Beranda / Romansa / Terjebak Gairah Panas Majikanku / Riuh Makan Malam di Apartemen Liam

Share

Riuh Makan Malam di Apartemen Liam

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-21 18:00:20

Waktu sudah menunjuk angka delapan malam.

Suasana ruang makan malam itu begitu hangat. Lampu gantung kristal memancarkan cahaya keemasan lembut, menimpa meja panjang yang penuh dengan hidangan buatan Evi dan Selly.

Aroma sup hangat, ayam panggang, dan salad segar memenuhi udara, menambah kesan rumah yang nyaman.

Liam duduk di ujung meja dengan wajah santai namun matanya penuh pengawasan.

Di sampingnya, Evi tampak segar dan cantik meski hanya mengenakan gaun rumahan sederhana.

Wajahnya berseri-seri, pipinya merah merona, dan di leher putihnya tampak samar bekas-bekas merah yang tak sempat tertutup dengan sempurna.

Ardi yang duduk berseberangan langsung menatap leher Evi begitu pandangannya jatuh ke sana. Alisnya terangkat, lalu bibirnya membentuk seringai nakal.

“Wah, wah!” Ardi membuka suara dengan nada suaranya penuh godaan.

“Nyonya pengantin baru kita kelihatan makin segar. Tapi kok … di lehernya ada peta merah-merah ya? Banyak banget lagi.”

Evi yang sedang menuangkan jus jeruk lang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐚 𝐀𝐫𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐥𝐲
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Tetep aja bilang Ardi playboy padahal Liam tau gimana Ardi
goodnovel comment avatar
Kania Putri
restui ardi Liam serius dia kayanya kali ini. nah bersama evi pokoknya kamu merasakan nikmatnya dunia pernikahan yg seutuhnya ya kan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Ajakan Liam yang Memabukkan

    Di kediaman baru Liam dan Evi.Ruang kerja Liam dipenuhi dengan tumpukan berkas, laptop terbuka, dan layar proyektor kecil yang masih menampilkan data-data klien.Beberapa kertas berserakan di meja menandakan betapa sibuknya dia sejak keluar dari perusahaan Vincent.Meski begitu, tatapan matanya tetap tajam, penuh konsentrasi saat menelaah dokumen yang ada di depannya.Di ambang pintu, Evi berdiri. Tubuhnya sedikit kaku dengan jari-jarinya meremas gaun sederhana yang dia kenakan.Ia ragu harus masuk atau tidak, namun akhirnya memberanikan diri melangkah ke dalam.“Mas Liam?” panggilnya dengan pelan.Liam mendongak dari balik meja kerjanya. Sejenak kelelahan di wajahnya sirna berganti dengan senyum tipis yang menenangkan. “Evi? Ada apa, hm?”Wanita itu berdiri tepat di depannya. “Aku tidak mengganggu kesibukanmu, kan?” tanyanya dengan hati-hati.Liam menggeleng dan masih dengan senyum t

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Debat Sengit

    Pintu besar yang terbuat dari kayu jati tiba-tiba terbuka dengan kasar. Sarah masuk dengan langkah cepat dan hak sepatunya mengetuk lantai marmer dingin, memecah kesunyian yang ada.Wajahnya merah padam dan matanya menyala penuh amarah.“Vincent!” serunya lantang hingga pria yang tengah duduk di balik meja kerja besar itu mendongak dengan terkejut.Vincent baru saja selesai menutup map biru yang berisi laporan keuangan perusahaan.Ia mengangkat alisnya menatap Sarah dengan sedikit keheranan. “Ada apa lagi sekarang? Kamu berteriak seakan kantor ini milikmu.”Sarah tak menggubris sindiran itu. Ia berjalan mendekat lalu tangannya menepuk keras permukaan meja.“Jangan membalikkan fakta! Aku ingin tahu, siapa yang memberimu keberanian untuk membocorkan rahasia kita?! Apa kamu tidak berpikir dulu sebelum bicara?”Vincent beringsut dari kursinya dan berdiri menghadapi Sarah meski wajahnya menegang. “

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sesuatu yang Disembunyikan oleh Liam

    “Hah? Euh ….” Selly langsung gagap mendengar pertanyaan dari Ardi tadi.Jantungnya berdentum kencang, seakan-akan baru saja mendengar sesuatu yang benar-benar tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.Pipinya mendadak panas, darahnya berdesir deras hingga telapak tangannya ikut berkeringat. Dia tidak tahu apa yang harus dia jawab usai mendengarnya.Gadis itu buru-buru menunduk lalu menelan ludahnya berkali-kali, seolah-olah air liurnya bisa meredam kegugupan yang mulai menguasai tubuhnya.“Aku … aku nggak tahu, Mas. Kenapa Mas Ardi tiba-tiba ngajak pacaran?” tanyanya dengan suara gugup yang nyaris bergetar.Ardi, yang sejak tadi menatap Selly tanpa berkedip menghela napas kasar sambil bersandar ke kursi.Mata tajamnya sedikit melembut dan bibirnya melengkung tipis dengan ekspresi setengah kesal namun juga serius.“Supaya kamu nggak iri lagi kalau lihat kakak dan kakak iparmu bermesraan. Aku justru khawatir mereka kebablasan dan ciuman di hadapan kamu.”Mendengar alasan yang dilontarkan de

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Pindahan Rumah Penuh dengan Canda Tawa

    Hari itu menjadi salah satu hari paling sibuk sekaligus paling berkesan bagi keluarga kecil Liam.Setelah seharian penuh mengemas barang-barang, akhirnya truk besar pengangkut barang sudah terparkir di depan apartemen mereka.Para pekerja sibuk mengangkat kardus dan perabotan, sementara Liam, Evi, Selly, dan Ardi mengatur mana yang harus dipindahkan lebih dulu.“Mas, pastikan kardus baju ditaruh paling atas, jangan sampai ketindih yang berat,” kata Evi sambil menunjuk ke arah dua kardus besar yang penuh dengan pakaian mereka.Liam mengangguk lalu memberi instruksi pada pekerja. “Iya, yang baju jangan dicampur dengan yang lain. Itu gampang penyok kalau ketindih.”Ardi, yang sejak tadi sibuk menempelkan kertas label di setiap kardus, mendadak menyeletuk dengan nada bercanda, “Kalau kardus isi baju penyok, yang kasihan kan bajunya. Nanti kemeja Liam jadi keriput permanen, kayak wajah orang tua. Sibuk banget ini orang tua.

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Menjadi Awal Baru

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi dan kini, apartemen milik Liam an Evi dipenuhi tumpukan kardus, koper, dan baju-baju yang sudah dilipat rapi.Evi kini tengah duduk bersila di lantai, sibuk memasukkan pakaian ke dalam koper besar.Sesekali dia menarik napas panjang, merasa sedikit kewalahan melihat betapa banyaknya barang yang harus dipindahkan ke rumah barunya nanti.Di sudut lain, Liam sedang melipat jas-jasnya dengan hati-hati. Lelaki itu tampak santai, meskipun wajahnya terlihat sedikit serius.Sementara itu, Selly, dengan rambut yang diikat asal-asalan, tengah mengemas koleksi bukunya dan dibantu oleh Ardi yang sibuk menutup kardus dengan lakban.Suasana pagi itu cukup ramai, bercampur antara obrolan kecil, suara kardus diseret, dan sesekali tawa kecil saat ada yang menemukan barang lama penuh kenangan.“Mas,” panggil Evi sambil menatap Liam dengan alis berkerut.“Kenapa Mas sama Ardi tidak ke kantor? Padah

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Masih ada Ronde Kedua, Ketiga ....

    Jam sudah menunjukkan angka dua belas malam. Selly sudah masuk ke kamarnya dan Ardi pun sudah pulang ke rumahnya.Di kamar apartemen mereka, lilin kecil menyala di atas meja nakas dan memberi cahaya redup yang hangat.Aroma vanilla memenuhi udara bercampur dengan hawa malam kota yang masuk lewat jendela kaca besar. Dari luar, lampu-lampu gedung berkelip seakan ikut merayakan momen istimewa itu.Evi kini tengah berdiri di depan cermin mengenakan lingerie hitam transparan yang menempel sempurna di tubuhnya.Malam ini bukan hanya ulang tahunnya, tetapi juga malam terakhir dia dan Liam tidur di apartemen itu—tempat penuh kenangan, dari pertengkaran, tawa, hingga bercinta tanpa henti.Besok mereka akan pindah ke rumah baru. Malam ini harus jadi malam yang tak akan bisa terlupakan.Ketika pintu kamar terbuka, Liam masuk dengan setangkai mawar merah di tangan. Wajahnya tegang tapi lembut, seolah menyimpan banyak kata yang tak sempat dia ucapkan.“Selamat ulang tahun, istriku,” ucapnya serak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status