Beranda / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 249. Pesan dari Lila

Share

Bab 249. Pesan dari Lila

Penulis: Galaxybimasakti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-02 22:40:46

Di tengah perjalanan menuju rumah sakit di Waisai, kapal sewaan yang membawa Raka dan yang lainnya terapung pelan di atas air laut Raja Ampat yang biru kehijauan. Suasana tegang, hanya isak tangis Mrs. Sariani yang terdengar, sementara semua menahan napas, berharap tubuh yang dievakuasi dari jurang bukan Lila. Tiba-tiba, Raka memegang perutnya, wajahnya meringis kesakitan.

“Aduh, aku sakit perut. Ini masih jauh, ya?” keluh Raka, suaranya lemah.

Mr. Henri, yang duduk di sampingnya, menjawab, “Lumayan, Nak. Kamu tahan aja dulu.”

Mrs. Sariani, meski sedang panik memikirkan Lila, menoleh dengan khawatir. “Tapi nggak baik kalau ditahan, nanti malah jadi penyakit. Kami tunggu aja, Raka, biar kita tetap sama-sama.”

Siska, memegang tangan Raka, menimpali, “Kalau gitu, berhenti aja di tempat yang ada toilet umumnya.”

Raka menggeleng, mencoba kuat. “Ibu dan yang lainnya duluan aja ke rumah sakit. Kalau memang gadis itu Lila, kita bisa segera bertindak. Mudah-mudahan Lila masih hidup, tapi semog
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 252. Permainan panas di rumah Robi

    Mereka masih berdiri, Tiara terpaku melihat Robi dan Bella sedang bercinta di depannya. Hingga dalam sekejap, Bella sudah tidak memakai apapun. Gadis itu terlihat masih polos, mungkin lebih muda dari Nayla karena terlihat belum dewasa.Tiara hanya menonton mereka yang semakin agresif, gadis itu juga cukup liar dia mencium bibir Robi begitu sangat bernafsu. Hingga kemudian, mereka berhenti."Gimana menurutmu, dia hebat kan?" kata Robi pada Tiara, "dia hampir tiap hari datang ke sini hanya untuk menikmati benda pusakaku. Iya kak, sayang?"Gadis itu mengangguk, "Iya, aku ketagihan dengan benda pusakanya kak Robi. Kak Robi mainnya liar dan tahan lama, aku sampai keluar beberapa kali."Tiara merasa kesal, "Kalian memang gila, jadi aku hanya di suruh jadi penonton aja?"Robi mendekat, tangannya meremas bokong Tiara, "Nggak dong sayang, kamu juga akan aku kasih jatah. Nanti gantian ya, ayo kita main di kamar!" Robi menarik tangan mereka.Setelah berada di dalam kamar, kini giliran Tiara yang

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 251. Kewajiban untuk Robi

    Setelah seharian bekerja sebagai pelayan di apartemen Dupont, Tiara merasa lelah dan pegal. Pukul 22:00, ia kembali ke kamar kecilnya di lantai bawah, tempat ranjang besi dan lemari kayu sederhana menjadi tempat istirahatnya. Dengan seragam pelayan masih melekat di tubuhnya, ia duduk di ranjang, mengeluarkan buku catatan kecil milik Mr. Henri yang ia curi dari kamar utama. Di bawah lampu neon redup, ia mulai membaca, mencari celah untuk menghancurkan pernikahan Raka dan Siska.Buku itu berisi catatan tangan Mr. Henri, termasuk tentang Dadang, yang bekerja dengan Mr Henri dari 1998 hingga 2012 di proyeknya yang berada di penambangan batu bara.Tiara memutuskan untuk tidak mencari Dadang terlalu jauh dan rumit.Ia membaca halaman berikutnya, dan matanya membelalak saat menemukan nama Raden Pratomo Hadiningrat, pemilik perusahaan properti terkenal. Nama itu tak asing. Dulu, saat Tiara masih remaja dan tinggal bersama Siska dan Nayla, Siska pernah bercerita masa lalunya tentang mantan paca

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 250. Kekacauan

    “Tapi apa dia punya uang? Ponselnya juga kan hilang,” kata Siska, khawatir. “Coba hubungi orangtuamu lagi.”Raka memeriksa ponselnya, tapi sinyal tetap hilang. “Gak ada sinyal, percuma. Bukannya tadi di sini ada sinyal ya?”Siska mengangguk, “Iya, eh, tapi penjual kopi tadi bisa hubungi kita.”Mereka mendekati penjual makanan di warung terdekat. Raka bertanya, “Maaf, Mas, di sini susah sinyal, ya?”“Iya, Mr. Kalau nomor biasa gak bisa dipake di sini, harus nomor khusus,” jawab pria itu.Raka mengangguk, “Pantesan.” Ia lalu menunjukkan foto Lila. “Maaf, Mas, apa lihat orang ini?”Pria itu memerhatikan foto, lalu menggeleng. “Nggak, Mr, saya nggak tahu.”“Terima kasih, Mas,” kata Siska, wajahnya penuh kekecewaan.Raka dan Siska melanjutkan pencarian, berjalan ke pantai lain, bertanya pada nelayan dan turis, tapi tak ada yang melihat Lila. Jalan yang menanjak dan sinyal yang hilang membuat mereka semakin frustrasi. “Lila kamu dimana dek?” gumam Raka, mengusap keringat di dahinya.Siska

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 249. Pesan dari Lila

    Di tengah perjalanan menuju rumah sakit di Waisai, kapal sewaan yang membawa Raka dan yang lainnya terapung pelan di atas air laut Raja Ampat yang biru kehijauan. Suasana tegang, hanya isak tangis Mrs. Sariani yang terdengar, sementara semua menahan napas, berharap tubuh yang dievakuasi dari jurang bukan Lila. Tiba-tiba, Raka memegang perutnya, wajahnya meringis kesakitan.“Aduh, aku sakit perut. Ini masih jauh, ya?” keluh Raka, suaranya lemah.Mr. Henri, yang duduk di sampingnya, menjawab, “Lumayan, Nak. Kamu tahan aja dulu.”Mrs. Sariani, meski sedang panik memikirkan Lila, menoleh dengan khawatir. “Tapi nggak baik kalau ditahan, nanti malah jadi penyakit. Kami tunggu aja, Raka, biar kita tetap sama-sama.”Siska, memegang tangan Raka, menimpali, “Kalau gitu, berhenti aja di tempat yang ada toilet umumnya.”Raka menggeleng, mencoba kuat. “Ibu dan yang lainnya duluan aja ke rumah sakit. Kalau memang gadis itu Lila, kita bisa segera bertindak. Mudah-mudahan Lila masih hidup, tapi semog

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 248. Jasad di bawah jurang

    Dengan hati-hati, ia membukanya, melihat catatan tulisan tangan Mr. Henri tentang jadwal perjalanan, nama-nama kontak bisnis, dan yang paling menarik—catatan tentang “Dadang, Belitung, proyek lama 1998, rahasia keluarga.” Tiara tersenyum licik, tahu ini bisa jadi kunci untuk membuat skandal. Ia memasukkan buku itu ke dalam saku celananya, menutupinya dengan celemek agar tak terlihat.Ia melanjutkan membersihkan lemari pakaian, menemukan dokumen lain seperti tagihan dan surat bisnis, tapi tak ada yang seberharga buku catatan itu. Setelah selesai, ia melapor ke Susi, berakting polos. “Udah selesai, Mbak. Kamarnya sudah rapi sekarang.”Susi memuji, “Bagus, Tara. Nanti siang bantu di dapur, ya.”Tiara mengangguk, kembali ke kamar pelayan untuk menyembunyikan buku catatan itu di dalam tasnya.Dalam hati, ia berpikir, "Ini baru permulaan. Tiga hari lagi, aku akan bikin kejutan untuk Raka dan Siska."Sementara itu, rencana pernikahan Raka dan Siska tinggal tiga hari lagi. Pak Rudi, asisten s

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 247. Lanjut sampai pagi, kembali kerja

    Ketika semuanya selesai, Pak Jajang kembali tertidur. Sementara Tiara, semakin merasa lelah karena dia kembali mengeluarkan cairan kenikmatannya beberapa kali. Tiara memang sadar dengan apa yang baru saja terjadi, Tiara memang menikmatinya tapi dia begitu sangat lelah.Setelah Pak Jajang sudah tertidur, kini giliran Pak Bambang yang terbangun. Ia juga merasa ingin, mungkin karena bersebelahan dengan seorang wanita. Pak Bambang mengelus benda pusakanya yang sangat mengeras, ia berusaha melupakannya tapi justru hasratnya semakin menggebu. Hingga kemudian, Pak Bambang menarik tubuh Tiara agar lebih dekat dengannya. Ketika posisi Tiara terlentang, membuat Pak Bambang semakin bernafsu apalagi melihat Tiara yang masih belum memakai apapun.Pak Bambang menelan ludah melihat kemolekan tubuh Tiara, buah dadanya yang montok dan yang paling ia suka yaitu lipatan bagian intinya yang menggoda. Pak Bambang memposisikan tubuhnya menghadap Tiara, sambil melirik ke arah Pak Jajang yang tertidur pulas.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status