Dua hari berlalu sejak Evi menjadi pembantu. Selama dua hari ini, Liam lebih banyak menghindar dari Evi. Ia sengaja bekerja lembur karena kejadian yang membuatnya sedikit malu itu. Selain itu, ia juga khawatir pikiran liarnya kembali menguasai tiap kali berdekatan, atau bahkan hanya melihat tubuh molek pembantunya itu.Beruntung, pikir Liam, malam ini Nala akhirnya pulang. Ia bisa menagih janji sang istri. Menyalurkan hasratnya yang terpendam.“Aku lelah, Liam. Besok pagi saja, ya?” hindar Nala.Padahal Liam sudah semangat. Hasratnya sudah mulai bangkit tepat ketika mencium aroma segar nan lembut usai Nala mandi.Namun kali ini, Liam tidak ingin lagi kehilangan kesempatan. Ia singkirkan dulu egonya sebagai laki-laki, demi kepuasan batin yang dirindukannya.“Kamu tidur saja, seperti biasa. Aku akan ‘bekerja’ sendiri.” Ia memberikan kecupan-kecupan kecil di pundak Nala. Deru napasnya sudah memburu, dengan mata yang berkabut.“Bisakah kamu tidak melulu berpikir tentang seks dan seks, L
Terakhir Diperbarui : 2025-06-29 Baca selengkapnya