Share

Mystery Of Box

Penulis: J. Hanin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-06 12:52:54

Sebuah mobil sport berhenti tepat di depan sebuah bangunan mewah, rumah itu tampak megah dibalik pagar yang menjulang tinggi terdapat sebuah taman yang terawat. Meski pagar itu nyaris mengelilingi rumah itu, namun sela-sela pagar masih memperlihatkan betapa megahnya bangunan bak istana negeri dongeng.

“Sekarang saya tahu, mengapa kamu sama sekali tidak tergiur dengan uang yang saya tawarkan!” celetuk David setelah lama tertegun, terlena dengan kemegahan rumah dihadapannya, meski ia dari keluarga bangsawan dia tidak menampik.

“Anda bisa membatalkan niat anda untuk menikah dengan saya! Ini masih belum terlambat.” Ucap Agnes Santai, gadis itu seperti menemukan sebuah keraguan dari dalam David, kepercayaan lelaki itu mendadak pudar.

“Tidak bisa! Saya tidak akan membatalkan pernikahan kita! Bukankah kamu juga mendengar tekad bulat saya beberapa hari yang lalu saat kamu datang ke rumah orang tua saya!” Tolak David mentah-mentah, raut wajahnya terlihat jengkel mendengar ucapan Agnes yang tampak enteng. Apapun pembicaraan mereka pasti berujung dengan tawaran Agnes untuk membatalkan saja pernikahan yang belum berlangsung itu.

“Susah sekali untuk mematahkan sikap ambisiusnya.” Dengus Agnes kesal, lelaki di sampingnya hanya terkekeh pelan sembari melihat dengan seksama bangunan rumah di depannya, design rumah itu sangat jelas memperlihatkan betapa mahal dan sangat jarang ditiru beberapa orang.

“Berapa?” tanya David pada Agnes yang tampak menyipitkan mata mencoba memberikan harga yang pas.

“200 juta.” Jawab singkat Agnes yang langsung mendapatkan anggukan dari sang atasan, jumlah uang sebesar itu bukanlah sesuatu yang sulit untuk seorang David yang sudah tajir melintir bahkan tidak akan habis untuk tujuh keturunan setelahnya.

“Dollar.” Sambung Agnes yang rupanya belum menyelesaikan jawabannya, David melangkah mundur, menatap Agnes dengan wajah terkejut. Bola matanya bahkan hampir keluar dari tempatnya karena terbuka sangat lebar.

“Jangan gila kamu!” pekik David yang mulai menyadari jika Agnes memang berniat untuk memerasnya, memanfaatkannya kekuasaan dan kekayaannya juga.

“Pak David yang gila! mana ada rumah semegah ini hanya dijual dengan harga murah !” ucap Agnes tak mau kalah, harga meskipun dia bukan seorang marketing perumahan namun dia tetap tahu sedikit

“Mengapa saya harus membeli rumah ini?” Tanya David mengamati gerbang di hadapannya itu, otaknya sibuk menghitung kisaran harga yang pantas.

“Bapak pikir saya menikah dengan anda secara sukarela! Saya juga butuh imbalan! Apalagi pernikahan ini hanya kontrak, tentu saya harus mendapatkan keuntungan. Saya tidak peduli pernikahan ini diadakan oleh mendiang kakek kita, entah mengapa saya memiliki prasangka buruk saja!” sambung Agnes panjang lebar membuat David bungkam, lelaki itu seperti tertangkap basah atas perbuatannya.

“Nona Agnes!” Sapa seseorang dari dalam yang rupanya sejak tadi mengamati mereka dari kejauhan.

Agnes tersenyum canggung melihat wanita itu berlari tergopoh-gopoh menyambut kedatangan mereka, senyuman tulusnya tidak pernah berubah atau pun luntur, sama seperti dahulu sebelum kerutan-kerutan halus menghiasi wajah tuanya.

David melirik interaksi dua wanita disampingnya, dia tidak ingin bertanya meski beberapa pertanyaan sudah muncul di kepalanya.

“Sudah lama Nona tidak berkunjung kesini!” Ucap Bi Hana, Agnes hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

“Ini….” ucapan Hana terdengar menggantung di udara, dia menatap lelaki muda dengan paras tampan dan setelan jas menghiasi tubuh kekarnya, namun sorot mata lelaki itu tampak dingin.

“Ini..”

“Saya calon suami Agnes, Nyonya! Saya David, senang berkenalan dengan anda!” ucapan Agnes terpotong oleh David, lelaki itu lebih dulu mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan, Hana menerima uluran tangan itu dengan wajah terkejut yang tidak bisa ia sembunyikan.

“Kalau begitu silahkan masuk! Saya akan panggilkan Nyonya besar!” Ucap Hana membuka gerbang besar.

“Tunggu!” cegah Agnes pada David, membuat lelaki itu terdiam.

“Jangan membahas soal surat wasiat atau pun tentang kakek kita didalam sana!” ucap Agnes memberikan peringatan, David tidak mau ambil pusing, dia hanya mengangguk pelan saja.

Gerbang yang tadinya menghalangi pandangan dari luar itu perlahan terbuka, memberikan akses agar mobil sport milik David dapat masuk, Agnes yang sudah menatapnya dengan tajam agar tidak masuk justru tidak dihiraukan oleh David, lelaki itu dengan cekatan justru segera memasukkan mobilnya ke pelataran rumah yang benar-benar luas itu.

Agnes menghela napasnya dalam melihat Hana yang tampak semangat membukakan pintu utama untuk dirinya, David mendampinginya terlihat wajah perempuan itu tampak gusar. Alasan David yang tampak tertarik untuk masuk ke dalam rumah mewah itu hanya satu, rumah siapakah yang Agnes ingin David membelinya!

“Saya harap Bapak tidak berbicara macam-macam nanti di dalam.” Ucap Agnes dengan wajah datarnya, sorot matanya mendadak terlihat begitu dingin membuat David mematung di tempatnya, seperti bukan Agnes yang biasa ia lihat.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Persimpangan Hati

    David kembali mengunjungi restoran yang tempo hari ia kunjungi bersama Agnes, namun hari ini ia datang bersama Lisa. Kekasih sebenarnya yang kini rela untuk terbang ke Korea demi bertemu dengannya, ah tidak lebih tepatnya untuk benar-benar menjadi perannya sebagai kekasih David secara utuh. Menu yang dipesan pun juga sama, hanya berbeda dengan siapa dia menikmatinya sekarang. “Kamu kenapa sih sayang? Daritadi kelihatan nggak tenang banget. Kamu lagi nungguin siapa?” Tanya Lisa yang mulai kesal karena David sedikit mengabaikannya. “Tidak ada apa-apa.” Jawab David berusaha tetap tenang meski dia tidak bisa menutupi raut wajahnya yang memang terlihat cemas. Lisa bergelayut manja pada lengan David, menghirup aroma tubuh sang kekasih yang ia rindukan selama ini. Hubungan yang harus dijalani tersembunyi demi tercapainya sebuah tujuan untuk kebahagiaan bersama. “Jangan bilang, kamu takut wanita itu akan melihat kita disini!” Celetuk Lisa penuh curiga, David tidak marah justru lelaki itu

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Pasangan Iblis

    Agnes hanya melirik David yang terlihat mondar-mandir mencari sesuatu, seolah mengabaikan keberadaan istrinya yang sejak tadi sudah terbangun karena pusing yang kini mulai mereda. Agnes pun juga tidak berniat bertanya apa yang sebenarnya sedang lelaki itu cari, memilih menikmati udara segar di pagi hari dan pemandangan kota Seoul dari balkon kamar hotel benar-benar membuat suasana hatinya membaik. “Apa kamu tidak melihat dasiku?” Tanya David akhirnya mengeluarkan sepatah kata, Agnes menoleh dan mengangkat dasi yang sejak tadi tergeletak disamping cangkir kopi miliknya. “Kenapa kamu tidak bilang, aku mencarinya sejak tadi!” Gerutu David dengan kesal sambil merebut dasi itu dari tangan Agnes. “Kamu tidak mengatakan kamu mencarinya.” Jawab Agnes enteng, suasana hatinya sedang membaik sehingga dia tidak akan membalas sikap David yang terlihat buru-buru. “Aku akan bertemu klien hari ini, kalau kamu bosan kamu bisa pergi jalan-jalan sendiri!” Seru David sambil memakai jam tangan mahal y

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Menyelesaikan apa yang belum selesai

    “Kamu membiarkan istrimu sendirian dengan mantan kekasihnya?” Tanya Lisa yang mengikuti David ke toilet, nyatanya lelaki itu tidak pergi kesana hanya menyendiri di lorong, sesekali melihat layar ponselnya.“Aku tidak membiarkannya, aku hanya memberi waktu agar Agnes untuk menyelesaikan apa yang belum selesai.” Jawab David enteng, dia bukan lelaki yang bodoh. Sejak tadi dia hanya mengamati dan membaca situasi yang ada. Lagipula Agnes bukan istri sesungguhnya, jadi tidak ada kekhawatiran jika Kevin akan merayu Agnes dan berhasil membuatnya kembali.Lia mendengus, dia benar-benar kesal mengingat bagaimana mata suaminya yang tidak bisa berhenti menatap Agnes. Bahkan secara terang-terangan lelaki itu ikut tersenyum saat Agnes tertawa, mengabaikan Lia di sampingnya. Kevin benar-benar memperlakukannya sebagai kekasih bayangan, dia akan bersikap baik dan penuh perhatian jika tidak ada Agnes di sekitarnya.“Lalu mengapa kamu mau menikah dengan Kevin? Sedangkan kamu tahu sendiri siapa yang Kevi

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Hari terburuk

    “Agnes!”Suara bariton seorang pria itu terdengar di tengah hiruk pikuk lautan manusia yang sedang menikmati pasar malam di Seoul. Agnes yang tadinya ingin segera pergi kini sudah tertangkap keberadaannya oleh Kevin dan juga Lia, sepertinya mereka juga sedang honeymoon di Seoul, sama seperti Agnes dan David meski pasangan satu ini tidak sepenuhnya honeymoon dengan arti yang sama.“Nggak nyangka bakal ketemu lagi disini!” Seru Kevin menggenggam tangan Lia, Lia hanya tersenyum tipis pada Agnes. Kedua wanita itu hanya basa-basi, mengingat mereka tidak saling kenal.“Halo Pak David!” Sapa Kevin sebentar pada David pun yang mengangguk, Kevin melirik genggaman erat tangan David pada Agnes namun langsung mengalihkan pandangannya kala David menyadari arah pandangannya.“Kebetulan kita bertemu disini, bagaimana jika kita makan malam bersama!” Ajak Kevin tampak bersemangat, berusaha ramah pada David yang sejak tadi hanya menatapnya datar dan Agnes yang menghindari kontak mata dengannya.“Tidak

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Honeymoon

    Tujuh jam perjalanan dari Jakarta menuju bandara Incheon, Korea Selatan. Meski David mengambil kelas Bisnis namun tetap saja rasa pegal di badan tetap terasa, Agnes berjalan menelusuri bandara dengan David disampingnya, kacamata hitam bertengger di hidung keduanya, ditambah gaya pakaian mereka yang kini casual tampak seperti pasangan yang serasi.Tidak ada yang tidak memimpikan Korea sebagai salah satu destinasi liburan yang beberapa orang inginkan, termasuk Agnes. Sayangnya, embel-embel honeymoon melekat untuknya karena dia datang bersama seorang lelaki yang beberapa minggu kemarin menikahinya.Mereka menaiki taxi untuk menuju penginapan, David tampaknya juga merasakan lelah yang sama karena sejak tadi lelaki itu hanya diam dan sesekali mengecek layar ponselnya. Agnes membiarkannya, memilih menikmati keheningan yang tercipta di antara keduanya terasa begitu damai dan sangat jarang terjadi.“Ini Tuan, kartu smartkey untuk kamar yang anda pesan!” Ucap pegawai resepsionis menyerahkan se

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Makan Masakan Istri

    Sudah sepekan lamanya, David menginap di apartemen Agnes. Mereka menikah karena sebuah kesepakatan, namun Agnes merasa David seolah tidak memahami Batasan yang sebagaimana ada di antara mereka. David terlalu mendalami perannya sebagai suami, membuat Agnes seakan lupa akan status mereka. Wanita itu mulai merasa jika kini dia memang sudah bersuami.Agnes melihat jam makan siang hampir berlalu, sejak tadi dia hanya mengurung diri di kamar. Tidak ada kegiatan, mmebuatnya hanya beraktivitas di kamar terlebih David tidak ke kantor hari ini, beralasan sedang tidak enak badan. Kenyataannya, lelaki itu dari pagi sampai siang terus berkutik di depan laptop miliknya.“Kamu tidak makan siang?” Tanya Agnes mengusik David yang matanya bahkan sibuk pada monitor laptop dan kedua tangannya sibuk dengan keyboard, entah apa yang sedang ia kerjakan.“Vid!” Panggil Agnes lagi, David baru tersadar dengan keberadaan Agnes yang duduk di meja makan kini sedang menghadapnya.“Apa kamu mengajakku bicara?” Tanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status