Share

36

“Bunda, kita mau ngapain ke rumah sakit jiwa?” Syifa bertanya dengan sangat polos. Gadis mungil lima tahun yang baru kami jemput dari sekolah taman kanak-kanak tersebut menunjuk plang besar di depan halaman parkir RSJ Waras Hati.                   

            Aku saling pandang dengan Mas Sofyan. Syifa yang enggan duduk di bangku belakang dan memilih duduk di pangkuanku itu lalu menarik ujung hijabku.

            “Bun, rumah sakit jiwa itu tempat orang gila kan, Bun?”

            Hatiku perih mendengarnya. Batinku entah mengapa terasa robek. Apakah keputusanku untuk membawa Syifa ke sini salah?

            “Bukan or

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status