Share

8. Pernikahan

Author: Tazanie
last update Last Updated: 2022-03-21 18:23:54

Akhirnya hari yang Rara benci datang juga. Terlintas di benaknya melarikan diri, tetapi mengingat pesan Aslan tentang kebahagiaan orang tua, ia mengurungkan niat buruknya itu.

"Masya Allah cantik banget ciptaan Tuhan satu ini," goda Loli tetap membuat muka Rara terlihat masih kecut.

"Loli lo nyebelin! Bukan bantu gua mikir, malah ngeledek gua lagi," protes Rara.

"Yaelah, jangan marah-marah, mau nikah juga."

"Yaiyalah gua marah, lo datang ngeledek. Balik sana lo!"

"Ngambek melulu lo, lebih baik lo pikiran malam pertama lo." Loli mengidik geli membayangkan Rara melakukan malam pertama bersama Aslan, mereka berdua kan musuh buyutan, bisa seperti kapal pecah ranjang mereka.

"Eh, mikir apa lo? Enggak akan pernah perawan gua sama Aslan."

"Kali! Pak Aslan kan bakal jadi suami lo, bebas dia mau ngapain lo. Ibarat kata nih, lo itu udah di beli Pak Aslan, lo otomatis milik dia seutuhnya."

Rara mencebik sejenak memikirkan nasibnya setelah ini. Yang Loli
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Teacher, Will You Marry Me?    11. Prihal Ganti Pakaian

    Habis basah-basahan, terpaksa mandi mendadak. Perempuan cantik ini, masih menutupi tubuhnya dengan kimono, dia pikir Aslan tak berada di kamar, ah rupanya dia mojok santai. Rara memutar bola matanya berjalan perlahan sambil netra menangkap pria itu yang sedang baca buku. Dia harus ganti baju di mana, kalau Aslan ada di kamar. Masa harus bukan semuanya depan guru dia anggap musuh ini. Ah ntar pikirannya mesum lagi, dia kan perawan ting-ting. Rara membuka lemari, tapi emang dasar kutu buku, telinganya sampai tuli. Padahal Rara sudah membanting kuat, agar pria ini membiarkannya ganti baju sejenak. Sampai hentakan kaki Rara pun tak dihiraukannya, laki-laki apaan itu? Oh jangan-jangan dia ingin mengintip. Astaga. "Aslan!" panggil Rara dengan ketus. Pria itu menoleh, dia menaikan satu alisnya. "Apa? Ngajak ribut?" pengantin baru itu harusnya nempel terus kayak prangko. Lah, Aslan dan Rara udah kayak kucing dan tikus. Boro-boro nempel, adanya berantem terus, dari hal ke

  • Teacher, Will You Marry Me?    10. Suami Gila

    Rara tadinya ingin mengunci dirinya di kamar mandi dan akan keluar setelah makanan siap untuknya. Memang terdengar egois, dia tidak mungkin masak, pegang pisau juga tak pernah. Mentalnya terlalu lemah untuk berada di kamar mandi yang sempit, gelap pula. Terpaksa akhirnya keluar dari sana, membereskan semuanya. Ujung-ujungnya kelelahan sampai ketiduran berduaan di kamar. Ternyata tempat tidur yang tidak terlalu empuk bisa juga membuat Rara tidur nyenyak. Bangun-bangun Rara kelaparan, dia tidak melihat suaminya itu di dekatnya. Tidak penting kepergian Aslan, sekarang dia harus memikirkan perutnya yang kosong. "Aslan... Aslan... Di mana dia?" batang hidung pria itu tidak terlihat. Ah bagaimana nasib perutnya, cacingnya sudah demo. Dia pun keluar rumah mencari Aslan lagi, buruknya motor pria itu tidak ada terparkir depan rumahnya. Tidak mendapatkan Aslan di mana-mana, Rara kembali masuk rumah. Dia membuka dompetnya yang kosong. Ayahnya memang ingin membunuhnya p

  • Teacher, Will You Marry Me?    9. Pindah Rumah

    Atas permintaan Aslan yang sudah jadi suami sah Rara. Kini mereka telah pindah rumah, tidak terlalu besar, tidak juga kecil. Rumahnya cukup sederhana. Aslan tidak suka merepotkan siapa pun, termasuk keluarga Rara. Hanya rumah ini yang bisa Aslan beli untuk mereka tinggal. Selain harganya murah, rumah ini juga tidak jauh dari rumah lamanya. Dengan begitu dia kan bisa tetap memantau ayahnya. "Kamar gue di mana?" muka Rara terlihat kecut. Rumah ini terlalu sempit, dia sulit bernapas rasanya. Apa sih guru menyebalkan ini, tidak bisa cari rumah lebih bagus. "Ini bukan rumah lo yang dulu, kamarnya banyak." Bukannya bersyukur masih ada tempat untuk berteduh, di luaran sana, banyak sekali orang yang gak punya tinggal, bingung mau tidur di mana. Nah, sih ratu sejagat, tidur tinggal tidur, makan tinggal makan. Emang dasar manusia gak pandai bersyukur! "Terus?" decak Rara. "Terus apa?" Aslan kesal gadis ini, mungkin setelah dilahirkan sudah menyebabkan seperti ini. "O.

  • Teacher, Will You Marry Me?    8. Pernikahan

    Akhirnya hari yang Rara benci datang juga. Terlintas di benaknya melarikan diri, tetapi mengingat pesan Aslan tentang kebahagiaan orang tua, ia mengurungkan niat buruknya itu. "Masya Allah cantik banget ciptaan Tuhan satu ini," goda Loli tetap membuat muka Rara terlihat masih kecut. "Loli lo nyebelin! Bukan bantu gua mikir, malah ngeledek gua lagi," protes Rara. "Yaelah, jangan marah-marah, mau nikah juga.""Yaiyalah gua marah, lo datang ngeledek. Balik sana lo!" "Ngambek melulu lo, lebih baik lo pikiran malam pertama lo." Loli mengidik geli membayangkan Rara melakukan malam pertama bersama Aslan, mereka berdua kan musuh buyutan, bisa seperti kapal pecah ranjang mereka. "Eh, mikir apa lo? Enggak akan pernah perawan gua sama Aslan." "Kali! Pak Aslan kan bakal jadi suami lo, bebas dia mau ngapain lo. Ibarat kata nih, lo itu udah di beli Pak Aslan, lo otomatis milik dia seutuhnya." Rara mencebik sejenak memikirkan nasibnya setelah ini. Yang Loli

  • Teacher, Will You Marry Me?    7. Rencana Pernikahan

    "Kesel... Kesel... Kesel..." Rara menutupi muka dengan bantalnya, ia masih merasa jengkel mengingat kejadian Aslan menciumnya. Jijik banget dicium Aslan! Gua harus mandi susu nih kayaknya. Suara ketukan terdengar di telinga Rara, ia bergegas turun dari ranjang dengan muka malas. Lalu dia membuka pintu, terlihat Halimah berdiri sembari menampilkan senyum lebarnya. "Bunda, ngapain senyum gitu? Rara jadi horor lihatnya," kata Rara. Halimah langsung menarik tangan Rara kembali memasuki kamar. "Sayang, kamu harus kelihatan cantik, di luar ada tamu." Rara berdecak. "Ngapain ih? Tamu Bunda, kan." "Pokoknya kamu juga harus keluar!" paksa Halimah seraya membongkar isi lemari baju Rara. "Bunda! Gak usah bongkar-bongkar dong." Rara menarik lengan Halimah agar berhenti mengacak seluruh baju dalam lemarinya. "Pakai ini." Halimah memberikan Rara dress panjang berwarna peach. "Anak bunda pasti kelihatan cantik memakainya. Bunda tunggu di bawah, ya.

  • Teacher, Will You Marry Me?    6. Tanggung Jawab

    Atas permintaan Fatir, Rara sekarang berada di rumah sakit. Ia memang salah karena sudah menabrak adik kelasnya. Padahal baru juga masa-masa ujian berakhir. "Yah, harus gitu Rara ke rumah sakit." Rara berjalan menguntit Fatir. "Harus! Kamu itu udah nabrak orang, harus tanggung jawab," ujar Fatir tegas. Rara mendengus kasar. "Aaah... Ayah gak asik nih." "Kamu jangan protes terus, belajar tanggung jawab. Ingat sebentar lagi kamu itu akan nikah sama Aslan," hardik Fatir. Seperti ayah lain, Fatir juga ingin yang terbaik untuk kehidupan Rara. Melihat Rara masih kekanakan, jangankan mau tanggung jawab, untuk hidupnya sendiri masuk suka tidak benar. "Memang yakin Rara mau nikah sama Aslan?" Rara mencebik kesal, ia berjalan lambat mengekori kemana arah langkah kaki ayahnya. "Kamu udah janji sama Ayah, Ra." "Benaran harus nikah gitu, Rara masih muda ntar malah Rara dipikir hamil lagi sama orang-orang," ucap Rara asal. Fatir membalikkan tubuhnya, i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status