Share

BAB 5 Ungkapan Cinta Jessi

Penulis: Nia Masykur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-06 10:26:36

Farrel menatap Jessi dan menahan rasa paniknya. Apalagi sekarang Carla terlihat menuntut jawaban.

"Mama tahu sendiri kalau dia yang bertugas khusus membersihkan ruanganku. Abaikan saja dia, Ma. Oh iya, jadi bagaimana dengan Dania?" Farrel berusaha mengalihkan topik pembicaraan, agar Carla tidak mendesak dirinya dan juga Jessi.

Perasaan inilah yang selalu Jessi rasakan. Jika sedang butuh, Farrel selalu menuntutnya untuk dipenuhi apapun kemauannya. Namun, jika hampir ketahuan, maka dirinya hanya akan dianggap seperti perempuan tiada guna. Jessi sadar dengan segala kesepakatan mereka dulu. Namun, perasaan cinta yang Jessi pendam tidak bisa memungkiri hati yang terluka.

"Karena pekerjaan saya sudah selesai, saya permisi, Pak!"

"Tunggu dulu!" sentak Carla. "Apa kamu lupa dengan tugasmu setiap kali aku datang ke sini."

"Saya minta maaf, Bu."

Jessi segera melakukan tugasnya. Tanpa perlu bertanya apa yang ingin Carla minum, Jessi sudah sangat paham dengan keinginan Carla.

"Kalau Dania cepat pulang, maka rencana pernikahan kalian bisa segera dilangsungkan."

Nampan yang terdapat 2 gelas minuman hangat untuk Jessi sajikan pada Farrel dan Carla seketika terjatuh. Jessi sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Apalagi selama ini Farrel tidak pernah memberitahunya bahwa Farrel sudah memiliki calon istri.

"Maaf-maaf." Jessi duduk jongkok dan berusaha mengumpulkan pecahan gelas.

"Oh Tuhan! Kamu ini bisa kerja atau tidak?" sentak Carla. "Mau kemana kamu?" Carla menahan tangan Farrel yang sepertinya akan mendekati Jessi.

Farrel bingung mau menjawab apa. Jujur, hatinya ingin sekali menarik Jessi, karena bisa saja pecahan kaca melukai tangan Jessi.

"Awh," keluh Jessi saat tangannya terluka.

"Dasar bodoh. Ambil peralatan kebersihan sana," sentak Farrel.

Entah apa yang sedang dipikirkan Jessi sebenarnya. Padahal biasanya Jessi bisa berpikir cepat jika sedang salah bertindak.

"Baik, Pak. Tolong maafkan saya." Jessi bicara sambil menundukkan wajahnya. Setelah itu dirinya keluar untuk mengambil alat yang diperlukan.

Karena kejadian tadi, Jessi jadi tidak bisa mendengar pembicaraan Farrel dan Carla. Pikirannya semakin dipenuhi dengan nama Dania.

"Selamat siang, Ibu!" sapa Jessi saat Carla akan melaluinya. Carla berhenti dan memperhatikan Jessi. Membuat wajah Jessi jadi panik sendiri. "Sekali lagi saya minta maaf soal tadi, Bu. Saya janji, lain kali saya akan lebih hati-hati saat bekerja."

"Kamu memiliki hubungan dengan anakku?" tanya Carla mulai menyelidiki. Tatapannya bahkan begitu sinis.

Jessi terkejut. Membuat mulutnya terkatup untuk beberapa detik. "Tidak, Bu."

"Benarkah?" tuntut Carla semakin curiga.

Carla memperhatikan wajah Jessi. Jelas kulit Jessi nampak seperti gadis yang menggunakan perawatan. Apalagi saat mata Carla melihat kulit leher dan juga tangan Jessi yang nampak bersih. Bahkan hidung Carla bisa mencium aroma Jessi yang menggunakan parfum mahal.

"Mana mungkin saya berbohong sama Ibu."

"Sadar dirilah dan sadar akan kenyataan. Jangan berhalusinasi menjadi menantu keluarga Gevariel. Ingatlah, bahwa kamu hanya pegawai rendahan di perusahaan ini." Carla menatap Jessi dari atas hingga ke bawah. "Murahan."

Air mata Jessi luruh begitu Carla meninggalkannya. Dirinya tidak pernah berharap untuk masuk ke dalam keluarga Gevariel. Namun, tidak bisa Jessi pungkiri kalau dirinya berharap Farrel juga mencintainya.

Sore ini, Jessi pulang ke apartemen sesuai dengan perintah Farrel. Rasa pusingnya belum hilang sejak tadi. Maka sekarang Jessi hanya membersihkan diri dan menggunakan baju normal lalu pergi mempersiapkan menu makanan untuk Farrel. Sepanjang melakukan pekerjaan dapur, pikiran Jessi masih kalut karena memikirkan perempuan yang bernama Dania.

"Kamu bulanan?" tanya Farrel yang langsung memeluk Jessi dari belakang.

"Ya!" Terpaksa Jessi berbohong karena sedang malas meladeni kemauan Farrel. Jessi berharap Farrel percaya. Karena hanya ini yang bisa Jessi gunakan sebagai alasan.

"Ck! Tadi sudah gagal di kantor gara-gara mama datang tiba-tiba. Sekarang harus gagal lagi karena kamu bulanan. Mana harus menunggu 1 minggu lagi."

Suara keluhan Farrel membengung karena wajahnya menyusup dileher Jessi. Farrel menghirup aroma wangi yang Jessi gunakan. Sedangkan tangannya menyusup ke dalam kaos untuk menyentuh aset kembar kesukaan Farrel.

"Biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku dulu, Farrel."

Menurut Jessi, dirinya sudah bicara lembut seperti biasanya. Namun, menurut Farrel, Jessi bicara sedikit menyentak. Farrel tidak mengambil hati. 1 tahun kebersamaan mereka bukanlah waktu yang singkat. Farrel sudah paham dengan perubahan mood Jessi saat sedang bulanan.

"Emmm, aroma masakanmu begitu nikmat. Beruntungnya aku menemukan kamu. Sudah pintar di atas ranjang, pintar juga membuatkan menu makanan untukku."

Biasanya Jessi senang saat Farrel memuji dirinya. Namun, ucapan itu justru membuat hati Jessi semakin terluka.

"Aku baru tahu kalau ternyata kamu sudah memiliki calon istri." Jessi berusaha tenang dan ingin tahu semuanya lebih jauh. "Siapa tadi namanya? Dania?"

Farrel duduk di tepi meja makan saat Jessi mulai menata menu yang sudah matang.

"Namanya Dania Malachy. Dia seorang model di luar negeri. Sejak 3 tahun yang lalu, kami dijodohkan. Jadi sudah 2 tahun ini kami bertunangan."

Hati Jessi semakn sakit. Apa yang bisa dirinya harapkan dari hubungan kesepakatan ini.

"Padahal kita berhubungan sudah 1 tahun. Tapi aku belum pernah mendengarmu menyebut namanya."

"Hubungan kami hanya karna kesepakatan, Jessi. Karena di masa lalu, orang tuaku memiliki hutang budi pribadi dengan orang tuanya. Jadi sekarang aku yang dikorbankan. Untuk bisa memiliki harta warisan orang tuaku, aku harus menikah dengan Dania."

Air mata Jessi jatuh. Namun, ia segera mengusap dengan lengan bajunya. "Jadi itu artinya kamu akan segera menikah?"

"Rencana 2 belah pihak keluarga seperti itu. Karena memang kontrak kerja Dania tahun ini sudah habis. Sebentar lagi, semua milik orang tuaku akan beralih menjadi milikku."

"Jadi mau sampai kapan kita akan seperti ini, Farrel?"

Farrel turun dari atas meja dan mendekati Jessi yang masih memunggunginya sambil mencengkram pinggiran wastafel.

"Apa maksudmu bertanya seperti itu padaku?" geram Farrel setelah membalik tubuh Jessi. "Kamu kenapa?" Farrel terkejut melihat kedua mata Jessi yang basah.

"Kalau kamu sudah menikah, kita tidak bisa seperti ini terus, Farrel. Aku takut ketahuan."

"Yang bisa memutuskan hubungan ini adalah aku, Jessi. Aku tidak akan melepaskanmu sebelum aku bosan."

"Kalau kamu sudah menikah, kamu bisa melampiaskan semua keinginanmu pada istrimu, Farrel. Jadi ..."

Kedua tangan Farrel memukul tepian wastafel begitu kuat. Membuat Jessi memejamkan mata karena terkejut.

"Ada apa denganmu sebenarnya? Bukankah seharusnya kamu senang karena aku tetap mempertahankanmu sehingga kamu masih tetap mendapatkan uang dan segala yang biasanya aku berikan?"

"Aku cinta sama kamu, Farrel!" ungkap Jessi yang sudah tidak bisa menahan perasaannya.

"What!"

"Maka dari itu lepaskan aku dan biarkan aku bekerja sebagai OG saja. Aku memang tidak tahu diri. Tapi jika kita masih bersama, aku jadi merasa kamu duakan. Jadi ..."

"Siapa yang mengizinkanmu menaruh perasaan denganku, Jessi?"

"Huek."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
g ada tapi kalau terlalu lm bersama g mungkin kan kalau g bkln tumbuh perasaan lain dihatinya jessi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 86 Obat Tidur

    Ini adalah kejutan. Jadi tidak ada penyambutan apapun yang bisa Yosi dan Iyan lakukan untuk Jessi. Yang bisa Yosi berikan hanyalah masakan yang sudah ada. Tentunya masakan kesukan Kaila. Dan sore harinya, Yosi sibuk didapur membuatkan masakan kesukan Jessi dan juga Rhona. Padahal Jessi sudah melarang Yosi untuk melakukan ini dan itu. Makanan bisa dibeli, karena Jessi hanya ingin menikmati kebersamaan mereka. Selain itu, dirinya dan yang lain tidak bisa berlama-lama di desa karena ini memang bukan waktunya Rhona liburan. Namun, Jessi membiarkan apapun yang Yosi inginkan. "Tidak bisa tidur?" tanya Jessi. Entah sudah berapa kali Farrel mengubah posisi tidurnya. Malam sudah semakin larut. Semua orang sudah lelap dengan mimpinya sendiri. Sedangkan Rhona saat ini tidur bersama dengan Kaila. Jessi dan Rhona sudah lama tinggal di desa. Meski sekarang kehidupan mereka sangat berbeda, tapi Jessi dan Rhona tidak mengeluhkan situasi sekarang. Berbeda dengan Farrel. "Sepertinya aku belum meng

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 85 Pulkam

    "Kakak yakin?" tanya Kaila. Hari ini Jessi dan yang lainnya akan pulang ke kampung halaman. Setelah perbincangan yang cukup panjang dan Jessi sendiri sudah yakin, maka Farrel dengan senang hati menuruti usulan sang istri. Itu juga dengan catatan kalau Jessi diperbolehkan melalui perjalanan jauh. Dan sekarang keputusan Jessi berhasil membuat Kaila senang tapi juga belum yakin. Kaila tidak ingin kalau Jessi pulang karena memaksakan diri. Jessi sedang hamil. Kaila takut kalau perasaan Jessi yang tidak tenang bisa membahayakan kandungan Jessi. Carla dan Regan sangat Khawatir. Apalagi Jessi sendiri yang ingin menggunakan mobil. Perjalanan sangat jauh. Mereka tidak ingin kalau nantinya Jessi jadi kelelahan. "Yakin, Kai." Jessi menepuk pundak Kaila. "Ma, Pa, kami pergi sekarang." "Hati-hati. Jaga kesehatan. Kalau lelah di dalam mobil, cepat istirahat dan cari hotel. Mengerti!" pesan Carla. "Iya, Ma." "Opa sama Oma jangan rindu Rhona ya?" "Siapa juga yang mau rindu d

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 84 Pecahan Emosi

    "Kalau saja rasa sakitnya bisa dipindah ke aku, aku rela kalau sekarang aku yang sakit," ucap Farrel. Kedua matanya nampak berkaca-kaca. Bukan hal mudah bagi Jessi melalui hamil muda. Karena setelah keluar dari rumah sakit saat itu, Jessi kembali masuk rumah sakit selang 10 hari karena mual muntah yang mengakibatkan Jessi tidak bisa makan apapun. Sejak Jessi hamil juga, sebisa mungkin Regan yang mengambil alih semuanya. Farrel datang keperusahaan jika memang sangat diperlukan. Karena Regan inginkan Farrel benar-benar mendampingi Jessi selama hamil. Farrel juga berpikir sama. Ia tidak mendampngi Jessi saat hamil Rhona. Maka sekarang Farrel ingin menebus semuanya. "Kamu hamil bisa sampai seperti ini. Lalu bagaimana saat dulu tanpa aku?" Padahal segala hal yang ingin Farrel ketahui tentang Rhona dikala saat masih dalam kandungan, sudah Jessi ceritakan. Tapi itu semakin membuat Farrel merasa berdosa. Dosa yang tidak akan bisa dihapus. Karena sekarang Farrel hanya bisa melaku

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 83 +

    "Sayang, kamu sakit?" Karena ada urusan yang sangat penting, selama 1 minggu ini Farrel keluar negeri. Awalnya Farrel inginkan Jessi dan Rhona tingal di kediaman orang tuanya. Namun, karena Jessi menolak, membuat Farrel tidak bisa memaksa. Jessi bukannya tidak mau lebih dekat dengan mertuanya. Namun, karena dirinya merasa lebih nyaman di apartemen ini. Meski begitu, Jessi membebaskan Rhona bersama Regan dan Carla. Tidak ada yang perlu Jessi khawatirkan. Ia yakin kalau mertuanya sangat mencintai Rhona. Sudah pasti keduanya akan mengutamakan kesehatan dan keselamatan Rhona. Baru saja sampai rumah, Farrel sudah dibuat panik setelah melihat keadaan sang istri. "Tidak. Aku baik-baik saja." "Baik-baik saja bagaimana? Wajahmu pucat begitu. Sejak kapan kamu seperti ini hem? Ayo kita ke rumah sakit." Farrel mulai memaksa karea terlalu khawatir. "Sejak kemarin kepalaku sedikit pusing. Tapi ini sudah lebih baik. Baru 1 jam yang lalu aku minum obat. Maaf ya aku tidak menyambut de

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 82 Doa Rhona

    Di hari pertambahan usia Jessi, Farrel memberikan kejutan pada Jessi untuk merayakan pesta pernikahan mereka. Meski tidak banyak yang diundang, tapi keintiman acara tersebut begitu terasa. Jessi sampai menangis haru. Ia merasa bersyukur atas apapun yang telah ia dapatkan sekarang. "Jangan terlalu senang," ucap Carla dengan suara judesnya. Meski Carla masih terlihat judes saat berhadapan dengan Jessi, tapi Jessi berusaha tidak ambil hati hingga dirinya sudah terbiasa akan sikap Carla. Sebagai orang tua, Jessi mewajarkan jika Carla berharap kalau Farrel memiliki standar wanita yang berkelas untuk dijadikan istri. Namun, sejauh ini Carla tidak pernah melukai fisiknya. Hanya kata-kata dengan suara ketus. Dan yang jauh lebih penting, Carla tidak bersikap kasar pada Rhona. "Bagaimana saya tidak senang, kalau saya diberikan kejutan seperti ini, Ma. Tanpa persetujuan Mama, saya yakin acara ini tidak akan terjadi. Terima kasih ya Ma, karena sudah melahirkan lelaki sebaik Farrel.""Dia bai

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 81 Foto

    Untuk beberapa detik, Jessi menatap pelayan yang sedang membungkuk, meminta maaf. Sudah bertahun-tahun lamanya, tapi Jessi yakin kalau yang dia lihat sekarang adalah adiknya. Jessi terkejut dan tidak menyangka. Begitu juga dengan Farrel. "Kaila," panggil Jessi dan Farrel. Kaila memberanikan diri menatap Jessi. Karena Jessi menggunakan make up dan terlihat jauh lebih cantik, membuat Kaila ragu kalau yang didepannya saat ini adalah Jessi. Namun, saat Kaila melihat Farrel, ia yakin kalau didepannya ini adalah seorang kakak yang ia rindukan. "Kak Jessi." Mata Kaila berkaca-kaca. Ia ingin menangis dan memeluk Jessi. Namun, Kaila menahan diri karena saat ini dirinya sedang bekerja. Jessi juga harus menahan diri. Karena namanya sedang bekerja, harus menyelesaikan tanggung jawabnya. Niat awal setelah pulang dari pesta mereka akan pergi kesebuah hotel, tapi sekarang Jessi dan Farrel menunggu Kaila selesai bekerja. "Kakak." Setelah selesai bekerja, Kaila langsung menuju d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status