Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 236. Tiara dan Rencana Liciknya

Share

Bab 236. Tiara dan Rencana Liciknya

last update Last Updated: 2025-07-24 23:04:19

Sementara Raka dan Siska menikmati momen romantis mereka di Bali, Tiara, sedang menyusun rencana jahat untuk menggagalkan pernikahan mereka. Pagi itu, Tiara berencana menemui ayahnya, Bayu, di penjara untuk mencari tahu lebih banyak tentang Dadang, mantan rekan bisnis Mr. Henri yang kini bersembunyi di Belitung. Namun, rencana itu batal karena ia mendadak harus bekerja shift pagi di kafe tempatnya bekerja sebagai pelayan. Kafe kecil di pinggiran Jakarta itu ramai sepanjang hari, membuat Tiara baru pulang menjelang petang, lelah dan berkeringat setelah melayani pelanggan tanpa henti.

Dalam perjalanan pulang ke kosannya yang sederhana, Tiara mampir ke warung gorengan di pinggir jalan. Aroma pisang goreng dan tahu isi menggoda, tapi perhatiannya teralih saat melihat seorang pria duduk di bangku kayu, merokok sambil membaca majalah.

Di sampul majalah itu, wajah Raka tersenyum dengan headline besar: “Raka Dupont: Pewaris Baru dan Kisah Cinta Kontroversial.”

Tiara mendekati pria itu, berusa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 238. Tiara dan niat liciknya

    Untuk menguji, ia keluar kamar dan bertemu tetangga kosannya, Ibu Rina, yang sedang menyapu halaman. “Pagi, Bu,” sapa Tiara dengan suara lembut.Ibu Rina menoleh, tersenyum bingung. “Pagi… eh, Mbak siapa, ya? Baru pindah ke kos ini?”Tiara menahan tawa, “Iya, Bu, baru dateng. Kenalkan nama saya Tara.”Ibu Rina mengangguk, masih tampak bingung, lalu kembali menyapu. Tiara merasa senang penyamarannya berhasil. Ia memesan ojek online dan berangkat ke rumah Robi, membawa tas kecil berisi dokumen dan makeup tambahan untuk menjaga penampilannya.Pukul 11:00, Tiara tiba di rumah Robi ia mengetuk pintu, dan Robi, yang baru bangun dengan rambut gondrong acak-acakan dan kaus usang, membuka pintu. Matanya menyipit, menatap Tiara dari atas ke bawah. Penampilan Tiara benar-benar asing: blus putih yang rapi, rok midi abu-abu yang sopan, rambut bob cokelat yang lurus, kacamata putih yang besar, dan wajah dengan makeup minimalis yang membuatnya terlihat lugu. Bahkan caranya berdiri, dengan tangan dir

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 237. Di gempur Robi sampai pagi

    "Baiklah kalau begitu, tapi kamu harus membuatnya tampak seperti aslinya, agar mereka tidak ada yang curiga." kata Tiara, tidak punya pilihan.Robi tersenyum kecut, "Pilihan yang bagus, itu masalah gampang yang penting kamu harus melayaniku malam ini dan tidak boleh berhenti sebelum aku puas."Robi membuka seluruh pakaiannya, Tiara hanya bisa terdiam dan pasrah.Robi kembali mengatakan, "Aku ingin kamu melayaniku seperti saat kamu bersama Alex, aku suka cewek yang agresif."Pandangan Tiara menunduk, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Robi mulai mendekatinya, ia begitu sangat bernafsu tanpa terduga Tiara mendekati Robi dan mencium bibirnya dengan agresif.Robi tampak terkejut, "Wow, akhirnya kamu menunjukkan jati dirimu yang sebenarnya,"Robi membalas ciumannya, keduanya saling berciuman begitu sangat liar dan agresif. Suara kecupan bibir dan hembusan nafas yang memburu, membuat suara yang semakin membangkitkan hasrat.Tiara di dorong sampai ia terbaring di kasur, Robi merangkak da

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 236. Tiara dan Rencana Liciknya

    Sementara Raka dan Siska menikmati momen romantis mereka di Bali, Tiara, sedang menyusun rencana jahat untuk menggagalkan pernikahan mereka. Pagi itu, Tiara berencana menemui ayahnya, Bayu, di penjara untuk mencari tahu lebih banyak tentang Dadang, mantan rekan bisnis Mr. Henri yang kini bersembunyi di Belitung. Namun, rencana itu batal karena ia mendadak harus bekerja shift pagi di kafe tempatnya bekerja sebagai pelayan. Kafe kecil di pinggiran Jakarta itu ramai sepanjang hari, membuat Tiara baru pulang menjelang petang, lelah dan berkeringat setelah melayani pelanggan tanpa henti.Dalam perjalanan pulang ke kosannya yang sederhana, Tiara mampir ke warung gorengan di pinggir jalan. Aroma pisang goreng dan tahu isi menggoda, tapi perhatiannya teralih saat melihat seorang pria duduk di bangku kayu, merokok sambil membaca majalah.Di sampul majalah itu, wajah Raka tersenyum dengan headline besar: “Raka Dupont: Pewaris Baru dan Kisah Cinta Kontroversial.”Tiara mendekati pria itu, berusa

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 235. Jalan berdua

    Semua tertawa, termasuk Siska, yang duduk di samping Raka, memandangnya penuh cinta.Raka kembali menggoda Nayla, “Nay, kamu memang si raja eksis, apa-apa di foto. Lagi makan foto, main apalagi, bahkan lagi tidur dan berak juga di foto."Semua orang kembali tertawa, Nayla dengan gaya cemberutnya berkata, "Enak aja, Abang tuh yang gitu, bukankah Abang ahlinya. Fotografer aja lewat,"Setelah sarapan, Mr. Henri memberikan hadiah untuk Reza, Liana, dan Sarah: tiket pesawat gratis pulang ke Jakarta, suvenir Bali berupa kain batik dan ukiran kayu, serta amplop berisi sejumlah uang sebagai tanda terima kasih.“Ini buat kalian, hati-hati di jalan! Terima kasih banyak karena sudah mau datang jauh-jauh ke Bali.” kata Mr. Henri.Reza tersipu, “Sama-sama Pak, Raka teman kami jadi kami pasti datang."Pukul 08:30, Raka, Siska, Reza, Liana, dan Sarah bersiap ke bandara. Pak Herdi, sopir setia keluarga Dupont, mengemudikan mobil mewah berwarna hitam dengan interior kulit dan AC sejuk. Sebelum berangk

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 234. Reunian dengan rekan kerja dulu

    Setelah kemeriahan pesta ulang tahun Raka, suasana di villa keluarga Dupont di Seminyak masih hangat meski malam semakin larut. Raka meminta Reza, Liana, dan Sarah, sahabat-sahabatnya dari kantor lama, untuk menginap di villa alih-alih di hotel yang disediakan untuk tamu undangan. Awalnya, mereka menolak, merasa sungkan dengan kemewahan villa dan kehadiran keluarga Dupont.“Ka, kami di hotel aja, nggak enak sama keluarga lu,” kata Reza, menggosok tengkuknya.Raka tersenyum, memaksa dengan nada canda, “Jangan sungkan gitu, kalian kan tetap sahabatku. Masa iya aku tega biarin kalian begitu saja. Kalau kalian gak mau, berarti tidak menganggapku sebagai teman kalian."Liana tertawa, “Ya ampun, Ka, kamu tetep aja kayak dulu. Oke deh, kami nginep sini.”Sarah mengangguk, “Tapi kami nggak enak sama keluargamu, kalau bisa kita-kita aja yang ngobrol. Bukannya gak mau ketemu mereka, sungkan aja gitu karena mereka itu orang besar."Raka mengacungkan jempol, “Tenang, mereka lagi sibuk sama tamu l

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 233. Kabar Raka sampai pada Tiara

    Seketika, ruangan hening, lalu pecah dalam tepuk tangan meriah. Mrs. Sariani, dengan air mata mengalir, memeluk Raka erat, diikuti Mr. Henri yang juga terharu. Siska, yang masih berdiri di panggung dengan gaun emerald yang memukau, ditarik Mrs. Sariani untuk bergabung dalam pelukan. Nayla dan Lila, yang tak kuasa menahan air mata, naik ke panggung, memeluk Siska dan Raka. Suasana menjadi haru, lampu-lampu kamera wartawan berkedip tanpa henti, merekam momen emosional itu.Di antara tamu, teman-teman kerja Raka dulu Reza, Liana, dan Sarah berdiri dengan mata berkaca-kaca, tersentuh oleh kata-kata Raka. Namun, tidak semua setuju. Paman George, yang duduk di barisan depan, memandang dengan wajah kaku, jelas tidak merestui hubungan ini. Beberapa tamu bisnis konservatif juga berbisik, masih mempertanyakan keputusan Raka.Pesta berlanjut dengan suasana yang kembali meriah. Satu per satu, tamu mendekati Raka dan Siska untuk mengucapkan selamat, meski beberapa hanya berbasa-basi. Mr. Henri men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status