Home / Fantasi / Terjebak Mantra! / Kekuatan Super

Share

Kekuatan Super

Author: Azka Taslimi
last update Last Updated: 2021-12-20 13:07:00

Kawan, perkenalkan namaku Safara Yunan. Aku adalah seoarang perempuan yang selalu ceria. Usia 20 tahun. Tidak ada yang perlu aku bebankan dalam hidupku, sehingga menjadikan langkah berat. Tidak, aku adalah wanita yang kuat.

Teman, aku akan menceritakan kepadamu sebuah kisah ajaib dalam hidupku. Ini adalah tentang buku ajaib. Buku yang selalu aku bawa kemana-mana. Tidak pernah aku meninggalkan dalam sedetikpun, tidak pernah setelah aku menemukannya.

Lima tahun yang lalu, ketika aku jalan-jalan disebuah taman kota Madiun, aku menemukan sebuah buku antik. Lumayan antik, aku sangat menyukai bentuknya, warnanya, sampai aku menyukai isinya.

Buku itu berwarna coklat tua, sangat gelap. Namun, judulnya sangat cerah, berwarna kuning keemas-emasan. Aku tidak paham dengan bahasa judulnya. Namun anehnya, dari sekian keanehan, terdapat bahasa Jawa di dalamnya.

“Emm, buku apa itu?” tanyaku dalam hati ketika pertama melihat buku itu.

Saat itu, aku menemukannya di bawah pohon mangga rindang, dengan gerumbulan bunga di sekitar pangkalnya. Aku mendekati buku itu, dan mengambilnya.

Pertama memegang, rasanya ada seberkas sinar yang masuk dalam tubuhku, menerjang mataku. Dan saat itulah, aku mulai jatuh cinta dengan buku itu. Lalu, aku membawanya pulang.

“Aneh sekali buku ini. Apakah isinya?” batinku.

Aku membuka-bukanya. Banyak sekali isinya, lumayan tebal juga bukunya. Banyak tulisan yang aku tidak paham dalam buku tersebut. Ah, rasanya bosan juga membaca tulisan yang tidak paham, apalagi dengan bentuk tulisan yang bahkan aku tidak mengenal.

Akhirnya aku meletakkan buku itu di atas meja, meninggalkannya begitu saja. Lalu, aku beranjak menuju dapur, makan, lapar sudah perut ini.

Ah, aku lupa, masakan Ibuku sudah habis tadi siang. Berarti, sekarang saatnya masak kembali. Ibu kemana lagi, kok, tidak ada di rumah. Aha, dari pada ribet-ribet masak, membuat mi instan saja mudah. Lagian, kalau nunggu ibu pulang aku bisa pingsan duluan.

Itulah, kawan, keseharianku sebelum mengenal lebih jauh buku ajaib. Monoton, jarang mengetahui kehidupan dunia luar. Sampai-sampai, aku pernah mempromosikan diri sebagai salah satu orang kuper di dunia.

Itu pada kehidupan nyata, tapi tidak dengan kehidupan dunia maya. Perlu kalian ketahui, aku sangat terkenal di dunia maya, khususnya dalam game online. Aku pernah menjadi Top Global game terpanas di dunia. Namun aku tetap menjaga diri, tidak begitu saja memperkenalkan diri pada khalayak umum.

Mungkin kalian sering mengetahui di jejaring sosial orang yang sombong sekali. Baru saja dia menaiki peringkat lima puluh besar dunia, dalam dunia game, sudah bangga dengan yang dia dapatkan, dan memunculkan berbagai tutorial aneh. Dan bayangkan diriku kawan, menjadi Top Global, dan aku tetap rendah diri, bayangkan! Seberapa baik diriku. Hahaha. Aku tertawa. Benarkah demikian?

Hingga pada suatu hari, aku membaca sebuah mantra hebat dari buku ajaib itu. Setelah membaca mantra itu, aku mengetahui bahwa buku itu ajaib. Pasalnya, setelah membaca mantra itu, aku langsung hilang menuju lereng pegunungan.

Awalnya aku bingung, takut, kenapa bisa sampai pada pegunungan ini. Tapi aku mencoba untuk menenangkan diri sendiri. Alhasil, aku berjalan mengelilingi lereng pegunungan itu, mencari jalan keluar.

Namun, semakin aku berjalan, semakin hilang pula arah yang aku tuju. Hampir saja aku menangis ketakutan, kedinginan, semua menjadi satu. Akhirnya, aku menemukan sebuah tulisan besar di batu lebar, dan membacanya tiga kali. Sambil menangkupkan buku ajaib di dada, berharap dapat menghangatkan diri, aku berhasil kembali pulang dengan selamat.  

“Kamu kenapa, kok, pucat begitu?” tanya ibuku yang masuk kamarku.

Aku tidak menjawab dengan jujur, hanya memberi alasan. Dan ibu percaya juga dengan alasan itu. Seketika, meninggalkan kembali diriku dalam kamar.

Mulai hari itu, aku mulai menjaga dan merawat buku ajaib. Serta, tidak membacanya dalam sembarang waktu. Mulai dari kagum, heran, takut, menjadi satu dalam diriku. Aku tidak pernah membawanya keluar dari kamar, sampai aku bisa menemukan mantra untuk menghilangkannya. Setelah mendapatkan mantra agar dia tidak nampak dan tetap bersamaku, barulah aku membawanya keluar.

Sampai sekarang, aku sudah lima tahun bersama dengan buku itu. Dan banyak sekali pengalaman-pengalaman baru yang aku dapatkan. Seperti berteduh dari hujan tanpa atap, membuat api tidak panas, sampai melelehkan es batu dalam sekejap. Buku ajaib itu juga banyak sekali mengajakku mengunjungi tempat-tempat aneh, dan pulang dengan selamat.

Hingga dua hari yang lalu, aku membaca buku itu kembali, lebih serius. Entah kenapa aku paham begitu saja dengan bahasa dan tulisan buku ajaib. Padahal aku tidak pernah mempelajarinya. Tiga kali aku membacanya, dan mengantarkanku pada sebuah tempat.

Akhirnya, aku duduk termenung di dalam mobil terbang ini. Menyesali apa yang telah aku lakukan. Sehingga, membuat Hanai dan Hinia kesusahan. Kasihan.

Ketika berbicara tentang kelapa muda, atau yang sering kita dengar dengan degan maka hal pertama yang terlintas di benak saya adalah nama seorang laki-laki yang telah berjasa bagi hidup saya, yaitu sosok seorang bapak yang dengan tulus ikhlas membesarkan anak-anaknya.

Entah apa yang harus saya berikan kepadanya untuk membalas jasa-jasa yang begitu besar. Ah, rasanya tidak mungkin untuk membalas sepenuhnya jasa yang telah dia berikan, atau mungkin hanya setengahnya juga tidak mungkin, sebab begitu banyak kehidupan dan pelajaran yang ia berikan.

Jika memang demikian, apa yang harus saya berikan kepadanya? Tidak ada yang pantas aku berikan kepadanya untuk bersanding dengan jasa yang telah ia berikan. Benar, benar-benar tidak mungkin.

Namun, kita sebagai manusia tidak boleh berputus harapan. Kita harus berusaha setiap hari setiap saat setiap ada kesempatan untuk menjadi anak yang berbakti. Sebab, hanya begitulah cara kita membalas putih orang tua, entah itu bapak atau ibu. Dengan menjadi anak yang berbakti diharapkan kita dinamai oleh Tuhan sebagai manusia yang tidak lupa pada asalnya

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Mantra!   Kilas Balik

    Kisah perjalanan Safa akan berlanjut pada novel kedua yang akan hadir. Buku itu akan segera hadir. ***Ah, aku menyesal telah membaca mantra itu. Bagaimana tidak, setelah aku membaca mantra ‘Alih Nggon’ tadi, aku langsung menghilang entah kemana saat ini. Tempatnya gelap, kekurangan sinar, penuh dengan semak-semak sepanjang perjalanan. Aku terpaksa berjalan dengan menyibak-nyibak semak, jika ingin sampai tujuan. Sampai tujuan? Kemanakah aku harus menuju? Rupanya, saat ini tujuanku adalah menemukan tempat tertulisnya mantra untuk kembali pulang. Sebelumnya, aku akan menceritakan tentang diriku pada kalian. Perlu kalian ketahui bahwa sebenarnya dunia ini penuh dengan misteri. Dan, bahkan, dari sekian misteri itu, kebanyakan dari kita belum mengetahui bahwa itu adalah misteri. Misalnya adalah kisah hidupku ini. Lima tahun yang lalu, aku menemukan sebuah buku yang berasal dari jaman manusia silam. Atau, mudahnya kita namakan berasal dari orang-orang terdahulu. Nah, dalam buku itu te

  • Terjebak Mantra!   Visi Kemanusiaan

    Alhamdulillah. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Wasshalatu ‘ala rasulillahi ajma’in.Berlaksa unggun puji syukur senantiasa tak putusnya kami langitkan kehadirat Allah swt. Juga shalawat serta salam semoga terus tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad rasulillah ajma’in. Juga saya haturkan beribu curahan rasa terima-kasih kepada Yayasan Bentala, terutama mas Alam beserta jajaran pengurus yayasan, yang telah memberi tempat dan kesempatan yang sungguh berharga ini kepada kami untuk menyampaikan semacam “Pidato Kebudayaan” dalam rangka tasyakuran milad Yayasan Bentala Tamaddun Nusantara ke-2 tahunnya.Saya sendiri sebenarnya, untuk yang pertama, tak benar-benar yakin, apakah apa yang saya sampaikan ini bisa memenuhi defenisi, tujuan, dan maksud yang diharapakan panitia. Kedua, saya juga merasa tak terlalu pantas berdiri di hadapan hadirin sekalian, yakni dalam posisi menyampaikan serangkaian refleksi situasi kebudayaan mutakhir, apalagi terkait relasinya dengan Islam, yang sebanarnya s

  • Terjebak Mantra!   Islam Nusantara

    READ NEXTSaya & Buku: Sebuah Orasi Untuk Kampung Buku Jogja #4Tulisan ini berangkat dan dipantik dari pertanyaan-pertanyaan Ulil Abshar Abdalla pada status facebooknya terkait masalah ini, yakni Kenapa gagasan Islam Nusantara tidak terlalu diterima di kawasan Melayu? Saya akan berangkat dari analisis-analisis yang sebenarnya sudah saya sampaikan baik secara implisit maupun eksplisit di dalam karya-karya saya yang telah beredar maupun materi ceramah-ceramah diskusi saya di berbagai tempat, untuk tak lagi terlalu hanya berfokus pada jawaban pertanyaan ini semata, melainkan meluas ke problem terkait Islam Nusantara itu sendiri sebagai sebuah diskursus.Pertama, kenapa diskursus Islam Nusantara tak terlalu bergayung sambut di wilayah kawasan Melayu, mungkin dipantik dari hal sederhana tapi sekaligus sebenarnya merepresentasikan bangunan dan dasar teoritik awal bagaimana “Islam Nusantara”–yang senyatanya memang disorongkan oleh sebuah organisasi Islam tertentu itu–dintrodusir, maupun lat

  • Terjebak Mantra!   Usman bin Affan

    Utsman bin Affan adalah Khulafaur Rasyidin yang berkuasa paling lama, yaitu selama 12 tahun (644-656). Ia merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad yang menjadi Khulafaur Rasyidin ketiga, setelah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Di masa kekuasaannya, pemerintahan Islam memperluas wilayahnya ke Fars (sekarang Iran) pada 650, dan beberapa wilayah Khorasan (sekarang Afghanistan) pada 651. Pernikahannya berturut-turut dengan dua putri Nabi Muhammad dan Khadijah membuatnya mendapat julukan Dzunnurrain atau Pemilik Dua Cahaya. Baca juga: Biografi Abu Bakar, Sahabat Rasulullah yang Paling Utama Kehidupan awal Utsman bin Affan lahir di Thaif, Jazirah Arab, pada 579 Masehi atau 42 tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Nama lengkap Utsman bin Affan adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab. Ia berasal dari Bani Umayyah, ayahnya bernama Affan bin Abi al-As dan ibu Khalifah Utsman bin Affan bernama Arwa binti Kuraiz. Utsman bin Affa

  • Terjebak Mantra!   Ali bin Abi Tolib

    Sejak kecil, Ali bin Abi Thalib tinggal bersama Nabi Muhammad SAW. Ia dititipkan oleh ayahnya, Abu Thalib ketika masa paceklik menyerang Makkah. Saat itu, Abu Thalib sedang mengalami krisis ekonomi. Anak-anaknya ia titipkan kepada anggota keluarga besarnya yang lain. Anak bungsunya, Ali, jatuh ke tangan Nabi Muhammad SAW. Sebenarnya, panggilan "Ali" ini diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Nama kecilnya adalah Haydar bin Abu Thalib. Kendati demikian, julukan Ali lebih populer daripada nama aslinya. Bahkan, banyak orang mengenal Ali bin Abi Thalib daripada Haydar bin Abu Thalib. Ali bin Abi Thalib lahir di daerah Hijaz, Jazirah Arab, 21 tahun sebelum hijrah atau 601 M. Dalam buku Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi Kritis (2011), Karen Amstrong menuliskan bahwa Ali mulai tinggal bersama Nabi Muhammad SAW di usia lima tahun. Karena Ali adalah anak asuh Nabi Muhammad SAW, ia begitu menghormati Rasulullah. Ali banyak belajar karakter mulia melalui teladan Rasulullah SAW. Kira-kira, di antara

  • Terjebak Mantra!   Mak Lampir

    Nama Mak Lampir tentu tak ada yang tak mengenalnya di Indonesia. Tawanya yang terkekeh mengandung aura mistis akrab di telinga sejak era 80-an melalui sandiwara radio ''Misteri Gunung Merapi''.Cerita radio itu kemudian diadaptasi ke layar lebar di era 90-an dengan judul ''Perempuan Berambut Api'' dan ''Cambuk Api''.Kepopulerannya di layar lebar pun kemudian diteruskan melalui sinetron di era 2000-an dengan judul serupa, namun dalam latar era yang lebih modern.Lantas, siapa sebenarnya Mak Lampir? Mengapa ia begitu terkutuk di mata pemirsa atau pendengar radio? Berikut kisahnya yang kami sarikan dari berbagai sumber.Mak Lampir sang putri rajaKonon ceritanya, Mak Lampir merupakan seorang putri dari kerajaan kuno, yakni Champa (Chiem Thanh). Sebuah kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam Tengah dan Selatan dan diperkirakan ada pada abad ke-7 hingga tahun 1832.Menurut beberapa cerita, nama Mak Lampir sebenarnya adalah Siti Lampir Maimunah. Legenda Mak Lam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status