Share

BAB 3 ALDRICH PULANG

last update Last Updated: 2023-11-02 15:00:31

Menggeleng kuat, "Tidak, jangan lakukan itu. Aku akan sangat malu, dan juga ... kekasihku, dia ... pasti akan memutuskan hubungan kami," menunduk, begitu khawatir. Eleanora yakin ada yang mencampur minumannya dengan sesuatu malam itu.

"Baiklah kalau begitu, kamu tanda tangani kertasnya, sore nanti kamu ikut bersamaku." Aldrich memberikan pulpen lain yang terselip di kantong jasnya. Ia memberikan setelah membuka tutupnya.

"Itu, apakah tidak ada cara lain?"

"Menurutmu, ada cara lain untuk mengembalikan harga diriku?"

Mata Elea membola, harga diri bagaimana maksudnya? Jelas yang rugi adalah dirinya disini.

"Harga diri kita," ralatnya, "Lagipula, kamu sendiri tahu, aku dalam pengaruh obat, kenapa tidak menghindar? Kalau di pikir, akulah korbannya."

"Haruskah aku menghindar? Bagaimana kalau kamu melampiaskannya dengan pria lain?"

Menelan ludah susah payah, Elea kembali mengangkat wajah, "Bagaimana dengan pekerjaanku? Aku baru saja mendapatkannya dengan susah payah, lagi aku memiliki banyak tanggung jawab," melasnya, semoga setelah mengatakan ini, Aldrich mau melepasnya.

"Aku akan memberikan waktu untukmu selama satu minggu untuk membereskan semuanya, ingat ... kamu tidak akan bisa kabur, atau rekaman cctv itu tersebar," ancamnya dengan wajah datar dan juga dingin.

Eleanora menelan ludah susah payah, ia mengangguk pelan dengan jantung yang berdegup, beberapa menit lagi dia akan terbebas

"Ba-baik, terima kasih." 

Aldrich hanya menatap Elea sesaat, lalu menyodorkan ponsel wanita berambut coklat terang itu tepat di hadapannya.

"Ponselku, dimana kamu menemukannya?" tanyanya dengan cepat meraih ponselnya yang semalam dia ingat sekali terlepas dari tangannya

"Ingat, satu minggu lagi, Jack akan datang menjemputmu, jadi, jangan mencoba kabur atau aku akan--,"

"Baiklah, jangan terlalu sering mengingatkan, kita akan sama-sama malu. Aku tidak akan kabur, tolong jangan mengancam," ibanya, sejak tadi pria misterius ini terus saja ingin menyebar rekaman yang di dalamnya juga terdapat dirijya.

"Aku senang kamu cepat mengerti."

Setelahnya, Eleanora sudah diizinkan untuk kembali ke rumahnya oleh Aldrich, tentu dengan pengawasan yang pria itu berikan secara diam-diam.

"Ah, untung saja aku bisa keluar dari sana," senangnya masuk dalam mobil online yang dipesannya.

Di perjalanan kembali ke kontrakan, Elea terus menggelengkan kuat kepalanya, bayangan bagaimana dia sangat ganas membuatnya bergidik ngeri.

"Tuan, tolong berhenti di ujung sana, aku ingin membeli sesuatu," pesannya pada supir yang membawanya.

Tidak ada jawaban, namun Elea tidak terlalu mempermasalahkan, sampai di tempat yang ingin dikunjungi nya, matanya membola kembali, "Eh, Tuan, Anda melewati tujuanku?" Katanya menoleh kebelakang karena mobil yang membawanya tidak juga berhenti.

"Maafkan saya Nona, tapi, tuan melarang saya singgah di tempat yang nona minta."

"Apa maksudnya? Tu-tuan siapa yang dimaksud?"

"Tuan Aldrich."

Mata Elea semakin terbelalak tidak percaya, siapa pria misterius yang bersamanya melewati malam panas semalam? Pemilik Amerika? Benarkah?

"Jangan bercanda, tidak mungkin pria datar, dingin dan tidak tahu cara tersenyum itu sampai sedetail itu," 

"Wah, apakah aku benar-benar terjebak dengannya? Sebenarnya siapa korban disini, aku atau dia?" Elea menjerit pelan karena pusing memikirkan hidupnya yang tiba-tiba tertekan.

"Nona, Anda baik-baik saja?" Tanya sang supir padanya, namun Elea hanya mengangguk lemah dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Aku merasa hidupku hancur dalam semalam," gumamnya menyandarkan kepala di jok mobil, matanya terpejam, sekelebat bayangan bagaimana liarnya dia kembali menyadarkannya dengan cepat.

"Tidaaaak!" Pekiknya tanpa sadar, membuat sang sopir juga sampai terkejut dibuatnya.

______

"Tolong biarkan saya menginap satu malam saja, nyonya," iba Elea pada seorang wanita gempal di hadapannya. 

Masih dengan berkacak pinggang, wanita tersebut mendengus, "Kamu sudah saya beri waktu satu minggu, Elea, tapi sampai hari ini, kamu tidak juga membayar sisa kontrakannya!"

"Nyonya, maafkan saya, tetapi saya baru saja bekerja, dan kemungkinan akan menerima upah bulan depan," melasnya, berharap wanita yang memiliki tanda lahir kecil di wajahnya ini, kasihan padanya.

"Hah, kamu tahunya hanya mengeluh saja, saya sudah tidak mau tahu, hari ini juga, kamu tinggalkan kontrakan saya!"

"Nyo ... nya," 

Elea mematung di depan kontrakannya, memandang pias pada wanita cantik yang baru saja mengusirnya berlalu membiarkannya dalam kebimbangan.

"Bagaimana sekarang? Dimana aku kaan tinggal?" Elea masuk kedalam kontrakannya yang sebenarnya tidaklah terlalu besar, bahkan bisa dikatakan sangat sempit. Namun, karena dia hanya memiliki dana seadanya, kontrakan ini cukuplah untuknya.

Elea mengemas semuanya dengan rapi, hanya sedikit saja barang penting miliknya. 

"Apa kau hubungi Julian saja?" Batinnya.

Menggeleng, "Tidak, aku tidak akan merepotkannya, sudah membantuku mendapatkan kontrakan saja, aku bersyukur."

Menghela napas berulang kali, Elea meninggalkan kontrakan dengan membawa 1 buah koper saja.

"Aku harus kemana sekarang?"

______

"Lakukan saja tugasmu dengan baik," ucap Aldrich membelakangi asisten pribadinya--Jack.

"Baik Tuan." Jack undur diri, tugasnya kali ini sedikit berat karena dia yang bertugas turun langsung mengawasi.

Sementata Aldrich, dia hanya menghela napas pelan, ia merogoh ponselnya dan mengangkat panggilan yang baru saja di terimanya.

Alisnya sedikit mengerut, dia yang sudah panik langsung berlari meninggalkan hotel dan melakukan sendiri mobilnya.

Beberapa jam diperjalanan, Aldrich memutuskan menggunakan hely miliknya agar sampai lebih cepat.

Langkahnya lebar memasuki mansion utama, semua orang menatap lurus pada pria gagah tinggi tegap yang sekarang sudah duduk di pinggir ranjang menggenggam tangan renta.

"Ma ...."

"Kamu akhirnya pulang juga, nak?" katanya mencoba bangun dari pembaringan nya.

"Mama berbohong?"

Dengan senyum kecil, nyonya Vianka menggenggam tangan putranya, "Mama tidak berbobong, mama memang sakit karena sangat merindukanmu,"

Aldrich mendesah, "Ma, kalau tujuan mama melakukan ini untuk niat mama, aku tetap tidak setuju." 

"Kamu belum bertemu dengannya, Rich, ayolah ... sudah waktunya kamu membuka hati," ucapnya menahan tangan anaknya yang sudah berdiri ingin berlalu.

"Aku yang akan memutuskan sendiri dengan siapa aku menikah, Ma," putusnya.

"Kapan? Kamu ingin menunggu mama mati dulu?"

Nyonya Vianka meminta anaknya duduk, yang langsungsung di turuti oleh Aldrich, "Mama sudah tua, kamu satu-satunya harapan mama Rich," desaknya lagi dengan kalimat lebih lembut.

Aldrich hanya diam, wajah datar dan dingin selalu menghiasi dirinya, tidak satupun dari mereka yang berada disana berani untuk ikut bicara ataupun mendekat.

"Aku harus kembali ke kamar, mama istirahatlah," setelahnya Aldrich langsung berdiri dan meninggalkan kamar pribadi ibunya, melewati mereka semua yang berada di sana.

Di dalam kamar, Aldrich kembali menghubungi Jack yang ia tinggalkan di luar kota. Mendengarkan semua yang dilaporkannya secara rinci dan jelas.

"[Lakukan tugasmu dengan baik,]" setelahnya, pria tampan itu masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri dan memikirkan semua rencananya dengan matang.

Keesokan harinya, di ruang makan, semua tampak sunyi walau banyak manusia di sana. Awalnya masih terdengar suara kekehan dan ocehan, namun setelah pemilik asli perusahaan Zeus itu muncul, ruang makan mendadak sunyi.

"Nak, Olivia--,"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB. 101. SELESAI.

    "Mama, kapan kita berlayar?" tanya Calix mendongak ke arah ramping kanan.Elea berpikir lalu menatap suaminya sekilas dan berkata, "Kita tunggu Papa tidak sibuk, baru berlayar," jawabnya sekenanya.Calix mengerucutkan bibir, ia mendongak ke arah samping di mana sang ayah tengah berdiri menatap ibunya. Anak itu lantas berucap setelah mengatur napas dengan baik, "Papa, kapan Papa tidak sibuk?"Aldrich tersenyum cerah, hubungan ini adalah hubungan yang sangat ia sukai. Beberapa bulan lalu, setelah sang istri menanyakan bagaimana rupa tunangannya, hubungan mereka kembali tenggang tetapi tidak membuat mereka sampai bertengkar hebat. Memang tidak mudah membujuk Eleanora yang masih terluka, tetapi tidak ada yang tidak mungkin selama merayu dan membujuk dengan keras. Dan Aldrich berhasil membuktikan bahwa dia bisa mempertahankan rumah tangganya."Bagaimana kalau Minggu depan?" Calix mengetuk-ngetuk kepala tanda berpikir dan itu sangat menggemaskan bagi Eleanora. Tidak lama, Calix mengangguk

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 100. MAAFKAN REANITA

    Elea terpaku, ia yang berniat akan mengambil air minum untuknya dan Rich tidak sengaja mendengarkan ucapan Reanita dan ibu mertuanya. Ada rasa yang tidak enak di dalam hati, sesuatu yang membuat hatinya sesak dan itu karena ucapan yang mungkin saja tidak benar.Nyonya Anita melirik anaknya agar Rea tidak melanjutkan kembali ucapannya. Tetapi, Reanita tidak juga menyadari apa yang ibunya maksud."Aku benarkan, Ma. Eleanora terlihat mirip dari bentuk tubuh. Ya, walaupun kita sama-sama tahu keduanya berbeda, hanya tubuhnya saja yang terlihat mirip," ujar Reanita belum juga sadar."Bahkan gaun pernikahan yang Eleanora pakai adalah gaun yang memang kakak siapkan untuk pernikahan kakak dengan--""Reanita diam!" pekik nyonya Anita karena Rea tidak juga menghentikan ucapannya sejak tadi.Rea sampai terkejut karena ibunya yang tiba-tiba berteriak, semakin terkejut saat tahu Eleanora sudah berdiri di dekat pintu mendengarkan ucapannya yang mana.Rea berdiri, begitupun dengan nyonya Anita. Kedua

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 99. TERLIHAT SAMA

    Eleanora menggenggam tangan Reanita lembut, ibu Calix itu merasa senang karena merasa bahwa Rea sudah benar-benar berubah."Tidak, aku tidak pernah marah padamu Rea," ucap Eleanora pada saudara iparnya. Elea kembali melanjutkan, "Maafkan aku juga yang pernah melakukan kesalahan, jujur aku tidak ada niat melakukan itu," sambungnya.Rea merasa lega, semua beban dalam hatinya seolah menguar begitu saja setelah mendengar ucapan Eleanora yang tidak mempermasalahkan permasalahan mereka.Keduanya terus bercerita layaknya temannya yang sudah lama bersama. Eleanora menceritakan kisah hidupnya yang malang pada Reanita yang langsung terkejut karena Eleanora benar-benar sangat tangguh.Yang tidak mereka berdua sadari adalah, nyonya Anita sedang berdiri di dekat pintu, mendengarkan semua yang anak dan menantunya ucapkan. Hatinya juga ikut lega karena Eleanora mau memaafkan Reanita yang sudah keterlaluan selama ini.Karena tidak ingin mengganggu ketenangan keduanya, nyonya Reanita memutuskan untuk

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 98. PERGILAH

    Aldrich menyeringai, menatap pada Olivia yang terlihat semakin gugup, "katakan padaku Olivia kenapa kau tega lakukan ini padaku?" tanya Aldrich masih menikmati kegugupan Olivia."Rich, aku bisa jelaskan, tolong lepaskan aku dulu," mohonnya masih dengan wajah pucat."Kamu bahkan tega membuatnya menyerahkan diri pada Julian, di mana perasaanmu Olivia? Kau pendosa," ujar Aldrich dengan gigi gemeretak. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya tunangannya saat itu. Dan wanita di hadapannya adalah dalangnya."Aku mencintaimu Rich, aku tidak ingin ada wanita lain dekat denganmu," aku Olivia dengan tubuh gemetar.Menurutnya hanya dia saja yang pantas bersama Aldrich karena mereka setara, sementara tunangannya dan Eleanora sama-sama dari wanita kelas bawah yang tidak cocok dengan Aldrich sama sekali.Berulang kali Olivia meminta dengan baik agar tunangan Aldrich mundur, tetapi wanita itu terus bersikeras bertahan walau sebenarnya Olivia tahu, dia juga menginginkan Julian.Olivia hanya in

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 97. KALIAN BERLIBUR YA.

    Aldrich mendekati sang istri dan memeluknya dari belakang. "Calix di bawah bersama Mama dan juga Rea."Mata Elea terbelalak dan langsung melepas diri ingin turun ke bawah tetapi Aldrich mencegahnya. Pria itu menahan tubuh istrinya dan menatapnya dalam."Jangan khawatir, Rea tidak akan membawa Calix pergi jauh lagi. Ada mama yang menjaga. Lagipula kamu harus segera bersiap karena kota akan pergi dua jam lagi."Mengerutkan kening tidak mengerti. "Pergi? Kita akan kemana?" tanya Elea masih memikirkan Calix di bawah sana."Aku ingin menebus kesalahanku. Aku ingin kamu, mama dan jga Rea memiliki waktu bersama," jelas Aldrich.Semakin bingung dan tidak mengerti, apalagi saat Aldrich mengatakan mereka bertiga akan pergi bersama. Eleanora tahu kalau ibu mertuanya sudah menerimanya kembali, tetapi bagaimana jika mereka kembali berubah dan membuatnya tersisih."Apa kamu ikut bersama kamu?" Mengangguk pasti, cukup membuat hati Eleanora lega, setidaknya jika Aldrich ikut, maka semua pasti akan b

  • Terjebak Kontrak Dengan Tuan Muda   BAB 96 KITA KABARI TUAN BESOK

    Keduanya saling menumpahkan rasa rindu. Elea menumpahkan semua kekesalannya, mengatakan semua yang terjadi hingga terus merasa curiga dan sakit hati.Aldrich terdiam, dia mencerna juga mencoba mencari tahu siapa yang sebenarnya mengirim foto-foto pada sang istri."Aku sangat takut kalau kamu meninggalkan aku, sayang," kata Aldrich memeluk istrinya erat.Saat ini keduanya sedang duduk di sofa, dengan Eleanora yang berada di atas pangkuan sang suami. Bahkan jubah mandi Elea sudah terlihat berantakan walaupun keduanya tidak melakukan apa pun."Aku belum menemukan tempat bersembunyi yang tidak kamu ketahui. Bukankah selama ini kamu selalu menemukanku?" canda Eleanora membuat Aldrich terkekeh kecil.Mengangguk bangga, Aldrich melerai pelukan mereka, menatap wajah istrinya yang kemarin sempat dia lukai. "Apa rasanya sakit?" tanya nya mengusap wajah sang istri. Ia tahu itu pasti sangat sakit tapi dia ingin mendengar jawaban sang istri.Eleanora menggeleng pelan. "Tidak, melihatmu mengkhawati

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status