Share

Terjebak Dua Hati
Terjebak Dua Hati
Penulis: Irma Sofia

BAB 1 - Hidup Layaknya Sebuah Boneka

Praaangg!

Sebuah gelas hancur berserakan di lantai karena dilempar. Alana menatap mamanya yang sangat murka. Dia sendiri berusaha menahan amarah hingga tubuhnya gemetar.

“Mama ingin menikah dengan siapa itu bukan urusan kamu. Dan kamu tidak berhak untuk melarang mama. Mama tetap akan menikah dengan atau tanpa persetujuan kamu!” Bentak mama Alana.

“Mama tetap akan menikah dengan pria mata keranjang itu?” balas Alana dengan sengit. “Aku tidak tahu apa yang Mama lihat dari pria tua bajingan seperti dia. Aku tidak melarang mama menikah lagi, tetapi bukan dengan pria berengsek seperti dia.”

Plaaak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Alana.

“Kamu tidak berhak berbicara seperti itu tentang calon suami mama. Tarik ucapan kamu dan cepat minta maaf!”

Alana memegangi bekas tamparan di pipi kirinya. Mata gadis itu berkaca-kaca.

“Mama berani nampar aku?” kejut Alana, sembari mengusap-usap pipinya yang pedas memerah. “Aku tidak akan menarik kembali ucapanku. Ya, kalian berdua memang cocok. Aku baru sadar kalau kalian sangat serasi. Mulai sekarang aku tidak akan menghalang-halangi Mama lagi. Silakan Mama melakukan apa pun yang Mama mau karena aku sudah tidak peduli lagi.”

“Apa kamu bilang? Kamu memang anak durhaka dan tidak tahu diuntung. Kamu memang tidak suka melihat Mama bahagia. Dari dahulu kamu memang tidak pernah suka kan, kalau Mama menjalin hubungan dengan Sam?”

Alana sudah pergi meninggalkan mamanya yang masih meneriakkan berbagai makian dan sumpah serapah. Air matanya kini meleleh dan membuat bekas tamparan di pipinya makin perih.

Dengan cepat dia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dan dengan tangan masih gemetaran Alana mengunci pintu kamarnya dan merosot terduduk bersandar pada pintu kamar.

Dia menangkup wajahnya dan mulai menangis sesenggukan. Menumpahkan semua air mata yang sedari tadi dia tahan.

Berada jauh darinya di lantai dasar Alana mendengar barang-barang yang kini pecah dibanting dengan makian yang menyertainya. Mamanya memang temperamental dan kasar.

Dia akan melakukan hal-hal seperti itu jika ada yang membuatnya marah atau kesal. Saat sedang kesal, tidak jarang juga Alana akan menjadi pelampiasan.

Dia tidak segan untuk memarahi bahkan memaki Alana kalau apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan keinginan sang mama.

Namun satu hal yang pasti, mamanya tidak pernah melakukan kekerasan fisik terhadap Alana, mau semarah apa pun dia. Hal itu membuat hati Alana makin perih.

Ini untuk pertama kalinya mamanya berani menampar dirinya hanya demi membela Samuel, seorang lelaki genit dan mata keranjang yang menjadi kekasih mamanya selama setahun terakhir.

Lelaki paruh baya itu seringkali menggoda Alana. Dia bahkan beberapa kali sengaja datang ke rumah ketika tahu mamanya sedang tidak ada.

Dia bahkan dengan terang-terangan mengatakan bahwa Alana jauh lebih menarik daripada mamanya. Hal itu membuat Alana sangat ketakutan.

Awalnya Alana diam saja. Sampai akhirnya karena merasa tidak tahan, dia memberanikan diri untuk bercerita pada mamanya. Tentu saja mamanya tidak percaya bahkan menuduh Alana mengarang semua itu.

Dan sekarang Mama malah berniat untuk menikah dengan Samuel? Yang benar saja, pikir Alana. Padahal dia tahu betul pria bajingan itu jelas-jelas hanya mengincar uang mamanya.

Dan Mama bilang bahwa itu adalah cinta? Alana benar-benar tidak habis pikir. Alana beranjak dari tempatnya duduk dan melihat bayangan diri sendiri pada cermin meja rias.

Yang tampak di sana asalah sosok seorang gadis yang benar-benar tidak karuan. Rambut panjangnya kusut dan sebagian menempel di wajah yang basah bersimbah air mata.

Pipi kirinya masih memerah dan berdenyut mengingat Mama menampar dengan cukup keras. Matanya juga bengkak serta merah karena terlalu banyak mengeluarkan air mata.

Alana benar-benar tampak kacau. Melihat bayangan dirinya yang berantakan membuat Alana bertambah sedih. Dengan kasar dia menyeka air mata dengan ujung lengan baju.

Gadis itu lantas berbaring di tempat tidur, sambil memeluk boneka beruang miliknya. Sisi kepala boneka tersebut mulai basah karena Alana masih tidak bisa berhenti menangis.

Selama ini Alana mencoba untuk tegar, tetapi malam ini semua kemarahannya seolah tumpah keluar semua.

Selama ini Alana selalu berusaha menuruti semua perkataan sang mama. Karena memang hanya wanita itulah yang dia miliki selama ini. Jadi, dia selalu berusaha untuk menyenangkan mamanya agar berhenti marah-marah dan kesal padanya.

Namun semua apa yang Alana lakukan seolah tidak cukup berarti. Mamanya selalu menuntut lebih dan lebih lagi. Alana lelah menjalani hidup layaknya sebuah boneka. Dia tidak diperbolehkan punya keinginan dan kehendak.

Seolah ada tali kekang tak kasat mata yang selalu melingkari leher Alana, yang membuat dia harus selalu patuh seperti anjing kecil pada majikannya. Kalau dia tidak patuh, maka dia harus dihukum.

Mamanya seringkali memberi hukuman. Mengunci Alana di gudang yang gelap, merampas mainannya ketika dia masih kecil, atau mengguyurnya dengan air hingga Alana megap-megap nyaris kehabisan napas.

Semua itu terjadi hanya karena hal-hal yang sepele. Nilai ulangan Alana yang menurun, terlambat bangun, tidak mau makan tepat waktu, dan banyak hal lainnya.

Di depan semua orang dia adalah ibu yang sempurna dan baik hati. Namun di rumah dia akan melepas semua topengnya.

Tidak heran kalau ayah Alana memilih untuk bercerai dengan wanita itu beberapa tahun silam. Orang tuanya bercerai ketika Alana berumur tujuh tahun, usia yang masih sangat muda.

Alana tahu orang tuanya seringkali ribut. Dia sering mendengarkan malam-malam saat dia terjaga di kamar.

Di depan Alana memang mereka berpura-pura seolah tidak ada yang terjadi, tetapi Alana tahu bahwa keluarga mereka sedang tidak baik-baik saja. Karena itu dia sering menangis diam-diam di balik selimut. Dia tidak ingin orang tuanya berpisah, tetapi dia juga tidak ingin mereka terus bertengkar.

Irma Sofia

Untuk karya tulisku yang lain bisa intip instagram @irma_sofia.n atau link berikut https://linktr.ee/irma_sofia.n

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status