Beranda / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 302. Kesedihan Nayla dan Lila

Share

Bab 302. Kesedihan Nayla dan Lila

Penulis: Galaxybimasakti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-09 23:14:35

“Bos lagi otw, tunggu aja. Jangan biarkan mereka kabur,” kata salah satunya, suaranya dingin.

Nayla dan Lila berusaha meronta, tubuh mereka bergoyang-goyang di kursi, tapi pria-pria itu tertawa kecil.

“Diem lo! Lu berdua akan dijadikan sandera, jangan coba-coba untuk kabur!” Tangan kuat mereka menekan bahu Nayla dan Lila, membuat perlawanan sia-sia.

Tenaga pria-pria itu seperti besi, setiap dorongan Nayla hanya membuatnya semakin lelah. Lila menangis lebih keras, air matanya membasahi kain penutup mata.

Setengah jam kemudian, suara mobil lain mendekat, ban berderit di tanah. Pintu rumah terbuka, dan langkah kaki berat memasuki ruangan.

“Bagus, kalian cepet juga,” kata suara baru, yang Nayla kenali sebagai Alex.

Alex datang bersama dua temannya, suara langkah mereka menggema di lantai kayu yang retak.

Alex mendekat, Nayla bisa merasakan hembusan napasnya yang panas di dekat wajahnya.

“Wah, lihat nih, dua burung cantik dalam sangkar. Nayla dan Lila, akhirnya kalian di tanganku,” katanya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 302. Kesedihan Nayla dan Lila

    “Bos lagi otw, tunggu aja. Jangan biarkan mereka kabur,” kata salah satunya, suaranya dingin.Nayla dan Lila berusaha meronta, tubuh mereka bergoyang-goyang di kursi, tapi pria-pria itu tertawa kecil.“Diem lo! Lu berdua akan dijadikan sandera, jangan coba-coba untuk kabur!” Tangan kuat mereka menekan bahu Nayla dan Lila, membuat perlawanan sia-sia.Tenaga pria-pria itu seperti besi, setiap dorongan Nayla hanya membuatnya semakin lelah. Lila menangis lebih keras, air matanya membasahi kain penutup mata.Setengah jam kemudian, suara mobil lain mendekat, ban berderit di tanah. Pintu rumah terbuka, dan langkah kaki berat memasuki ruangan.“Bagus, kalian cepet juga,” kata suara baru, yang Nayla kenali sebagai Alex.Alex datang bersama dua temannya, suara langkah mereka menggema di lantai kayu yang retak.Alex mendekat, Nayla bisa merasakan hembusan napasnya yang panas di dekat wajahnya.“Wah, lihat nih, dua burung cantik dalam sangkar. Nayla dan Lila, akhirnya kalian di tanganku,” katanya

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 301. Nayla dan Lila di culik

    Lila tersenyum, “Gak apa-apa, Nay. Lagian aku juga bosen di apartemen. Tapi kita harus cepet, Mama kelihatan khawatir tadi.” "Pokoknya nanti setelah selesai, kita langsung pulang," kata Nayla, mereka berjalan menuju kampus. Di kampus, suasana lebih ramai dari yang mereka bayangkan. Mahasiswa lalu-lalang, beberapa melirik Lila yang dengan rambut pirang dan mata birunya tampak menonjol. “Wah, Lila, orang-orang pada lihatin kamu tuh, mereka terpesona dengan kecantikanmu,” canda Nayla, membuat Lila tertawa kecil. "Kamu bisa saja, itu karena aku bukan asli orang Indonesia. Kamu juga kalau nanti datang ke Prancis, pasti sama karena beda dari yang lain." "Iya juga sih, kamu bener," Mereka menuju kantor dosen, di mana Pak Tomi sudah menunggu dengan setumpuk dokumen. “Nayla, ini formulir pendaftaran sidang skripsi. Harus ditanda tangani hari ini, agar tidak ketinggalan jadwal,” katanya, menyerahkan beberapa lembar kertas. Nayla mengangguk, membaca dengan cepat sebelum menandatangani. L

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 300. Perjalanan ke Prancis

    Pagi itu, apartemen keluarga Dupont dipenuhi kesibukan yang riuh namun teratur. Cahaya matahari pagi menyelinap melalui jendela-jendela besar, menerangi ruang tamu yang dipenuhi koper dan tas travel. Raka dan Siska sibuk memeriksa daftar barang bawaan mereka untuk perjalanan ke Prancis, sementara Mr. Henri berjalan mondar-mandir sambil berbicara di telepon dengan asistennya, memastikan semua dokumen bisnis sudah siap. George dan Sam, yang juga ikut dalam perjalanan ini, membantu mengangkut koper ke lobi. Suasana penuh semangat, meski ada ketegangan tersembunyi akibat pesan misterius yang belum terpecahkan. Tom dan teman-temannya juga akan ikut bersama mereka, mempersiapkan semuanya, Nayla dan Lila ikut membantu. “Nak, jangan lupa paspor sama tiketnya,” kata Mrs. Sariani, tangannya sibuk merapikan dasi Raka. Wajahnya penuh kasih, tapi matanya menyimpan kekhawatiran. Ia tahu rencana perjalanan ini bukan sekadar liburan; ada urusan bisnis besar di Prancis, ditambah bulan madu Ra

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 299. Desahan keras hingga pagi

    Tom terus meracau tanpa henti, ia semakin dalam menekan benda pusakanya ke dalam mulut Nayla. Tom melihat Nayla matanya terpejam, ia sama sekali tidak tersedak padahal benda pusaka Tom benar-benar mentok. Tapi Tom merasa kasihan, lalu ia mencabut benda pusakanya yang membuat mata Nayla terbuka lebar. "Kenapa di keluarin, Tom?" tanya Nayla heran. "Memangnya kamu tidak engap? Takutnya kamu gak bisa napas dan tersedak," kata Tom memandang wajah Nayla. Nayla tersenyum, menarik benda pusaka Tom untuk kembali ia hisap. "Nggak kok, justru aku suka. Sekarang aku benar-benar ketagihan, ayo masukin lagi Tom, keluarin! Aku ingin menelan semua susu kentalmu," "Baiklah kalau memang kamu gak apa-apa, buka mulutmu lebar-lebar!" Tom kembali memasukkan benda pusakanya ke dalam mulut Nayla, sedikit demi sedikit mulai masuk, hingga semuanya benar-benar mentok. Tom mulai menggerakkan pinggulnya secara perlahan, mulut Nayla penuh dengan benda pusaka Tom. Hingga setelah beberapa saat, ia m

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 298. Kenikmatan berdua di dalam kamar

    “Sudah beres, Mal. Tuan Henri akan atur semuanya. Kita cuma diminta jaga seperti biasa, tapi lebih waspada,” jawab Pak Bambang singkat, lalu duduk dan menyalakan monitor CCTV. Ia berusaha fokus, tapi pikirannya melayang ke Rina, Andi, dan ancaman yang mengintai keluarga Dupont. Sementara itu, malam mulai menyelimuti apartemen. Pukul sepuluh malam, suasana di dalam sudah tenang. Raka keluar dari kamarnya, mengenakan kaus santai dan celana pendek, menuju dapur untuk mengambil sebotol madu dari lemari es. Siska sedang tidur nyenyak setelah seharian sibuk mengemas barang untuk perjalanan ke Prancis. Langkahnya pelan, tak ingin membangunkan siapa pun. Saat melewati koridor, ia melihat sesosok bayangan bergerak pelan. Raka menghentikan langkah, bersembunyi di balik sudut dinding, dan melihat Tom keluar dari kamarnya dengan gerakan hati-hati, seperti tak ingin ketahuan. Tom berjalan menuju kamar Nayla, mengetuk pelan, lalu masuk setelah pintu dibuka. Raka mengerutkan dahi, jantungnya

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 297. Rencana Alex

    Cahaya lampu neon di gerbang apartemen keluarga Dupont berkedip pelan, menciptakan bayang-bayang di trotoar yang basah akibat gerimis sore tadi. Pak Bambang memarkir motornya di samping pos security, helmnya masih basah oleh embun malam. Jantungnya masih berdegup kencang setelah percakapan serius dengan Andi, kakak Rina, di gerobak martabak tadi pagi. Informasi tentang Alex dan rencana jahatnya terasa seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Ia menghela napas dalam, berusaha menenangkan diri sebelum melangkah ke pos security. Di pos, Pak Jamal sedang duduk sambil memegang cangkir kopi, matanya fokus pada layar CCTV. Wajahnya yang biasanya ramah tampak sedikit lelah, tapi ia tersenyum kecil saat melihat Pak Bambang masuk. “Bang, cepet banget baliknya. Ko tumben-tumbennya? Katanya libur,” sapa Pak Jamal, nadanya ringan tapi ada rasa penasaran. Pak Bambang mengusap wajahnya, berusaha terlihat santai. “Iya, Mal. Tadi mampir dulu beli martabak dekat sini, buat makan siang.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status