Share

Bab 34: Talak di Tengah Ombak

Akhirnya malam pun tiba. Esok menjelang subuh kapal sudah mulai sandar. Tak terasa kaki ini akan berkesempatan menginjak tanah Dayak. Ini adalah kesempatan pertama ke pulau yang hendak dijadikan ibu kota negara. Entah bagaimana perkembangannya, beritanya sudah tenggelam.

Rasa senang bisa mbolang ke Kalimantan tiba-tiba sirna membayangkan Mas Wildan akan memaksaku melayaninya malam ini. Jantungku dag dig dug tak karuan. Bukan karena apa, melainkan rasa khawatir jika Mas Wildan sudah tidak sehat organ intimnya. Cerita Purnomo soal Nely yang dinilai wanita nakal membuatku begidik ngeri. Mas Wildan tadi masih pamit ke kamar mandi hendak buang air kecil. Hingga knop pintu kamar ini dibuka.

“Kenapa wajahmu pucat begitu, Dik?”

“Nggak pa-pa, Mas.”

“Kamu sakit?” Punggung tangannya ditempelkan di keningku. “Badanmu tidak panas, Dik. Tapi kamu seperti orang ketakutan.&r

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status