Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 143. Hasrat liar Alicia

Share

Bab 143. Hasrat liar Alicia

last update Huling Na-update: 2025-06-03 23:28:48

“Oh, kalau gitu, silakan. Alhamdulillah, Raka memang sudah lebih baik sejak pagi,” kata Mama Siska.

“Terima kasih, Bu. Kalau begitu, kami pamit dulu. Ayo, Raka,” ajak Alicia.

Aku bingung, tapi tidak bisa menolak. “Sebentar, aku ganti baju dulu,” kataku, lalu bergegas ke kamar.

Aku mengenakan kemeja lengan panjang dan celana bahan, lalu kembali ke ruang tamu.

“Ma, aku pergi dulu,” pamitku.

“Iya, hati-hati, Raka,” jawab Mama Siska.

Nayla tidak terlihat, mungkin sudah ke kamarnya.

Aku naik ke mobil Alicia. Kali ini dia yang menyetir. Dadaku terasa sesak. Aku tidak ingin membohongi Mama Siska lagi, tapi situasi ini membuatku tidak punya pilihan.

“Kamu kelihatannya nggak suka pergi sama aku,” kata Alicia tiba-tiba.

“Bu-bukan gitu. Aku cuma masih lemas aja,” jawabku gugup.

Alicia tersenyum. “Aku ajak kamu ke apartemenku. Kamu sudah baikan, kan? Kita cuma ngobrol ko, ya mungkin sedikit sentuhan."

“I-iya, aku bisa,” kataku, meski ragu.

Sampai di apartemen, Alicia memesan makanan untuk makan s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Spa Spa
sangat.setuju.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 420. Deahan nikmat di kosan

    Malam itu, Jakarta terasa lebih lembap dari biasanya. Di penthouse, Tom dan teman-temannya sudah tertidur lelap karena kelelahan setelah berenang seharian. Kesunyian ini dimanfaatkan oleh George. Dengan langkah seringan kucing, ia mengetuk pintu kamar Nayla."Nayla, ayo. Pak Bambang sudah menyiapkan tempatnya," bisik George.Nayla keluar dengan mengenakan hoodie besar untuk menutupi tubuhnya. "Kita ke mana, Paman?""Ke kosan Pak Jajang. Lebih aman, tempatnya lebih luas dan jauh dari jangkauan Sam," jawab George sambil menuntun Nayla menuju lift barang agar tidak terlihat.Di sisi lain, di area gerbang bawah, Pak Bambang dan Pak Jamal sudah bersiap-siap. Mereka menyerahkan tugas jaga sementara kepada petugas pengganti yang tidak tahu apa-apa. cctv-nya kembali di atur oleh Pak Bambang, untuk mengelabuhi Mr Henri dan Raka di Prancis. Dengan mengendarai motor, mereka menuju sebuah rumah kos di daerah pasar yang cukup tersembunyi milik Pak Jajang.Kosan Pak Jajang adalah bangunan tua denga

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 419. Libido tinggi

    Di depan ruang kerja George, Sam masih berdiri mematung. Tangannya mengepal, dan telinganya menangkap suara grasak-grusuk dari dalam. Sam tahu betul ayahnya sedang menyembunyikan seseorang."Papa, buka pintunya! Jangan sampai aku panggil Tom untuk mendobraknya!" ancam Sam, suaranya bergetar karena amarah.Di dalam, George dengan cepat merapikan meja kerjanya yang berantakan. Lila sudah meringkuk ketakutan di bawah meja yang tertutup taplak tebal. Napasnya masih terengah-engah, sisa dari persetubuhan panas yang baru saja terhenti paksa. Lila juga merapikan celananya yang belum terpasang seutuhnya, bagian intinya sudah basah tapi Lila belum puas.George menarik napas panjang, memasang wajah setenang mungkin, lalu membuka kunci elektronik pintu tersebut.KLIK.Pintu terbuka. George berdiri dengan kemeja yang sedikit kusut di bagian bawah. Benda pusakanya masih setengah tegang, tapi tertutupi oleh tangannya. "Ada apa, Sam? Kenapa berisik sekali? Papa sedang sibuk!"Sam masuk tanpa izin, m

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 418. Mulai ketahuan

    Mr. Henri mengepalkan tangannya. Ia mulai bertanya-tanya, apakah ini ulah para satpam yang lalai, ataukah adiknya sendiri, George, yang sedang menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih besar?Di Jakarta, suasana di dalam ruang kerja George semakin memanas. Tirai jendela besar ditutup rapat, hanya menyisakan celah tipis cahaya matahari yang masuk. George dan Lila seolah tenggelam dalam dunia mereka sendiri, mengabaikan fakta bahwa mereka berada di tengah hari bolong dengan risiko ketahuan yang sangat tinggi.Lila masih berada di pangkuan George. Tangannya dengan berani melepas kancing kemeja George satu per satu. “Paman tidak takut jika tiba-tiba Tom atau Liam masuk?” bisik Lila sambil mengecup leher George.George terkekeh, suaranya terdengar sangat percaya diri. “Tom dan yang lainnya sedang asyik di kolam renang. Mereka tidak akan naik dalam satu jam ke depan. Lagipula, pintu ini sudah aku kunci secara elektronik. Tidak ada yang bisa masuk tanpa izin dariku.”“Tapi Sam?” tanya Lila lagi

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 417. Kecurigaan Mr Henri

    Pagi di Jakarta dimulai dengan kesibukan yang berbeda. Nayla tampak terburu-buru merapikan tumpukan berkas dan buku referensi di meja makan. Beberapa teman kampusnya sudah menunggu di lobi bawah untuk mengerjakan skripsi bersama di perpustakaan pusat."Maaf ya, Lila. Sepertinya rencana kita melihat penjual soto ayam yang gagah itu harus batal hari ini. Dosen pembimbingku mendadak minta draf bab tiga," ucap Nayla sambil memasukkan laptop ke dalam tasnya.Lila menghela napas pendek, namun ia tersenyum maklum. "Tidak apa-apa, Nay. Skripsi lebih penting. Lagi pula, pria manis itu tidak akan lari ke mana, kan?"Setelah Nayla berangkat dijemput teman-temannya, suasana di penthouse menjadi sedikit lebih santai. Tom, Liam, Jack, dan Ethan memutuskan untuk mengambil hari libur dari kegiatan syuting konten."Badanku pegal semua setelah kemarin berendam lumpur di lokasi banjir," keluh Liam sambil meregangkan ototnya. "Gimana kalau kita berenang saja di bawah? Air dingin sepertinya bagus untuk pe

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 416. Desahan Lila

    "Gimana sayang, apa kamu puas?" tanya George, memeluk Lila."Puas banget Paman, aku tidak menyangka jika Paman sangat perkasa dan kuat padahal umurnya tidak jauh dari Ayah." jawab Lila, jari jemarinya menelusuri dada bidang George."Tentu dong sayang, jangan lihat usia tapi cara kerjanya." kata George bangga, mencium kening Lila.Lila semakin erat memeluk George, walaupun tubuhnya penuh dengan keringat tapi justru membuat Lila semakin suka."Kamu mau lagi sayang, seronde lagi yuk!" tawar George, tangannnya meremas buah dadanya Lila."Boleh kalau Paman masih kuat, aku juga pengen lagi. Pisang Paman bikin nagih, besar, panjang keras dan berurat." kata Lila, meremas benda pusaka George yang sudah mengeras.George tertawa lepas, "Gak nyangka, keponakan sendiri ketagihan pisang Pamannya sendiri. Nanti akan Paman kasih, kamu bilang saja kalau kamu mau." George mulai duduk, bersandar di ranjang. "Hisap dulu sayang kalau kamu suka!"Lila bangkit, dia berjongkok di depan George. Kedua tanganny

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 415. Hasrat liar George

    Sementara itu di kamarnya George, tidak kalah panasnya. George menarik tubuh Nayla ke atas kasur, mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Dan kini sekarang, Nayla sudah tidak ada lagi sehelai benangpun menutupi tubuhnya. "Tunggu paman, nanti kalau Tom ke kamarku gimana?" Tanya Nayla cemas."Tenang saja, tadi mereka masih sibuk editing kan. Pokoknya sebelum mereka selesai, aku pastikan kita sudah selesai." Kata George meyakinkan."Baik paman, setelah aku nanti giliran Lila. Dia sudah penasaran banget pengen sama kamu." kata Nayla mengingatkan."Tenang saja, tadi aku katakan tunggu giliran kan. Dia pasti sedang nunggu di balkon, jika nanti Tom atau Liam cari kamu, ada Lila yang akan membereskan semuanya, pasti aman." Kata George membelai rambut Nayla.Hingga akhirnya Nayla sudah tidak khawatir lagi, dia bisa bercinta dengan George dengan tenang.George membuka semua pakaiannya, benda pusakanya yang sudah sangat mengeras ingin segera terbebaskan. Benda pusaka George menjulang tinggi, membu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status