Share

Empat Puluh Dua

Deswita terus saja memukuli tubuh Elvaro. Salah hidup pria itu yang boleh memukul dan menyentuhnya hanyalah kedua orang tuanya. Sementara, Ferdinan sang ayah mencoba menenangkan istrinya yang begitu ff mendengar pengakuan sang anak.

“El, lebih baik kamu pulang!” titah sang ayah.

Tanpa basa basi, setelah membuat sang ibu kacau, Elvaro pun melangkah ke luar ruangan. Ia mengerjapkan mata, berpikir konyol tentang apa yang di katakannya tadi.

Sementara, kedua orang tua Elvaro masih berdebat sengit. Deswita sang ibu masih saja cemas, sedangkan sang suami pun sama sepertinya. Namun, masih bisa mengendalikannya.

“Papa bayangin, cucu kita lahir dari rahim wanita yang enggak jelas,” ujar Deswita.

“Ma, cukup. Papa juga sudah pusing dengan apa yang di lakukan anak laki-laki kamu. Sudah, aku mau tidur.”

Ferdinan malangkah keluar ruangan dengan wajah masam. Pria itu menggaruk kepala berulang kali karena merasa pusing dengan apa yang sedang terjadi. Keinginannya memiliki cucu memang terwujud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status