Share

Part 22

"Kamu di mana, Sayang? Kenapa tadi di telpon tidak diangkat?"

"Oh jadi, nomor baru yang masuk tadi itu kamu?"

"Iya, aku di rumah sakit, bisa ke sini?"

"Di rumah sakit? Mas ... Mas ... kamu pikir aku percaya kalau kamu di rumah sakit?"

"Aku serius, Sayang. Aku di rumah sakit, tadi ada yang ke rumah, mobil ditarik karena aku nggak bayar selama tiga bulan. Aku sampai ditonjok, hingga pingsan. Untung ada warga yang nolongin dan dia bawa aku ke rumah sakit. Sekarang, aku udah dibolehkan pulang, cuma aku nggak pegang uang buat bayar. Kamu bisa ke rumah sakit 'kan?"

"Hahahhaha ...." Bukannya prihatin mendengar penuturan Ibra yang benar adanya, Annisa malah tertawa lepas. "Kamu pikir aku percaya, Mas? Nggak sama sekali, akting mu, aku acungkan jempol sepuluh. Keren. Sayangnya aku bukan mangsa yang mudah kamu jinakkan," ucap Annisa dengan sombongnya.

"Say-sayang ---."

Sambungan telepon diputuskan Annisa, dia yang sedang bersenang-senang di sebuah kafe.

"Aku tahu kamu berpura-pura, Mas. Ingat!
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status