Share

The Last Honeymoon

last update Last Updated: 2025-09-21 08:38:15

Pagi terakhir di Bali datang dengan langit biru cerah dan matahari yang menyinari lembut halaman villa.

Evi tengah berdiri di balkon, rambutnya masih basah selepas mandi, mengenakan dress tipis putih yang berkibar tertiup angin.

Pandangannya menerawang pada permukaan kolam renang pribadi di depan villa, airnya berkilau jernih memantulkan cahaya mentari.

Liam muncul dari belakang, hanya mengenakan celana renang hitam.

Tubuhnya yang kekar langsung membuat Evi salah tingkah. Pria itu berjalan santai sambil membawa dua gelas jus jeruk segar.

“Kenapa melamun di pagi terakhir kita?” tanya Liam dengan suara berat namun hangat.

Evi menoleh lalu menerima jus yang disodorkan sambil tersenyum malu. “Aku cuma belum siap pulang. Tempat ini terlalu indah dan rasanya seperti mimpi setiap kali melihat pemandangan indah ini.”

Liam meneguk jusnya lalu menatapnya dengan tajam. “Yang indah itu bukan tempatnya. Tapi kamu.”

Evi langsung memukul pelan lengannya. “Ah, gombal lagi!” Namun pipinya tak bisa men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
dahhh pindah aja kekamaar masuk angin lohhhhh.........
goodnovel comment avatar
Kania Putri
duh ampun mentang2 hari terakhir gas pol ya Liam moga nanti pas pulang honeymoon dapat kabar dedek bayi gemes ya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Ajakan Liam yang Memabukkan

    Di kediaman baru Liam dan Evi.Ruang kerja Liam dipenuhi dengan tumpukan berkas, laptop terbuka, dan layar proyektor kecil yang masih menampilkan data-data klien.Beberapa kertas berserakan di meja menandakan betapa sibuknya dia sejak keluar dari perusahaan Vincent.Meski begitu, tatapan matanya tetap tajam, penuh konsentrasi saat menelaah dokumen yang ada di depannya.Di ambang pintu, Evi berdiri. Tubuhnya sedikit kaku dengan jari-jarinya meremas gaun sederhana yang dia kenakan.Ia ragu harus masuk atau tidak, namun akhirnya memberanikan diri melangkah ke dalam.“Mas Liam?” panggilnya dengan pelan.Liam mendongak dari balik meja kerjanya. Sejenak kelelahan di wajahnya sirna berganti dengan senyum tipis yang menenangkan. “Evi? Ada apa, hm?”Wanita itu berdiri tepat di depannya. “Aku tidak mengganggu kesibukanmu, kan?” tanyanya dengan hati-hati.Liam menggeleng dan masih dengan senyum t

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Debat Sengit

    Pintu besar yang terbuat dari kayu jati tiba-tiba terbuka dengan kasar. Sarah masuk dengan langkah cepat dan hak sepatunya mengetuk lantai marmer dingin, memecah kesunyian yang ada.Wajahnya merah padam dan matanya menyala penuh amarah.“Vincent!” serunya lantang hingga pria yang tengah duduk di balik meja kerja besar itu mendongak dengan terkejut.Vincent baru saja selesai menutup map biru yang berisi laporan keuangan perusahaan.Ia mengangkat alisnya menatap Sarah dengan sedikit keheranan. “Ada apa lagi sekarang? Kamu berteriak seakan kantor ini milikmu.”Sarah tak menggubris sindiran itu. Ia berjalan mendekat lalu tangannya menepuk keras permukaan meja.“Jangan membalikkan fakta! Aku ingin tahu, siapa yang memberimu keberanian untuk membocorkan rahasia kita?! Apa kamu tidak berpikir dulu sebelum bicara?”Vincent beringsut dari kursinya dan berdiri menghadapi Sarah meski wajahnya menegang. “

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sesuatu yang Disembunyikan oleh Liam

    “Hah? Euh ….” Selly langsung gagap mendengar pertanyaan dari Ardi tadi.Jantungnya berdentum kencang, seakan-akan baru saja mendengar sesuatu yang benar-benar tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.Pipinya mendadak panas, darahnya berdesir deras hingga telapak tangannya ikut berkeringat. Dia tidak tahu apa yang harus dia jawab usai mendengarnya.Gadis itu buru-buru menunduk lalu menelan ludahnya berkali-kali, seolah-olah air liurnya bisa meredam kegugupan yang mulai menguasai tubuhnya.“Aku … aku nggak tahu, Mas. Kenapa Mas Ardi tiba-tiba ngajak pacaran?” tanyanya dengan suara gugup yang nyaris bergetar.Ardi, yang sejak tadi menatap Selly tanpa berkedip menghela napas kasar sambil bersandar ke kursi.Mata tajamnya sedikit melembut dan bibirnya melengkung tipis dengan ekspresi setengah kesal namun juga serius.“Supaya kamu nggak iri lagi kalau lihat kakak dan kakak iparmu bermesraan. Aku justru khawatir mereka kebablasan dan ciuman di hadapan kamu.”Mendengar alasan yang dilontarkan de

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Pindahan Rumah Penuh dengan Canda Tawa

    Hari itu menjadi salah satu hari paling sibuk sekaligus paling berkesan bagi keluarga kecil Liam.Setelah seharian penuh mengemas barang-barang, akhirnya truk besar pengangkut barang sudah terparkir di depan apartemen mereka.Para pekerja sibuk mengangkat kardus dan perabotan, sementara Liam, Evi, Selly, dan Ardi mengatur mana yang harus dipindahkan lebih dulu.“Mas, pastikan kardus baju ditaruh paling atas, jangan sampai ketindih yang berat,” kata Evi sambil menunjuk ke arah dua kardus besar yang penuh dengan pakaian mereka.Liam mengangguk lalu memberi instruksi pada pekerja. “Iya, yang baju jangan dicampur dengan yang lain. Itu gampang penyok kalau ketindih.”Ardi, yang sejak tadi sibuk menempelkan kertas label di setiap kardus, mendadak menyeletuk dengan nada bercanda, “Kalau kardus isi baju penyok, yang kasihan kan bajunya. Nanti kemeja Liam jadi keriput permanen, kayak wajah orang tua. Sibuk banget ini orang tua.

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Menjadi Awal Baru

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi dan kini, apartemen milik Liam an Evi dipenuhi tumpukan kardus, koper, dan baju-baju yang sudah dilipat rapi.Evi kini tengah duduk bersila di lantai, sibuk memasukkan pakaian ke dalam koper besar.Sesekali dia menarik napas panjang, merasa sedikit kewalahan melihat betapa banyaknya barang yang harus dipindahkan ke rumah barunya nanti.Di sudut lain, Liam sedang melipat jas-jasnya dengan hati-hati. Lelaki itu tampak santai, meskipun wajahnya terlihat sedikit serius.Sementara itu, Selly, dengan rambut yang diikat asal-asalan, tengah mengemas koleksi bukunya dan dibantu oleh Ardi yang sibuk menutup kardus dengan lakban.Suasana pagi itu cukup ramai, bercampur antara obrolan kecil, suara kardus diseret, dan sesekali tawa kecil saat ada yang menemukan barang lama penuh kenangan.“Mas,” panggil Evi sambil menatap Liam dengan alis berkerut.“Kenapa Mas sama Ardi tidak ke kantor? Padah

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Masih ada Ronde Kedua, Ketiga ....

    Jam sudah menunjukkan angka dua belas malam. Selly sudah masuk ke kamarnya dan Ardi pun sudah pulang ke rumahnya.Di kamar apartemen mereka, lilin kecil menyala di atas meja nakas dan memberi cahaya redup yang hangat.Aroma vanilla memenuhi udara bercampur dengan hawa malam kota yang masuk lewat jendela kaca besar. Dari luar, lampu-lampu gedung berkelip seakan ikut merayakan momen istimewa itu.Evi kini tengah berdiri di depan cermin mengenakan lingerie hitam transparan yang menempel sempurna di tubuhnya.Malam ini bukan hanya ulang tahunnya, tetapi juga malam terakhir dia dan Liam tidur di apartemen itu—tempat penuh kenangan, dari pertengkaran, tawa, hingga bercinta tanpa henti.Besok mereka akan pindah ke rumah baru. Malam ini harus jadi malam yang tak akan bisa terlupakan.Ketika pintu kamar terbuka, Liam masuk dengan setangkai mawar merah di tangan. Wajahnya tegang tapi lembut, seolah menyimpan banyak kata yang tak sempat dia ucapkan.“Selamat ulang tahun, istriku,” ucapnya serak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status