Home / Rumah Tangga / Terjebak Dendam dan Gairah / Bab 49. Melebur kembali (21+)

Share

Bab 49. Melebur kembali (21+)

Author: QueenShe
last update Last Updated: 2025-08-18 08:13:29

Damian menahan wajah Riri di kedua telapak tangannya. Bibir mereka saling menekan, semakin dalam, semakin menuntut. Desah tipis Riri lolos di sela ciuman itu, tubuhnya merespons tanpa sempat berpikir. Jemarinya meremas kerah kemeja Damian, menarik pria itu lebih dekat, seolah jarak sekecil apapun adalah penyiksaan.

Damian menggeser bibirnya ke rahang, lalu turun ke leher Riri. Hisapan hangatnya membuat tubuh Riri melengkung tak terkendali. Napasnya tercekat, tangannya mencari pegangan di meja kerja, namun akhirnya ia menyerah, meraih pundak Damian dan membiarkan tubuhnya ditopang.

“Dam...” suaranya lirih, nyaris menyerupai rintihan.

Damian hanya merespons dengan gumaman rendah di telinganya. Tangan besar itu mulai berani menelusuri lekuk tubuh Riri, dari pinggang naik ke dada yang masih terlapisi kemeja tipis. Ia merasakan bagaimana detak jantung Riri berpacu kencang di balik kain. Jemarinya menekan, mengusap, lalu menggenggam dengan penuh kepemilikan.

Riri menggigit bibir bawahnya, s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Dendam dan Gairah   99. Pemburuan Malam

    Damian berdiri di tengah ruang tamu vila itu, tubuhnya tegak seperti patung, namun auranya memancarkan amarah yang membara. Foto USG Riri masih terasa di saku jasnya, seolah menjadi pengingat bahwa waktu terus berjalan dan nyawa dua orang yang ia cintai sedang dipertaruhkan.“Pak Tua,” ucap Damian lirih namun tegas, “aku butuh semua rekaman kamera di sekitar wilayah ini. Semua laporan polisi, semua informasi sekecil apa pun. Orang-orang itu profesional, tapi tak ada yang sempurna. Mereka pasti meninggalkan jejak.”Fattah mengangguk. “CCTV rumah rusak semua. Tapi tim sudah mulai menelusuri CCTV kota. Juga menghubungi beberapa orang lama. Tapi Damian…” Fattah menatapnya tajam, “kalau mereka seahli ini, kemungkinan besar orang terlatih. Kalau ini perbuatan Kana, berarti ia keterlaluan!"Damian tersenyum miring, tapi tatapannya dingin. “Lihat saja nanti, semakin besar mereka menyentuh Riri, maka semakin keras aku akan menjatuhkan mereka. Tak ada orang yang tak bisa disentuh, Pak Tua.”Ia

  • Terjebak Dendam dan Gairah   98. Perang Dua Raja

    Malam di Malang terasa berat, udara dingin menusuk tulang. Damian turun dari SUV hitam yang menjemputnya di bandara dengan ekspresi dingin dan sorot mata tajam seperti pisau. Vila persembunyian Riri kini dipenuhi garis polisi kuning yang berkelok-kelok di halaman depan. Lampu sorot polisi menerangi pekarangan luas yang biasanya tenang, tapi malam itu berubah seperti TKP pembantaian.Beberapa petugas polisi masih berjaga, menulis laporan, dan memotret sisa-sisa kekacauan. Dua kantung jenazah hitam terbentang di dekat gerbang, diapit polisi forensik yang sedang mengumpulkan barang bukti. Aroma anyir darah samar tercium di udara, bercampur dengan bau hujan yang belum lama reda. Para bodyguard dan asisten rumah tangga di mintai keterangan.Damian melangkah masuk, tangannya terkepal di sisi tubuh. Wajahnya tanpa ekspresi, tapi sorot matanya memancarkan badai emosi yang hampir tak terkendali. Sepatunya menginjak pecahan kaca dari lampu gantung yang pecah.“Damian.”Suara itu membuat Damian

  • Terjebak Dendam dan Gairah   97. Memutar balik fakta

    Telepon dari Fattah tadi pagi masih bergema di kepalanya. Suara ayah Riri yang biasanya tenang kini terdengar tegang dan penuh emosi.Membuat dunia Damian terasa runtuh.“Dam... Riri… Riri diculik, Damian. Rumah tempat tinggalnya berantakan, dua orang bodyguard tewas. Saya butuh kamu ke sini. Bisa kan kamu menyusul kesini sekarang?”Damian berdiri di depan jendela kantornya, napasnya memburu. Tangannya menggenggam ponsel erat sampai buku-bukunya memutih. Ia meraih jasnya, lalu menendang kursi di belakang meja hingga terbalik. Jantungnya bertalu cepat, pikirannya melayang pada Riri. Ia benar-benar takut sesuatu terjadi pada wanita yang di cintainya“Kalau anda tak menyembunyikan Riri dariku, hal ini tidak akan terjadi!” bentaknya pada Fattah yang masih di seberang.“Damian, ini bukan saatnya saling menyalahkan! Semua di luar kendaliku, tak ada satu pun yang mengetahui villa ini. Saya benar-benar kecolongan!” balas Fattah dengan nada tajam.Damian tak ingin mendengar ucapan Fattah, tanl

  • Terjebak Dendam dan Gairah   96. Penculikan

    Rumah besar itu berdiri kokoh dan angkuh di tengah pekarangan luas yang basah oleh gerimis. Pagar tinggi berlapis baja berdiri tegak mengitari seluruh area, dihiasi kawat berduri di atasnya. Kamera pengawas menatap setiap sudut, lampu taman menyoroti jalan setapak berlapis batu, menciptakan bayangan panjang yang bergerak samar tertiup angin.Di dalam rumah, keheningan terasa menakutkan, seakan udara pun menahan napas.Dua bodyguard bersenjata patroli di halaman depan, sementara yang lain memantau layar monitor di ruang keamanan. Lampu-lampu taman menyinari jalan setapak yang basah oleh gerimis, menciptakan bayangan panjang yang bergerak samar.Sedan abu-abu berhenti di ujung jalan, lampunya dimatikan. Dari dalam mobil, pria berjaket kulit menekan tombol kecil di earphone.“Fattah meninggalkan lokasi. Target utama ada di dalam rumah. Perintah selanjutnya?”Suara berat di telinga menjawab datar, nyaris tanpa emosi.“Lumpuhkan semua pengamanan. Ambil dia malam ini. Jangan ada suara.”Pri

  • Terjebak Dendam dan Gairah   95. Titik Lokasi

    Riri duduk bersandar di tepi ranjang, jemari halusnya mengusap perutnya yang perlahan membesar. Usia kandungannya memasuki lima bulan, dan tubuhnya mulai terasa berat. Ia mengenakan gaun rumah berwarna lembut, rambutnya tergerai kusut tanpa hiasan. Televisi di sudut ruangan masih menayangkan breaking news penangkapan Candra, mertuanya, yang diarak keluar dari mansion keluarga Kana dengan tangan diborgol. Kilatan kamera wartawan menyilaukan, suara reporter bertubi-tubi seperti peluru yang menghujani telinga.Klik.Ia mematikan televisi. Keheningan mendadak terasa mencekam. Dadanya naik-turun cepat, napasnya berat. Bayangan Kana terlintas di benaknya, pria yang pernah begitu ia cintai. Meski kini lelaki itu mengkhianatinya, rasa iba tetap menyelinap masuk ke dalam hatinya.Air mata menetes, membasahi pipinya. Ia memejamkan mata, mencoba mengusir penyesalan yang menghantam bagai ombak."Semua ini… dimulai karena aku," gumamnya.Ingatan itu kembali, malam di mana ia dengan tangan sendiri

  • Terjebak Dendam dan Gairah   94. Akhir Candra

    Di lantai teratas Recon Tower, ruang kerja Damian terasa seperti benteng modern. Jendela kaca setinggi langit-langit memperlihatkan panorama Jakarta siang itu yang diliputi mendung. Hujan tipis menempel di kaca, seolah ikut menjadi saksi permainan kekuasaan yang sedang berlangsung.Damian duduk di kursinya yang besar, satu tangan memegang cangkir kopi hitam, tangan lainnya memegang ponsel. Senyumnya samar, tatapan matanya tajam. Di meja kerjanya, beberapa dokumen berserakan, laporan pergerakan saham Kamaya, daftar investor yang mulai berpindah ke pihaknya. Laptopnya tengah menampilkan rekaman video penangkapan Candra yang sedang viral. Sedangkan di televisi sedang disiarkan konferensi pers secara live. Kepala kepolisian menjelaskan bahwa percobaan pembunuhan terhadap Damian, berhasil digagalkan berkat keberanian salah satu anggota kepolisian sekaligus anggota pengamanan Candra yang menembak mati pelaku. Satria berdiri di samping Damian, menatap layar dengan ekspresi puas. “Langkah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status