Home / Romansa / Terjebak Bersama Wanita Gila / Bab 5 : Om, Minta Duit!

Share

Bab 5 : Om, Minta Duit!

Author: Evhae Naffae
last update Last Updated: 2021-08-22 09:49:50

Terjebak Bersama Wanita Gila

Bab 5 : Om, Minta Duit!

Kupandangi Minah yang sedang makan dengan lahabnya, lalu beralih kepada bayinya yang tertidur di atas sopa. Oh iya, masih hidup atau sudah mati nih bayi? Kudekati bayi lusuh itu, keadaannya dan tampilan sangat memprihatinkan. Sungguh malang nasibmu bayi, punya ibu gila seperti Minah.

Kudekatkan jari telunjukku ke hidung sang bayi, ingin merasakan hembusan napasnya. Aku tersenyum, ternyata bayi ini masih bernapas.

"Mama mana, Bik?" tanyaku pada Bik Sumi yang datang menghampiriku.

"Nyonya, eh Tuan ... Eh," jawabnya dengan tergagap sambil menggaruk kepala. "Lagi keluar, Den, perginya udah dari sore. Mungkin bentar lagi datang," sambung Bik Sumi dengan wajah bingung.

"Ya sudah. Bik, ke Supermarket gih! Belikan baju buat Minah dan bayi ini," perintahku padanya sambil memijat kepada.

"Maaf, Den, mereka ini siapa?" Bik Sumi mulai banyak tanya, gue gak suka ini.

"Anak dan istri gue," jawabku asal sambil melotot.

Bik Sumi tampak terkejut dan menatapku tak percaya.

"Buruan, Bik! Ada duit, kan?" bentakku padanya.

"Ada sih, Den. Tapi, uang belanja untuk besok."

"Pakai uang itu aja dulu, nanti gue bilang mama," lirihku.

"Iya, Den Yoppy."

"Oh iya, susu formula sama botol susu juga!" teriakku lagi.

Tanpa menunggu lama, Bik Sumi langsung bergegas pergi. Aku malas sama orang yang gak nurut perintah, dan kepo. Apalagi kepalaku sudah pusing karena adanya Minah, ah ... bagaimana bisa wanita gila ini mengikutiku sampai ke sini? Maksud hati ingin menenangkan diri, sepertinya aku bakalan masuk rumah sakit jiwa karena ketularan gilanya Si Minah.

*******

Kini Minah sudah bernampilan seperti orang waras. Dia telah dimandikan oleh Bik Sumi dan berpakaian bersih walau rambutnya masih terlihat kusut sebab susah disisir. Bayinya juga sudah diberi susu formula, dan tertidur nyenyak.

"Tidur lo, ya! Jangan ke mana-mana lagi! Cepat masuk kamar!" hardikku pada Minah sambil menggendong bayinya hendak pergi.

"Yoppy, Yoppy ... aku mau beli gorengan, gorengan ... gorengan," ujarnya sambil tesenyum-senyum sendiri.

"Gorengan apalagi, Minah? Lo 'kan udah makan satu meja, masa masih gak kenyang juga?"

"Yoppy, Yoppy .... "

"Ah, bisa gak lo manggil nama gue cukup satu kali aja!" bentakku kesal.

Minah menggigit bibirnya sambil menatapku takut-takut.

"Masuk kamar gak lo!" ucapku sambil menggiringnya masuk ke kamar tamu yang sudah disiapkan Bik Sumi.

Minah berjalan perlahan menuju tempat tidur, lalu membaringkan bayinya.

"Tidur gak lo! Kalau nggak, gue congkel mata lo!" ancamku dengan mengacungkan jari telunjuk.

Minah langsung buru-buru membaringkan tubuh di samping bayinya, lalu memejamkan mata. Aku keluar dari kamar dan menguncinya pintu dari luar.

"Yoppy .... " panggil seorang wanita berpenampilan laki-laki dengan potongan rambut pendek khas laki-laki pula.

Aku menyipitkan mata, lalu tersenyum miring. Kemudian menuruni tangga. Ternyata benar yang kudengar, mama sudah berevolusi menjadi pria.

"Hay, Tuan Marko, apakabar?" sapaku padanya sambil celingukan di rumah besar itu, lalu mendekati lemari kaca koleksi anggur-anggur mahal yang tertata rapi itu.

Aku mencoba membukanya, namun terkunci. Kuhampiri mama yang duduk di depan televisi berukuran super jombo itu.

"Pinjam kunci lemari dong, Ma ... eh, salah, Tuan Marko," ujarku sambil menadahkan tangan di hadapan wanita setengah pria yang sedang menikmati rokok elektriknya.

"Duduk, Yoppy!" perintahnya.

Aku melengos, lalu duduk di hadapannya. Kutatap wajah aneh itu, dengan jambang dan kumis tipis. Dadanya sudah terlihat rata, namum sayang ... jakunnya tidak ada.

"Bagaimana kabarmu, Nak?" tanyanya dengan suara serak.

"Yah, seperti yang lo lihat, masih hidup .... " Aku cengengesan.

"Sumi bilang kamu bawa anak dan istri, apa itu benar?" Dia mengeryitkan dahi sambil menatapku tajam.

Aku mengangguk, lalu mencomot rokok elektrik dari tangannya. Wanita yang telah melahirkan itu terlihat kesal.

"Ah, gak enak! Gue balikin nih," ujarku sambil melempar benda itu ke sopa.

Mama terlihat menghela napas, lalu berkata, "Kapan kamu nikah, Yop? Kenapa gak ngundang Mama?"

Aku menahan senyum, lalu terbahak, "Mama? Gak salah, dengan tampilan lo seperti ini, kayaknya gue gak bisa panggil lo Mama lagi."

Aku bangkit dari sopa dan melangkah meninggalkannya.

"Yoppy, Mama belum selesai bicara!" ucapnya nyaring.

"Besok ajalah, Bro, gue ngantuk." Aku kembali menaiki anak tangga menuju kamar yang terletak di samping kamar Minah dan bayinya.

********

"Yoppy, yang benar itu istri ama anakmu?" tanya Mamaku kala kami baru selesai makan sarapan.

Aku mendeliknya sambil menghisap rokok yang terasa nikmat, sebab tadi malam aku tak bisa menikmatinya.

"Emangnya kenapa, Bro?" balasku sambil menghembuskan asap rokok ke wajahnya.

"Yoppy!!!" hardiknya dengam wajah geram. "Jaga kesopananmu, walau bagaimana pun juga, aku ini Mamamu!"

"Iya, Mama. Sorry .... " Aku nyengir.

"Jawab Mama serius, Yoppy! Apa benar mereka itu anak dan istrimu?" Mama menunjuk Minah yang sedang bersenandung mengelilingi rumah sambil menggendong bayinya.

"Iya, Nyonya Marta alias Tuan Marko. Emangnya kenapa? Kalau lo gak senang melihat kedatangan kami, gue bisa angkat kaki sekarang kok!" ucapku ketus.

"Bukannya begitu, Yoppy. Mama senang kamu ke sini, ini rumah kamu juga dan kamu berhak datang kapan pun. Tapi istrimu itu kenapa terlihat seperti orang gila begitu?" Mama terlihat syok melihat kelakuan Minah.

Bagaimana tidak, kelakuan Minah memang tak bisa di bilang waras. Ia meletakan bayinya di lantai, lalu melompatinya berkali-kali seperti anak-anak yang sedang main lompat tali saja.

"Yoppy, coba bayi diamankan dulu! Mama takut keinjak wanita itu, Yop," ujar Mamaku dengan ngeri.

Aku beranjak menghampiri Minah, lalu menggendong bayinya yang tergeletak di lantai.

"Minah, bisa gak sih ... kalo lo tuh jangan bertingkah seperti orang gila begini!" bentakku padanya.

"Eee ... Desi ngajakin main .... " jawabnya sambil memainkan kedua jari telunjuk.

"Oh, jadi nih bayi kamu kasih nama Desi?" Aku terbahak.

Minah ikut tertawa, lalu mengikuti langkahku menghampiri Mama.

"Minah, ayo salim sama Mama gue!" perintahku padanya.

Minah terlihat ragu-ragu, lalu mendekati Mamaku. Ia langsung berlutut di bawah kaki mama lalu mencium kakinya.

"Aduh, kok seperti ini? Yoppy!" Mama beranjak menjauh sambil berteriak risi.

"Om, om ... minta duit .... " Minah mengejar Mamaku.

Hahaaa, aku makin terbahak. Wanita setengah laki-laki vs wanita gila. Mereka sama-sama tak waras, hanya aku saja yang waras di rumah ini.

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eneng Dliyyuen
............ya allah perut muka sampe kebas ketawa trs baca ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 58 : Godaan

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 58 : GodaanKetika kedua bibir insan itu sedang sibuk menikmati permainan di dalam sana, pria bermata cokelat itu tiba-tiba sadar dan sontak saja langsung mendorong tubuh wanita yang di hadapannya. Maya meringis kesakitan karena bagian tubuh belakangnya mengenai sofa dengan kasar. Yoppy tidak peduli dengan Maya yang terlihat sedang merasa kesakitan. “Aw!”Yoppy segera menggeser tubuhnya agak jauh dari gadis itu. Yoppy terlena oleh godaan setan yang berwujud mantan di depannya. Kedua mata Yoppy mengerjap beberapa kali.“Heh, dah gila lo, ya! Ngapain lo deket-deket gue? Pake acara cium-cium gue lagi. Cari kesempatan kan elo?” tuduh Yoppy pada Maya dengan tatapan mata setajam silet.Yoppy menyadari bahwa kejadian tadi adalah karena dia tak bisa mengontrol nafsunya sendiri. Matanya terpesona oleh body yang ditampilkan Maya. Dengan bajunya yang seksi dan dadanya terekspos keluar, membuat jiwa laki-laki Yoppy bangkit. Yoppy juga tadi sudah menahan-nahan un

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 57 : Disamperin Mantan

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 57 : Disamperin MantanMaya mencium tangan Tuan Marko dengan takzim. Tuan Marko terkejut ketika wanita seksi dengan body semok itu menyalaminya. Wanita di hadapan Tuan Marko itu mulutnya melengkung membentuk senyuman. Tuan Marko memalsukan senyumnya pada gadis asing itu.“Kenal kan Om, saya mantan pacarnya Yoppy,” ucap Maya sembari tersenyum seolah merasa bangga sehabis mengucapkan kalimat itu.Yoppy refleks dan langsung bangun dari tempat duduknya. Mata Yoppy melebar. Yoppy mencoba mencubit pahanya sendiri. Rasanya sakit. Ternyata dia sedang tidak bermimpi. Namun, Yoppy masih bergeming dan hanya memerhatikan Maya yang bersikap sok kenal dengan mamanya itu. Yoppy tak menyangka bahwa Maya akan mengaku sebagai mantannya di depan Tuan Marko. Yoppy ingin mencegahnya, tapi sudah terlambat. Tuan Marko hanya mengangguk sambil memandangi Maya dari atas sampai bawah. “Oh, oke. Silakan ngobrol dengan Yoppy. Saya masih ada kerjaan. Saya tinggal dulu, ya.” Tuan

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 56 : Ceramah

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 56 : CeramahTuan Marko berdiri dan beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan gontai menuju ruangan Yoppy. Mungkin antara mereka masih butuh bicara empat mata. Tuan Marko masih perlu membimbing dan mengajarinya secara halus agar bisa menyentuh hatinya yang keras itu.Sesampainya di depan pintu ruangan Yoppy, tanpa mengetuk, Tuan Marko mendorong pintu kaca itu. Terlihat Yoppy sedang bersantai dengan ponsel di genggamannya. Yoppy mendengar suara jejak sepatu yang memasuki ruangannya, segera pria itu mendongakkan wajahnya dari layar hape. “Jadi seperti ini pekerjaan kamu di kantor tiap hari? Seperti ini pekerjaan yang kamu mau?” tegur Tuan Marko sambil memasang tampang marahnya. Yoppy meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku celana. “Kalau seperti ini pekerjaan kamu, ini sama aja gak ngerubah sifatmu jadi lebih baik lagi. Katanya kamu mau diterima jadi mantunya ayah dokter Winda, tapi disuruh kerja aja gak becus.” Tuan Marko masih mengomeli

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 55 : Semakin Pusing

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 55 : Semakin PusingMentari telah bersinar di langit biru, burung-burung telah berkicauan dan terbang ke sana kemari mencari makan. Tak ubahnya juga manusia sedang berlalu lalang di jalanan menuju tempat kerja masing-masing untuk mengais rezeki. Mulai dari pekerja kantoran, pekerja buruh, sopir, hingga pemulung pun sudah bersiap-siap untuk menjemput rezeki. Pekerjaan mereka memang tak serupa, tapi tujuan mereka sama. Mereka yang bekerja adalah orang-orang yang hebat dan tangguh serta bertanggung jawab. Mereka hebat bisa memikul beban berat yang di pundaknya. Dan mereka mampu bertanggung jawab atas beban yang dipikulnya. Hari ini adalah hari kedua Yoppy bekerja. Yoppy masih mengambil dan memakai jas mamanya. Meski pun mereka adu mulut tadi malam, tapi Yoppy masih mempunyai akses bebas keluar masuk di kamar Tuan Marko. Kaki jenjang berbalut celana hitam itu melangkah gontai ke mobilnya. Namun, sebelum masuk ke mobil hitam itu, Yoppy sempat melihat ke

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 54 : Pencuri

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 54 : PencuriTuan Marko berjalan dengan langkah gontai menuju ke kamar Yoppy. Niat awalnya dia ingin membicarakan sesuatu yang tidak terlalu penting tetapi tetap saja Yoppy berhak tahu karena itu menyangkut masalah pekerjaan di kantor. Langkah kaki tuan Marko sudah semakin dekat dengan kamar, kini Tuan Marko sudah tepat berada di depan pintu kamar Yoppy yang tertutup rapat. Tuan Marko ingin langsung masuk begitu saja, akan tetapi saat ingin memegang gagang pintu itu dia dengan tidak sengaja perlahan mendengar suara Yoppy dari tempatnya berdiri saat ini karena dari nada suaranya yang kuat dan terdengar sedang gembira. Tuan Marko diam sejenak karena dia seperti mendengar perkataan mengenai cincin. Kebetulan sekali cincin yang sudah dia simpan untuk dia berikan kepada Putri yaitu sang calon istrinya itu belum lama ini pun menghilang.Setelah sengaja menguping pembicaraan Yoppy dengan seseorang yang sedang dia telpon sepertinya benar, Yoppy memberikan sebu

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 53 : Galau

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 53 : GalauBulan yang menggantung di langit sedang bersinar cerah ditemani oleh ribuan bintang yang bertaburan. Sama halnya dengan seorang wanita cantik yang kini tengah berada di dalam kamar. Bibirnya dari tadi selalu tersenyum. Seolah ada hal yang menggelitik di perutnya hingga membuat perasaannya seceria itu. Mata yang indah dengan bulu mata lentik natural itu sedang menatap langit-langit kamarnya. Kamar gadis itu sederhana dan jauh dari kata aestethic. Bukan karena dia tidak punya waktu atau tidak bisa memodifikasi kamarnya. Namun karena dia lebih suka kamar yang simple. Itu lebih elegan menurutnya.Dokter Winda sedang memandangi cincin berlian yang tengah melingkar di jari manisnya dengan anteng. Kembali teringat dengan momen di saat pemakaian dan mendengarkan status paksaan atas barang yang kini telah tersemat di salah satu jarinya. Dokter itu kini merasa dilema dan dia membutuhkan teman untuk menampung semua ceritanya. Dokter Winda mengambil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status