Home / Rumah Tangga / Terjebak Dendam dan Gairah / S3 - Pengakuan Tersembunyi (21+)

Share

S3 - Pengakuan Tersembunyi (21+)

Author: QueenShe
last update Last Updated: 2025-10-31 14:36:28

Ciuman Aldrich semakin dalam, semakin putus asa. Tangannya yang semula mengunci wajah Pevita kini bergerak ke belakang kepala gadis itu, jari-jarinya terbenam dalam rambut hitam yang lembut.

Pevita masih kaku, tubuhnya masih memberontak secara internal. Tetapi perlahan, pertahanannya mulai runtuh. Kehangatan ciuman Aldrich, intensitas yang berbeda dari ciuman-ciuman sebelumnya, membuat dinding emosionalnya mulai retak.

Ini bukan ciuman yang menuntut kepatuhan. Ini adalah ciuman yang memohon pengampunan.

Aldrich melepaskan ciuman itu sebentar, napasnya terengah. Dahinya menempel di dahi Pevita, matanya menatap dalam ke mata gadis itu yang masih dipenuhi air mata.

"Maafkan aku, Pevita," bisiknya, suaranya serak dan penuh emosi yang jarang dia tunjukkan. "Maafkan aku karena membuatmu menderita. Maafkan aku karena tidak bisa melindungimu dari rasa sakit ini."

Pevita menatap mata cokelat gelap Aldrich. Di sana, dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Keputusasaan. Ketak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Dendam dan Gairah   S3 - Pengakuan Tersembunyi (21+)

    Ciuman Aldrich semakin dalam, semakin putus asa. Tangannya yang semula mengunci wajah Pevita kini bergerak ke belakang kepala gadis itu, jari-jarinya terbenam dalam rambut hitam yang lembut.Pevita masih kaku, tubuhnya masih memberontak secara internal. Tetapi perlahan, pertahanannya mulai runtuh. Kehangatan ciuman Aldrich, intensitas yang berbeda dari ciuman-ciuman sebelumnya, membuat dinding emosionalnya mulai retak.Ini bukan ciuman yang menuntut kepatuhan. Ini adalah ciuman yang memohon pengampunan.Aldrich melepaskan ciuman itu sebentar, napasnya terengah. Dahinya menempel di dahi Pevita, matanya menatap dalam ke mata gadis itu yang masih dipenuhi air mata."Maafkan aku, Pevita," bisiknya, suaranya serak dan penuh emosi yang jarang dia tunjukkan. "Maafkan aku karena membuatmu menderita. Maafkan aku karena tidak bisa melindungimu dari rasa sakit ini."Pevita menatap mata cokelat gelap Aldrich. Di sana, dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Keputusasaan. Ketak

  • Terjebak Dendam dan Gairah   S3 - Menghapus jejak

    Di penthouse, Pevita duduk terpaku di depan televisi. Matanya membelalak, air mata mengalir deras tanpa bisa dia hentikan.Di layar, sebuah acara gosip siang hari sedang menayangkan liputan langsung dari acara charity Maudy Lintang. Dan di sana, dengan jelas terlihat Aldrich dan Maudy.Mereka berdiri berdampingan, tangan bertautan, saling tersenyum. Kemudian video beralih ke wawancara singkat di mana Maudy dengan percaya diri mengatakan, "Dia kekasihku."Presenter acara itu berteriak excited, "Ya ampun! Maudy Lintang resmi pacaran dengan Aldrich Wira, CEO muda dari Recon Group! Mereka terlihat sangat serasi, ya pemirsa!"Kemudian muncul foto-foto yang diambil oleh wartawan. Foto Aldrich mencium pipi Maudy. Foto mereka tertawa bersama. Dan yang paling menyakitkan, foto mereka keluar dari ruangan VIP dengan bibir yang sedikit bengkak, menunjukkan bahwa sesuatu yang intim baru saja terjadi.Pevita merasakan dadanya sesak. Napasnya tercekat. Dia tidak bisa bernapas dengan benar.Tangannya

  • Terjebak Dendam dan Gairah   S3 - Femme Fatale

    Satu jam kemudian, acara charity mencapai sesi istirahat. Maudy mengajak Aldrich ke ruangan VIP yang lebih privat, jauh dari keramaian dan mata wartawan. Ruangan itu mewah, dengan sofa empuk, lampu redup, dan pemandangan kota dari jendela besar. Begitu pintu tertutup, suasana berubah menjadi lebih intim. "Aldrich," panggil Maudy, berdiri di depan jendela. "Aku serius ingin minta maaf. Aku tahu aku terlalu berani tadi. Mengumumkan hubungan kita di depan media tanpa persetujuanmu dulu." Aldrich berjalan mendekat, berdiri tepat di belakang Maudy. Tangannya menyentuh bahu wanita itu dengan lembut. "Aku sudah bilang, aku tidak keberatan," bisik Aldrich. "Karena sejujurnya, aku memang ingin kamu menjadi kekasihku, Maudy. Aku ingin kita resmi." Maudy berbalik menghadap Aldrich, matanya menatap intens. "Kamu serius?" "Sangat serius." Tanpa diduga, Maudy maju selangkah dan langsung mencium bibir Aldrich. Ciuman itu tiba-tiba, tetapi penuh gairah. Tangannya meraih kerah kemeja Aldrich, m

  • Terjebak Dendam dan Gairah   S3 - Kekasih

    Sore harinya, Aldrich kembali ke penthouse lebih cepat dari biasanya. Dia membawa kantong belanjaan besar dari toko makanan mewah, berisi sup ayam hangat, buah-buahan segar, dan berbagai jus vitamin. Pevita terkejut melihat Aldrich datang dengan bawaan sebanyak itu. "Tuan, kenapa membeli sebanyak ini?" tanyanya. "Kamu sedang dalam masa pemulihan," jawab Aldrich sambil meletakkan semuanya di meja dapur. "Aku ingin memastikan kamu mendapat nutrisi yang cukup." Pevita melihat semua itu dengan mata berkaca-kaca. Aldrich selalu seperti ini. Di satu sisi, dia begitu perhatian, begitu peduli. Tetapi di sisi lain, dia bisa dengan mudahnya mencium wanita lain dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. "Terima kasih, Tuan," bisik Pevita. Aldrich menatapnya, melihat kemerahan di mata Pevita. "Kamu menangis?" "Tidak, Tuan. Hanya mata saya masih sedikit perih karena demam kemarin." Aldrich tidak percaya, tetapi dia tidak memaksa. Dia mendekat dan menarik Pevita ke dalam pelukannya. "Dengark

  • Terjebak Dendam dan Gairah   S3 - Hanya Pelayan

    Pagi itu, Pevita terbangun dengan tubuh yang jauh lebih baik. Demamnya sudah turun, meskipun dia masih merasa sedikit lemas. Dia mencari Aldrich, tetapi kamar utama kosong. Pevita berjalan ke ruang makan dan menemukan Aldrich sudah duduk di sana, mengenakan kemeja putih yang rapi dan celana kain hitam. Dia sedang membaca sesuatu di tablet, wajahnya tegang. "Selamat pagi, Tuan," sapa Pevita pelan. Aldrich mendongak, dan seketika ekspresi tegangnya melunak. "Selamat pagi. Bagaimana perasaanmu?" "Jauh lebih baik, Tuan. Terima kasih sudah merawat saya semalam," jawab Pevita, tersenyum tipis. Aldrich bangkit dan mendekat, menyentuh dahi Pevita dengan punggung tangannya. "Demammu sudah turun. Bagus. Tapi kamu harus tetap istirahat hari ini. Jangan memaksakan diri." "Saya sudah lebih baik, Tuan. Saya bisa bekerja—" "Itu bukan permintaan, Pevita," potong Aldrich, suaranya tegas tetapi lembut. "Hari ini kamu istirahat. Mengerti?" Pevita menunduk. "Baik, Tuan." Aldrich menatap gadis it

  • Terjebak Dendam dan Gairah   S3 - Protokol 'Ghost'

    Dia kembali ke kamar. Pevita kini bernapas lebih teratur, kulitnya tidak lagi memerah. Aldrich duduk di tepi tempat tidur, mengamati wajah polos yang tak berdosa itu, tidak menyadari badai yang mengamuk di pikiran pria yang berdiri tak jauh darinya. Rahmat. Nama itu bergema di kepalanya seperti alarm bahaya yang tak kunjung padam. Aldrich berjalan pelan mendekati ranjang, duduk di tepinya. Tangannya terangkat, menyentuh pipi Pevita dengan lembut. Kulitnya masih hangat, tetapi tidak sepanas tadi. ​"Aku akan memastikan kamu aman, Pevita," bisiknya, meyakinkan dirinya sendiri daripada wanitanya. "Aku akan memutus semua ikatan yang membuatmu terikat pada kegelapan itu. Bahkan jika itu berarti aku harus memutus ikatanmu denganku untuk sementara." Pevita bergerak sedikit dalam tidurnya, mengerang pelan. Aldrich menarik tangannya, tidak ingin membangunkan gadis itu. Pikirannya berputar cepat, menganalisis semua kemungkinan. Aldrich bangkit dan berjalan keluar kamar, menutup pintu denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status