Share

Perkosa Adek Gue

***

Dari sini lah semua terjadi, sebuah awal dari kebodohan Vino yang akan menghancurkan hidupnya sendiri.

Setelah mengantarkan selly pulang, Vino pergi ke sebuah bar langgananya. Otaknya sedang tidak bersahabat sekarang, wajahnya kusut, dan penampilannya sangat acak-acakan.

Selly wanita yang baru ia pacari ngambek gara-gara diusir secara paksa oleh Luna tadi pagi. Alhasil, jatah emas hilang begitu saja. Padahal belum sempat ia mencicipi tubuh virgin gadis itu.

Semalam saat Vino hendak melakukanya, tiba-tiba bulanan gadis itu datang dengan keji, di saat hastrat yang sedang tinggi-tingginya, satu langkah lagi ia berhasil menjebol keperawanan Selly, andai datang bulan sialan itu sedikit terlambat datang.

Satu minggu yang Lalu, Selly baru saja berniat menyerahkan keperawananya untuk Vino, setelah berkali-kali Vino merayu dan membujuknya. Selly adalah model sekaligus anak pejabat, maka dari itu Vino sangat murka saat gadis yang ada digenggamanya lepas begitu saja.

Masih anget-angetnya. Hnaya gara-gara adik yang sangat menyusahkan itu, jatahnya hilang begitu saja. Tapi tenang saja, bukan Vino namanya jika tidak dapat membereskan masalah kecil seperti ini. Otaknya yang licik sudah mempersiapkan rencana baru untuk mengatasi semua masalah, termasuk masalah adiknya yang selalu ikut campur.

Demi tercapainya kebutuhan biologis, apa pun ia lakukan.

"Lo kenapa lagi ? siang bolong mabok sendirian."

Seorang laki-laki yang Vino tunggu   datang menghampiri.

Marco, dia adalah sahabat dekat Vino alias pemilik bar yang sering Vino datangi. Sama gilanya, sama bejadnya.

"Pusing gue bangke!"

"Kenapa lagi?"

"Luna adek gue, lama kelamaan dia semakin ngelunjak." Vino mulai menyulut sebatang roko yang ada di apitan bibirnya, menghiisap lalu meniup-niup asapnya ke udara.

Ia mengingat kejadian tadi pagi, saat Luna menampar pacarnya Selly, mengusirnya dengan keji tanpa perasaan. Apa maksudnya coba? Rasanya Vinoa ingin mengumpat saja.

"Jyahhh, adek lo yang kalem itu atau yang mana nih? Adek-adek lo banyak, Vin. Gue gak paham!"

"Emangnya yang lo maksud siapa lagi bego, adek gue cuma satu. Si Luna," tegas Vino mulai kesal.

"Kenapa, kenapa ?" Marco menghebohkan suasana, sengaja meledek pikiran temanya yang sepertinya sedang sensi.

"Lo tau Selly, model cantik yang lagi melejit baru-baru ini. Tadi pagi ,adek bangke gue yang satu itu ngusir dia dari apartemen. Sekarang doi langsung ngambek-ngambek minta putus."

"Lo serius udah berhasil dapetin Selly?" Marco melongok takjub, satu kata bravo memang pantas diberikan pada berandal sialan yang satu ini.

"Bacoot ! pertanyaan lo gak penting bangke!" Vino mengucak batang roko yang sudah pendek di atas asbak ."Tau ngga lo yang paling anjing apa? Gue belum sempet nidurin dia, semalam tiba-tiba dia datang bulan. Padahal gue udah siap di atas, tinggal selangkah lagi men, jebol doi punya." Vino berbicara dengan rahang yang mengeras, seolah meluapkan semua rasa kekesalanya.

"hahahahahahahaha."

Gelak tawa Marco tak henti-hentingnya terputus.

"Semesta lagi ngga perpihak sama lo men, udah saat nya iblis macam lo kena ajab." Suara tawa marco semakin keras.

"Diem lo Setan. Mau gue kebiri lo?" teriak Vino kesal.

Vino menyulut satu batang roko yang kedua dengan api, lalu melempar sisa bungkus roko ke wajah marco, ledekan temanya ini membuat Vino tak bisa berhenti mengumpat dalam hati.

"Wuiss santai Men! Lo rese kalo lagi mabok. Balik aja sana." Marco menghadang lemparan Vino dengan kedua tanganya. Tapi ia masih ingin menanggapi nasib buruk Vino. Menurutnya ini terlalu menarik untuk dibahas.

"Merah semua dong kasur lo, ck," ejek Marco masih sambil menahan tawanya.

"Kagaklah, gue colongin pembalutnya si Luna. Jadi belum sempet tercecer di mana-mana."

"Njiirrr, bego lu."

"Trus gimana? Gimana kelanjutan nasib batang sialan lo itu? hand-job lo dikamar mandi?" ledek  Marco sekali lagi.

"Bl*w-job dong!" Kali ini Vino menyeringai puas, menunjukan bahwa ialah penguasa wanita sesungguhnya.

"Sialan lo taii, masih 19 tahun udah lo ajarin begituan. Emang otak lo yang kadang kagak waras, Vin."

"Ck." Vino tersenyum geli, ia jadi mengingat kejadian saat Selly muntah tersedak, saat mulut mungilnya terlihat sangat penuh oleh benda tumpul milik Vino. Dia menyukai hal itu.

"Doi mau kok, malah penasaran sama punya gue." Vino tersenyum licik.

"Katanya doi suka, Men. Jadi gue gak salah dong," turur Vino bangga, ia meletakan kedua kakinya silang di atas meja, menghembuskan asap rokonya dengan sombong.

"B-angsat lo. Vin. Pokonya kalo lo udah berhasil lo perawanin kasih gue tuh si Selly. Gue juga mau," rengeknya.

"Enak aja, tunggu gue bosen dulu Babi. Tapi kalo lo bisa dapetin dia sih, gue ngga yakin soalnya." Vino terkekeh kecil.

"Yeh sitai, meragukan kemampuan gue lo?" Marco mendengkus kesal setelahnya.

"Selly itu beda, dapetin dia harus pake trik, Men !" Vino menyombongkan diri.

"Bagus Ngga body nya?" tanya Marco lagi. Dia makin tertarik.

"Jan tanya lagi dah, dadanya segini. Yang bawah segini,"

balas Vino menunjukan ukuran dada Selly dengan kedua tanganya. " Bentuknya kaya melon, kenyalnya udah kaya konyaku freshly, dah!"

"Cacat lu, Ngepet!" umpat Marco jadi kesal.

"Udahlah, jangan ngebahas Selly mulu. Gue jadi jengkel kalo keinget yang semalam, Anjir." Vino menuang sebotol wiskey ke dalam gelas. "Sekarang gue pengin bikin perhitungan sama adek gue. Cuma itu yang ada di otak gue sekarang."

"Perhitungan apa lagi Nyet? Jahat lo Vino, masa mau bikin perhitungan sama adek lo sendiri." Alis Marco terangkat sebelah.

"Lo ngga tau si, kaya gimana ngeselinya adek gue itu. Dia selalu gangguin kesenangan gue sama cewe-cewe gue. Bahkan doi pernah ngikutin gue ke hotel. Ngapain coba? Ngga ada kerjaan banget kan!" Vino menenggak segelas wiskey di tanganya.

"Parah juga adek lo ya," timpal marco basa-basi.

"Ya parah. Niat gue buat pindah ke aaprtemen itu biar bisa seneng-seneng di rumah tanpa harus cek in. Eh, malah adek gue sok jadi bidadari satpam!"

"Jadinya satpam apa bidadari, Kambing?"

"Dua-duanya, Ege!"

"Parah juga adek lu. Gue si gak kebayangan gimana rasanya punya adek kaya gitu. Mungkin kelab gue bakalan ditutup paksa kali ya." Marco tergelak sendiri membayangkan semua itu.

"Tapi padahal penampilanya kalem Vin. kok bisa gitu si?" lanjut Marco lagi.

"Adek gue emang kalem dan lemah lembut. Tapi kalau udah marah, mulutnya  kaya abis makan petasan, cocok banget dijulukin ratu setan."

"Terus?"

"Maka dari itu gue butuh bantuan lo..." Vino menaruh gelas kosong yang ada ditanganya keatas meja.

"Bantuan apa lagi ?" Marco tampak serius menanggapi permintaan Vino, dari raut wajahnya,vVino tampak sungguh-sungguh saat meminta bantuan.

"Perkosa adek gue "

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status