Share

6. Status Baru

Author: Little Rubah
last update Last Updated: 2025-05-16 13:00:37

Gisella menatap cermin dihadapannya. Tubuh mungilnya telah terbalut gaun pengantin yang sangat indah.

Tangan kanannya terangkat dan ia letak di dada kiri, merasakan degup jantung yang berpacu cepat. Beberapa saat lagi dia akan menjadi istri dari pria yang tidak pernah Gisella bayangkan.

"Gugup ya?"

Gisella menatap ke cermin, menatap pantulan dirinya dan penata rias yang berdiri di belakangnya. Bibirnya tersenyum menanggapi celetukan dari sang penata rias.

"Wajar kalau gugup, Mbak. Semoga Mbak Sella bahagia selalu, tunjukkan ke semua orang kalau keputusan yang Mbak ambil ini bukanlah keputusan yang salah."

Kedua mata Gisella berkaca-kaca, hampir saja air mata nya jatuh kalau saja penata rias tidak bergerak cepat menghalaunya.

"Jangan menangis dulu, Mbak. Ditunda dulu ya, nanti make-up nya luntur," omel sang penata rias.

"Terima kasih. Saya terharu aja, Mbak. Di saat yang lain meragukan apa yang saya pilih, saya merasa lebih tenang karena ternyata masih ada yang mengerti atas pilihan yang saya ambil."

Gisella teringat pada Guntur. Kakak laki-lakinya itu sampai akhirpun tetap tidak setuju dengan pernikahan Gisella dan Arya. Sampai saat ini Gisella juga tidak mengerti apa yang membuat Guntur bersikeras mendukung Adi.

Guntur sejak kemarin pergi dari rumah. Gisella tidak tahu dimana kakaknya itu sekarang. Bahkan Bintang enggan untuk mencari putra sulungnya itu.

"Mbak, jangan melamun," tegur sang penata rias.

Gisella tersentak saat bahunya tiba-tiba di usap. Matanya melirik ke cermin, ternyata dia telah selesai di rias. Terlihat sangat cantik dengan kebaya putih berhias payet di sekitar pinggang dan dada.

"Sudah selesai belum?"

Gisella dan penata rias menoleh ke arah pintu kamar yang baru saja terbuka. Muncul Sarah dari sana, wanita paruh baya itu memakai kebaya berwarna nude dan sangat cocok di kulitnya yang putih.

"Sudah, Tante. Mbak Sella sudah bisa dibawa."

Sarah mengangguk, dan menuntun anaknya untuk berdiri. Sarah pegang dua bahu Gisella, dia tatap wajah cantik putrinya.

Kedua mata Sarah tampak berkaca-kaca, "Anak Mama sangat luar biasa. Jemputlah kebahagiaanmu, Nak. Jangan melawan pada Suami ya? Jadikan dia prioritasmu, layani dia dengan sepenuh hati, dan selalu bersikap tenang bila ada masalah yang menerjang rumah tangga kalian. Utamakan selalu berkomunikasi, ada masalah apapun langsung diselesaikan bersama."

Sarah usap pelan bahu kanan sang putri. Berat bila harus melepas putri bungsunya.

Gisella tersenyum dan kepalanya mengangguk pelan. Jika tidak ingat pada ucapan penata rias tadi, mungkin Gisella sudah menangis saat ini. "Terima kasih, Mama."

"Yuk, keluarga Arya sudah tiba di depan."

Jantung Gisella kembali berdetak kencang ketika nama Arya di sebut. Ia tarik napas perlahan dan ia hembuskan dengan perlahan pula. Sebisa mungkin dia harus terlihat tenang, meski jantungnya seperti akan melompat keluar.

Gisella dituntun Sarah keluar dari kamar. Turun ke lantai satu, dimana semua orang telah menunggunya.

Arya yang melihat kedatangan Gisella sampai tidak mampu untuk berpaling. Bocah perempuan yang selalu dia usilin ternyata sangat cantik. Arya sadar akan sesuatu, ternyata dia telah jatuh hati pada Gisella.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya Gisella Anastasia Bintang binti Bintang Wiratmaja dengan seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar dua ratus lima puluh ribu lima ratus dua puluh lima dollar dibayar tunai!"

"Bagaimana saksi?" tanya penghulu menoleh ke kanan dan kiri, menatap ke arah para saksi yang hadir pada pagi hari ini.

"Sah!"

Arya dan Gisella bersamaan menghela napas lega. Jantung yang tadinya terasa sesak karena gugup, kini terasa lebih leluasa. Arya melirik ke arah gadis yang kini telah resmi menjadi istrinya. Hatinya terasa penuh akan rasa haru.

Do'a dipimpin oleh penghulu. Arya dan Gisella mengaminkan dengan tulus. Berharap rumah tangga mereka ke depannya berjalan dengan lancar.

Acara paling sakral tersebut akhirnya selesai. Acara akan di lanjut dengan resepsi siang nanti. Karena masih ada waktu beberapa jam lagi, kedua pengantin di anjurkan untuk istirahat terlebih dahulu.

Gisella menatap punggung lebar Arya dari belakang. Mereka dalam perjalanan menuju ke kamar Gisella di lantai dua.

"Kamar kamu yang mana, Gis?" tanya Arya sambil balik badan dan menatap istri kecilnya.

Gisella menunjuk satu pintu warna putih yang ada di sudut lorong. "Yang di sana, Om."

Arya terkekeh pelan saat melihat Gisella enggan menatap wajahnya. Arya tidak mempermasalahkan, karena dia pun kini juga tengah merasakan gugup.

Ketika mereka akhirnya sampai di depan pintu kamar Gisella, Arya menoleh ke samping dimana Gisella berdiri. "Saya izin masuk ke dalam kamar kamu ya?"

Gisella melirik Arya sejenak, tapi langsung membuang muka saat mereka malah bertatapan. "Silahkan masuk saja, Om."

Arya meraih handel pintu. Dibuka nya pintu berwarna putih tersebut. Tercium aroma mawar begitu mereka melangkah masuk ke dalam kamar.

Kamar Gisella sudah di dekorasi dengan sangat indah. Saat Arya sudah masuk ke dalam, pria itu menoleh ke belakang saat dia merasa tidak ada yang mengikutinya. Benar saja, Gisella masih berdiri di depan pintu.

Arya menatap wajah pucat istrinya. "Kenapa tidak masuk? Ayo masuk, ini kan kamar kamu, Gis."

"A-aku takut, Om."

Dua tangan Gisella saling bertaut di depan perut. Dia ragu untuk masuk, karena dia berpikir Arya akan langsung meminta hak nya.

Arya berjalan kembali ke arah pintu. Digenggamnya tangan Gisella secara lembut. "Masuk yuk? Saya tidak akan apa-apain kamu kok. Kita istirahat dulu, nanti siang kita harus berdiri lama di acara resepsi."

Gisella mendongak, menatap mata hitam suaminya. Perlahan dia menoleh ke arah dalam kamar. Mata nya terpejam, tapi sedetik kemudian terbuka lagi dan kembali mendongak. "Iya," katanya setelah berusaha meyakinkan hati.

Arya menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam. Suara pintu di kunci membuat Gisella langsung menoleh ke belakang, menatap horror ke arah Arya.

Sadar akan tatapan Gisella, Arya langsung menyangkal tuduhan yang Gisella lempar lewat tatapan mata nya. "Saya mau numpang kamar mandi. Emang kamu mau tubuh Suamimu ini dilihat orang lain nanti?"

Sikap tengil Arya kembali. Yang mana hal tersebut membuat Gisella memanyunkan bibirnya. "Dih, siapa juga yang mau lihat badan Om?"

"Emang kamu tidak mau lihat?" goda Arya sambil menaik turunkan alisnya. "Saya rajin olahraga loh. Mau lihat?" godanya lagi sudah bersiap menyingkap beskap yang pria itu gunakan.

"Mesum banget sih?" jerit Gisella yang sudah berlari menjauh ke sudut kamar. Matanya mendelik ketakutan.

Arya sudah tertawa terpingkal-pingkal. Satu tangannya naik dan mengusap air mata yang keluar karena banyak tertawa. "Lucu banget sih Istriku ini?"

Istriku.

Satu kata yang membuat hati Gisella menghangat.

Apa iya hatiku semurahan ini? Batin Gisella.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Om Presdir    10. Pindahan

    Gisella memperhatikan lima orang yang diduga sebagai keluarga dari ibu mertuanya. Mau dilihat berapa kali pun, mereka semua terlihat normal. Sama sekali tidak terlihat seperti orang jahat — seperti apa yang di katakan oleh Arya. "Jangan tertipu oleh wajah mereka yang terlihat polos." Gisella terkesiap, gadis itu menatap suaminya dengan tatapan bingung. Satu alisnya naik ke atas, "Mereka terlihat baik. Kenapa Om bisa berpikir begitu?" Arya mendengus, tatapan mata hitam itu menyorot tajam ke arah meja dimana keluarga sang ibu sedang menikmati hidangan sambil sesekali tertawa. "Pokoknya, kamu jangan terlalu dekat dengan mereka. Hanya ini yang bisa saya sampaikan untuk sekarang." Arya kembali menatap Gisella, dan tatapannya berubah kembali menghangat. Satu tangannya terangkat dan menyeka keringat di pelipis Gisella. "Besok kita langsung pindah ya?" Gisella menelan ludah gugup. Dia sudah di wanti-wanti oleh Sarah, agar selalu menuruti kemauan suaminya selagi itu masih untuk kebai

  • Terjebak Cinta Om Presdir    9. Pandangan Orang Lain

    "Kamu punya hutang sama Adi?"Guntur melebarkan mata ketika mendengar tuduhan Arya. Sialnya, tuduhan tersebut adalah fakta. Tanpa sepengetahuan kedua orang tua, Guntur sering berhutang pada Adi."Jangan sembarangan kalau bicara!"Arya tersenyum kecil kala mendengar suara Guntur yang mulai bergetar. Lama berkecimpung di dunia bisnis dan bertemu dengan banyak jenis manusia, membuat Arya mengetahui air muka atau ekspresi bila seseorang berbohong."Berapa hutangmu padanya? Adakah seratus juta? Mungkin saya bisa bantu melunasi," ucap Arya dengan entengnya. Satu tangannya bahkan sudah bertolak pinggang.Guntur menelan ludah susah payah. Tidak berani menatap Arya, dan lebih memilih menatap ke arah pintu kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Gisella. "Tu-tujuh puluh juta."Arya hanya mengangguk saja. Dugaannya benar, bahwa yang membuat Guntur bersikukuh dengan hubungan Adi dan Gisella karena ternyata pemuda itu yang memiliki hutang."

  • Terjebak Cinta Om Presdir    8. Dugaan Arya

    Acara resepsi pernikahan akan dimulai pukul dua siang. Oleh sebab itu, sejak pukul setengah dua belas siang Gisella dan Arya sudah harus bersiap-siap kembali. "Mbak Sella, masih ngantuk?" tanya si perias pengantin. Matanya melirik ke arah Arya yang sedang dirias oleh asistennya. "Mas Arya, tadi Mbak Sella nya tidak langsung di garap kan?" Gisella yang tadi matanya sudah beberapa kali terpejam karena menahan kantuk seketika langsung kembali segar. Dia tatap si penata rias dengan jengkel. "Jangan sembarangan kalau bicara, Mbak." Muka jutek Gisella membuat si penata rias hampir menyemburkan tawa. Dia jawil dagu Gisella. "Jangan ngambek, Mbak. Saya bercanda doang kok." Arya tidak menanggapi, dia pun sama kesalnya dengan pertanyaan si penata rias. Dia paling tidak suka bila hal privasinya di ungkit, apalagi mereka tidak saling kenal. "Kalau masih ngantuk boleh

  • Terjebak Cinta Om Presdir    7.

    Arya sungguh-sungguh dengan ucapannya perihal tidak akan melakukan apa-apa pada Gisella. Begitu keluar dari kamar mandi, pria itu langsung berbaring di atas kasur. Tanpa melepas beskap yang pria itu kenakan. Justru Gisella yang merasa risih dengan kelakuan suaminya itu. Gisella masuk ke dalam kamar mandi seraya membawa baju ganti. Selang lima menit kemudian sudah keluar dengan wajah yang telah bersih dari makeup. Pakaiannya juga telah berganti dengan daster rumahan — sama sekali tidak ada niat untuk menggoda suaminya, dia memang terbiasa memakai daster ketika di dalam kamar. "Om, bangun. Ganti baju dulu," gadis itu mengguncang bahu Arya yang sedang tidur sambil memiringkan tubuh nya. "Om, bangun!" Hening. Tidak ada tanggapan dari Arya. Semalam pria itu tidak tidur sama sekali saking gugupnya. Hingga ketika ijab kabul telah selesai, perasaan leganya membuat rasa kantuk menyerang. Kini Arya tertidur seperti bayi besar. Dengkur halusnya pun terdengar. Gisella mendengus saat tid

  • Terjebak Cinta Om Presdir    6. Status Baru

    Gisella menatap cermin dihadapannya. Tubuh mungilnya telah terbalut gaun pengantin yang sangat indah. Tangan kanannya terangkat dan ia letak di dada kiri, merasakan degup jantung yang berpacu cepat. Beberapa saat lagi dia akan menjadi istri dari pria yang tidak pernah Gisella bayangkan. "Gugup ya?" Gisella menatap ke cermin, menatap pantulan dirinya dan penata rias yang berdiri di belakangnya. Bibirnya tersenyum menanggapi celetukan dari sang penata rias. "Wajar kalau gugup, Mbak. Semoga Mbak Sella bahagia selalu, tunjukkan ke semua orang kalau keputusan yang Mbak ambil ini bukanlah keputusan yang salah." Kedua mata Gisella berkaca-kaca, hampir saja air mata nya jatuh kalau saja penata rias tidak bergerak cepat menghalaunya. "Jangan menangis dulu, Mbak. Ditunda dulu ya, nanti make-up nya luntur," omel sang penata rias. "Terima kasih. Saya terharu aja, Mbak. Di saat yang lain meragukan apa yang saya pilih, saya merasa lebih tenang karena ternyata masih ada yang mengerti atas pi

  • Terjebak Cinta Om Presdir    5. Kamu Calon Istri Saya

    Gisella mendengus. Dia tidak akan semudah itu percaya pada pembelaan seorang peselingkuh. Baginya, selingkuh itu suatu tabiat yang pasti akan berulang di kemudian hari. Wiryo yang melihat Gisella seakan enggan memaafkan putranya lantas berujar, "Nak Sella, selama ini bukannya kamu sangat mencintai Adi? Kenapa bisa semudah ini kamu berpindah hati? Apa jangan-jangan kamu pun berselingkuh dengan laki-laki itu?" Di akhir ucapan itu, Wiryo melirik ke arah Arya. "Aneh saja, kamu semudah itu membatalkan pernikahan, dan semudah itu pula mendapatkan laki-laki pengganti. Ini bukan cuma akal-akalan kamu saja yang ingin mencari-cari kesalahan Adi kan?" Semua orang yang ada di sana sampai di buat speechless dengan tuduhan Wiryo. Terutama keluarga Gisella dan Arya. Gisella dan Arya bahkan selama kenal hanya ada perdebatan. Arya yang tengil dan usil serta Gisella yang gampang tersulut emosi, tapi lihatlah sekarang, mereka malah sedang duduk bersama membahas pernikahan. "Pak Wiryo! Jangan s

  • Terjebak Cinta Om Presdir    4. Meminta Kesempatan Kedua

    Sarah mempersilahkan keluarga Arya masuk dengan sangat ramah. Ternyata seperti kebanyakan ibu-ibu, Sarah dan Emily bisa langsung akrab. Bahkan Emily yang tadinya terlihat kurang setuju, tapi begitu melihat cantiknya wajah Gisella, wanita paruh baya itu langsung mengusap-usap punggung Arya — gestur kalau wanita paruh baya itu suka dengan pilihan putranya. Keluarga Arya di bawa ke ruang keluarga. Ketika semua sudah duduk di tempatnya masing-masing, barulah kini terasa suasana yang sedikit suram. "Sebelumnya maaf, saya ingin bertanya pada Arya boleh?" tanya Bintang seraya menatap Arya. Arya mengangguk sopan, "Boleh, silahkan Pak." "Kenapa kamu menerima lamaran Putri saya?" kali ini Bintang menoleh ke arah Gisella. "Putri saya seharusnya menikah minggu depan dengan tunangannya, tapi ternyata calon suaminya malah berselingkuh. Mungkin karena terlalu emosi, dia malah mengambil keputusan impulsif dengan melamar Arya untuk menikah dengannya minggu depan. Arya, kamu sudah tau soal i

  • Terjebak Cinta Om Presdir    3. Pertentangan

    H-6 menjelang hari pernikahan.Hari Sabtu, Gisella sudah bangun sejak pagi. Dia izin cuti pada Bos nya, yang untungnya langsung di setujui.Gisella belum bilang pada kedua orang tuanya perihal kelakuan Adi yang telah berselingkuh.Pagi-pagi sekali Gisella bangun, dia sudah merapihkan seluruh penjuru rumah. Begitu anggota keluarga yang lain bangun, semuanya sudah bersih dan sarapan pun sudah tersaji di atas meja makan.Sarah — ibunya Gisella tentu merasa ada yang tidak beres pada putrinya. Sebagai seorang ibu yang membesarkan anak-anaknya dengan kedua tangannya sendiri, tentu lah Sarah tahu ada yang sedang Gisella ingin sampaikan atau ada sesuatu yang di inginkan. Makanya gadis itu bersusah payah mengambil hati orang tuanya."Dek, kamu udah ngasih makan ikan-ikan Papa? Tumben?" tanya Bintang — Ayah Gisella itu baru saja datang dari halaman belakang, dimana ada kolam ikan lele dan ikan nila di sana.Guntur — Kakak laki-laki Gisella sedikit memicingkan mata, merasa ada yang mencurigakan

  • Terjebak Cinta Om Presdir    2. Ide Gila Gisella

    "Om, mau gak nikah sama aku?" tanya Gisella tanpa tedeng aling-aling."Ha?!" sentak Arya sambil mengorek kuping — berharap dia telah salah mendengar. "Kamu ngajakin saya ngapain?" tanyanya sekali lagi. Dia tidak mau di anggap ke Ge-Er an oleh bocah macam Gisella."Nikah, Om. Aku ngajakin Om Arya nikah. Om mau kan?""Bukannya kamu Minggu depan—""Aku batal nikah sama Adi, Om. Dia selingkuh. Orang tuaku udah mempersiapkan semua biaya pesta pernikahan ini, kalau sampai batal, mau taruh dimana muka orang tuaku, Om?"Arya memijat tengkuk lehernya yang tiba-tiba terasa kaku. "Ya kalau batal terus kamu pilih nikah sama Saya. Yang ada orang tua kamu semakin malu, Gisel. Kamu mikir sampai sana gak?"Gisella dengan tanpa berdosanya menggelengkan kepala. Dia memang tidak kepikiran sampai sana. Situasi tidak memungkinkan dia untuk berpikir panjang."Tapi aku udah sesumbar ke Adi kalau Minggu depan aku bakal tetap menikah walau bukan dia mempelai prianya, Om."Gisella sengaja memasang wajah memela

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status