Home / Romansa / Terjebak Gairah Si Bos Mesum / Langsung Di Terima Bekerja

Share

Langsung Di Terima Bekerja

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2023-05-17 13:51:29

Starla bahkan tidak menyangka jika bekerja mengandalkan kenalan orang dalam akan menjadi semudah ini, bahkan cenderung sangat cepat. Hari ini juga ia sudah mendapat kabar bahwa ia di minta datang ke perusahaan Nexus untuk melakukan wawancara kerja. Dan tidak tanggung-tanggung tawaran pekerjaan yang Starla dapatkan adalah ia di suruh melamar menjadi sekretaris.

Ingin tertawa? Itu pasti.

Starla sadar betul kalau dirinya belum pernah mempunyai pengalaman sama sekali dengan dunia perkantoran. Yang benar saja ia langsung di suruh melamar di bagian sekretaris. Kurang ajar sekali temannya Vania itu. Apa dia ingin mempermalukan Starla?

Tapi apa salahnya mencoba? Walaupun Starla sudah membayangkan kejadian yang mungkin akan di alaminya nanti. Bisa saja dirinya langsung di suruh keluar sebelum interviewnya selesai gara-gara ia yang tidak berpengalaman. Atau mungkin ia akan mendapat ceramah pedas dari orang yang akan mewawancarainya nanti.

Starla kembali tertawa.

Apalagi yang ia dengar, yang melakukan wawancara nanti adalah CEO-nya langsung. Bukankah ini benar-benar sebuah lelucon?

Walaupun begitu Starla tetap merasa gugup ketika langkahnya sampai di depan ruang interview. Ia membuka pintu secara perlahan.

“Permisi, Pak,” ujar Starla ketika ia melihat hanya ada seorang pria berjas hitam di dalam ruangan. Pria itu tengah berdiri menghadap jendela kaca besar. Membelakangi Starla.

Tunggu, tunggu ... Dari belakang saja pria itu sudah terlihat sangat keren dan seksi. Bagaimana dengan depannya ya? Ah, Starla jadi membayangkan seberapa tampannya CEO yang di ceritakan oleh Vania.

Pria tersebut menoleh.

Seketika map dalam genggaman tangan Starla terjatuh bersamaan dengan rahangnya yang turun. Dunia begitu sempit! Sesempit rok yang Starla gunakan hari ini.

Bagaimana tidak? CEO itu ternyata adalah pria mabuk yang salah masuk ke apartemennya. Selain itu, pria tersebut juga pria yang sempat bercumbu dengannya di Klub malam itu.

Astaga, kesialan apalagi yang ia dapatkan kali ini?

Starla mendengus kesal. “Saya tidak jadi melamar bekerja di sini—“

“Anda di terima, Nona Starla.”

Apa?! Starla melotot sempurna.

“Bagaimana bisa?! Kamu pasti sedang bercanda, kan? Bahkan kamu saja belum membaca berkas yang aku bawa,” balas Starla saat pria itu mulai menampilkan sikap tak mau kalahnya.

“Hey, turunkan sedikit nada bicaramu. Di sini aku Bos-nya,” ujar pria itu sombong.

Starla mendengus ketika pria di hadapannya ini sengaja sekali menekan kata Bos padanya.

“Kamu pikir, aku peduli?” Balas Starla sengit. “Saya tidak jadi melamar bekerja di sini, Pak ...” Starla melirik tanda nama yang ada di atas meja. “Bapak Revanno.”

Starla berbalik dan berjalan menuju pintu. Tapi saat dirinya menarik knop pintunya ke bawah, pintu tersebut tidak bisa di buka sama sekali.

Apalagi ini? Aish! Kenapa hidupnya selalu sial seperti ini?!

Starla kembali menoleh ke belakang dan menatap tajam ke Bos yang bernama Revanno tersebut. Revanno tersenyum miring sambil menunjukkan remote kontrol di tangannya.

Sial!

Rasanya Starla ingin mengumpati pria tersebut.

“Buka!” Protes Starla.

“Hei, aku Bosnya jadi kamu nggak bisa memerintahku,” ujar Revanno santai.

Revanno lalu merogoh ponsel yang ada di saku jasnya. Dan menghubungi seseorang.

“......”

“Aku sudah menemukan yang cocok, namanya Starla. Batalkan yang lain,” ujar Revanno lalu menutup ponselnya.

Starla semakin menatap tajam ke arah Revanno. Sebenarnya apa sih maunya pria gila yang ada di depannya saat ini?

Revanno berjalan mendekati Starla. Sedangkan Starla semakin melangkah mundur ketika Revanno semakin mendekat. Kini punggungnya sudah menatap di tembok.

“Kamu akan mulai bekerja besok, pukul delapan. Aku akan menunggu kedatanganmu. Dan satu lagi, aku nggak akan melarang kamu untuk memakai baju seksi, karena itu akan menjadi nilai plus untuk kamu,” ujar Revanno sedikit lebih lembut.

Starla mengikuti arah pandangan Revanno yang ternyata jatuh ke dadanya. Dua buah kancing teratasnya ternyata terbuka. Entah sejak kapan kancing sialan itu terbuka? Dan bodohnya Starla tidak menyadarinya.

Benar-benar memalukan.

Mungkin pria gila berotak mesum yang bernama Revanno itu tengah berpikir jika Starla sengaja melakukan hal tersebut.

Saat tangan Starla hendak membenarkan kancing kemejanya, tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangannya. Starla langsung menatap pelakunya yang siapa lagi kalau bukan seorang Bos yang tengah berdiri di depannya?

Revanno tersenyum, lalu segera memasangkan kancing yang terbuka pada kemeja Starla. Ini sangat gila!

Starla menahan napas saat punggung tangan dingin itu menyentuh dadanya. Seperti ada perasaan aneh yang mengalir di tubuhnya. Namun, Starla juga tidak mampu menghentikan tangan itu. Bodoh!

“Saat kamu menahan napas, hal itu hanya akan membuatnya terlihat semakin bertambah besar.”

Spontan Starla mendorong dada bidang Revanno hingga memberi jarak pada keduanya. Bagaimana tidak? Revanno mengatakan hal tersebut sambil menatap lekat ke arah dua buah gundukan yang tengah berada tepat di hadapan pria itu secara intens. Starla benar-benar tidak bisa membayangkan akan seperti apa jika ia bekerja menjadi sekretaris Bos mesum itu.

Bagaimana bisa pria brengsek seperti itu menjadi seorang CEO?

Namun, sisi positif yang bisa di ambil Starla adalah Bosnya tersebut sangat tampan. Bahkan Starla sempat mempunyai fantasi gila ketika menatap wajah tampan yang beberapa menit lalu memutuskan untuk menerimanya bekerja sebagai sekretaris.

Saat ini Starla hanya bisa berdoa. Semoga saja tindakannya kali ini tidaklah salah.

Starla kembali ke apartemen dan menceritakan hal gila yang ia alami ketika melamar bekerja tadi. Bahkan Vania juga sangat kaget ketika mendengar cerita Starla. Mereka bukannya tidak mempercayai yang namanya kebetulan. Tapi jelas ini terlihat aneh dan tidak masuk akal.

Terkadang memang rencana Tuhan itu berada di luar batas kemampuan setiap insannya.

“Benar-benar tampan kan, La? Seperti yang aku bilang waktu itu.” Vania bertanya antusias.

Starla hanya mendengus, tampaknya Vania belum mengenal sosok yang sejak kemarin terus ia sebut tampan itu ternyata tidak jauh berbeda dari seorang pria brengsek yang berotak mesum.

“Aku hanya berharap ekspektasimu itu nggak akan mengecewakan kamu, Van,” ujar Starla menatap Vania.

Mulai besok Starla sudah harus bekerja sebagai sekretaris Bosnya yang bernama Revanno tersebut. Ia harus menyiapkan diri dan menyiapkan mental juga tentunya. Karena jika di lihat otak Bos barunya itu hanya di selimuti oleh kemesuman yang tidak bisa Starla tebak.

Jangan tanya darimana Starla tahu kalau Revanno itu mesum? Tentu saja Starla tahu, karena ia sudah seringkali berhadapan dengan berbagai pria dengan sifat yang berbeda-beda. Terlebih lagi ia juga pernah bercumbu secara panas dengan Revanno. Bahkan sampai sekarang dirinya masih sering merinding ketika membayangkan bagaimana panasnya permainan Revanno malam itu.

***

Revanno tersenyum ketika ia duduk di sebuah bar bersama temannya yang bernama Daniel. Pria itu menceritakan apa yang ia alami, dan tentu saja hal tersebut membuat Daniel geleng-geleng kepala.

Dalam hati Daniel merasa kasihan dengan gadis bernama Starla yang baru saja di ceritakan oleh temannya tersebut. Kasihan sekali ia harus berhadapan dengan predator seperti Revanno.

Daniel terkekeh. “Semoga saja wanita itu betah bekerja dengan Bos sepertimu.”

“Aku pastikan dia nggak akan bisa lari dariku. Karena aku sudah menyiapkan rencana untuknya.” Revanno tersenyum sambil menyesap rokok yang ada di tangannya.

“Dasar, predator!” Maki Daniel sambil terkekeh.

Revanno hanya ikut terkekeh, ia dan temannya itu memang sudah sering saling mengumpati diri masing-masing. Walaupun usia mereka sudah menginjak angka tiga puluh tahun. Tapi mereka berdua masih terlihat enjoy dan bersikap layaknya seorang ABG yang baru senang-senangnya berbuat nakal.

Revanno tersenyum lagi, ia sejak tadi sudah tidak bisa menahan untuk bertemu hari esok. Ia ingin malam ini cepat berlalu, bahkan kalau bisa cukup satu jam saja. Ia ingin cepat-cepat pagi hari dan berangkat ke kantor untuk bertemu dengan sekretaris barunya, Starla.

Ia sudah tidak sabar melihat ekspresi Starla besok akan seperti apa ketika masuk ke dalam genggamannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Jona Fayola
keren ceritanya
goodnovel comment avatar
Ervina Gisell
ceritanya seru
goodnovel comment avatar
Rna
lakinya lucu oeeeyyyyy...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Si Bos Mesum   Kelahiran Anak Kedua (TAMAT)

    “Revanno.”“Ya?”Starla membelai wajah pucat Revanno. “Kamu baik-baik saja?”Revanno mengangguk seraya menelan ludah susah payah. Membuat Starla tertawa pelan.“Kenapa tertawa?” Revanno menatap istrinya dengan kening bertaut.“Yang ingin melahirkan itu aku, kenapa kamu yang panik dan pucat seperti ini?”“Yang ingin kamu lahirkan itu anakku, kenapa aku nggak boleh panik seperti ini?”Starla tersenyum simpul, membawa kepala Revanno ke dadanya. Membelainya lembut. “Jangan panik seperti itu. Aku baik-baik saja. Wajah kamu pucat sekali.”Revanno mengangkat kepala, sejajar dengan kepala Starla. Mata kelamnya menatap Starla lekat. “Berjanjilah padaku, kamu akan baik-baik saja.”Starla mengangguk. “Aku pasti baik-baik saja. Ini bukan pertama kali aku melahirkan, Revanno. Apa kamu lupa?” Tanyanya menatap Revanno. “Dan ini juga bukan pertama kalinya kamu menemaniku saat ingin melahirkan.”Revanno meringis. “Tapi tetap saja, Starla. Rasanya tetap sama tegangnya. Dan khawatir juga. Aku sangat kha

  • Terjebak Gairah Si Bos Mesum   Revanno Dan Hormon Kehamilannya

    “Starla dimana?” Joshep yang tengah menyiapkan bekal untuk piknik bersama cucunya menatap Revanno yang memasuki dapur, dengan rambut basah.“Tidur,” jawab Revanno singkat. Revanno mulai mengambil beberapa telur untuk membuat omelet.“Tidur?” Tanya Joshep dengan satu alis terangkat, kemudian pria itu mengulum senyum. “Kelelahan?” Godanya.Revanno hanya tertawa pelan seraya mengangguk. Mulai memecahkan beberapa telur ke dalam mangkuk. “Apa perlu Ayah membawa Sera untuk menginap di hotel?”Revanno menoleh, ide itu terdengar sangatmenggoda. Namun, apa Starla akan mengizinkannya?“Ayah ajak ke hotel saja, ya. Hotel yang ada di Ubud. Ayah ingin mengajak Sera untuk melihat pemandangan yang ada di sana. Dia pasti suka.” Kata Joshep.Revanno mendekati Ayahnya, lalu memeluk Ayahnya singkat. “Terima kasih, Ayah.”Joshep mengangguk, menepuk- nepuk pelan bahu Revanno. “Dalam rangka mendapatkan cucu kedua, Ayah rela menjaga Sera selama yang kamu inginkan,” ujar Joshep sambil mengedipkan sebelah

  • Terjebak Gairah Si Bos Mesum   Candu Yang Tidak Ingin Revanno Akhiri

    “Sera ingat apa pesan Papa?” Revanno berjongkok di depan putrinya. Menatap gadis kecil itu sambil tersenyum.“Nggak boleh nakal dan menyusahkan Kakek sampai Papa dan Mama kembali ke Jakarta.”Revanno tersenyum, menepuk puncakkepala putrinya. “Pintar.”Revanno lalu merentangkan kedua tangannya dan memeluk Sera dengan begitu eratnya.“Hanya beberapa hari, Papa dan Mama akan pulang,” ujar Revanno pelan seraya mengecup kepala anaknya. Sementara Sera hanya mengangguk saja.Revanno dan Starla akan pergi berlibur ke Bali, hanya berdua. Setelah beberapa tahun tidak menghabiskan waktu hanya berduaan, Starla merasa sangat membutuhkan waktu untuk quality time berdua dengan suaminya. Dan Revanno menyetujui hal itu.“Ya sudah. Kalian cepat berangkat sana.” Joshep mengenggam tangan cucunya.Revanno sengaja menitipkan Sera kepada Ayahnya karena memang sejak awal Joshep-lah yang menawarkan diri untuk menjaga Sera selama Revanno dan Starla pergi berlibur. Lagipula sekarang Joshep juga sedang menikm

  • Terjebak Gairah Si Bos Mesum   Minta Lima Adik

    Starla terengah dengan Revanno yang terus menghunjam ke dalam tubuhnya dari belakang. Wanita itu memejamkan mata, mencengkeram kain yang mengikat kedua tangannya.“Revanno …” Starla mendesah. Ia mendapatkan kenikmatan yang selalu mampu membuatnya tergulung ombak yang begitu dalam.Revanno mencengkeram dada Starla dan menarik istrinya agar menempel ke dadanya. Starla berpegangan pada paha Revanno. Pria itu mendorong kuat-kuat dan menenggelamkan dirinya di sana. Terengah dengan bibir di leher istrinya. Bernapas terputus-putus.Ketika napas mereka tidak lagi memburu seperti tadi, Revanno mengecup leher Starla. Tubuh mereka masih menyatu lekat. Revanno memeluk perut untuk istrinya posesif, enggan melepaskannya. Bibir Revanno mengecupi bahu Starla. Sementara istrinya itu bersandar lemah di dada bidangnya.“Mama!” Teriakan nyaring membuat mata Starla yang semula terpejam, kini terbuka lebar. “Mama!”“Revanno, Sera,” ujar Starla pelan, tubuhnya lelah, Revanno tidak penah hanya cukup satu kal

  • Terjebak Gairah Si Bos Mesum   Perkara Wajah Tampan

    Lima tahun kemudian.Mobil itu sudah terparkir dengan sempurna di depan rumahnya. Yang paling kecil turu dengan cepat, berlari masuk ke dalam rumah dengan wajah cemberut. Sementara, pria yang menyerupai gadis kecil itu mengikutinya dari belakang dengan senyum tipis dan gelengan kepala pelan.“Mama ... Mama ...” teriak gadis kecil itu hampir memenuhi setiap sudut ruangan. la membuka pintu rumah, mendorong dengan kasar, lalu masuk ke dalamnya disusul dengan sang Ayah yang membawakan tas sekolahnya.“Mama!” Teriaknya lagi, kali ini dengan air wajah yang memerah.Datanglah sang Ibu dari balik pintu dapur, menyambut anaknya yang baru pulang sekolah seperti biasanya. “Loh, anak Mama pulang sekolah kenapa wajahnya di tekuk seperti itu? Ada apa? Siapa yang berani membuat donat gula Mama marah?”Masih memasang wajah cemberut dengan bibir yang maju tak mundur sama sekali, gadis kecil itu bersidekap. “Sera nggak mau di jemput Papa lagi,” ujarnya nyaring.Mendengar hal itu, Starla lantas beralih

  • Terjebak Gairah Si Bos Mesum   Kencan Versi Starla Dan Revanno

    Kencan yang Revanno bayangkan adalah jalan-jalan menaiki mobil, berhenti di taman yang sepi dan menikmati jajanan yang ada di sana. Seharusnya. Ya seharusnya memang seperti itu. Namun, hal itu tidak mungkin karena ini adalah malam Minggu. Ia sudah merangkai semua rencana itu di dalam kepalanya, tetapi realita memang tidak seindah ekspetasi. Pasalnya, baru saja mobilnya keluar dari pelataran rumah sakit, kemacetan sudah menunggu mereka.Revanno menghela napas, wajahnya tertekuk masam, sedikit kesal lebih banyak mengumpat. Starla yang duduk di sampingnya bersama dengan Sera di dalam gendongan wanita itu sudah beberapa kali mengomeli Revanno. Meski Sera belum mengerti, atau memahami apa yang sang Ayah ucapkan, tapi tetap saja rasanya tidak tenang sekali mendengar Revanno mengumpat kasar di depan Sera.“Sabar, Revanno …” Sudah beberapa kali Starla berujar seperti itu. Kali ini ia menambahkan dengan usapan lembut di lengan suaminya. “Nggak apa-apa kok agak malam, Sera juga sudah memakai ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status