Satu minggu berlalu setelah pernyataan cinta Peony, dan selama itu pula Kheil menghilang dari pandangan. Peony masih mengingat jelas saat Kheil mengantarnya pulang, tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka. Ucapan terakhir Kheil hanya memerintah Peony masuk ke dalam rumah, lalu Kheil pergi begitu saja. Peony menelungkupkan kepala di atas meja kantin. Dadanya sesak. Apakah Kheil menghilang karena pernyataan cintanya? Apakah seharusnya Peony tidak menyatakan cinta pada Kheil? Apakah Kheil tidak memiliki setidaknya sedikit saja rasa untuk Peony? Bukankah mereka telah berciuman? Bahkan Kheil yang memintanya membalas apa yang dilakukan pemuda itu. “Aku melihatmu mencium Jessica di lorong, Alan. Kalian terlihat hot sekali!” “Apakah kau menyukai gadis itu? Kalian berpacaran?” “Bukankah kemarin kau menolaknya saat Jessica menyatakan cinta?” “Kami tidak berpacaran. Berciuman itu hal yang biasa. Hey, kalian jangan sok suci. Bahkan kalian sering melakukannya bahkan sampai making out.
Tubuh Peony bergetar. Ingatan masa lalu membuat jantung Peony serasa dihujam. Hari terakhirnya di kota ini sepuluh tahun yang lalu adalah hari terburuk di hidup Peony setelah kepergian sang ayah. Peony dan pria di depannya ini saling tatap. Dapat Peony lihat Kheil juga sepertinya terkejut dengan pertemuan tak terduga mereka. Tak banyak perubahan dari ekspresi wajah dingin Kheil. Hanya saja rahangnya semakin tegas, tampan, dan menggoda. Kalau saja Peony tidak memiliki kenangan buruk tentang Kheil, mungkin Peony akan memuji Kheil habis-habisan saat ini. "Monster Ab, kenapa kau bisa menemukanku?!" Peony tersadar. Pandangannya dan Kheil terputus saat mendengar suara lucu di sebelahnya. Dua orang dewasa ini kompak beralih menatap gadis itu. Kekehan geli keluar dari mulut Kheil. Peony kembali menatap Kheil karena terkejut. Kedua tangan Peony mengepal. Peony tak dapat menampik jika wajah tampan Kheil jauh lebih tampan saat bibirnya membentuk senyum seperti itu. Suara itu, suara itu adal
"Aku masih tidak menyangka hari ini akan tiba. Bayangkan... ini adalah pertama kalinya pendiri perusahaan akan hadir dalam meeting bersama kita! Ya Tuhan... aku tegang sekali!" "Kami akan bersikap sebaik mungkin, Miss Ang." "Kami akan menjadi anak yang patuh." "Janji!" Daniella Ang tertawa mendengar kata-kata ketiga bawahannya. Sepertinya mereka ingin membuat Daniella tenang. Sementara itu, Ella bersikap acuh tak acuh. Sambil bersedekap ia menatap sekeliling ruang meeting dengan meja persegi panjang dikelilingi kursi meeting yang sudah diisi tim SM, tim accessories dan tim promosi yang juga ikut dalam meeting. Meeting akan dimulai lima menit lagi. Hanya tinggal menanti kedatangan para pemimpin SEASON ME, termasuk pemegang saham terbesar yang akan mengikuti meeting untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Tampaknya tidak hanya Daniella Ang saja yang merasa gugup, tetapi juga semua pimpinan tim. Beberapa kali mereka menarik dan membuang napas gugup. "K-kalian tidak akan menyangka s
Kheil menatap semua orang yang ada di ruangan satu per satu, lalu mengangkat bahu. “Aku pribadi akan mengenakan pakaian itu.” “Wow! Terlihat sekali Anda adalah seseorang yang mencintai keluarga!” Peony melirik wanita pirang yang duduk di samping Kheil. Wanita itu tersenyum ketika Pamela Dunn, sang ketua tim accessories, mengatakan hal itu sebagai tanggapan atas ucapan Kheil. Peony menggigit bibir. Tiba-tiba hatinya memanas. Peony membayangkan Kheil, Maribel dan anak wanita itu berlibur bersama layaknya keluarga bahagia, dan mengenakan rancangan yang telah ia ciptakan. Hati Peony semakin tidak karuan karena ide rancangan ini ada karena kemunculan si Princess L dua hari yang lalu. Ya Tuhan… mengapa sekarang Peony menyesal membuat rancangan ini?! “Aku akan melakukan apa saja untuk orang yang berharga dalam hidupku.” Kheil mengernyit. Mata hitam legamnya menyipit dan sudah kembali menatap Peony. Seolah-olah mengatakan itu pada Peony. Peony terdiam kaku. Mengapa wajahnya memanas?? P
Dua bulan berlalu dengan cepat. Karena kesibukannya, Peony sampai tak merasa jika lebih dari satu bulan lagi rancangannya akan launching tepat di hari pertama datangnya musim panas tahun ini. Selama itu pula Kheil kembali menghilang dari pandangan, dan Peony tak peduli. Lebih tepatnya ia mencoba untuk tidak peduli. Tak bisa dipungkiri setelah pertemuan tak terduga dengan pria itu, terkadang bayangan Kheil dan masa lalu mereka muncul tanpa sanggup Peony tepis. Hal itu benar-benar menguras akal sehat seandainya saja Peony tidak sibuk. Peony bersyukur dengan pekerjaan yang menguras waktu meskipun tubuhnya letih. Peony ingin membuktikan pada Kheil jika dia tidak akan main-main dan melakukan apa yang diperintahkan atasannya itu, yang sepertinya meragukan kemampuan Peony. “Ini kali pertamamu hadir ke acara besar seperti ini, bukan?” Peony menoleh ke sisi kanan, di mana Dallas Clooney berada. Peony mengangguk dengan wajah merona cerah. Ia sangat senang dapat diberi kesempatan menghadiri a
Peony berjalan lemas menyusuri lorong menuju unit apartemennya. Tubunya letih setengah mati. Mengingat ia naik dua transportasi umum untuk sampai di apartemen. Pertama, ia harus menaiki kereta bawah tanah, lalu disambung bus. Perjalanan membutuhkan waktu setidaknya satu jam dan bisa lebih lama lagi jika Peony tidak pintar mengatur waktu. Lokasi apartemennya berada jauh dari pusat kota. Ia bisa saja mencari apartemen yang dekat dari tempat kerja, tapi biaya sewanya bisa mencekik. Lebih baik uangnya ia simpan untuk membelikan sang ibu mobil baru. Mobil mereka di desa sudah sering mogok. Peony takut jika terjadi sesuatu pada ibunya di jalan saat sang ibu pergi. Unit apartemen Peony berada di lantai empat dan berada di ujung lorong. Kakinya semakin pegal karena harus menaiki tangga. Gedung apartemen yang disewanya ini adalah apartemen sederhana dan belum memiliki lift. Hari ini pekerjaannya pun cukup melelahkan. Ia ingin segera beristirahat agar besok dapat bekerja kembali dengan baik. P
“Aku tidak mencari tukang laundry. Di apartemenku sudah ada mesin cuci, tapi aku tidak tahu caranya menggunakannya.” Peony mengerjap. “Kau punya banyak pekerja. Aku lihat tadi ada seorang wanita di apartemenmu. Minta saja bantuannya!” sinis Peony. “Dia sudah pulang.” Pulang? Jadi benar kalau Kheil tinggal sendiri di apartemen itu? Kenapa Peony merasakan hatinya lega? Lega??? Apa-apaan sih! “Panggil saja lagi!” “Dia mungkin sudah tidur sekarang,” balas Kheil enteng. Wajah Peony memerah padam karena amarah. Hidungnya kembang kempis. “Kau pikir aku juga tidak mau tidur?! Lagipula, kenapa kau mencuci malam-malam? Kau bisa mencucinya besok, dan meminta tolong pada wanita itu!” “Ada pakaian yang ingin aku pakai besok. Jangan perhitungan pada tetangga. Bukankah seharusnya kau bersikap baik pada tetangga baru?” “Ya sudah, kau minta tolong saja tetangga yang lain. Di lantai ini masih ada dua tetangga lagi. Aku mengantuk—Hey! Lepaskan!” Peony memberontak saat Kheil menar
“Aku tidak masalah berasal dari mana wanita yang akan dinikahi anakku. Yang pasti, dia harus mencintai anakku dan bisa menjadi ibu yang baik bagi calon cucu-cucuku kelak.” “Jadi, apakah Anda tidak peduli meskipun jika nanti calon menantu Anda berasal dari keluarga biasa? Maksud kami, Anda tahu betul bahwa keluarga Anda adalah keluarga terpandang, tentu saja pasti Anda ingin memiliki calon menantu yang setidaknya berasal dari keluarga yang tidak jauh kedudukannya dari keluarga Leight.” “Apakah kalian pikir kami adalah keluarga yang menilai segala sesuatu berdasarkan kekayaan?” “B-bukan begitu maksud kami, Tuan Leight—” “Santai saja. Aku hanya bercanda. Hahhaha… Aku tidak ingin menyombongkan diri, tetapi jika memang anakku mendapatkan calon istri yang berasal dari keluarga biasa, aku akan menerimanya. Kekayaan keluarga Leight tidak akan habis bahkan sampai seribu generasi. Tidak mendapatkan tambahan dari kekayaan keluarga lain tidak masalah bagiku dan tentu juga anakku. Aku tidak kha