Share

Pelampiasan kemarahan

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 21:04:35

"Aku kehilangan ponselku, Sebastian."

"Polisi menyitanya untuk penyelidikan."

Dan Sebastian enggan untuk mengambilnya padahal petugas polisi sudah memintanya untuk mengambil ponsel Eloise kemarin siang.

Ia juga sengaja tidak membelikan ponsel baru untuk Eloise. Sebastian akan menjauhkan Eloise dari Sean apapun caranya. Termasuk tidak memberikan fasilitas komunikasi kepada Eloise.

"Bagaimana jika aku perlu sesuatu yang mendesak?"

"Seperti apa? Menghubungi kekasihmu?" tanya Sebastian sinis. Ia tak peduli Eloise akan mengira dirinya cemburu buta.

Eloise diam. Harga diri Sebastian terluka karena pengkhianatan yang dilakukannya. Ia bisa memaklumi. "Bagaimana jika aku butuh meneleponmu karena tiba-tiba perutku sakit?"

"Kau bisa bilang pada Dominic. Dia akan memberitahu ku." Sebastian menyebut nama pengawal pribadi Eloise.

"Baiklah." Eloise mengalah. Ia berjalan melewati Sebastian hendak menuju kamar tamu.

"Mau kemana?" tanya Sebastian.

"Aku mau istirahat."

"Arah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Pindah ke mansion

    Valerie menyukai apartemen yang dipilih Sebastian untuknya. Tidak terlalu besar tapi terkesan bersih dan mewah. Dan yang terpenting, Valerie tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membayar gaji karyawan dan semua pengeluaran bulanan di mansion. Tanpa banyak drama dan keluhan, Valerie menyiapkan semua barangnya dan pindah di hari ketiga saat Sebastian telah melunasi harga apartemen dan mentransfer sejumlah besar uang sebagai harga saham yang dibelinya. Di hari Minggu, mereka tiba di mansion dengan barang bawaan yang cukup banyak. Paul menyambut majikan lamanya dengan suka cita. Pemilik sah dan pewaris Harold telah datang dan tinggal di mansion. "Selamat datang Tuan dan Nyonya Harold." Paul membuka pintu mansion lebar. "Terima kasih, Paul," ucap Sebastian dengan senyum. Rosa sangat bahagia kembali tinggal di mansion, bertemu kembali dengan teman-teman lamanya. "Terima kasih, Paul," kata Eloise. Mereka menempati kamar Sebastian yang telah kosong lama, sementara Ethan ting

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kesepakatan

    Keesokan harinya, Valerie nekat menemui Sebastian di ruang kerja presdir. Siang sebelum istirahat makan siang, Valerie telah berada di depan pintu ruangan Sebastian, menunggu sekretaris pria itu menelepon atasannya dan mempersilahkan Valerie masuk. Sebastian duduk dengan arogansi yang selalu terlihat di setiap gestur tubuh nya. Setidaknya itu yang Valerie lihat pada Sebastian. "Ada apa, Valerie?" tanya Sebastian tak sabar seakan kedatangan wanita itu sangat mengganggunya. "Aku ingin menawarkan saham ku karena aku butuh dana untuk modal pengembangan butikku." Valerie enggan menjelaskan keadaan yang sebenarnya jika butiknya hampir bangkrut. Sebastian tampak mempertimbangkan ucapan Valerie. "Aku akan membelinya sedikit di atas harga pasar saat ini, bagaimana?"Valerie berseru gembira dalam hati. Ia tak bisa membayangkan berapa banyak kekayaan yang dimiliki pria itu hingga dengan mudahnya menyanggupi membeli saham miliknya. "Jadi kapan aku bisa mendapat uangnya?" tanya Valerie mendes

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Menjual saham

    Sean berangkat ke Kansas setelah acara penyerahan jabatan. Sebastian berbicara dengan beberapa pemegang saham, menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar situasi di cabang Kansas, apakah harus dilakukan tindakan penutupan atau tidak. "Kita usahakan yang terbaik untuk meningkatkan penjualan di Kansas, beri kami waktu sampai akhir tahun." Sebastian berusaha meyakinkan. Setelah pembicaraan panjang dan melelahkan, akhirnya mereka sepakat menunggu hingga akhir tahun. Malam itu Sebastian pulang tepat waktu. Ia menyempatkan bermain dengan Ethan setelah beberapa kali dirinya pulang malam dan hanya bertemu saat hari libur. "Jagoan Papa." Sebastian mengangkat putranya tinggi membuat Ethan tertawa senang. Ethan memperlihatkan mainan barunya yang dibelikan Eloise tadi siang. Sementara itu Eloise tengah menyiapkan makan malam bersama Rosa dan sesekali tersenyum melihat Ethan dan Sebastian yang tampak sibuk bercengkrama bersama. Setelah makan malam dan menidurkan Ethan, Sebastian duduk di sofa me

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Penyerahan jabatan

    "Aku ingin menyerahkan jabatanku." Sean berujar tanpa basa basi saat mereka telah duduk di sebuah coffe shop di sekitar gedung Olympic Corp. Sebastian menatap sekilas pada Sean seperti ucapan Sean tidak sungguh-sungguh. Ia kembali membalas pesan dari bawahannya yang menanyakan tentang jadwal rapat untuk besok. "Aku ingin fokus ke kantor cabang Kansas, jadi aku akan menetap di sana."Sebastian mengalihkan pandangan dari layar ponsel memperhatikan Sean. "Jangan melepas tanggung jawab setelah kau membuat kekacauan.""Aku tidak akan melepas tanggung jawab justru aku akan memperbaikinya. Tapi kurasa jabatan presdir memang bukan untukku, aku tak bisa hidup nyaman karena penuh tekanan," ucap Sean dengan senyum getir, "aku akan memulai menata hidupku di kota baru, semoga saja aku bisa memperbaiki kesalahanku."Sebastian terpekur lama. Memikirkan hal awal yang membuat dirinya harus melepaskan jabatan presdir dulu. "Aku melepas jabatan itu karena aku tak ingin rahasia video Eloise tersebar."

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Menjadi teman?

    Sean duduk di balkon kamar apartemennya. Memandang gemerlap lampu kota dengan pikiran resah. Ia baru saja menelepon Jolie dan mengetahui jika istrinya telah berada di London. Ada perasaan kehilangan. Bukan karena jarak yang kini menjadi jauh. Tapi karena ia tahu kepergian Jolie meninggalkan luka karena pengakuannya. Sean menghela nafas berat. Setahun lebih pernikahan yang mereka jalani, tapi ia belum bisa mencintai Jolie sepenuhnya, bahkan hatinya goyah hanya karena kehadiran Sarah. Betapa egois jika dirinya menahan Jolie untuk tetap di sisinya. Menahan Jolie menemukan kebahagiaan dengan pria lain. Sean meraih ponselnya, menekan sebuah nama. "Halo." Terdengar suara Jolie setelah beberapa saat nada tunggu. "Kau sedang apa sekarang?" tanya Sean lirih. "Aku sedang mencari apartemen yang murah. Aku tak ingin merepotkan temanku jika terlalu lama menumpang di sini." Tak ada kemarahan lagi dari nada suara Jolie. Keduanya berbicara layaknya seorang teman. Sean diam sesaat. "Jolie, aku m

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Jolie pamit pergi

    "Ada apa denganmu? Kenapa kau menjadi bodoh seperti ini?" Valerie tiba di mansion satu jam setelah Jolie mengirim pesan untuk berpamitan. Mata Valerie nyalang menatap koper besar di sisi tempat tidur."Aku sudah memutuskan," ucap Jolie mantap. Ia bangkit berdiri dari duduknya. "Memutuskan apa, huh? Kau tak mungkin bisa memutuskan sesuatu tanpa aku!" hardik Valerie berang, "semua hal dalam hidupmu, aku yang memutuskan, kau tak bisa apa-apa tanpaku."Jolie menahan rasa tersinggung, jika ia marah, akan ada adu pendapat yang membutuhkan waktu lama, dan ia tak memiliki banyak waktu. Ia harus segera pergi. "Aku berterima kasih padamu telah mengurus ku selama ini, sekarang waktunya aku hidup mandiri." "Kau pikir kau bisa hidup sendiri tanpa bantuan finansial dariku atau suamimu? Sekarang kau memutuskan pergi dari Sean, dia tak mungkin mau memberimu uang seperti yang selama ini dilakukannya."Jolie menghela nafas panjang. "Aku masih memiliki tabungan, aku akan berhemat selama bekerja nant

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status