Home / Romansa / Teman Tidur Pak Direktur / Ayo Lakukan Bed Date!

Share

Ayo Lakukan Bed Date!

Author: Jong Dame
last update Last Updated: 2022-04-15 21:30:49

Mata Devin tak bisa berhenti melihat ke arah Mayleen. Kecantikan Mayleen benar-benar seperti sebuah sihir baginya.

Baru saja dia mengatakan akan mulai mencintai Mayleen, tapi sepertinya dia sudah jatuh cinta sekarang.

"Karena saya terlalu terbuka, sepertinya kita tidak akan cocok." Mayleen mengungkapkan pendapat pribadinya mengenai kecocokan hubungan mereka berdua.

"Salah." Tapi pendapat itu buru-buru ditempis oleh Devin, "justru karena itu, kita bisa saling melengkapi. Karena saya berpakaian cukup konservatif, style yang berbeda mungkin patut dicoba."

Dasar pria ini! Kenapa dia tidak sadar juga telah ditolak oleh Mayleen? Harus bersikap seperti apa agar pria itu menyerah soal pernikahan?

"Saya akan jelaskan sekali lagi. Saya tidak berniat untuk menikah dengan sembarangan. Bagi saya, pernikahan itu sakral, nggak bisa buat mainan. Pernikahan itu harus didasarkan pada cinta, bukan bisnis seperti ini."

Sekali lagi, Devin akan menampik pendapat Mayleen mengenai keberlangsungan hubungan mereka.

"Saya sudah jatuh cinta."

Mayleen bertambah kesal dengan sikap Devin yang enggan menyerah terhadapnya.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi disini? Devin bersikeras untuk menikahi Mayleen di hari pertemuan mereka.

Bahkan, mereka belum saling memperkenalkan diri satu sama lainnya dengan benar! Bagaimana bisa ajakan pernikahan datang begitu saja, sedangkan mereka belum saling mengenal pribadi masing-masing?

"Apakah Anda tahu siapa saya?" Tanya Mayleen lagi. Dia pikir Devin mungkin tidak mengenalinya sebagai karyawan di kantornya, tapi dia ingin memastikan fakta itu sebelum menunjukkan kegilaannya yang sebenarnya.

"Oh! Maaf, sepertinya kita lupa memperkenalkan diri dengan baik. Mungkin kamu sudah mendengarnya dari papa, saya Devin Magistra."

Semuanya sudah jelas sampai disini. Devin tidak mengenali siapa Mayleen yang sebenarnya.

Ini kesempatan yang bagus untuk menunjukkan kegilaan itu. Sedari tadi, Mayleen menunggu waktu yang tepat untuk menunjukkan pukulan terakhirnya. Kalau sampai rencananya yang satu ini pun gagal, dia akan tamat!

Mayleen menyambut uluran tangan Devin dengan kaku, "Mayleen Skye." Sebelum melepaskan tangan Devin, Mayleen mencoba untuk menggodanya dengan memainkan jari telunjuknya di telapak tangan Devin.

Mata Devin membelalak karena aksinya itu. Untuk aksi sekecil ini saja Devin terkejut bukan main, bagaimana dengan gong-nya nanti? Devin bisa-bisa pingsan tak berdaya!

Bisa dikatakan, Devin memang cukup konservatif, entah itu untuk urusan berpakaian maupun sikapnya. Gerak-geriknya cukup kaku. Tapi harus Mayleen akui, Devin memiliki keberanian lebih dalam dirinya karena sampai bisa memutuskan pernikahan dalam waktu yang sangat singkat itu. Atau, lebih tepatnya, Devin adalah orang bodoh karena mengambil keputusan dengan sembrono.

"Ini hanya pertemuan biasa." Mayleen menegaskan niatnya sekali lagi, "lalu kenapa Anda gegabah dan ingin langsung menikah? Bukankah itu sedikit sembrono untuk Anda yang katanya konservatif?"

Devin terkekeh kaku dalam duduknya. "Sudah saya bilang, saya jatuh cinta."

Sulit sekali mengungkapkan niat asli dari pria kaku sepertinya!

Rasanya Mayleen hampir meledak sendiri karena merasa frustasi dibuatnya.

Suasana mereka jadi canggung setelah ungkapan cinta yang Mayleen terima barusan. Mayleen dibuat kehabisan kata-kata hanya dengan ungkapan konyol seperti itu.

Tapi kemudian, otaknya memaksa Mayleen untuk melakukan rencana gilanya sekarang juga. Ini adalah saat yang tepat!

"Begini saja.... Anda ingin menikah betul?"

Segera setelah mendengar pertanyaan itu, Devin mengangguk dengan yakin.

"Kalau begitu, ayo lakukan Bed Date!"

Pukulan kali ini pasti bakal membuat pria itu gentar kan?

Keluarga Magistra dikenal sebagai keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai adat dan budaya. Karena berasal dari tanah jawa, nilai-nilai adat yang mereka praktekkan dalam kehidupan pribadi pun cukup kontras dengan negara terbuka lainnya.

Menerima Mayleen yang terlihat senang berpakaian minim saja sudah terasa aneh, karena tidak akan cocok dengan keluarga besarnya. Namun, Devin malah menerimanya. Bahkan papanya pun menerima Mayleen dengan tangan terbuka.

Tapi kali ini alasannya berbeda. Ini bukan hanya soal pakaian, tapi urusan yang lebih tabu dalam keluarga Magistra. Sudah pasti orang itu bakal langsung menolaknya.

"Kencan seperti apa itu?" Tanya Devin.

"Anggap saja seperti pengenalan pra-nikah. Jika setelah 10x melakukan Bed Date dan ada perubahan, saya akan menerima pernikahan itu. Tapi jika tidak, tinggal menjauh saja satu sama lain. Mudah bukan?"

Tapi Devin masih tak mengerti, kencan seperti apa yang diusulkan oleh Mayleen.

"Apa yang bisa dilakukan dengan kencan seperti itu?"

"Anything." Jawab Mayleen penuh keyakinan, tentunya sambil menciptakan mimik wajah yang nakal dan menggoda.

"Anything?"

"Yep! Anything."

"Kenapa harus di ranjang? Kita bisa melakukan banyak kencan di tempat lain."

Seperti yang diduga, pria kaku itu pasti tidak tahu apa-apa soal hal yang menyangkut dengan 'ranjang'. Alasannya lagi-lagi karena dia berasal dari keluarga konservatif. Di sisi lain, pria satu ini sangatlah naif.

"Menurut saya, 90% keberhasilan dari sebuah pernikahan itu berasal dari aktivitas di atas ranjang. Kalau itu saja tidak bisa berhasil, hampir bisa dipastikan kalau pernikahan itu akan berakhir dalam meja perceraian."

"Benarkah?" Tanya Devin dengan wajah polosnya.

Ternyata, menipu pria ini bisa jadi lebih mudah daripada yang Mayleen bayangkan sebelumnya.

"Permisi, ini pesanannya." Tibalah waiter yang mengantarkan pesanan untuk nomor 2.

Sepertinya itu semua adalah menu yang dipesan oleh Monrow sebelum dia pergi dari sini.

Di meja mereka, sekarang ada banyak sekali menu makanan yang mewah untuk perut Mayleen.

Sejak masih kecil, Mayleen sangat suka dengan segala jenis makanan. Tentu saja, kesempatan seperti ini akan memanjakan perutnya yang sudah lama kerompong karena dia tak pernah bisa makan dengan damai di rumah.

Iya, itu karena orang tuanya yang selalu memintanya untuk segera menikah.

Oh, tunggu dulu! Bertingkah seksi sudah, mengajak orang yang ditemuinya untuk Bed Date pun sudah. Kalau Mayleen juga menunjukkan sisi agresifnya terhadap makanan, Devin pasti akan merasa risih kan?

Secara dia berasal dari keluarga konglomerat yang apa-apanya diatur oleh adat istiadat. Dan pastinya, mereka juga teratur soal sopan santun di meja makan. Benar, ini adalah ide yang bagus! Setiap kali, Mayleen tak bisa berhenti untuk menciptakan kesan yang buruk di mata Devin.

Mayleen makan makanan yang ada di depannya dengan begitu lahap. Dia mengambil hampir semua menu yang ada di sana, dan makan dengan terburu-buru.

Namun, bukannya illfeel dan merasa jijik, Devin yang melihatnya malah tersenyum dengan aksi Mayleen itu.

Mayleen jadi gemas sendiri. Kenapa sulit sekali membuat orang ini menyerah? Jika dia terus bersikeras seperti itu, orang tua Mayleen pasti akan semakin mendesak Mayleen untuk menikahinya. Dan itu jelas bukan akhir yang diinginkan oleh Mayleen.

Mayleen telah selesai dengan makanannya. Hampir semua piring yang ada di meja tidak menyisakan makanan sedikitpun.

Kemudian, Mayleen menyeka mulutnya dengan tisu yang ada di sana, untuk menghilangkan bekas makan bar-bar nya itu.

"Saya senang melihat seseorang makan dengan baik seperti ini." Devin mengembangkan senyumnya selebar mungkin.

Orang ini benar-benar unik! Seumur-umur, Mayleen belum pernah mendengar reaksi seperti itu dari orang yang melihat cara makan grossy seperti ini.

"Sudah selesai kan? Ayo pergi." Devin sudah berdiri di samping Mayleen.

Mayleen mendongak, menatapnya dengan tatapan bingung. Skenario ini bukanlah skenario yang dibuat oleh Mayleen. Harusnya, pertemuan ini berakhir dengan acara makan malam, bukan malah pindah tempat seperti ini.

Devin merunduk dan membisikkan sesuatu di telinga Mayleen, pengucapannya jelas sekali. "Kenapa diam saja? Katanya mau melakukan Bed Date? Saya punya King sized bed di rumah, dan itu nyaman sekali."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Teman Tidur Pak Direktur   Mau Ubah Memori Ciuman Pertamamu?

    "Oh... Aku nggak tahu kalau aku se-brengsek itu..." Keluh Devin atas umpatan Mayleen. Dia memang tidak mengambil hati atas perkataan yang Mayleen ucapkan. Mau dibilang brengsek, kurang ajar, atau yang lainnya, dia tidak sakit hati kalau yang mengatakannya adalah Mayleen. Karena dia tahu betul, jika Mayleen tidak benar-benar mengatakannya dari hati. Devin sekadar menanggapinya sebagai guyonan untuk menenangkan Mayleen."Kenapa mesti selingkuh sih? Sama cowok lagi! Ah sialan!" Cerocos Mayleen."Ummm.... Kamu suka cewek?" Tanya Devin dengan konyolnya."Dih! Apaan sih nggak jelas!""Tadi bilangnya selingkuh sama cowok?""Ah bodoh banget!" Mayleen kembali merutuki kesialannya. Betapa bodohnya dia yang sudah menyukai pria seperti itu. "Kenapa bodoh banget sih!""Mau cerita lebih jauh?" Tanya Devin menenangkan. Barangkali Mayleen butuh teman cerita, pikirnya."Kenapa gitu loh?! Padahal hari sebelumnya bilang suka, terus di hari yang lain bilang sukanya ke

  • Teman Tidur Pak Direktur   Intens

    Mayleen tidak sanggup melihatnya lagi. Hubungan mereka semakin intens dan itu membuat mata Mayleen merasa kotor untuk sekadar menontonnya. Dia merasa seperti sedang melihat adegan dewasa yang tidak senonoh.Di saat seperti ini Mayleen bingung harus bereaksi seperti apa. Apakah dia harus marah karena secara tidak langsung Farel sudah berselingkuh darinya. Atau harus merasa lega karena tak perlu memberikan jawaban atas ungkapan perasaan pria itu.Rasanya campur aduk. Kecewa, marah, juga bingung.Walaupun ini tergolong sebagai bentuk perselingkuhan, tapi tetap saja dia tidak bisa berbuat apa-apa.Andai saja selingkuhan Farel adalah seorang wanita, dia pasti sudah nyelonong masuk ke dalam sana tanpa berpikir panjang. Melabrak, niatnya.Tapi situasinya lain.Untuk saat ini, Mayleen hanya bisa menjauh pergi dari tempat kejadian.Dengan pikiran yang kosong, tubuhnya bergerak sendiri ke arah lift untuk turun ke lantai 1. Pokoknya, dia harus menjauh dari area kantor. Itu adalah perintah yang o

  • Teman Tidur Pak Direktur   Aku Milikmu

    Rampung dengan kegiatannya merapikan meja kerjanya, Mayleen bersiap pulang ke rumahnya. Tentu setelah ia mengantarkan kunci loker itu dan mengambil kembali mobilnya di bengkel.Huft….Mayleen menarik nafasnya panjang. Berharap tidak ada hal yang terjadi padanya saat dia menemui Farel nanti.Perusahaan ini cukup ketat dengan jam kerja karyawannya. Begitu jam kerja usai, semua karyawan bisa langsung pulang ke tempatnya masing-masing. Kalaupun lembur, itu hanya untuk proyek besar yang perlu penanganan khusus.Tidak heran jika di jam kerja seperti ini, cukup banyak ruangan yang sudah ditinggalkan penghuninya.Mayleen menyusuri koridor di lantai 4 untuk mencapai ruang kerja milik Fajar. Jaraknya dari meja kerjanya tidak terlalu jauh. Hanya butuh sekitar 2-3 menit untuk berjalan kaki.Namun langkah kakinya terhenti di depan toilet pria. Dia mendengar sesuatu yang sangat mengejutkannya, tak pernah dia sangka sebelumnya.“Gimana? Katanya sudah nembak Mayleen dari Departemen sebelah kan? Diter

  • Teman Tidur Pak Direktur   Sesuatu yang Murahan

    “Okay, karena kamu juga panggil aku pakai nama, jadi aku bisa bersikap lebih santai kan?”Mayleen memutar bola matanya kesal. Rasanya tak ada sedetikpun dalam hidupnya yang terasa tenang setelah dia bertemu dengan Devin waktu itu.Selalu saja ada hal yang mengesalkan dan membuatnya frustasi.“Bisa nggak sih, nggak harus ganggu aku? Masalah panggilan aja dibikin ribet!” Mayleen mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya.Berbeda halnya saat berada di suatu tempat dengan orang lain, Mayleen cenderung mudah untuk mengeluarkan uneg-unegnya pada mereka. Mayleen adalah tipe orang yang ceplas-ceplos saat berbicara dengan orang lain.tapi entah bagaimana, jika orang itu adalah Devin, dia selalu merasa kesulitan untuk melakukan hal itu. Seakan ada sesuatu d

  • Teman Tidur Pak Direktur   Nggak Sayang Aja?

    Setibanya di lantai 4, Mayleen buru-buru melakukan absen. Dia benar-benar melakukannya tepat waktu! Meski cukup mepet, hanya kurang beberapa detik lagi sebelum alat itu tidak bisa menerima scan sidik jarinya.Untuk situasi ini, Mayleen merasa bersyukur telah menerima bantuan dari Devin. Walaupun dia tidak mengharapkannya.“Ayo Kaksa, duduk sebentar.” ajaknya kemudian.Marissa mengikutinya di belakangnya tanpa menjawab apapun.“Duh! Tahu nggak? Sejak Kaksa cuti, kerjaanku jadi makin banyak tahu! Apalagi aku yang mesti setor kerjaan ke ruangan si onoh! Bener-bener kayak di neraka rasanya!”“Hush! Jangan ngomong sembarangan!” peringat Marissa.Mayleen ini memang tipe-tipe orang yang asal ceplos sesuai dengan isi hatinya. Kerap kali dia tidak bisa mengontrol mulutnya sendiri untuk tidak berkata hal yang buruk tentang orang lain, tidak peduli bagaimana situasi dan tempatnya.“Aduh tapi gimana ya, May?” Marissa mendahului jalan Mayleen, ia lantas menarik salah satu kursi kerja di dekatnya d

  • Teman Tidur Pak Direktur   Si Onoh

    "Padahal awalnya kamu usil banget, pake segala ngusulin Bed Date. Eh.... Sekarang jadi ketus gitu," pernyataan Devin sontak membuat mata Mayleen membulat.Mayleen sudah sangat malu untuk mengingat kecerobohannya waktu itu. Sok-sok an ini jadi wanita jalang agar dibenci oleh lawan kencan butanya, tapi malah berdampak sebaliknya.Apalagi saat Devin menyinggungnya seperti ini, rasa malu yang dia rasakan menjadi berkali-kali lipat!Ingin sekali Mayleen menghilang saja dari bumi ini, saking malunya saat ini.Tapi Mayleen akan bersikap acuh terhadap pernyataan itu. Gengsi lah kalau dia ciut setelah semua yang terjadi."Oh! Itu cuma tes aja." Jawab Mayleen sedikit gugup. Mau sekeras apapun dia berusaha menutupinya, rasa gugup itu tidak bisa menghilang begitu saja."Tes buat apa?""Ya..." Mayleen berusaha keras mencari alasan yang paling masuk akal untuk situasinya, hingga akhirnya dia mengatakan, "tes buat cek aja, cowok yang papa kenalin itu brengsek apa enggak. Main cewek atau enggak.""Te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status