Share

2

"Om bukain pintunya! Ngapain dikunci sih." Ucap Keysha kesal, tapi tak mendapatkan sahutan dari orang yang diajaknya bicara, karena orang itu kini sedang menerima panggilan.

"Om." Panggil Keysha lagi dan hasilnya tetep sama.

Keysha yang sebal pun menolehkan kepalanya menghadap keluar jendela dengan bibir yang dimonyongkan.

"Keysha."

Mendengar namanya dipanggil Keysha pun menoleh. "Kok, Om, tau nama gue?" Tanya Keysha heran.

"Tadi kan, kamu nyebutin nama kamu terus." Balas orang itu.

"Ehh... Iya juga ya, kenapa lagi, Om? Bukain dong pintunya, bayarnya nanti minta mama aja, ya, Om, Keysha gak punya uang soalnya."

"Maaf ya gak bisa nemenin, ada rapat dadakan."

"Gak nyambung, Om."

"Ya udah ntar disambungin."

"Terserah Om lah, ngapain bilang sama Keysha."

"Nanti pulangnya dijemput sopir saya."

"Om ngomong apaan sih, Keysha gak ngerti. Udah deh Om, buruan bukain!"

Pintu mobil pun terbuka dan Keysha buru-buru keluar dari mobil itu, lalu masuk kedalam butik itu.

Seorang wanita paruh baya pun menghampirinya. "Mbak Keysha, ya?" Tanyanya.

"I...iya, Tante." Balas Keysha gugup.

"Kamu sendiri ke sini?"

"Iya, Tante."

"Daffin, ya bener-bener. Kerjaan mulu yang dipikirin. Maafin ponakan Tante, ya, Keysha."

"Daffin siapa, Tante?"

"Daffin calon suami kamu, keponakan tante. Kemarin sih udah ke sini sendirian, buat nyobain bajunya. Kenapa Keysha gak bareng aja kemarin?"

"Ehh...it...itu anu tante Key...Keysha gak tau." Balas Keysha bingung harus menjawab apa.

"Ya udah yuk cobain bajunya langsung aja!" Ajak orang itu dan Keysha pun membuntutinya menuju ke sebuah ruangan.

"Ini bajunya Keysha, silahkan dicoba!" Suruhnya, sambil memberikan sebuah gaun panjang berwarna putih yang menjuntai ke lantai.

"Gak ada model yang simpel aja ya tante, atau yang celana aja?" Tanya Keysha yang mengundang tawa wanita paruh baya didepannya.

"Kamu itu lucu banget, kalau celana ya, nanti kamu dikira mempelai prianya."

"Iya juga sih,” Ucapnya sambil menggaruk pelipisnya. “Ya udah, Tan.  Keysha cobain dulu bajunya." Ucap Keysha kemudian masuk ke ruang ganti.

"Mbak, tolong ini dibantu buat makai bajunya!" Ucap Tante itu kepada salah satu pegawainya.

"Eh, gak usah, Tante. Keysha bisa sendiri, kok." Balas Keysha menolak.

"Gaun itu ribet, nanti kamu kesusahan. Biar dibantu pegawai saya, ya?"

Keysha pun akhirnya menganggukkan kepalanya. Dua menit kemudian, dia keluar dengan menggunakan gaun yang melekat elok di tubuhnya.

"Cantik banget kamu, Keysha." Puji pemilik butik itu.

Keysha pun tersenyum. "Makasih, Tante." Balasnya kemudian.

"Nyaman gak, atau mau nyoba yang lain?"

"Ehh...ini aja Tante, Keysha suka yang ini." Balas Keysha yang sebenarnya ogahan mencoba baju yang menurutnya sangat ribet ini. Apalagi untuk ganti berulang-ulang.

"Pinter berarti keponakan Tante milihnya."

"Maksudnya, Tante?"

"Iya, baju ini Daffin yang milihin. Pinter banget dia tau aja kalau calon istrinya langsung suka.

Keysha yang mendengar itu pun tersenyum canggung. "Ya udah Tante, Keysha pamit, ya."

"Oke, hati-hati."

Setelah keluar dari sana, Keysha clingak-clinguk mencari seseorang. "Mana ya, yang jemput Keysha, kata om tadi supirnya bakalan jemput Keysha tapi kok gak ada yang keliatan jadi supir sih." Gumamnya.

"Naik taksi aja lah, entar kalau nyampe rumah biar mama yang bayar." Putusnya, lalu mencari taksi.

Sepuluh menit menunggu tak ada satupun taksi yang lewat, hingga tiba-tiba seseorang memanggil namanya.

"Keysha."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status