"Ada apa?" tanya Rachel penasaran.
(Hahahahaha .... Datanglah ke sini, Satria Angkasa. Jika kamu tak mau kakak kamu kenapa-kenapa, turuti permintaanku yang kemarin!)
'Diego!' Satria terbelalak kaget.
(Apa kau mendengarkanku?)
"Kalo kau berani menyentuhnya, aku akan menghabisimu!" Perkataan Satria yang benar-benar membuat Rachel terkejut.
(Aku tunggu, Satria Angkasa. Dan ingat! Jika ingin kakak kamu selamat, jangan coba-coba bawa polisi! Kamu tau kan, aku orangnya seperti apa.)
Satria menghela nafas dan tak habis pikir tentang apa yang di lakukan oleh Diego padanya.
'Bisa-bisanya dia menjadikan kak Monica sebagai alat untuk memerasku,' gumam batin Satria seraya turun dari mobil, tanpa melirik istrinya yang sedari tadi ia acuhkan begitu saja.
"Ada apa sebenarnya? Kenapa dia terlihat sangat marah? " tanya Rachel dalam hati yang sangat penasaran.
"Kalo kau berani menyentuhnya, aku akan menghabisimu!" Perkataan
Rachel melirik suaminya yang benar-benar menuruti apa yang ia pinta. "Baiklah!" Kata-kata Satria benar-benar membuat Rachel terkejut bukan main. Ia benar-benar kesal melihat suaminya pergi begitu saja tanpa memikirkan perasaan yang ia rasakan. Sebelum menutup pintunya kembali, langkah Satria terhenti seraya menatap istrinya yang masih mengacuhkannya. "Wanita yang kamu maksud adalah kak Monica!" kata Satria yang membuat Rachel terkejut bukan main. "Aku pergi!" Satria menutup pintunya. "Wanita itu kak Monica? Jadi, aku cemburu pada kakak iparku sendiri? Ya Tuhan ...," kata Rachel yang merasa sangat bersalah pada suaminya. Tanpa banyak buang waktu, ia mengejar suaminya yang sudah jauh dari dirinya. "Nona boss? Nona boss mau ke mana?" tanya simbok menghentikan langkahnya. "Saya mau ...," kata Rachel melihat suaminya pergi. "Mbok, kenapa simbok menghadangku?" "Maaf, ya, Non. Sesuai
mata yang berkaca-kaca.Matahari pagi mulai menampakkan sedikit cahayanya. Kabut yang awalnya tebal, secara perlahan mulai menipis terkena sinar terangnya. Terdengar begitu jelas celotehan bayi kecil yang berusia tiga bulan. Junior Angkasa, putra dari satria angkasa dan rachel anastasya yang tumbuh menggemaskan. Kedua mata yang bulat, kedua pipi yang chubby, hidung mancung melekat di diri junior. Sesaat, kedua mata kecilnya menyipit ketika sang surya mengenai wajah tampannya. Jari jemari tangannya yang masih kecil, mencoba meraih wajah ayahnya yang masih tertidur pulas. Satria terkejut dan terbangun dari tidurnya. Ia menyeringai saat jagoan kecilnya tersenyum manis ke arahnya. "Jagoan papa sudah bangun?" tanya Satria memegang jari kecil junior dan mencium pipi tembem putranya. Suara khas junior begitu menggemaskan. Sampai-sampai satria tak berhenti tersenyum memandangi wajah tampan junior yang sebelas dua belas dengan dirinya. Ceklek
Laura?" tanya batin Satria seakan tak percaya."Satria?" tanya Laura dengan mata yang berkaca-kaca. Satria mengerling, terkejut saat laura memeluknya begitu erat. Dinda yang melihatnya hanya terdiam dan tak mampu menegak salivanya sendiri."Aku sangat merindukanmu, Sat!" kata laura terkejut saat satria melepas pelukannya.Laura heran, kenapa satria tiba-tiba melepas pelukannya. Dalam hati kecilnya seakan bertanya-tanya, 'apa dia tidak merindukanku lagi?'Tatapan Satria benar- benar membuatnya rindu."Kamu laura?" tanya Satria memastikan.Laura tersenyum, ia senang saat orang yang pernah ada di hatinya kini mulai mengingatnya kembali."Sat, dia memang mirip banget sama laura. Tapi, mana mungkin dia laura? Laura 'kan sudah meninggal?" bisik Dinda seraya melirik laura yang menyunggingkan senyumnya."Kalian tak percaya jika ini aku?" tanya Laura menunjukkan bekas goresan luka yang dulu pernah menyelamatkan Satria.
Seketika, hati laura seakan hancur berkeping-keping. Memori indah yang mulai muncul dan angan-angan untuk bersama Satria kini hanya kiasan saja.Dinda mulai menyipitkan matanya, ia penasaran saat melihat cincin manis melingkar di tangan kiri Laura."Laura, apa kamu sudah bertunangan?" tanya Dinda membuyarkan lamunannya.Perlahan, ia menurunkan tangannya. Ia tersenyum tipis menatap sahabatnya yang terlihat penasaran dengan kehidupannya selama ini."Tidak, aku hanya ingin memakai aksesoris saja di tanganku," ucapnya seraya menyunggingkan senyumnya."Benarkah?" tanya Dinda memastikan."Ya," jawabnya pasti.Entah kenapa, Dinda merasa ada yang di sembunyikan di balik senyum manis Laura.Satria menghampiri mereka yang terlihat asyik bercengkerama. Terlihat begitu jelas, raut wajah mereka penuh dengan kerinduan yang mendalam."Kenapa kalian?" tanya Satria mengejutkan mereka."Kepo banget jadi orang! By the wa
Sesaat, kedua matanya mengerling saat rumahnya sangat sepi, tak ada orang sama sekali. Berkali-kali, Satria mengecek dengan teliti. Tapi hasilnya juga sama. Sepi dan tak ada orang di rumah. "Kemana mereka?" tanyanya berpikir. "Ada apa?" tanya Doni yang melihat Satria sedang ada masalah. Tak ada jawaban ataupun menoleh ke arahnya. Biasanya, jika Satria seperti itu, ia sedang berpikir untuk mengatasi masalah tersebut. "Stroller junior," gumam Satria mengecek cctv yang ada di stroller putranya. Doni mengernyit dan melirik Satria yang sangat fokus dengan ponsel yang ada di tangannya. Satria mendesah sebal. Ia tak habis pikir jika stroller milik junior tak ada signal. "Ada apa, Sat? Apa ada masalah besar?" tanya Doni seraya mengemudi mobilnya. "Apa hari ini, ada laporan dari mereka?" "Tidak, hari ini tak ada laporan dari mereka? Memangnya kenapa?" tanyanya penasaran. "Di rumah sepi dan tak ada orang s
"Apa kamu suka?" tanya Satria memegang kedua pipi istrinya yang chubby."Heem," kata Rachel terkejut saat suaminya melumat bibirnya dengan lembut.Satria menyeringai. Jari jemari tangannya tak berhenti membelai rambut indah Rachel yang terurai panjang."Bukankah kamu bilang ke Surabaya tiga hari? Kenapa hari ini pulang? Apa semua baik-baik saja?" tanya Rachel seraya melingkarkan tangannya di pinggang Satria."Semua baik-baik saja."" Apa kamu tidak bisa mengatasi masalah dengan klien?""Tidak, semua baik-baik saja!""Trus apa?" tanya Rachel penasaran."Aku tak mau kamu kecewa!"Rachel menyunggingkan senyumnya. Ia seakan masih tak percaya dengan surprise yang di berikan Satria kepadanya. Sangat Romantis dan sangat berbeda dengan acara ulang tahun sebelumnya."Makasih, ya. Kamu pulang di hari ulang tahun aku. Dan aku juga tak menyangka kalo suamiku menyiapkan semua ini untukku," tutur Rachel yang membuat senyum Satria sedikit m
Rachel terbelalak kaget. Ia mulai panik saat junior tidak ada di tempat tidurnya."Junior ke mana?" tanya Rachel bingung mencari buah hatinya.Sesaat, langkah kakinya terhenti ketika melihat junior tertidur pulas di pelukan suaminya.Rasa bingung, panik seketika hilang dengan sendirinya."Ternyata kamu tidur sama papa, Nak!" gumam Rachel menyeringai.'Ya Tuhan, terimakasih atas kebahagiaan yang Engkau berikan untuk keluarga kecilku ini. Terimakasih juga Engkau telah memberikan suami seperti dia.'Rachel mengikat rambutnya yang terurai panjang.Secara perlahan, ia mulai mendekati dua orang yang kini mengisi hati kecilnya."Kalian mirip banget," lirih Rachel tersenyum seraya mendekap tubuh suaminya.Satria yang merasa ada sentuhan di tubuhnya, secara perlahan mulai terbangun dari tidur.Ia membuka kedua matanya yang masih menahan rasa kantuk yang mendalam.Rachel tersenyum dan tak berhenti m
Rachel terperangah saat mendengar nama suaminya terlontar dari mulut Laura."Sahabat kecil Satria?" tanya batin Rachel seraya menatap wajah cantik Laura yang berdiri di sampingnya.Wajah cantiknya seketika cemberut saat suaminya memiliki sahabat yang begitu cantik dan anggun. Oma hanya mendesah dan tak menggubris akan perkataan laura kepadanya.Senyum laura memudar. Ia menoleh ke arah Rachel yang sedari tadi tersenyum tipis ke arahnya."Kamu, pasti istrinya Satria?" tebak Laura menunjuk ke arah Rachel.Rachel tersenyum."I ...," kata Rachel terhenti."Rachel, kita pulang saja! Oma capek!" perintah oma pergi seraya mendorong scottler milik junior.Rachel mengernyit. Ia tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya antara oma dan Laura."Iya, Oma!" jawab Rachel mengambil tas kecilnya.Laura menghela nafas panjang. Ia tak habis pikir dengan sifat jutek oma kepadanya.Ia menoleh ke arah Rachel yang masih berdi