Home / Romansa / Terikat Cinta CEO Posesif / Bab 02. Terbebas dan terikat lagi?

Share

Bab 02. Terbebas dan terikat lagi?

Author: Penadiary
last update Last Updated: 2024-07-18 14:50:42

Suara mesin EKG bisa terdengar menghiasi ruangan serba putih tempat Azelyn terbaring. Wanita berwajah pucat itu sedang menatap kosong udara, kentara tidak memiliki semangat hidup lagi usai menerima hasil diagnosa dari dokter bahwa dirinya dinyatakan keguguran.

Dua tahun … dua tahun dia menikah dan berusaha begitu lama untuk menjalani program kehamilan demi mendapatkan keturunan. Dan setelah sekian lama mimpi dan doa itu terkabul, akhirnya … malah seperti ini … mati dan hilang tak tersisa!

Anakku … anakku yang malang …’ batin Azelyn selagi memeluk perutnya yang rata.

"Untuk apa menangis? Harusnya kamu bersyukur anak itu mati.”

Kalimat itu membuat mata Azelyn langsung terbuka, hati Azelyn semakin pedih. “Teganya kamu mengatakan itu, Kevin!? Anak itu adalah darah dagingmu!”

Di perjalanan menuju rumah sakit tadi, Laura memberitahu Kevin bahwa Azelyn telah berhubungan dengan pria selingkuhannya itu beberapa bulan ini. Sehingga Kevin merasa ini masuk akal. Mengapa Azelyn tiba-tiba hamil, padahal sudah dua tahun mereka menantikan anak, namun tak kunjung mendapatkannya.

"Tahu dari mana itu darah dagingku? Bisa saja itu anak pria selingkuhanmu, bukan?" tuduh Kevin sambil tertawa sinis.

Mata Azelyn membesar, tampak terkejut. Namun, detik berikutnya … dia hanya bisa menatap Kevin lemah.

Sekarang, Azelyn mengerti. Di mata pria itu, dirinya adalah wanita hina tidak bermoral yang telah berselingkuh dan mengandung anak dari pria lain yang bukan suaminya.

"Selama pernikahan kita kamu hanya menjadi beban di hidupku! Padahal ketika dulu di sekolah kamu sangat cerdas, kupikir setelah menikah kamu akan bermanfaat, tapi apa? Kau malah berselingkuh! Kalau aku tahu akhirnya begini, dulu harusnya aku memilih Laura dan menikahinya."

Tepat pada saat itu, Laura masuk ke dalam ruangan dan Kevin pun menarik pinggang wanita itu agar menempel ke tubuhnya.

“Dibandingkan dirimu, Laura lebih baik. Cantik, pandai merawat diri, bahkan dia juga bekerja dan bisa menghasilkan uang. Kalau aku tahu akhirnya begini, dulu harusnya aku memilih Laura dan menikahinya, bukan kamu. Aku menyesal menikahimu, Lyn!"

Wanita berambut coklat itu tak menyangka bahwa suaminya akan merendahkannya seperti itu. Padahal, dulu di saat Azelyn ingin mengejar cita-citanya saat mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri, Kevin melarangnya dan justru mengajaknya menikah.

Azelyn bahkan menurut ketika Kevin menyuruhnya diam di rumah untuk merawat ibunya. Azelyn tak menyangka Kevin justru menyalahkan dia atas semua pengorbanannya.

Kevin kini menyerahkan selembar surat cerai pada Azelyn, "Tanda tangani surat ini sekarang," tegas Kevin. Pria itu bahkan memaksa tangan Azelyn untuk segera menandatangani surat itu.

Senyum Kevin mengembang begitu melihat surat cerai telah di tandatangani, "Mulai kini, kita sudah resmi bercerai."

Kevin menggandeng tangan Laura dan mengajaknya keluar ruang rawat inap tanpa memperdulikan Azelyn lagi.

"Lyn, semoga kamu cepat sembuh." Laura sengaja masih bersikap seakan perduli pada Azelyn di depan Kevin, sebelum akhirnya mengikuti Kevin di belakangnya.

Sebelum sepenuhnya meninggalkan ruangan, Laura sempat menoleh untuk melirik ke arah Azelyn. Pandangan mereka bertemu, dan sebuah senyuman penuh kemenangan beserta kalimat tanpa suara dilemparkan oleh wanita itu kepada Azelyn.

Selamat tinggal, Azelyn ….

Saat pintu tertutup, Azelyn meremas sprei rumah sakit dengan kuat. Tubuhnya bergetar dan bulir air mata jatuh membasahi punggung tangannya.

Dengan ekspresi penuh kemarahan, Azelyn menyentuh perutnya dan membatin dalam hati, "Anakku… Ibu tak akan pernah memaafkan mereka. Ibu akan membalas mereka yang telah membuat Ibu kehilangan dirimu!"

**

Beberapa minggu setelah kejadian itu, keadaan Azelyn mulai membaik dan diperbolehkan untuk pulang. Selama dirawat, tak ada yang datang menjenguk karena Azelyn hidup sebatang kara setelah kematian nenek dan ibunya 8 tahun lalu.

Selama 8 tahun ini, dia hanya hidup bersama keluarga Kevin dan menganggap mereka sebagai keluarga, tetapi dirinya tak menyangka bahwa hanya dirinya yang menganggap seperti itu. Semua barang Azelyn telah dikirimkan melalui kurir oleh Kevin ke rumah sakit.

"Kemana aku harus pergi sekarang?" gumam Azelyn sambil menghela nafas berat. "Apa aku ke rumah Ayah saja? Tidak! Sudah 18 tahun berlalu, bagaimana mungkin aku tiba-tiba pulang. Ayah juga tidak pernah mencariku setelah bercerai dengan ibu...”

Setelah berpikir beberapa saat, Azelyn memutuskan untuk mencari tempat untuk dirinya sendiri. Kebetulan dia masih memiliki tabungan yang cukup untuk menyewa kamar sederhana.

Azelyn hendak kembali melanjutkan langkahnya melalui lorong rumah sakit, namun tak sengaja menabrak dada bidang seorang lelaki dengan keras.

"Maaf, saya tak melihat jalan dengan benar," ucap Azelyn sambil mengelus dahinya karena merasa kesakitan.

Azelyn sedikit membungkuk untuk meminta maaf lalu berjalan melewati lelaki itu. Namun, lelaki itu justru menarik lengan Azelyn dengan keras sehingga tubuh mungil gadis itu tertarik dan terjatuh dalam pelukannya.

Azelyn terkejut dan langsung mendongak ke arah lelaki di hadapannya. Untuk sesaat Azelyn terpaku karena merasa wajah lelaki itu nampak familiar. Rahangnya yang tegas dan sorot mata yang tajam, serta punggungnya yang lebar.

Mereka berdua berdiri mematung sambil saling menatap cukup lama.

"Kau... wanita malam itu...," ucap Lelaki dengan raut wajah terkejut.

Azelyn melebarkan matanya, ia sekarang ingat bahwa lelaki di hadapannya ini adalah lelaki yang tidur dengannya pada malam kejadian saat Laura menjebaknya.

"Kau kan-"

"Aku akan membayarmu dua kali lipat. Malam ini, tidurlah denganku lagi," potong Lelaki itu sambil menarik tubuh Azelyn lebih mendekat padanya.

"Apa?!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Susilawati Sufyandin
sngt menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 84. Target Baru

    Laura berjalan menuju ruangan karyawan dengan perasaan gembira. Dia merasa bahwa mendekati Allen adalah pilihan yang tepat. Dirinya merasa pria itu lebih mudah daripada Kean.Laura mulai menyapu dan memunguti sampah-sampah kertas yang berserakan di lantai. Dia merasa enggan memungut itu, seharusnya posisinya sebagai karyawan yang memiliki meja kerja, bukan yang membersihkan seperti ini.Laura terpaksa melakukan tugas itu karena hal yang dia pikirkan adalah bertahan di perusahaan ini sampai dirinya berhasil mendapatkan Allen."Ambilin aku minum dong," ucap salah satu karyawan wanita pada Laura sambil masih fokus mengetik pada komputernya.Laura menoleh ke sana kemari mencoba mencari tahu kepada siapa wanita itu berbicara. Melihat tak ada orang di sekitarnya, dia lebih memilih untuk melanjutkan membersihkan lantai.Wanita itu merasa kesal ketika Laura mengabaikan perintahnya begitu saja. Dia kemudian menggebrak meja dengan keras membuat sekeliling menatapnya, begitu juga dengan Laura."

  • Terikat Cinta CEO Posesif   bab 83. Mendapat Keringanan

    Kean mengerjapkan matanya beberapa kali ketika sinar matahari masuk dari sela-sela jendelanya. Dia mencoba mengambil ponselnya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, sepertinya dia bangun kesiangan karena kelelahan sejak kemarin.Kean segera bangkit kemudian berjalan keluar kamar dan melewati kamar Azelyn, dia mencoba mencari tahu apa yang dilakukan gadis itu, tetapi ketika membuka pintu, sosok gadis itu tak terlihat.Kean berjalan masuk ke kamar Azelyn kemudian melihat secarik kertas yang berada di meja tersebut. Dia mengambil kertas itu kemudian membaca setiap kalimatnya.Azelyn menulis di kertas tersebut bahwa hari ini dia izin untuk pergi karena ada masalah yang terjadi pada temannya. Dia juga mengatakan bahwa dirinya tak tahu apa akan pulang atau tidak.Kean meremas kertas tersebut, bisa-bisanya Azelyn lagi-lagi pergi tanpa sepengetahuannya. Dia mencoba melihat ponselnya dan membuka aplikasi pelacak, kali ini aplikasinya tak berfungsi lagi karena gadis itu mematikan po

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 82. Hari Pertama

    Keesokan harinya Allen langsung menyuruh Laura untuk datang ke perusahaan Marvino. Laura menggunakan kemeja putih dengan rok sepaha untuk pergi ke perusahaan Marvino, pakaiannya benar-benar mencerminkan seorang karyawan wanita di perusahaan. Dia tak tahu posisi apa yang akan diberikan Allen padanya, tetapi dia tak terlalu memikirkannya karena tujuan sebenarnya adalah untuk mendekati pria itu. Laura memesan taksi untuk pergi ke perusahaan tersebut. Ketika taksinya sudah datang, dia lansung meluncur tanpa menunda waktu lagi. Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke perusahaan tersebut. Jarak perusahaan Marvino lebih jauh dibanding perusahaan Adhlino, tetapi Laura meyakinkan semangatnya karena dia sudah terlalu lelah untuk mencari pekerjaan dan tak akan membuang kesempatan emas ini. Laura berjalan memasuki perusahaan, tiba-tiba seisi perusahaan meliriknya kemudian berbisik-bisik membuatnya merasa risih. Sepertinya berita tentang dirinya yang dipecat di perusahaan Adhlino secara tak t

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 81. Masalah baru

    Laura berdiri diam di tengah jembatan. Di belakangnya beberapa motor dan mobil berlalu lalang tanpa memedulikan dirinya yang sedang berdiri sendirian. Dia menatap kosong ke arah air sungai yang mengalir dengan deras. Gadis bermanik coklat itu sudah mengirimkan lamaran pekerjaannya ke berbagai tempat setelah dia dipecat dari Perusahaan Adhlino, tetapi satu pun tak ada yang menghubunginya untuk interview. Laura mengacak-acak rambutnya kesal. Dia meremas dokumen lamaran pekerjaannya dengan perasaan penuh emosi. "Azelyn! Ini semua gara-gara kamu! Berani-beraninya kamu menghancurkan karirku! Aku tak akan tinggal diam, aku pasti akan membalasmu!" teriak Laura emosi. Suara teriakannya tenggelam karena suara mobil dan motor yang mengebut. Laura melampiaskan emosinya dengan mengacak-acak rambutnya frustasi. Tanpa sengaja dokumennya terlepas dari genggaman dan terjun jatuh ke bawah sungai. Laura secara spontan menaikkan kaki kanan ke penghalang jembatan mencoba untuk menangkap dokumen

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 80. Kecemburuan membawa masalah

    Lino tak menduga bahwa Reliza akan mengatakan itu. Dia melirik ke arah Kean yang masih terdiam sembari menyisir rambutnya ke belakang. "Sepertinya Anda sangat mengenal saya, Nona Reliza," ucap Kean dingin. Dia menatap tajam pada gadis itu kemudian melanjutkan kalimatnya, "Karena Anda terlihat sangat mengenal saya, Anda pasti tahu bagaimana sikap saya pada wanita selama ini, kan?" tanyanya. Reliza terdiam, tentu saja dia sangat mengetahui itu. Karena dia adalah salah satu wanita yang mengejar Kean, tetapi pria itu tak pernah meliriknya sedikit pun. "Saya akan langsung mengatakan tidak suka dan sangat membenci wanita yang selalu ingin menempel pada saya. Jadi, apa Anda masih menganggap saya berbohong dan meragukan pernikahan saya sebagai pernikahan palsu yang diatur?" kata Kean yang langsung membuat Reliza terdiam. Reliza menggenggam erat ujung gaunnya mendengar penuturan Kean. Tentu saja wanita yang selalu menempel pada pria itu yang dimaksud adalah dirinya. Kean melirik ding

  • Terikat Cinta CEO Posesif   79. Pertanyaan yang berulang

    Allen melirik pada Azelyn sembari mencoba menahan tawanya. Dia merasa tak percaya dengan situasi yang dia hadapi sekarang. Rumor yang diketahui Allen selama ini adalah Kean memiliki sifat yang dingin. Sebelumnya juga banyak yang mengatakan bahwa Kean adalah pria yang tak berperasaan. Namun, apa ini? Kean justru terlihat sangat posesif pada Azelyn. "Maafkan saya atas sikap saya selama ini, Tuan Kean," kata Allen sambil sedikit membungkuk sebagai tanda permintaan maafnya. "Karena saya sudah berpisah cukup lama dengan Azelyn, saya masih ingin bertemu dan mengobrol dengannya lebih lama lagi, tapi sepertinya saya sudah melewati batas," lanjutnya sembari melirik wanita bermanik biru itu. Kean mengeratkan rangkulannya ketika mendengar perkataan Allen. Perasaannya terasa berdenyut sakit mendengar kalimat itu. Apa itu memiliki arti bahwa pria itu masih menyimpan perasaan pada istrinya? "Saya harap ini tidak terjadi lagi, saya merasa tak nyaman jika istri saya bertemu dengan pria lain t

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 78. Cemburu?

    Kean berniat untuk menghampiri mereka, tetapi tiba-tiba dia menghentikan langkahnya lalu segera berbalik membelakangi mereka berdua yang belum menyadari kehadirannya. "Kenapa aku marah?" gumam Kean merasa heran dengan sikapnya sendiri, lalu mengurungkan niat untuk menghampiri Azelyn lalu segera keluar dari restauran tersebut. Meski mengatakan itu, Kean tetap menunggu Azelyn dan Allen yang masih mengobrol di dalam restauran. Dia duduk di dalam mobil sambil memperhatikan pintu restauran menunggu mereka untuk keluar. Tepat saat itu Azelyn dan Allen keluar dari restauran lalu kembali menjalankan mobil mereka menuju ke tempat selanjutnya. Kean mengikuti ke mana tujuan mereka berdua selanjutnya dari belakang. Allen mengendarai mobil kemudian tak sengaja melihat kaca spion mobilnya, dan menyadari mobil yang berada di belakangnya sedang mengikuti mereka. Allen mencoba berbelok ke arah lain dan mobil itu tetap mengikuti arah yang dia tuju. "Mau ke mana? Apartemenku bukan ke arah si

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 77. Makan Malam Bersama Allen

    Azelyn berjalan keluar perusahaan sambil melamun, dirinya mengenal Kevin lebih dari 8 tahun, dan pria itu adalah cinta dan pacar pertama Azelyn. Dulu Azelyn sangat tak bisa melihat Kevin bersedih, karena menginginkan pria itu selalu bahagia di setiap harinya dan mencoba mencari segala cara untuk menghiburnya. Namun, ketika berpapasan dengan Kevin tadi dan melihat raut wajah Kevin yang hendak menangis, Azelyn tak merasakan perasaan apa pun lagi. Dia merasa tak peduli dengan apa yang akan terjadi pada pria itu selanjutnya. Sepertinya perasaannya pada Kevin memang sudah tak tersisa lagi. Azelyn memilih untuk tak terlalu memikirkan itu lagi, mencoba melihat sekeliling perusahaan mencari mobil Kean, tetapi tak terlihat tanda-tanda mobil itu di sekitar situ. Dia berpikir mungkin pria itu sudah pulang lebih dulu untuk beristirahat. Ketika Azelyn hendak pergi menuju halte bus, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat di hadapannya. Kaca mobil itu mulai turun dan terlihat Allen berad

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 76. Penyesalan yang terlambat

    "Apa jangan-jangan kamu cemburu?" "Apa?" Mata Azelyn membelalak, apa bertanya mengenai urusan Kean dengan Nona Marvino termasuk ke dalam kategori cemburu? Azelyn mendorong tubuh Kean agar sedikit menjauh kemudian bangkit dari kursi kerja pria itu. "Tentu saja tidak, aku hanya penasaran dengan pertemuan sesama pengusaha besar," ucap Azelyn beralasan.Jawaban Azelyn justru semakin membuat Kean mengangkat sebelah alisnya bingung. "Aku sudah menawarimu untuk ikut, kalau kamu penasaran, seharusnya kamu menerima tawaran untuk pergi bersamaku." Azelyn langsung menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. "Tidak, aku memang penasaran, tapi aku tahu batasanku," kata Azelyn sembari tersenyum simpul. "Karena semua berkas sudah selesai diperiksa, aku izin pergi," lanjutnya sambil sedikit membungkuk memberi hormat lalu melangkah meninggalkan ruangan. Kean memandangi punggung Azelyn yang berjalan menuju pintu ruangan, kemudian merapikan berkas-berkas tersebut kemudian menghubungi Lino agar datang me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status