Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 129. Cuaca dingin lebih enak bercocok tanam

Share

Bab 129. Cuaca dingin lebih enak bercocok tanam

last update Last Updated: 2025-05-26 23:55:39

Tengah malam, aku terbangun karena hujan yang masih mengguyur di luar. Cuaca dingin membuatku merinding, jadi aku keluar kamar menuju dapur untuk membuat kopi. Aroma kopi hitam yang kuseduh perlahan menghangatkan tubuhku. Saat aku sedang menyeruput kopi, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku. Aku tersentak, hampir menjatuhkan cangkir. Ternyata Mama Siska.

“Raka, kenapa belum tidur?” tanyanya, suaranya lembut tapi wajahnya terlihat gelisah.

“Terbangun, Ma. Cuacanya dingin, jadi bikin kopi dulu,” jawabku, lalu balik bertanya, “Mama kenapa belum tidur?”

Mama Siska menghela napas, duduk di kursi dapur. “Mama mimpi buruk, Raka. Wajahku rasanya masih pucat gara-gara mimpi itu.” Dia terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “Mimpi tentang Mas Bayu. Dia memukuli Mama, dan Nayla coba melerai, tapi justru Nayla yang kena pukul. Lalu kamu datang, menyelamatkan kami, lalu kamu dan Mas Bayu berkelahi. Mama takut sekali. Bagaimana kalau dia benar-benar datang?"

Aku melihat ketakutan di matanya.

Aku berdiri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 222. Pengen lagi

    Setelah sarapan, mereka melanjutkan petualangan. Pertama, mereka mengunjungi Broken Beach, sebuah teluk kecil dengan lengkungan batu alami yang membingkai laut biru. Ombak menghantam dinding karst, menciptakan suara gemuruh yang dramatis. Ethan merekam panorama itu, sementara Nayla dan Tom berpose di tepi tebing, tangan mereka bertaut. Jack dan Liam mewawancarai seorang pria Bali setempat, I Made, yang bekerja sebagai pemandu wisata.“Halo, Bli, boleh kami wawancara sebentar?” tanya Liam, memegang mikrofon kecil.Made tersenyum ramah. “Boleh, apa yang mau ditanya?”“Ceritain dong tentang Broken Beach ini. Apa yang bikin tempat ini spesial?” tanya Jack.Made menjelaskan, “Broken Beach ini unik karena lengkungan batunya terbentuk alami oleh erosi laut selama ratusan tahun. Airnya jernih, tapi tidak bisa untuk berenang karena arusnya kuat. Banyak wisatawan datang buat foto, apalagi pas sunset.”Nayla menimpali, “Pasti keren banget ya, Bli, sunset di sini?”“Iya, pemandangannya bagus. Kal

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 221. Kembali mengeksplor

    Pagi itu, pukul lima pagi, udara terasa dingin mereka masih tidur berdua saling berpelukan dan sama-sama tidak berpakaian. Tom terbangun dengan hati-hati, berusaha tidak mengganggu Nayla yang masih terlelap dalam pelukannya.Ia melirik jam di ponselnya dan berbisik, “Sayang, aku harus balik ke kamar. Takutnya temen-temen udah bangun dan curiga.”Tapi ternyata Nayla terbangun, karena Tom melepaskan pelukannya. Nayla mengangguk mengantuk, matanya setengah terbuka. “Iya, sebaiknya kamu cepet kembali. Takutnya nanti mereka ngadu ke Mama sama Bang Raka,” katanya, tersenyum kecil.Tom mencium kening Nayla lembut. “Ya sudah, sampai nanti ya, sayang. Kamu tidur lagi aja.”“Iya, kamu juga. Aku nggak sabar pengen jalan-jalan lagi,” balas Nayla, suaranya penuh antusiasme meski masih ngantuk.Tom tersenyum, “Seharian ini kita eksplor semua tempat. Aku pergi ya.” Ia bangkit pelan, mengambil laptopnya, dan kembali ke kamar sebelah dengan langkah hati-hati.Nayla memeluk bantal, hatinya berbunga-bun

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 220. Erangan berujung nikmat

    Tubuh Nayla terus bergetar, kedua kakinya di pegang erat oleh Tom. Lidahnya semakin menembus belahan bagian inti Nayla, sampai cairannya kembali keluar. Tom melihat Nayla yang terlihat lemas tapi puas, Tom mencium bibirnya dan Tom merasa ini sudah cukup."Kamu siap, sayang?" tanya Tom dengan nada lembut.Nayla mengangguk, "Pelan-pelan ya!" kembali Nayla memperingatkan Tom, dia merasa ragu tapi pemasaran karena kini Nayla sudah sangat bergairah.Tom tersenyum puas, mulai melakukan ancang-ancang. "Tenang sayang,"Tom mulai mengarahkan benda pusakanya yang sebesar botol marjan itu, pada bagian inti Nayla. Warnanya lebih gelap, dari warna kulit Tom yang putih. Tom menggenggam benda pusakanya, dia gesek-gesekkan pada bagian luar inti Nayla. Bagian inti Nayla sudah becek karena sudah keluar dua kali. Agar Nayla tidak kaget, Tom memasukkan jari telunjuknya."Rapet banget sayang, baru masuk satu jari aja sudah sempit." Tom merasa senang, dia mendapatkan harta karun yang besar.Nayla kembali k

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 219. Melepaskan kesucian Nayla

    Tengah malam, Nayla terbangun karena haus. Setelah minum, ia melangkah kembali ke kamarnya dan melihat Tom dari depan jendela sedang duduk di depan, sibuk mengedit video di laptopnya. Cahaya bulan menerangi wajahnya, membuatnya tampak semakin tampan.“Tom, kamu belum tidur?” tanya Nayla, mendekat.Tom menoleh, tersenyum. “Eh, Nay. Iya, nih, nanggung. Kamu sendiri kenapa belum tidur?”“Aku sudah tidur, tapi kebangun karena haus. Kenapa nongkrong di luar? Jack, Liam, sama Ethan mana?” tanya Nayla, duduk di sampingnya.“Mereka di dalam, lagi ngedit foto. Aku di luar karena gerah. Kamu sebaiknya tidur lagi, besok kita eksplor pantai kelingking ini. Atau… mau aku temenin?” tanya Tom, matanya berbinar.Nayla tersenyum. “Boleh, deh. Tapi kamu juga harus tidur.”“Ini udah hampir beres, kok. Eh, aku boleh numpang ke kamar mandi nggak?” tanya Tom.“Boleh dong, ayo masuk,” jawab Nayla.Mereka masuk ke kamar Nayla, Tom membawa laptopnya. Nayla duduk di kasur, melihat hasil rekaman video di laptop

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 218. Cerita cinta Nayla

    Sementara itu di Nusa Penida, tepatnya di Kelingking Beach, Nayla, Tom, Jack, Liam, dan Ethan tengah menikmati keindahan alam yang memukau. Pantai Kelingking terkenal dengan tebing karstnya yang menjulang dramatis, membentuk siluet menyerupai tulang punggung dinosaurus yang menjorok ke laut. Pasir putihnya lembut bagaikan tepung, kontras dengan air laut biru toska yang berkilau di bawah sinar matahari. Ombak kecil menyapu pantai, menciptakan suara ritmis yang menenangkan, sementara angin sepoi-sepoi membawa aroma garam laut. Tebing hijau yang ditumbuhi vegetasi tropis menambah pesona, membuat tempat ini seperti lukisan alam yang hidup. Bule-bule dari berbagai negara berbaur dengan wisatawan lokal, beberapa berfoto di puncak tebing, sementara yang lain menikmati snorkeling atau sekadar berjemur.Nayla, yang semakin mahir sebagai konten kreator, sibuk merekam keindahan pantai bersama Tom, Jack, Liam, dan Ethan. Mereka menjelajahi setiap sudut, dari tangga curam menuju pantai hingga spot

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 217. Tiba di Bali

    Mr. Henri, yang selama ini diam, akhirnya berbicara. “Raka, kamu keras kepala dan berteguh pendirian. Dari awal, Ayah sudah merasa kalau kamu dan Bu Siska dekat, bukan sekadar menantu dan mertua. Siska memang wanita baik, tulus, sabar. Ayah bisa lihat dia wanita hebat dan tegar. Kalau itu pilihanmu, Ayah nggak bisa melarang.”Mrs. Sumarni menoleh ke suaminya, terkejut. “Ayah? Apa yang Ayah katakan?”Mr. Henri menghela napas, menatap Raka dengan penuh kasih. “Bu, ini semua kesalahan kita. Kita ceroboh sampai kehilangan Raka selama 27 tahun. Waktu itu Ayah sudah pasrah kalau nggak bisa ketemu Raka lagi. Dan sekarang Ayah nggak mau ulangi kesalahan itu. Ayah ingin lihat Raka bahagia. Anggap saja ini penebus dosa kita. Raka, kamu nggak perlu pergi. Kamu tetap menjadi pewaris keluarga Dupont.”Raka terdiam, matanya membelalak. “Benarkah, Yah? Jadi Ayah merestui hubunganku dengan Siska?”Mr. Henri mengangguk, tersenyum tipis. “Iya, Nak. Asal kamu bahagia, apa pun Ayah lakukan.”Raka melompa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status