Share

19. Selimut Kegelisahan

Natya termenung menatap layar ponselnya yang menyala. Getaran tidak juga berhenti meski Natya sudah mengabaikan panggilan dari Daksa. Nita berdiri di sisi tempat tidurnya sambil mendesah pelan.

"Nat, angkat aja lah."

"Gue enggak tahu harus ngomong apa."

"Mungkin dia ada perlu." Nita mendesak.

"Ada perlu apa dia sama gue jam delapan malem gini? Ngajak sleep call?"

"Meneketehe. Makanya angkat!"

Merasa telinganya panas karena omelan Nita. Dengan setengah enggan Natya menggeser layar hijau pada ponselnya.

"Halo?"

"Akhirnya diangkat juga."

"Ada perlu apa?"

Terdengar dehaman pelan dari seberang telepon. "Ehm, maaf kalau aku ganggu waktu istirahat kamu—"

"Girls talk, actually," potong Natya.

"Oke. I'm sorry for that. Dan aku pikir ini sedikit memalukan."

"Oke. To the point, please?"

"Kamu ingat adik perempuan aku waktu kamu datang ke sini?"

"Oh, ingat. Adira, kan? Kenapa?"

"Dia mau ketemu kamu lagi. Ini dia ada di sebelah aku, kalau kamu mau bicara sama dia …" terdengar suara Daksa yang sedi
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status