Share

Problematik Keluarga Besar

Author: J. Hanin
last update Last Updated: 2025-10-08 15:06:31

David tidak memungkiri rumah itu benar-benar megah, tidak kalah dengan rumah milik orang tuanya, Hendric. Bangunannya tampak di design khusus, sepertinya memang permintaan dari sang pemilik. Pantas saja jika Agnes akan naik pitam jika David membelinya dengan harga asal.

“Nyonya sedang sarapan Nona! Silahkan masuk!” Ucap Hana mempersilahkan sepasang manusia yang sejak tadi hanya diam, sibuk dengan fikiran masing-masing.

David memang kagum dengan design interior yang disajikan rumah itu, benar-benar memanjakan setiap mata yang memandang. Namun lelaki itu menutupinya dengan sikap angkuh dan dingin, matanya terhenti pada satu keluarga yang kini berkumpul di ruang makan. Aktivitas mereka terhenti begitu Agnes datang.

Suasana mendadak tidak dingin, David bisa merasakan setiap pasang mata yang kini menatapnya dengan sinis. Terlebih, gadis disampingnya kini berubah tidak seperti Agnes yang ia kenal, gadis itu tak kalah angkuh darinya.

“Ternyata rumor yang tersebar diluar sana benar, Nes! Kamu benar-benar hebat Agnes, jatuh miskin dan kini bisa mengambil hati CEO di perusahaanmu!” sindir gadis berambut pirang sebahu, sorot matanya tampak merendahkan.

“Suasana keluarga macam apa ini!” batin David yang mencoba membaca situasi yang sedang mereka hadapi, sepertinya latar belakang keluarga Agnes tidak berbeda dengannya.

Agnes tidak bergeming mendengar sebuah ejekan dari sepupunya, Fanny. Wanita itu tanpa sadar menarik tangan David untuk duduk disampingnya, David terhenyak, lelaki itu baru menyadari ada sebuah sinar laser yang terpancar dari mata lelaki dihadapannya.

“Jadi kamu, calon suami keponakan saya? Saya dengar-dengar kamu seorang presdir termuda.” Ucap Sony pada David yang baru saja menempelkan bokongnya di kursi.

David terkesiap mendengar pernyataan dari lelaki didepannya itu, David hanya mengangguk lalu tersenyum canggung. Dia bisa merasakan bagaimana sambutan dingin dari keluarga Agnes.

“Dia pamanku, Sony! Ini Bibiku, Hilda!” Ucap Agnes memperkenalkan dua manusia parubaya, David kembali tersenyum simpul meski banyak pertanyaan berkecamuk di otaknya yang ingin ia tanyakan pada Agnes.

“Dan mereka! Sepupuku, Fero dan Fanny!” lanjut Agnes, David mengabaikan pandangan Fanny yang sedang menebar pesona padanya. David justru lebih tertarik dengan lelaki yang sejak tadi hanya diam sama seperti dirinya. ah tidak, lelaki itu lebih banyak menatapnya, mengintimidasi David.

David merasa lelaki itu tidak menyukai keberadaanya di samping Agnes. Sejak tadi lelaki itu menatapnya dari atas sampai bawah.

“Apa kamu tidak penasaran keberadaan orang tua Agnes?” Tanya Sony, Hilda menatap David menunggu jawaban dari calon suami keponakannya. David menggeleng pelan membuat Agnes menepuk pelan paha lelaki itu dibalik meja.

“Tidak, Paman! Agnes sudah menceritakan semuanya kepadaku!” ucap David tersenyum, Agnes lega. Meski memang Agnes tidak memberitahunya perihal keadaan keluarganya, setidaknya gadis itu berharap David dapat bekerja sama untuk sandiwara ini.

“Oh ya! apa kamu tidak masalah dengan hal itu?” tanya Sony semakin berani, terdengar bukan ketertarikan namun sebuah cemooh.

“Wow, David! Kamu sepertinya sangat mencintai Agnes, sampai kamu tidak mempermasalahkan tentang orang tua Agnes? Sepupuku ini sedikit memprihatinkan.” Celetuk Fany membuat David terkejut meski hanya seperkian detik, lelaki itu segera mengubah wajah terkejutnya agar tidak ada yang mengetahuinya, sayangnya Fero lebih cepat menangkap perubahan mimic wajahnya.

“Memang kenapa? Lagipula ayahku meninggal karena ulah ayahmu!” tandas Agnes tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan yang sejak tadi ia santap.

Sony berdehem beberapa kali, David justru tampak melamun. Pandangannya jauh entah kemana, lelaki itu mencoba menyambungkan deretan puzzle yang tampak membingungkan sekarang ini.

“Kamu sudah lama berkencan dengan Agnes?” tanya Hilda dengan tatapan hangatnya, hanya sebentar wanita itu memperbaiki raut wajahnya dengan wajah datar, David hanya memicingkan matanya memang sejak awal ada yang tidak beres dengan keluarga tersebut.

“Baru, Tante! Tapi kami memutuskan untuk segera menikah karena kami merasa sangat cocok! Tidak mau menunggu terlalu lama.” Jawab David begitu ramah dan sopan membuat Agnes disampingnya hanya bisa mengumpat dalam hati, presdir baru di perusahaannya benar-benar pandai mengambil hati seseorang.

“Apa yang membuatmu yakin untuk menikah dengannya, Nes?” tanya Fero, lelaki yang sejak tadi diam dan mengamati sepupunya yang hanya mengangguk dan tersenyum canggung itu.

“Kakak ini bagaimana! Tentu saja karena David kaya makanya Agnes menggoda CEO di perusahaannya sendiri.” seloroh Fany dengan sinis menatap Agnes yang tampak tidak suka mendengar jawaban dari sepupunya itu.

“Maaf atas ucapan putri saya yang kurang sopan! Bagaimana pun ini adalah pertemuan pertama kita!” ucap Hilda menengahi, Fany mendengus kesal.

Wanita itu tidak habis pikir kenapa nasib sepupunya benar-benar beruntung, padahal menikah dengan CEO kaya raya dan pewaris tunggal adalah impiannya sejak dulu. Fany sangat yakin jika ada yang tidak beres diantara David dan Agnes.

“Huhh!”

Helaan napas lega terdengar dari Agnes yang sejak tadi tampak diam, rahangnya terasa keras dan giginya tak henti-hentinya saling menggertak mendengar dan melihat bagaimana keluarga Bibinya tampak menertawakan dan tak menyukai apa yang ia peroleh saat ini.

“Jika ini rumah Bibimu, untuk apa kamu bersikeras membujukku untuk membelinya?” tanya David akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang sejak tadi dia pendam sendiri.

“Ini bukan rumah mereka!” Jawab Agnes menunduk, suaranya tak selantang biasanya. Nada bicaranya sangat jelas menggambarkan ada kenangan membekas dan menyedihkan.

“Lalu bagaimana bisa keluarga Bibimu yang menempati rumah semewah ini?” tanya David yang mulai penasaran, tampaknya kehidupan Agnes yang ia cari belum sepenuhnya mengorek sampai dalam.

“Anda tidak perlu tahu, ceritanya sangat panjang! Pak David hanya perlu membelinya! Aku hanya ingin apa yang menjadi milik keluargaku kembali!” ucap Agnes kembali pada raut wajah garangnya menatap David yang mencoba mencari tahu tentang latar belakang hidupnya yang kelam.

“Kamu pikir kamu bisa merahasiakan itu dari saya!” David tampak menyeringai ucapannya, meremehkan Agnes yang mencoba menutup diri.

“Itulah! Mengapa saya tidak ingin membuang tenaga untuk bercerita pada Pak David. Bukankah Pak David sudah biasa! Mencari tahu sesuatu yang seharusnya tidak ingin orang lihat demi kepentingan Bapak sendiri!” David membeku ditempatnya, ucapan Agnes tepat sasaran dan mampu membungkam bibir tipisnya.

J. Hanin

hai,,, ini cerita pertamaku di Good Novel semoga kalian suka ya, jangan lupa ramaikan kolom komentar. atau bisa saling sapa di *** : J.Hanin794

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Pangeran Negeri Dongeng

    Secangkir kopi panas dan sepotong sandwich menemani gadis yang sejak tadi hanya duduk di balkon apartemennya, beberapa hari dia sudah tidak bekerja lagi. Setiap hari dia menerima pesan dari rekan kerjanya, menanyakan kemana dia pergi! Mengapa lagi-lagi absen ke kantor, belum lagi pertanyaan dari para sahabatnya yang terus mendesaknya soal pernikahannya yang mendadak itu.Eric : Kau kemana Agnes! Sudah beberapa hari kamu tidak berangkat kerja! Sebuah pesan kembali membuat ponselnya bergetar, Agnes hanya meliriknya sekilas tidak ada niatan untuk membalas apalagi sekadar membuka. Dia berharap dia bisa tenang setelah melewati berbagai persoalan rumit yang sebenarnya bukan dia yang mencarinya.Ddrttt.. drrrtt..Laura is calling… Ponsel Agnes kembali menyala, menampilkan sebuah nama. Gadis itu meraih ponselnya dengan malas, ia tahu apa yang akan dibicarakan oleh sahabatnya itu tanpa perlu bertemu. Mereka bukan dua orang yang saling mengenal satu atau dua bulan, mereka sudah lama bersahaba

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Just Patner No More

    Momen bahagia yang harusnya diiringi tangis haru untuk setiap orang, namun tidak dengan Agnes. Gaun yang tampak serasi dengan tuxedo milik David membuat pikirannya keruh, dia tidak bisa menampilkan wajah yang datar atau bahkan bahagia. Air matanya tertahan di pelupuk mata, entah mengapa hatinya merasa miris karena momen suci di kehidupannya harus terjadi dengan lelaki yang tak ia cintai dan hanya sebuah sandiwara belaka.Selain itu, ketidakhadiran kedua orang tuanya di momentum ini semakin menyayat hati. Betapa memprihatinkan keadaannya, seorang wanita yang hidup sebatang kara di usia muda. Hanya sanak sodara, keluarag Bibi Hilda yang sebagai formalitas keluarga besar, hanya sebatas silsilah keluarga tanpa keharmonisan keluarga.Sejak tadi David diam-diam mengamati perubahan raut wajah Agnes, gadis itu tampak pendiam dan hanya memandang kosong tamu undangan yang tampak lebih bahagia darinya. Beberapa kali pula, Agnes menghela napas seperti menahan air matanya agar tidak luruh."Kamu b

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Mystery Of Man

    Wanita itu menenteng tas kerjanya, langkahnya terlihat hati-hati seperti menghindari sesuatu. Wajahnya tampak celingak-celinguk melihat situasi agar tak ada seorang pun yang mengetahuinya.Diam-diam Agnes mengendap masuk ke sebuah mobil sport, napasnya lega begitu ia berhasil masuk ke sebuah mobil yang tentu saja bukan miliknya. Seseorang di kursi pengemudi yang duduk di sampingnya terkekeh geli melihat tingkah Agnes sejak keluar kantor."Udah cosplay jadi malingnya?" Tanya David dengan nada meledek, tidak ada jawaban hanya lirikan tajam dari wanita itu."Ngapain sih harus sekarang, Pak David bilang kan kita gak perlu fitting baju segala." Gerutu Agnes meledak, dia kesal karena harus mencari alasan kepada Eric agar diijinkan untuk masuk setengah hari.Walaupun David adalah presdir di perusahaannya, tidak mungkin dia akan mengatakan jika ia akan izin karena ada urusan dengan David, apa kabar gosip hangat terkini nantinya. Meski sekarang kabar David akan menikah dengan salah satu karyaw

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Pria Tangguh

    Seminggu berlalu setelah pertemuan keluarga Agnes dengan David, laki-laki itu tampaknya sedang mempertimbangkan tawaran Agnes perihal rumah yang dijadikan syarat untuk menerima lamarannya.Agnes beberapa kali berpapasan dengan David, beberapa kali pula mereka berada satu ruangan namun David tampak mengabaikannya. berlagak seolah mereka tidak saling kenal."Sepertinya syarat yang kuminta tidak mampu dia penuhi." batin Agnes begitu David tak sengaja menatapnya dan mengalihkan pandangannya dengan cepat.apakah Agnes sedih? tentu saja tidak. gadis itu tampak tertawa lepas, beban di pundaknya serasa lenyap tertiup angin dengan mudahnya. Wajahnya tidak bisa berhenti untuk mengulas senyum tipis."Apa hari-harimu akhir ini begitu tenang?" tanya Eric, rekan kerjanya yang sejak tadi mengamati mimik wajah temannya tampak berseri-seri seperti mendapatkan keberuntungan tak terduga."Tidak, aku baik- baik saja." elak Agnes dengan menundukkan wajahnya, menyembunyikan rasa malunya tiba-tiba."Nes dip

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Problematik Keluarga Besar

    David tidak memungkiri rumah itu benar-benar megah, tidak kalah dengan rumah milik orang tuanya, Hendric. Bangunannya tampak di design khusus, sepertinya memang permintaan dari sang pemilik. Pantas saja jika Agnes akan naik pitam jika David membelinya dengan harga asal.“Nyonya sedang sarapan Nona! Silahkan masuk!” Ucap Hana mempersilahkan sepasang manusia yang sejak tadi hanya diam, sibuk dengan fikiran masing-masing.David memang kagum dengan design interior yang disajikan rumah itu, benar-benar memanjakan setiap mata yang memandang. Namun lelaki itu menutupinya dengan sikap angkuh dan dingin, matanya terhenti pada satu keluarga yang kini berkumpul di ruang makan. Aktivitas mereka terhenti begitu Agnes datang.Suasana mendadak tidak dingin, David bisa merasakan setiap pasang mata yang kini menatapnya dengan sinis. Terlebih, gadis disampingnya kini berubah tidak seperti Agnes yang ia kenal, gadis itu tak kalah angkuh darinya.“Ternyata rumor yang tersebar diluar sana benar, Nes! Kamu

  • Terikat Pernikahan Kontrak Presdir Gila   Mystery Of Box

    Sebuah mobil sport berhenti tepat di depan sebuah bangunan mewah, rumah itu tampak megah dibalik pagar yang menjulang tinggi terdapat sebuah taman yang terawat. Meski pagar itu nyaris mengelilingi rumah itu, namun sela-sela pagar masih memperlihatkan betapa megahnya bangunan bak istana negeri dongeng.“Sekarang saya tahu, mengapa kamu sama sekali tidak tergiur dengan uang yang saya tawarkan!” celetuk David setelah lama tertegun, terlena dengan kemegahan rumah dihadapannya, meski ia dari keluarga bangsawan dia tidak menampik.“Anda bisa membatalkan niat anda untuk menikah dengan saya! Ini masih belum terlambat.” Ucap Agnes Santai, gadis itu seperti menemukan sebuah keraguan dari dalam David, kepercayaan lelaki itu mendadak pudar.“Tidak bisa! Saya tidak akan membatalkan pernikahan kita! Bukankah kamu juga mendengar tekad bulat saya beberapa hari yang lalu saat kamu datang ke rumah orang tua saya!” Tolak David mentah-mentah, raut wajahnya terlihat jengkel mendengar ucapan Agnes yang tam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status