Share

Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif
Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif
Author: Melyana_Arum

TKDCP 1

Author: Melyana_Arum
last update Last Updated: 2025-01-16 00:11:34

Bab 1

Tono ayah dari kekasihnya Narumi pun mengambil alih mikrofon dari host di pesta ulang tahun Tryan anaknya yang ke dua puluh tahun.

"Mari kita sambut tunangan Tryan, yaitu ...." Tono menjeda ucapannya dan tersenyum menatap Narumi yang berada di depan panggung, sementara dirinya berada di atas panggung bersama istri dan juga anaknya.

Narumi meremas gaunnya dengan perasaan senang luar biasa, kali ini dia akan dikenalkan pada khalayak ramai di pesta ulang tahun Tryan, kekasihnya. Akhirnya penantian selama 3 tahun, mereka akan melangkah ke tahap yang lebih serius.

Senyum Narumi dan juga ayah Tryan masih mengembang, lalu laki-laki paruh baya itu mengambil napas sejenak, "Marilah kita sambut tunangan anak saya, Naila Mawardi."

Deg!

Jantung Narumi berdetak sangat kencang saat nama yang disebut oleh Tono adalah nama sahabatnya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Apakah Tono salah mengucapkan namanya?

Namun, itu sangat tidak mungkin. Tono tersenyum misterius setelah memanggil nama tunangan anaknya. Senyuman Tono melambangkan senyuman mengejek.

Sorot lampu pun mengarah ke bawah panggung. Salah satu anak buah Tono meminta Narumi untuk menyingkir. Karena menghalangi jalan Naila. Terpaksa Narumi pun sedikit bergeser demi membuka jalan untuk Naila.

“Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa Naila?” sorot mata Narumi mengarah ke Tryan bertanya-tanya.

Saat Narumi menatap Tryan, kekasihnya itu berjalan mengarah ke arahnya. Dengan senyuman lebarnya. Narumi yang masih berharap pun membalas senyuman itu.

"Kamu tidak mungkin mengkhianatiku kan?" gumam Narumi dengan mengulurkan tangannya berharap Tryan menghampirinya.

Tapi, tak ada yang menggenggam tangannya.

Ternyata Tryan berjalan melewati Narumi begitu saja. Seperti angin tak ber KTP yang tak terlihat, itulah Narumi saat ini. Bahkan tubuhnya terdorong-dorong oleh bodyguard. Mendorong mundur sedikit keras pada Narumi. Hampir terjatuh tapi Narumi masih bisa berdiri kembali.

Narumi meremas gaunnya saat melihat Tryan mengecup kening Naila. Lalu Tryan menggendong Naila ala pengantin baru untuk dibawa ke atas panggung. Karena gaun yang Naila gunakan membuatnya sulit berjalan.

“Lihatlah begitu romantisnya mereka. Aku ingin kembali muda, sayang,” ucap Tono, mengkode istrinya. Saat melihat keromantisan Tryan dan Naila. Yang di kode hanya tersipu malu saja.

Sampai di atas panggung, sepasang kekasih itu memberi pertunjukan yang membuat semua tamu undangan seketika heboh. Tapi tidak untuk perasaan Narumi yang sakitnya tembus ke ulu hatinya. Rasa remuk redam begitu membuat kehancuran dunianya.

Airmata yang tadi tertahan dipelupuk mata. Akhirnya meluncur begitu saja tanpa permisi. Membasahi kedua pipi Narumi yang tertutupi bedak tipis.

"Aku tidak percaya ini," ucap Narumi, sambil menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang dia lihat di atas panggung.

“Penghianat semuanya!” serunya terendam gemuruh suara para tamu undangan yang hadir. Narumi perlahan berjalan mundur lalu berbalik membelakangi panggung. Narumi berlari pergi meninggalkan acara itu.

Entah mau kemana dia? Dia hanya terus berlari, bahkan mengabaikan panggilan dari beberapa orang yang mengenalinya.

Selepas Narumi berlari, di atas panggung keromantisan Tryan dan Naila semakin terlihat nyata dan jelas. Tentu saja suara gemuruh tamu undangan yang bersorak-sorai senang akan keromantisan pasangan itu. Tapi ada juga beberapa tamu undangan yang tak suka dengan adegan diatas panggung. Mereka menganggap adegan itu hanya penceritaan yang terlihat sangat lebay.

Di depan lobby, ada sebuah taksi yang baru saja berhenti untuk menjemput tamu. Tapi Narumi langsung masuk taksi itu.

Narumi duduk dan tertunduk, melihat ponselnya yang berisi beberapa kenangan kebersamaannya dengan Tryan. Karena terlalu fokus pada kenangan di ponselnya. Mobil taksi itu pun berjalan sesuai alamat yang ada di dalam aplikasi. Sehingga sopir itu hanya fokus pada tujuannya. Tanpa bertanya lagi pada Narumi selaku penumpang.

Hingga beberapa menit selanjutnya..

“Non, sudah sampai Non,” ucap sopir itu. Ini sudah beberapa kali si sopir memberi tahu Narumi sih. Tapi baru yang ini Narumi merespon ucapan sopir itu.

“Loh Pak sampai mana ini?” tanya Narumi, kebingungan dan keheranan.

“Kan sudah sesuai aplikasi?”

“Sebentar, sesuai aplikasi? Apa maksudnya ya, Pak? Saya kan belum menyebutkan alamat kita tuju, kok? Aplikasi?” Narumi masih belum loading atau memang kapasitas kepalanya masih terjeda. Karena kejutan tadi yang menyesakkan itu.

“Non bukan Mawar kuncup?” sopir itu menyebutkan nama pemesanan taksi.

“Siapa sih dia, Pak?” Dan sekarang sopir itu pun paham juga jika penumpangnya bukan yang memesan taksinya.

Ting!

Ting!

Sopir itu pun mendapatkan orderan lagi. Setelah menekan tanda selesai karena pesan baru masuk si pemesanan yang asli mengomeli sang supir yang lama datangnya.

Ceklek!

Belum selesai urusan dengan sopir taksi. Tangan Narumi ditarik keluar taksi. Hingga tubuhnya terjatuh keluar dari taksi. Narumi berusaha berdiri tapi kakinya terkilir. Bahkan kakinya terinjak-injak oleh orang yang menjadi penumpang taksi selanjutnya.

Narumi mencoba berdiri untuk mengambil kembali ponsel yang terjatuh setelah ditarik dari taksi.

Tapi tiba-tiba ada rombongan para wanita yang turun dari sebuah mobil vans yang baru datang. Berdesakan hingga tak menjadi jika Narumi masih membungkuk untuk mengambil ponselnya. Tapi sebuah dorongan kuat.

Mengakibatkan tubuh Narumi pun ikut terdorong dan tertarik hingga masuk kedalam gedung club malam itu. Narumi akan memutartabadan agar dapat balik arah untuk keluar Club. Akan tetapi dia terjebak di rombongan para wanita ini. Narumi berusaha untuk melawan arus untuk keluar tapi sayangnya tenaganya kalah dengan mereka yang akan masuk kedalam club tersebut.

Hingga sampai akhirnya Narumi dan para wanita tadi bisa berada di sebuah ruangan khusus dengan ruang tunggu yang dipisahkan dengan sebuah kamar didalamnya.

Ceo tampan bernama lengkap, Kaisar Gumilar. Dia berdiri di depan pintu kamar itu yang dibatasi oleh beberapa bodyguard. Lalu Kaisar melihat ke seluruh wanita yang ada di ruangan. Kaisar pun mulai membuka suaranya memberikan instruksi untuk mempermudah jalannya acara tersebut.

“Baiklah dengarkan baik-baik. Silahkan nomor pertama masuk setelah saya menutup pintu ini. Masuk sesuai nomor urutan yang diberikan bodyguard saya, jangan menyela. Terakhir, kalau masih ada peserta yang berada di dalam hingga lebih dari 10 menit. Maka Nomor urutan selanjutnya langsung gugur dan otomatis audisi saya nyatakan selesai! Jadi nomor setelah itu silahkan tinggalkan ruangan ini!”

Saat ini nomor pertama pun melangkah masuk kedalam kamar tersebut. Namun, tak lama dari wanita yang baru saja masuk itu kembali keluar. Dengan tangisannya juga wajah yang acak-acakan.

Dan waktu terus bergulir, dari wanita nomor pertama hingga wanita sebelum Narumi semua sama saja. Semua masuk dan keluar dalam hitungan jari. Ada yang menangis dan marah-marah tak jelas. Hal itu membuat Narumi berdebar-debar, tangannya pun dingin sekali dan tremor melanda dirinya.

Kini giliran Narumi yang masuk kedalam kamar tersebut. Dia menghela napasnya sebelum melangkah menuju pintu. Tangan Narumi yang dingin membuka pintu lalu melangkah masuk kedalam kamar. Satu langkah berdiri di depan pintu masuk kamar itu.

Clik!

Suara pintu itu terkunci otomatis. Saat melihat kedepan sana mata Narumi tercemari. Didepan sana pemandangan diluar nalar yang diciptakan oleh Kaisar.

“Mendekatlah!”

Saat Narum tidak ada pergerakan dari Narumi, Kaisar tersenyum sini. Kaisar langsung maju merengkuh tubuh Narumi…

Cup!

Ciuman pun terjadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   153

    Suasana sekolah kembali normal, tetapi bisik-bisik dan tatapan penuh rasa ingin tahu mulai menyelimuti koridor. Gosip kecil yang dulu hampir memecah Aruna dan Ezra kini kembali terdengar tetapi ada perbedaan penting: kali ini, Aruna dan Ezra lebih solid secara emosional. Di lorong utama, sekelompok siswa berbisik pelan saat Aruna lewat, menatapnya dari ujung mata. Beberapa ponsel tampak siap merekam, namun Aruna melangkah dengan kepala tegak, tatapan mantap, dan bahu tegap. Ezra menyusul di belakangnya, lengannya sengaja tidak menyentuh Aruna, namun selalu cukup dekat untuk memberikan rasa aman. Aruna berkata dalam hati, “Biarkan mereka berbicara… aku tahu kebenaran. Aku tahu Ezra ada di sisiku.” Mereka tiba di kelas, duduk di bangku yang sama seperti biasa, dan meski bisik-bisik masih terdengar, keduanya saling bertukar pandang dengan senyum tipis kode diam bahwa mereka tak terganggu oleh gosip yang mencoba mengintimidasi.

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   152

    Ezra dengan suara rendah dan getir, “Aruna… kau tahu aku cuma untukmu, kan? Raska… dia hanya teman. Tapi… jujur, aku merasa cemburu. Aku merasa takut… takut kalau aku tidak cukup untukmu.”Aruna menatapnya, matanya basah tapi ada keberanian baru di sana. “Ezra… aku nggak ingin menyakiti perasaanmu. Aku… aku cuma manusia biasa. Aku punya rasa takut, punya keraguan… dan kadang aku nggak bisa mengendalikan rasa cemburu ini. Tapi aku… aku ingin kau tahu… aku masih memilihmu. Selalu.”Ezra menunduk, merasakan dada bergetar. Dia merasakan kelegaan, tapi juga rasa bersalah karena cemburunya hampir membuatnya menuduh Aruna tanpa dasar.Ezra menarik napas panjang, lalu bersuara lembut, “Aruna… aku janji. Aku akan melindungimu, walaupun dunia menentang. Tapi aku juga… akan belajar mempercayaimu, karena aku tak ingin ketakutanku merusak kita.”Aruna sedikit tersenyum, menumpahkan air mata yang tertahan, dan perlahan meraih tangan Ezra. Tangan merek

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   151

    Kembang api latihan terakhir malam itu meledak di langit merah, emas, biru. Wajah Aruna sedikit terangkat, refleks menatap indahnya. Raska menoleh ke arahnya, dan sesaat waktu seperti berhenti: Aruna dengan mata basah, langit menyala di belakangnya.Raska menerka-nerka dalam hati, Dia nggak seharusnya sendirian melawan ini semua…Aruna masih duduk di samping Raska, memeluk lututnya. Hening di atap begitu hangat, hanya sesekali suara angin dan letupan kembang api latihan. Raska menyodorkan cokelat itu, senyum samar masih menghiasi wajahnya, seolah ia bisa membaca kegelisahan Aruna tanpa kata-kata.Tiba-tiba, dari tangga besi yang menurun ke atap, terdengar suara langkah tegas: “Aruna!”Aruna menoleh cepat, detak jantungnya langsung melonjak. Di ujung tangga berdiri Ezra, matanya menyala antara marah dan cemas. Ia melihat Aruna duduk dekat Raska, tangan mereka hampir bersentuhan—momen rahasia yang tak sempat ditutup oleh keduanya.

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   150

    Aruna menghantam meja dengan tinjunya. Semua siswa langsung terdiam. Matanya merah, wajahnya pucat, tapi nadanya dingin. “Kalau kalian mau percaya kebohongan murahan, silakan. Tapi jangan sekali-sekali datang padaku seakan kalian lebih tahu hidupku.” Setelah itu, ia berbalik cepat, meninggalkan kelas. Di atap sekolah, ia berjongkok sendirian. Brosur itu sudah diremas hancur di tangannya. Angin sore berhembus, membawa serpihan kertas yang ia buang. Air mata akhirnya jatuh bukan karena lemah, tapi karena lelah. Aruna berujar pelan, hampir berbisik, “Aku sudah berusaha… sudah mencoba jadi lebih baik. Tapi… apa gunanya kalau semua orang tetap lihat aku seperti sampah?” Dia menutup wajah dengan kedua tangan, bahunya bergetar. Untuk pertama kali sejak lama, Aruna benar-benar merasa ingin menyerah. Langit sore menjelma keungu-unguan, bayangan bangunan panjang membelah cahaya matahari terakhir. Di sudut atap sekolah, Aruna duduk memeluk lutut. Sepatu ketsnya kotor karena debu,

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   149

    Sekolah penuh warna: lampion, stan makanan, panggung musik.Café kelas Aruna laris karena pesona Aruna sebagai pelayan cosplay banyak murid cowok rela antre hanya untuk dilayani olehnya. Ezra muram sepanjang hari.Nadira sibuk di pusat informasi, dengan headset dan walkie-talkie seperti komandan perang.Raska memamerkan karya seni lukisnya, dan dengan lembut menarik Aruna untuk melihat. Ezra langsung menegangkan rahang.Seseorang menyebar foto yang tampak seperti Aruna sedang bersama “orang asing” di malam hari (hasil editan).Gosip itu menyebar cepat, menodai reputasi Aruna.Nadira yang tahu cara kerja gosip sekolah langsung bergerak mencari siapa dalangnya.Ezra menghadapi siswa yang mulai berbisik-bisik, melindungi Aruna dengan tatapan membunuh.Api unggun dinyalakan di lapangan sekolah. Semua murid berkerumun, tertawa, beberapa saling bergandeng tangan. Musik akustik mengalun pelan.Aruna duduk agak jauh, menatap nyala api yang bergoyang. Dari belakang, Ezra mendekat, menyampirkan

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   148

    Ia akhirnya membuka semua isi hatinya.Nadira dengan nafas tersengal,“Sejak kecil aku dibentuk Umbra. Aku tidak tahu apa artinya memilih. Aku cuma tahu bagaimana cara taat. Dan tadi… aku sadar, untuk pertama kalinya aku ingin salah. Aku ingin salah demi kalian, bukan demi Umbra.”Suasana sunyi. Ezra menutup matanya, Aruna menggenggam tangan Nadira erat.Nadira akhirnya terisak di bahu Aruna. “Kalau kalian masih mau… izinkan aku belajar jadi manusia. Bukan pion.”Aruna mengangguk dengan lembut. Ezra tidak menjawab, tapi untuk pertama kalinya, ia tidak menolak.Gudang yang jadi tempat persembunyian berubah jadi semacam “rumah sementara.”Aruna bangun lebih dulu, memasak sarapan seadanya telur orak-arik gosong setengah matang.Ezra menatap dengan alis terangkat.Ezra suara datarnya khas, “Kau yakin itu makanan? Atau bagian latihan survival?”Aruna menggertakkan gigi, “Diam dan makan. Kau masih hidup k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status