Beranda / Romansa / Terjebak Dua Cinta / Bab 18 - Jika Hatiku Berubah

Share

Bab 18 - Jika Hatiku Berubah

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 16:42:57

18

Langit malam tampak begitu indah. Jutaan bintang berpendar menemani sang bulan menerangi dunia. Angin berembus sepoi-sepoi menyentuh dedaunan yang bergoyang di dahan pohon. 

Tanti dan Farzan duduk di kursi balkon lantai dua yang menghadap belakang rumah. Hanya suara gwmericik air mancur di ujung kanan rumah yang terdengar, selebihnya sunyi. 

Farzan baru selesai menceritakan perdebatannya dengan Ristin tadi siang. Tanti mendengarkan dengan saksama dan tanpa menyela sedikit pun. 

Usai mengoceh, Farzan menyugar rambutnya dengan tangan kanan. Dia melirik perempuan yang balas menatapnya lekat-lekat, kemudian lelaki berkaus merah mengulaskan senyuman. 

"Makasih, Ti. Udah mau ngedengerin ceritaku," ucap Farzan. 

"Kembali kasih, Mas," jawab Tanti. "Itu juga berhubungan denganku. Jadi aku harus mendengarkan," lanjutnya. 

"Aku bingung sama Ristin. Dia jadi sering marah-marah." 

"Itu karena dia cinta sama Mas, sekaligus cemburu padaku." 

"Harusnya nggak gitu, dong. Dia udah setuju tentang ini, jadi dia harus terima konsekuensinya." 

"Mungkin waktu menyetujui itu, dia belum paham bakal sakit hati melihat kita menikah. Apalagi Mas memang senyum-senyum terus."

"Mana bisa aku pasang muka kecut? Apalagi yang datang kebanyakan teman-teman orang tua kita." 

Tanti mengangguk paham. "Ya, aku ngerti. Aku juga sedapat mungkin menciptakan senyuman saat menyalami tamu. Itu sebagai tanda menghormati mereka yang jauh-jauh datang demi menghadiri acara kita." 

"Dia mikirnya aku cengengesan karena senang," keluh Farzan. "Mana pake bilang aku terpesona ke kamu lagi," imbuhnya. 

"Aku nggak mikirin itu, karena lagi deg-degan waktu mau akad." 

"Deg-degan kenapa?" 

"Bisa aja Mas salah sebut namaku jadi Ristin. Bakal gempar." 

"Enggaklah. Aku udah ngafalin ucapan kabul dari jauh-jauh hari." 

Tanti menyunggingkan senyuman. "Dan aku bisa menangkap kelegaan di wajah orang tua kita, setelah akad nikah tuntas." 

Farzan manggut-manggut. "Ya, dan saat itu aku benar-benar senang, karena akhirnya bisa menunaikan janji pada Ayah dan Bapak." 

Selama beberapa saat suasana hening, sebelum Tanti bangkit berdiri. "Aku ngantuk. Mau tidur duluan. Apalagi besok sudah masuk kantor." 

Farzan ikut berdiri. "Kupikir kamu masih mau cuti." 

"Mas aja sudah ngantor." 

"Cuma tadi doang. Besok aku tadinya mau ngajak kamu ngecek lokasi proyek di Lembang." 

"Ehh, mau!" seru Tanti. "Enggak jadi kerja, deh," lanjutnya yang menyebabkan Farzan terkekeh. 

"Bawa baju ganti," ungkap Farzan setelah tawanya menghilang. 

"Mau nginap?" 

"Hu um. Udah lama juga aku nggak liburan. Enggak ada waktu buat wisata jauh-jauh." 

"Nanti Ristin ngambek lagi." 

"Biar aja, aku capek harus ngeladenin dia merajuk." Farzan menarik lengan Tanti hingga memasuki lorong. 

Pria bermata sendu berbalik untuk menutup dan mengunci pintu. Tidak lupa untuk merapikan gorden hingga menutupi seluruh kaca tembus pandang. Farzan memutar badannya untuk jalan memasuki kamar utama. Dia tertegun sesaat, kemudian menutup dan mengunci pintu. 

Tanti telah membuka sofa bed dan tengah merapikan dua selimut tebal. Dia mengambil bantal dan gulingnya, kemudian duduk di tepi kasur darurat sembari menyisir rambutnya dengan pelan. 

Farzan mengayunkan tungkai ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Saat dia keluar, suasana kamar telah remang-remang karena lampu utama sudah dimatikan. 

Pria berambut tebal sempat mengamati Tanti yang telah berbaring telentang. Cahaya dari ponselnya menandakan bila gadis itu belum tidur. Farzan berpindah ke tempat tidur. Dia membetulkan letak bantal sebelum merebahkan tubuh dengan posisi miring ke kanan. 

Selama beberapa saat berikutnya Farzan terus memandangi perempuan yang sedang cekikikan. Pria berhidung bangir menggeleng pelan kala sekelumit hasratnya muncul. Farzan berbalik sembari mengomeli dirinya yang tiba-tiba menginginkan Tanti. 

Farzan memejamkan mata sembari mengatur napas. Dia berusaha untuk tidur, tetapi ternyata sulit. Bunyi sesuatu di belakang membuatnya berbalik. Ternyata Tanti tengah duduk sambil memasang kabel pengisi daya ke stop kontak di dekat meja rias. 

Farzan hendak menyapa, tetapi dibatalkannya ketika Tanti kembali berbaring. Lelaki berkulit kuning langsat mendengkus, kemudian menutup mata dan memaksakan dirinya untuk segera tidur. 

***

Perjalanan menuju Lembang ditempuh dengan santai oleh Farzan. Dia memacu kendaraan dengan kecepatan sedang agar bisa menikmati keindahan alam, dan kesejukan udara khas pegunungan. 

Tanti juga terlihat sangat menikmati acara pelesiran tersebut. Dia mengoceh tentang berbagai hal pada Farzan yang menanggapinya dengan antusias. 

Sekali-sekali mereka akan tergelak karena percakapan absurd. Keduanya merasa senang dengan kedekatan mereka yang ternyata cocok menjadi sahabat. 

Farzan menghentikan mobilnya di area parkir sebuah restoran besar di Kota Lembang. Dia turun dan bergegas memutari kendaraan untuk membukakan pintu buat Tanti. 

Farzan mengulurkan tangan kanan yang disambut perempuan berbaju abu-abu dengan sedikit malu-malu. Setelah menutup dan mengunci pintu, Farzan mengarahkan istrinya ke bagian dalam restoran. 

Sebab saat itu bukan hari libur ataupun penghujung minggu, suasana sekitar sangat lengang. Hanya ada beberapa pengunjung yang tengah bersantap, selebihnya kosong. 

Setelah duduk dan memesan makanan serta minuman, Farzan memindai sekitar sembari mengomentari tempat itu. Dia tertegun saat Tanti mengeluarkan ponselnya, kemudian pria berkumis tipis segera mengambil dan menyita ponsel pendampingnya. 

"Untuk sehari ini, no handphone," pinta Farzan. 

"Kenapa?" tanya Tanti. 

"Kita sedang berlibur. Jadi usahakan hanya fokus padaku." 

Tanti menaikkan alis, kemudian mengulum senyuman. "Kalau aku fokus ke Mas, bahaya." 

"Maksudnya?" 

"Bisa-bisa aku terpesona dan jatuh hati." 

"Enggak masalah. Justru bagus." 

"Bagus apanya? Ujung-ujungnya aku ditinggalkan. Apalagi kalau Mas sudah nikah sama Ristin. Aku bakal patah hati tanpa bisa disembuhkan lagi." 

Raut wajah Farzan berubah serius. "Aku nggak bakal ninggalin kamu, Ti. Kita bisa tetap sama-sama." 

Tanti menggeleng. "Aku nggak mau jadi orang ketiga dalam hubungan kalian. Jadi aku memutuskan hanya jadi orang luar. Kayak begini aja, Mas. Kita tetap bisa temenan." 

"Kalau suatu saat, hatiku berubah. Maksudnya, aku menyayangimu dan dia dengan sama besarnya, gimana?" 

Tanti kembali menggeleng. "Tahan rasa itu agar jangan sampai muncul, Mas. Kita hanya teman di rumah sekaligus rekan kerja. Enggak ada kesempatan untuk lebih dari itu." 

Farzan mengangguk paham. "Ya, kamu benar. Tapi mungkin aku akan sulit untuk tidak menyayangimu. Terutama karena ternyata aku merasa nyaman dengan kedekatan kita selama sebulan lebih ini." 

Tanti terperangah. Dia tidak menduga jika Farzan berani mengungkapkan isi hatinya. Perempuan bermata cukup besar menunduk sembari menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. 

Sentuhan di jemarinya mengejutkan Tanti. Dia menengadah dan beradu pandang dengan sepasang mata bermanik hitam milik lelaki, yang telah sah menikahinya beberapa hari silam. 

"Ti, aku benar-benar serius untuk mengajakmu membina rumah tangga," bisik Farzan sambil mengusap tangan perempuannya. 

"Selama Mas masih berniat poligami, aku nggak akan mau menjadi istri Mas yang sesungguhnya!" tegas Tanti sembari menarik tangannya. "Kecuali Mas tidak jadi menikahinya, maka aku mau mengubah keputusan," lanjutnya yang menyebabkan Farzan terkesiap. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Sya
nah harus tegas kamu tan jangan mau di duakan. dan farzan km jangan serakah pilih salah satu antara ristin dan Tanti
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
baguuuus biar Farzan mikir jangan cuman dia aja yang mau enaknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 55 - Perpisahan Kedua (TAMAT)

    55Jalinan waktu terus bergulir. Hampir sepekan berada di kota kelahiran, Tanti dan Farzan sangat bahagia. Mereka mengunjungi tempat berbeda setiap hari, untuk memenuhi undangan para kerabat. Sabtu pagi menjelang siang, kediaman keluarga Bramanty dipenuhi banyak orang. Acara syukuran empat bulanan dilaksanakan dengan khidmat dan tertib. Selepas tausiah dan pembacaan doa oleh Ustaz sahabatnya Saad, para tamu mendatangi pemilik hajat untuk mengucapkan selamat, atas kehamilan Tanti. Satu per satu bingkisan diberikan pada semua tamu, sebelum mereka meninggalkan tempat acara. Selanjutnya, Saad dan istrinya mengajak seluruh tamu penting untuk bersantap. Puluhan orang memenuhi garasi yang menjadi tempat empat stand makanan dan minuman. Seusai mengambil ransum, mereka berpencar untuk kembali berkumpul dengan kelompok masing-masing. Tanti memutuskan untuk bergabung dengan kelompok para istri bos PG dan PC, yang telah datang dari Jakarta dan sekitar Kota Bandung. "Ti, roti cane dan kariny

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 54 - Mudik

    54Selama seminggu berikutnya, Tanti ditinggalkan Farzan untuk berangkat ke tempat proyek bersama Hisyam, Nanang dan Zacky. Tanti menyibukkan diri dengan membantu Evangeline di kebun, sekaligus menyiapkan berbagai bawaan untuk orang-orang terkasih di kampung halaman. Dua hari sebelum bertolak ke Indonesia, Farzan dan yang lainnya pulang. Semua orang di dua rumah dinas, begitu antusias untuk mudik. Meskipun hanya libur dua minggu, tetapi itu sudah cukup untuk mencurahkan kerinduan pada orang-orang terdekat. Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Sabtu sore, kelompok pimpinan Nanang telah berada di bandara Auckland. Mereka tidak memasuki tempat check in umum. Melainkan mengarahkan langkah ke tempat khusus pesawat carteran ataupun pribadi. Tanti yang baru kali itu menumpang di pesawat pribadi, sangat antusias mengamati seluruh bagian pesawat itu. Seperti anggota kelompok lainnya, Tanti dan Farzan turut melakukan swa foto di depan pesawat, sebelum menaiki burung besi tersebut. Tanti dimin

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 53 - Batu Kali Dan Berlian

    53Minggu berganti. Kedatangan Hisyam dan Nanang ke Auckland, disambut gembira para perantau di dua rumah. Berbagai oleh-oleh yang dibawakan keduanya, dibuka untuk dinikmati bersama-sama oleh seluruh penghuni. Setelahnya, para ajudan dan Moreno berpindah ke mess untuk beristirahat sekaligus salat Magrib berjemaah.Sementara di rumahnya, Tanti dan kedua asisten berjibaku untuk menyiapkan hidangan di meja makan. Tanti tiba-tiba berhenti bergerak dan mengaduh. Dia memegangi perut sambil meringis, yang mengejutkan Darmi dan Carla. "Duduk dulu, Non," ujar Darmi sembari menuntun Tanti ke sofa. "Kunaon?" tanyanya sambil mengamati sang nyonya yang tengah mengusap perutnya. "Mendadak keram, Bi," cicit Tanti sembari duduk menyandar ke tumpukan bantal sofa. "Oh, memang gitu, Non. Sudah masuk empat bulan, janinnya makin besar. Bentar lagi akan ditiupkan roh-nya." Darmi turut mengusap perut Tanti. "Sing sehat, Anak bageur," ucapnya dengan lembut. "Ehm, ternyata begitu. Pantas Ibu bilang, mau

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 52 - Jeratan Cinta

    52Detik terjalin menjadi menit dan mengubah jam dengan kecepatan tinggi. Minggu berganti menjadi bulan, hingga tibalah waktu musim semi berganti menjadi musim panas.Berbeda dengan benua Eropa dan Amerika, di New Zealand dan Australia, waktu musimnya berbeda. Meskipun sama-sama memiliki empat musim seperti kawasan Eropa dan lainnya.Udara hangat tetapi tetap sejuk, menjadikan Desember hingga Februari sebagai waktu yang tepat untuk mengunjungj New Zealand.Hal itu mengakibatkan banyaknya turis dan rammainya tempat-tempat wisata terkenal di New Zealand. Begitu pula dengan meningkatnya kehidupan di berbagai kota.Proyek yang tengah dikebut pengerjaannya, menjadikan Farzan lebih sering berada di Queenstown. Akhirnya dia memboyong Tanti, karena khawatir dengan kondisi istrinya yang sedang berbadan dua. *Grup Proyek New Zealand* Hansel : @Farzan. Mama ngomel-ngomel asistennya diculik lagi.Keven : Tanti diangkut ke Queenstown?Hansel : Ya, @Mas Keven. Padahal Mama sudah bikin jadwal sa

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 51 - Takdir

    51Jalinan waktu terus bergulir. Sebab Farzan harus sering ke tempat proyek, akhirnya Tanti mengikuti saran Evangeline untuk menyibukkan diri dengan berbagai hal positif.Tanti mengikuti kursus memasak makanan western dan aneka kue. Dia juga membantu Evangeline di kebun bunga milik perempuan tua tersebut. Tanti tidak menduga jika bunga memiliki banyak variasi. Dia giat mempelajari ilmu bercocok tanam, sembari mengaplikasikannya bersama Evangeline. Jumat sore itu, Tanti dan yang lainnya telah berada di kediaman Timothy. Mereka menyambut kedatangan keluarga Bryan dan Keven beserta Ibu masing-masing. Tanti turut bergabung dengan Aruna dan ketiga perempuan tua, yang berkumpul di teras belakang. Sekali-sekali Tanti ikut memangku Kaylee, anak Aruna dan Keven yang berusia setahun lebih. Tanti mengamati interaksi antara Aruna, Karin dan Lucky. Tanti bisa melihat ketulusan kasih Aruna pada kedua keponakannya, yang diperlakukan sama dengan Kaylee. Karin dan Lucky tidak sungkan untuk berman

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 50 - Kode

    50Hari berganti menjadi minggu. Bulan terlewati dengan kecepatan maksimal. Berbeda dengan negara-negara di Eropa yang musim seminya berlangsung di Maret sampai Mei, bulan September hingga November di New Zealand merupakan musim semi di negara kepulauan tersebut. Pagi itu Tanti terbangun dengan tubuh linu. Dia meringis ketika kesulitan menggerakkan badan, terutama area pinggang. Tanti menggapai ponselnya di meja samping kanan kasur, lalu menghubungi Darmi. Perempuan tua segera mendatangi Nyonya mudanya di kamar utama. Darmi terkejut kala menyadari bila tubuh Tanti sangat panas dan wajahnya pun pucat. Darmi segera memanggil suaminya yang berada di halaman. "Non, kita ke dokter, ya," usul Yayat seusai menempelkan telapak tangan ke dahi dan leher Tanti. "Aku nggak bisa bangun," bisik Tanti. Mulutnya terasa kering dan leher sedikit sakit. "Paman panggilkan Dimas. Dia lagi libur hari ini. Sekalian minta dia yang nyetir, karena Paman belum berani mengemudi di sini," ungkap Yayat. Kala

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 49 - 47 Tahun 111 Hari

    49*Grup Proyek New Zealand*Axelle Dante Adhitama : Kami sudah sampai di bandara Cengkareng.Baskara Gardapati Ganendra : Alhamdulillah.Artio Laksamana Pramudya : Lusa kita meeting, @Dante.Dante : Mas @Tio, bisa nggak jangan rapat dulu? Aku mau cuti dan istirahat di rumah.Tio : Cutinya, kan, dari kantor Adhitama. Dari PG, cuti sudah diambil bulan lalu.Dante : Astagfirullah! Dasar, Komisaris pelit!Tio : Aku harus tegas, karena gajimu besar, @Dante.Dante : Aku mau resign aja dari PG!Tio : Enggak bisa. Kontrakmu masih berlaku sampai 47 tahun, 111 hari lagi.Dante : Gelo!Yanuar Kaisar Ming Sipitih : Aku terkenyout!Austin David Wirapranata : Apa itu, @Yanuar?Yanuar : Terkejut, @Mas David. Bahasa gaul itu.Alvaro Gustav Baltissen : Bukan bahasa gaul, tapi alay.Heru Pranadipa Dewawarman : Yanuar memang masih remaja.Samudra Adhitama : ABG.Arrivan Qaiz Latief : Ababil.Fairel Attalariz Calief : Gen Z.Harry Adhitama : Yanuar bukan lagi gen Z, tapi, gen ZZZ.Wirya Arudji Kartawina

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 48 - Tempat Bersembunyi

    48"Aku buatin teh hangat, ya," tutur Farzan. "Hu um," sahut Tanti sambil memegangi lengan suaminya dan mengajak Farzan keluar. "Ada makanan apa, Mas? Perutku harus diisi. Kayaknya masuk angin," ungkapnya. "Macam-macam. Nasi juga ada. Mungkin pihak hotel sengaja menyediakan itu buat kita." "Lagi nggak kepengen nasi. Ada sup?" "Ada. Paling banyak, sih, aneka cake. Kamu pasti tahu jenisnya apa aja. Aku nggak hafal." Keduanya tiba di dekat sofa dan duduk berdampingan. Farzan dengan tangkas membuatkan minuman hangat buat sang istri. Sementara Tanti memerhatikan hidangan, sebelum mengambil mangkuk sup jagung yang ternyata masih hangat, karena dihidangkan dalam tempat pemanas makanan. Farzan meletakkan cangkir berisi teh ke meja. Kemudian dia berpindah ke balkon untuk mengambil makanan dan minumannya, untuk dialihkan ke dalam. Selama beberapa saat suasana hening. Mereka sibuk menghabiskan berbagai makanan yang ternyata lezat. Kala Tanti bersendawa, keduanya serentak tersenyum sambil

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 47 - Jet Lag

    47Terminal F keberangkatan Bandara internasional Soekarno-Hatta, terlihat ramai orang berkemeja ataupun blus putih. Para pengawal yang ikut berangkat menemani bos masing-masing, mengenakan kemeja putih dengan logo PB di saku kiri. Selain mereka, beberapa komandan yang turut serta juga menggunakan pakaian serupa. Farzan dan Ristin saling menatap sesaat, kemudian lelaki bercelana jin biru mendekap mantan kekasihnya yang sebentar lagi juga akan menjadi mantan istrinya. Farzan membiarkan Ristin menangis di dadanya, karena hanya itu yang bisa dilakukannya untuk sang istri kedua. Tidak lama berselang, Ristin mengurai dekapan. Dia mengusap mata dan pipi yang basah dengan tisu. Farzan mengucapkan kata-kata penghiburan yang dibalas Ristin dengan anggukan. Setelah melepaskan perempuan berbaju hijau, Farzan berpindah menyalami Bobby. Dia menitipkan Ristin pada pria yang lebih muda. Sekaligus memastikan Bobby akan membantu usaha baru Ristin yang berkolaborasi dengan BPAGK. Adegan perpisahan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status