Share

BAB 2 MENJELASKAN

last update Last Updated: 2023-11-02 11:12:24

"Tidak, apakah Julian melakukan ini padaku?" Ia menggeleng kuat, tidak mungkin Julian menjebaknya naik ke atas ranjang dengan cara yang keji.

"Aku tidak akan memaafkan pria itu, bagaimana bisa dia menjebakku seperti ini," geramnya, tubuhnya rasanya remuk, kepalanya pusing dan dia sudah tidak ada harganya sekarang.

Suara langkah kaki membuatnya waspada. Elea beringsut, menutup diri dengan selimut dan akan menyemburkan lava nya.

Akan tetapi, ia tertegun saat mencium wangi yang sama saat malam tadi, wangi yang memabukkan, matanya menangkap ujung sepatu hitam mengkilat sudah berada di ujung ranjang.

"Bangunlah, dan bersihkan dirimu," suara bariton yang tidak di kenalnya, Elea mengangkat wajah dan baru bisa melihat dengan jelas siapa pria yang semalam bersamanya, pria dengan wangi memabukkan.

"Kamu siapa? Kenapa aku berada disini?" Masih mengeratkan selimutnya, ia tampak ragu ingin berteriak karena tatapan intimidasi pria itu membuatnya tidak berkutik.

Aldrich menyeringai, "Kita bisa bicarakan ini nanti, sekarang bangun dan bersihkan dirimu!"

"Tidak, aku ingin tahu sekarang juga, kenapa aku disini, kamu menjebakku? Siapa kamu sebenarnya?" ucapnya terbata dengan mata berembun.

"Menjebak? aku? haruskan kita lihat bersama siapa yang patut di katakan menjebak? Kamu nona."

"Tidaaaak, kamu berbohong!"

Aldrich hanya menatapnya datar, kemudian kembali berucap, "Bersihkan dirimu, kenakan pakaian itu dan kita sarapan bersama," ucapnya setelah melempar tote bag di ujung ranjang, kemudian berbalik keluar dari kamar.

Elea tertegun beberapa saat, benarkah dia yang dikatakan pria itu? Oh betapa malunya dia kalau itu benar-benar terjadi.

"Kenapa Julian tidak mencariku, apakah dia tidak tahu aku hilang, atau dia merencanakan ini, dia menjualku?" Semakin kuat Elea menggeleng. Tidak mungkin Julian tidak mencarinya, bisa jadi kekasihnya itu memang mencarinya dan tidak menemukannya.

"Dimana ponselku?"

Eleanora berdecak saat mengingat bahwa ponselnya mungkin saja tertinggal di club saat menunggu Julian.

Tidak menunggu lama, Elea turun dari ranjang dengan sangat perlahan, bagian intinya masih sangat sakit dan perih, "El, kau sangat bodoh!"

Dengan susah payah, akhirnya Elea sampai di kamar mandi besar dan mewah tentunya.

"Kamar mandi ini terlalu besar, aku harus melangkah lagi untuk sampai ke shower," keluhnya, bagian bawahnya sangat sakit, wajahnya mendadak memerah, "Pria datar itu menyiksaku," ratapnya lagi.

Perasaannya bercampur aduk, antara malu dan juga marah, andai saja, pria datar itu menolaknya, semuanya tidak akan terjadi. Ya, jika memang dialah yang mendatangi pria itu lebih dulu.

Sementara Eleanora menyalahkan diri dengan keadaan sambil membersihkan diri di kamar mandi, Aldrich masuk kembali ke dalam kamar, tatapannya jatuh pada noda merah di atas seprai.

Menghela napas pelan, ia berjalan ke arah nakas dan mengambil barang miliknya yang tertinggal, setelahnya barulah ia menelepon pihak hotel untuk membersihkan kamarnya sebelum Elea keluar dari kamar mandi.

"Ini dokumen yang Tuan Aldrich minta, silahkan diperiksa dulu," Jack menyerahkan dokumen berwarna hijau diatas meja.

Aldrich meraih dan membacanya dengan seksama. "Kamu sudah membereskan semuanya?" tanya Aldrich menutup dokumennya.

"Sudah Tuan, semua aman."

Aldrich hanya memasang wajah datar seperti biasa, mengetuk-ngetuk lengan sofa seperti memikirkan sesuatu.

"Kamu kerjakan pekerjaan kita yang lain, yang disini biar aku yang mengurus sisanya," ucapnya tenang dan tetap berkarisma.

Bersamaan dengan itu, pelayan pihak hotel datang, dua diantara mereka bertugas membersihkan kamar, sementara yang lain bertugas menghidangkan makanan diatas meja.

Beberapa menit kemudian Jack dan juga pelayan sudah keluar bersamaan. Memberikan waktu untuk tuan dan nona muda mereka yang datang tiba-tiba.

Aldrich merasakan seseorang melangkah ke arahnya, bahkan wangi harum sampo yang Elea gunakan sangat tercium saking wanginya.

"Duduklah, kita sarapan bersama."

Elea berjalan pelan dan duduk dihadapan Aldrich dengan kepala masih menunduk, membayangkan dia yang mendatangi pria itu, wajahnya langsung memerah karena malu dan juga marah.

"Aku ingin minta maaf karena masuk kamarmu, tapi kamu juga bersalah karena memanfaatkan keadaanku," ucapnya tidak berani mengangkat wajah, Elea melanjutkan, "Aku di jebak, dan harusnya kamu, menghindar atau menjauhkan diri," protesnya membela diri dengan meremas jarinya sendiri.

"Sudah?"

"Belum. Aku ingin protes--," ucapannya terpotong begitu saja, suara bariton dan menggairahkan di depannya ini benar-benar membuatnya mati kutu.

"Nona, boleh kita sarapan dulu?"

Elea mengangguk, dia dengan ragu mengambil sendok dan mulai memakan sarapannya. Enak, tentu saja, sejak semalam dia belum mengisi apapun dalam perutnya selain minuman yang katanya dipesan oleh Julian--kekasihnya.

______

"Apa? 2 tahun?" Elea menggeleng cepat, setelah sarapan bersama, dia diminta Rich menandatangani sebuah kertas dengan begitu banyak poin di sana.

"Kamu tidak ada alasan untuk menolak." tegasnya seolah inilah pilihan terakhir Elea.

Aldrich sudah menyodorkan pulpen hitam di atas meja, dengan melipat tangan ke dada, masih menunggu Elea menandatangani kertas perjanjian mereka.

"Kamu ingin menjebakku ya? Bagaimana bisa kamu memintaku menandagani perjanjian yang kamu buat sendiri?" tolaknya menyodorkan kembali kertas ke arah Aldrich.

Aldrich memicingkan mata, "Menjebak? Dibagian mana kamu menganggap aku menjebakmu, Nona Eleanora?" Aldrich menekan dan mengeja nama Eleanora dengan pelan dan tegas.

"Bagaimana kamu tahu namaku?" terkejutnya langsung mundur karena takut.

"Bukan hal yang sulit untukku. Kamu mendekat maka datamu bersamaku," ucapnya masih dengan wajah datar.

"Sekarang tanda tangani, dan kamu ikut denganku pulang."

Elea meremas gaun berwarna lavender yang Aldrich belikan untuknya, apa yang akan dia lakukan sekarang? Kalau menolak bukti video dari cctv akan tersebar. Tapi kalau menyetujui apakah ini akan baik-baik saja?

"Kamu ada waktu setengah jam untuk berpikir. Tapi, aku berharap kamu menandatangani dan menyetujui semuanya."

Aldrich berdiri, tidak menoleh sama sekali pada Elea yang masih menimbang keputusan apa yang akan diambilnya.

Aldrich keluar meninggalkan hotel dengan langkah tegap dan wajah dinginnya.

"Oh, apa yang harus aku lakukan sekarang? Dia menjebakku, ya dia menjebakku," Elea mondar mandir dengan langkah pelan, dia masih tidak nyaman dengan dirinya, ingin kabur tetapi pintu terkunci.

Tidak lama setelah itu, Elea yang masih bimbang dengan keputusannya mendengar suara pintu terbuka. Ia yang tadi duduk langsung berdiri.

"Aku--,"

"Kamu sudah mengambil keputusan Elea?" Menelan ludah susah payah, Elea memberanikan diri untuk berbicara.

"Sebenarnya aku masih tidak mengerti," ucapnya, lalu melanjutkan, "Baiklah, aku mengakui aku bersalah karena masuk ke kamarmu, sebenarnya kita sama-sama rugi, tapi ... bolehkah tidak ada pernikahan? Aku berjanji akan melupakan malam itu," ucapnya memelas, sebenarnya tidak terima mengakui dirinya bersalah, karena dia dijebak.

"Bagaimana kalau kamu hamil? Semalam kamu terlalu terburu memaksaku," wajah Elea kembali memerah bak tomat rebus.

"Aku bisa meminum pil pencegah kehamilan setelah ini, jadi kamu tenang saja, aku tidak akan membuatmu dirugikan."

Brak!

Meja di geprak kuat hingga pulpen hitam diatas meja jatuh dan berguling jauh.

Jantung Elea berdegup cepat, apalagi saat wajah tampan di depannya mengetat dengan mata memerah, "Coba katakan sekali lagi?"

"Ma-maafkan aku," Elea menunduk takut, tangannya sudah basah karena keringat dingin. Pria ini tidak disangkanya akan seberbahaya itu.

"Jangan berani melakukannya, Elea," ucapnya datar, ia melanjutkan, "Jangan lakukan hal yang membuatmu menyesal," ujarnya lagi.

"Tapi, aku tidak ingin menikah, semalam anggap saja itu kecelakaan yang tidak bisa dihindari!" Serunya dengan memelas.

"Kamu tidak ada pilihan lain, atau kamu ingin rekaman cctv kita tersebar?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB. 101. SELESAI.

    "Mama, kapan kita berlayar?" tanya Calix mendongak ke arah ramping kanan.Elea berpikir lalu menatap suaminya sekilas dan berkata, "Kita tunggu Papa tidak sibuk, baru berlayar," jawabnya sekenanya.Calix mengerucutkan bibir, ia mendongak ke arah samping di mana sang ayah tengah berdiri menatap ibunya. Anak itu lantas berucap setelah mengatur napas dengan baik, "Papa, kapan Papa tidak sibuk?"Aldrich tersenyum cerah, hubungan ini adalah hubungan yang sangat ia sukai. Beberapa bulan lalu, setelah sang istri menanyakan bagaimana rupa tunangannya, hubungan mereka kembali tenggang tetapi tidak membuat mereka sampai bertengkar hebat. Memang tidak mudah membujuk Eleanora yang masih terluka, tetapi tidak ada yang tidak mungkin selama merayu dan membujuk dengan keras. Dan Aldrich berhasil membuktikan bahwa dia bisa mempertahankan rumah tangganya."Bagaimana kalau Minggu depan?" Calix mengetuk-ngetuk kepala tanda berpikir dan itu sangat menggemaskan bagi Eleanora. Tidak lama, Calix mengangguk

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 100. MAAFKAN REANITA

    Elea terpaku, ia yang berniat akan mengambil air minum untuknya dan Rich tidak sengaja mendengarkan ucapan Reanita dan ibu mertuanya. Ada rasa yang tidak enak di dalam hati, sesuatu yang membuat hatinya sesak dan itu karena ucapan yang mungkin saja tidak benar.Nyonya Anita melirik anaknya agar Rea tidak melanjutkan kembali ucapannya. Tetapi, Reanita tidak juga menyadari apa yang ibunya maksud."Aku benarkan, Ma. Eleanora terlihat mirip dari bentuk tubuh. Ya, walaupun kita sama-sama tahu keduanya berbeda, hanya tubuhnya saja yang terlihat mirip," ujar Reanita belum juga sadar."Bahkan gaun pernikahan yang Eleanora pakai adalah gaun yang memang kakak siapkan untuk pernikahan kakak dengan--""Reanita diam!" pekik nyonya Anita karena Rea tidak juga menghentikan ucapannya sejak tadi.Rea sampai terkejut karena ibunya yang tiba-tiba berteriak, semakin terkejut saat tahu Eleanora sudah berdiri di dekat pintu mendengarkan ucapannya yang mana.Rea berdiri, begitupun dengan nyonya Anita. Kedua

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 99. TERLIHAT SAMA

    Eleanora menggenggam tangan Reanita lembut, ibu Calix itu merasa senang karena merasa bahwa Rea sudah benar-benar berubah."Tidak, aku tidak pernah marah padamu Rea," ucap Eleanora pada saudara iparnya. Elea kembali melanjutkan, "Maafkan aku juga yang pernah melakukan kesalahan, jujur aku tidak ada niat melakukan itu," sambungnya.Rea merasa lega, semua beban dalam hatinya seolah menguar begitu saja setelah mendengar ucapan Eleanora yang tidak mempermasalahkan permasalahan mereka.Keduanya terus bercerita layaknya temannya yang sudah lama bersama. Eleanora menceritakan kisah hidupnya yang malang pada Reanita yang langsung terkejut karena Eleanora benar-benar sangat tangguh.Yang tidak mereka berdua sadari adalah, nyonya Anita sedang berdiri di dekat pintu, mendengarkan semua yang anak dan menantunya ucapkan. Hatinya juga ikut lega karena Eleanora mau memaafkan Reanita yang sudah keterlaluan selama ini.Karena tidak ingin mengganggu ketenangan keduanya, nyonya Reanita memutuskan untuk

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 98. PERGILAH

    Aldrich menyeringai, menatap pada Olivia yang terlihat semakin gugup, "katakan padaku Olivia kenapa kau tega lakukan ini padaku?" tanya Aldrich masih menikmati kegugupan Olivia."Rich, aku bisa jelaskan, tolong lepaskan aku dulu," mohonnya masih dengan wajah pucat."Kamu bahkan tega membuatnya menyerahkan diri pada Julian, di mana perasaanmu Olivia? Kau pendosa," ujar Aldrich dengan gigi gemeretak. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya tunangannya saat itu. Dan wanita di hadapannya adalah dalangnya."Aku mencintaimu Rich, aku tidak ingin ada wanita lain dekat denganmu," aku Olivia dengan tubuh gemetar.Menurutnya hanya dia saja yang pantas bersama Aldrich karena mereka setara, sementara tunangannya dan Eleanora sama-sama dari wanita kelas bawah yang tidak cocok dengan Aldrich sama sekali.Berulang kali Olivia meminta dengan baik agar tunangan Aldrich mundur, tetapi wanita itu terus bersikeras bertahan walau sebenarnya Olivia tahu, dia juga menginginkan Julian.Olivia hanya in

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 97. KALIAN BERLIBUR YA.

    Aldrich mendekati sang istri dan memeluknya dari belakang. "Calix di bawah bersama Mama dan juga Rea."Mata Elea terbelalak dan langsung melepas diri ingin turun ke bawah tetapi Aldrich mencegahnya. Pria itu menahan tubuh istrinya dan menatapnya dalam."Jangan khawatir, Rea tidak akan membawa Calix pergi jauh lagi. Ada mama yang menjaga. Lagipula kamu harus segera bersiap karena kota akan pergi dua jam lagi."Mengerutkan kening tidak mengerti. "Pergi? Kita akan kemana?" tanya Elea masih memikirkan Calix di bawah sana."Aku ingin menebus kesalahanku. Aku ingin kamu, mama dan jga Rea memiliki waktu bersama," jelas Aldrich.Semakin bingung dan tidak mengerti, apalagi saat Aldrich mengatakan mereka bertiga akan pergi bersama. Eleanora tahu kalau ibu mertuanya sudah menerimanya kembali, tetapi bagaimana jika mereka kembali berubah dan membuatnya tersisih."Apa kamu ikut bersama kamu?" Mengangguk pasti, cukup membuat hati Eleanora lega, setidaknya jika Aldrich ikut, maka semua pasti akan b

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 96 KITA KABARI TUAN BESOK

    Keduanya saling menumpahkan rasa rindu. Elea menumpahkan semua kekesalannya, mengatakan semua yang terjadi hingga terus merasa curiga dan sakit hati.Aldrich terdiam, dia mencerna juga mencoba mencari tahu siapa yang sebenarnya mengirim foto-foto pada sang istri."Aku sangat takut kalau kamu meninggalkan aku, sayang," kata Aldrich memeluk istrinya erat.Saat ini keduanya sedang duduk di sofa, dengan Eleanora yang berada di atas pangkuan sang suami. Bahkan jubah mandi Elea sudah terlihat berantakan walaupun keduanya tidak melakukan apa pun."Aku belum menemukan tempat bersembunyi yang tidak kamu ketahui. Bukankah selama ini kamu selalu menemukanku?" canda Eleanora membuat Aldrich terkekeh kecil.Mengangguk bangga, Aldrich melerai pelukan mereka, menatap wajah istrinya yang kemarin sempat dia lukai. "Apa rasanya sakit?" tanya nya mengusap wajah sang istri. Ia tahu itu pasti sangat sakit tapi dia ingin mendengar jawaban sang istri.Eleanora menggeleng pelan. "Tidak, melihatmu mengkhawati

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status