitu cepat. Edward yang tanpa perasaan, dinobatkan sebagai leader dalam organisasi besar dunia. Mafia yang akan mengambil organ milik orang lain yang tak mampu memenuhi target. Apa saja, termasuk hidup mereka jadi jaminannya. “Kamu hanya perlu menjalani hukuman penjara selama dua tahun, leader,” ucap Mr. Secret A. Tidak ada pilihan. Masalah sudah mera

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 132. Perjuangan Terakhir

    Bagi Dion terlalu mudah mengakhiri rasa sakit hanya dengan membunuh Edward. Bertahun-tahu dia hidup dalam penderitaan setelah kehilangan gadis yang dia sayangi, sementara Edward terus beraksi tanpa takut sedikit pun. Kali ini, dia hanya ingin pria itu merasakan penderitaan yang sama dengannya. Dia ingin Edward merasakan ketakutan yang luar biasa. “Kamu pikir aku akan mudah melakukannya?” Dion terkekeh, menarik Meta agar mengikuti langkahnya. Tidak seorang pun berani melangkah. Meta menangis, menatap Adam yang semakin melemah. Dia sungguh ingin berlari dan memeluk pria tersebut. “Tolong Papa,” gumam Meta sebelum Dion memaksanya masuk ke dalam mobil. Edward menurut, menyuruh anak buahnya untuk segera membawa Adam ke rumah sakit. Dia dan Regano akan mengejar mobil yang Dion bawa. Di dalam mobil Meta hanya terus menangis, bukan karena dirinya dalam bahaya, melainkan karena takut tidak bisa melihat Adam lagi. “Kamu hebat! Aku akui itu. Kamu bisa membuat leader tergila-gila, bahkan tak

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 131. Te Amo, Meta

    Kakinya terus melangkah, tanpa keinginan melihat ke belakang. Dia semakin jauh ke dalam kegelapan, ke tengah pepohonan yang semakin menjulang tinggi. Rasa takut kerap muncul. Namun, tekad untuk segera pergi dari tempat itu tak kalah besar. Dia terus melangkah lebar. Sebelah tangannya memegang satu-satunya pistol yang jadi alatnya untuk saat ini.Dor!Dia kembali menembak di salah satu pohon, memberi petunjuk. Dia sadar akan ada seseorang yang mencarinya nanti. Petunjuk itu akan membantunya untuk ditemukan lebih mudah.“Sssh, bertahanlah, Nak. Kita akan segera keluar dari tempat ini,” gumamnya mengelus perutnya yang semakin perih.Sesuatu yang buruk bisa terjadi jika dia terlambat keluar dari tempat itu.“Awss,”Pada akhirnya, Meta kehilangan tenaga untuk terus melangkah. Rasa sakit melanda seluruh tubuhnya, bukan hanya perut. Napasnya mulai tercekat, pelipinya dipenuhi keringat. Tubuhnya lemas, seolah tenaganya terserap habis tanpa sisa.“Ed, tolong,” gumamnya lirih. Dia bersandar di

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 130. Rasa yang Tak Seharusnya

    Dari mana semua permasalahan ini bermula? Rasa cinta yang tidak bisa dikendalikan adalah awal semua dimulai. Azura jatuh hati pada pangeran kegelapan. Jika waktu diputar dan Azura tidak pernah menikah dengan Asnaf, mungkin kisah ini gak akan dimulai. Tidak ada Edward atau pewaris gen psikopat dari pria kegelapan tersebut. Satu sisi, jika saja Dion tidak jatuh hati pada gadis kecil itu, pasti tidak akan ada akar pahit, hingga sejauh ini.Rasa yang tak seharusnya hadir, terkadang menjadi sebuah kesalahan, menjadi pemicu akan skenario yang lebih rumit. Akan tetapi, apakah manusia bisa mengatur segalanya? Tentu saja tidak.Sebagai seorang anak, Edward dulunya selalu mengikuti jejak Asnaf, sampai semua semakin memburuk saat Asnaf hampir saja menjadikan Xadira-putrinya sendiri- sebagai korbannya. Edward jelas tidak terima, dan memutuskan untuk mengurung Asnaf selama bertahun-tahun. Pada awalnya, pria itu akan rutin memerintah anak buahnya mengirimkan beberapa ekor kelinci sebagai pemuas has

  • Tawanan Pewaris Psikopat   BAB 129. Misi Penyelamatan

    Meta berusaha menahan diri untuk meneriaki Dion sekarang juga. Rasa bencinya menumpuk begitu mengetahui kalau Dion yang memaksa Xadira melompat dari atas gedung. Perlahan tangannya menyusup ke sela kemeja yang dikenakannya, meraih sesuatu dari dalam sana. “Kamu tidak ingin minum dulu, manis? Bukankah kamu butuh tenaga untuk menghadapi ini semua?” Dion menyodorkan segelas susu. Awalnya Meta curiga, tetapi juga tidak memiliki pilihan lain. Dia menegok cairan kental berwarna putih itu meski sedikit. “Manis sekali,” tangan Dion terulur, membersihkan sisa susu di bibir Meta. Pria itu tersenyum hingga memunculkan lesung pipinya. Dia memperhatikan detail wajah Meta, sangat indah. Pantas saja Edward yang notabenya tidak memiliki hati, bisa luluh pada gadis itu, bahkan sampai membuat Meta mengandung keturunannya. “Seandainya kita bertemu lebih awal, mungkin aku akan jatuh cinta padamu. Sayang sekali, kamu adalah milik dari musuhku sendiri,” lontar pria itu lebih mirip seperti psikopat menge

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status