Share

Terjebak Masa Lalu
Terjebak Masa Lalu
Author: Yuta

NEW YORK

Author: Yuta
last update Last Updated: 2023-03-11 20:21:53

Di sebuah apartment di kota New York, Olivia dan temannya, Shasha tinggal satu atap. Mereka adalah mahasiswi jurusan S2 Psikologi di sebuah universitas ternama di sana. Meskipun begitu, kehidupan mereka tidak jauh dari dunia malam. Olivia dan Shasha sering kali mengunjungi salah satu club malam di kota New York, bahkan mereka menjadi wanita yang paling dipandang banyak mata di sana karena pesona yang mereka miliki.

“Malam ini aku butuh segelas wine,” ucap Olivia sembari merias wajahnya di depan cermin.

“Girl! Kali ini kamu tidak hanya dapat segelas wine, namun kamu bisa minum wine sepuasmu,” jawab Shasha menggoda.

“Jangan lupa, kita harus tampil paling menarik malam ini, bagaimana dress-ku?” ujar Olivia menunjukkan dress berwarna hitam yang kelihatan mewah.

“Kamu pakai apapun juga cantik, dress-ku juga cantik ‘kan malam ini?” tanya Shasha sambil memutar badannya di depan Olivia dan memperlihatkan dress miliknya.

“Kau lebih dari sekedar cantik, Shasha!” jawab Olivia kepada Shasha.

Begitulah obrolan mereka di tengah malam saat bersiap-siap pergi ke sebuah club malam langganan mereka. ****

Singkat cerita, Olivia dan Shasha akhirnya tiba di sebuah club malam yang berada di sebuah jalan kecil di kota New York. Suara musik dan teriakan orang-orang dari dalam club terdengar jelas saat mereka turun dari mobil. Mereka begitu semangat sambil berjalan seperti model.

“Malam ini ramai ya,” ucap Shasha kepada Olivia.

“Bagus! Banyak pria menggoda juga di dalam,” jawab Olivia menggoda.

Mereka tersenyum satu sama lain kemudian membayar tiket masuk. Saat memasuki club, suasana di sana begitu ramai dan suara musik hampir menusuk gendang telinga. Namun, hal itulah yang dicari Olivia dan Shasha saat di club malam.

Mereka pun memesan dua gelas wine dan duduk di depan meja bar. Banyak pria memandang penampilan Olivia saat itu.

“Apa kataku? Kamu menarik perhatian di sini!” ujar Shasha sembari meminum segelas wine miliknya.

Namun, Olivia tidak menjawab apa pun perkataan dari temannya. Matanya tertuju pada seorang musisi pria yang tengah bernyanyi di atas panggung club malam itu.

“Oliv! Hello! Matamu sampai tidak berkedip melihat dia,” ucap Shasha sambil melambaikan tangannya di depan mata Olivia.

“Sha! Dia begitu menggoda dan tampan!” jawab Olivia kepada Shasha.

Shasha tiba-tiba pergi ke arah pria yang dimaksud Olivia saat itu dan mencoba mencuri perhatiannya.

“Apa yang dilakukan Shasha? Duhh,” ucap Olivia sambil menundukkan kepalanya.

“Hai! Aku George, namamu siapa?” ucap seorang pria yang tiba-tiba mendekat ke arah Olivia.

Rupanya, Shasha mengajak musisi pria itu untuk berkenalan dengan Olivia. Pria itu bernama George, ia adalah musisi sekaligus pemilik studio rekaman yang paling terkenal di kota New York.

“Sha, Kamu kenapa ajak dia ke sini?” bisik Olivia.

"Aku tahu apa yang kamu inginkan, jadi lakukan saja!” jawab Shasha sambil mendorong badan Olivia ke arah pria itu.

“Na—namaku Olivia, senang bisa bertemu denganmu!” jawab Olivia gugup kepada George.

“Mau berdansa denganku?” sahut George sambil mengulurkan tangannya ke arah Olivia.

Olivia pun melirik ke arah Shasha, dan Shasha menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar.

Olivia dan George kemudian berdansa di tengah orang-orang. Mereka begitu menikmati dansa itu sambil mengobrol satu sama lain.

“Kamu tinggal di sini?” ucap George kepada Olivia.

“Di apartment dekat sini,” jawab Olivia yang masih sedikit gugup.

“Kamu sudah bertunangan?” George berbisik di telinga Olivia.

Bisikan itu membuat Olivia merinding dan merasa makin gugup.

“Be—belum ,” jawab Olivia malu.

Mereka pun kembali berdansa dan menambah segelas Wine untuk mereka berdua. ****

Singkat cerita, Olivia merasa pusing dan hendak mencari Shasha untuk mengajaknya pulang. Namun, saat ia hendak masuk ke dalam toilet, ia mendapati sahabatnya itu tengah bercinta dengan seorang pria asing. Melihat kejadian itu, Olivia santai karena sudah terbiasa dengan tingkah laku Shasha. Shasha pun melambaikan tangannya, Olivia seketika mengerti maksud dari sahabatnya itu sambil mengacungkan jempolnya.

Olivia pun berjalan sendiri ke luar dengan sempoyongan. Namun, saat ia tengah berjalan, tiba-tiba sebuah mobil mewah datanf menghadang langkahnya. George duduk di kursi kemudi.

“Olive! Masuk saja ke mobilku! Aku akan mengantarmu pulang!” teriak George dari dalam mobilnya.

Sayangnya Olivia menggelengkan kepala. “Tidak perlu, aku bisa sendiri George,” jawab Olivia lemas.

George yang merasa ragu akan kondisi Olivia langsung turun dari mobil dan segera merangkul Olivia masuk ke dalam mobil. Tentu saja dengan sedikit pakaaan darinya.

Pria itu menudukkan Olivia di kursi penumpang, sedangkan ia kembali ke kursi kemudi. George kembali menjalankan mobilnya.

“Tenang saja, aku tidak akan macam-macam denganmu,” ujar George sambil menyetir mobilnya.

“Terimakasih, ya, kepalaku pusing sekali,” jawab Olivia.

“Kamu tidur saja selama perjalanan, aku akan menyetir dengan pelan,” sahut George kepada Olivia.

Olivia pun akhirnya tertidur selama perjalanan pulang ke apartmentnya bersama George di dalam mobil.

“Cantik sekali wanita ini,”

Sembari menyetir mobil, George sesekali melirik ke arah Olivia yang tengah tertidur di atas kursi penumpang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Masa Lalu   SUAMI-ISTRI

    “Sayang..”“Sudah pagi, bangunlah,”Matahari menyapa sepasang suami istri ini dari arah jendela, menandakan hari sudah pagi. Olivia mengusap pipi suaminya yang masih tertidur pulas di sampingnya. Ia memeluk Cooper dengan penuh kasing sayang di pagi hari itu. Olivia sesekali masih tidak menyangka, jika kini dirinya menjadi seorang istri. Sudah menjadi istri, dimana ia harus melupakan semua masa lalunya dan memulai kehidupan yang baru bersama keluarga kecilnya nanti. Meskipun begitu, masa lalu yang tersulit ia lupakan masih tentang George. Mengingat George adalah pria yang memberikan kenangan terhebat untuknya. Sesekali George pun muncul dalam benak istri dari Cooper tersebut. Olivia kini harus melawan semua pikiran masa lalunya, karena ia sudah mencintai dan memilih Cooper menjadi pendamping suaminya. Lalu Ia pun percaya, jika pelan-pelan George bersama kenangan itu akan punah dalam ingatannya. “Hmm.. aku masih sedikit ngantuk,”“Tapi, baru kali ini aku melihat wajah wanita cantik di b

  • Terjebak Masa Lalu   Malam pertama yang liar

    Hari pun sudah mulai gelap, untuk pertama kalinya Olivia melaksanakan kewajiban menjadi seorang istri untuk suaminya. Untuk pertama kalinya pula, ia memasak makan malam untuk Cooper. Dia menghidangkan makanan lezat di atas meja dengan sedikit taburan bunga mawar di sekeliling meja. Itu ia lakukan, agar makan malamnya selalu terasa romantis seperti dulu. Saat duduk di meja makan, Olivia menyiapkan segalanya untuk Cooper. Ia mengambilkan makanan, minum sekaligus menyuapi Sang Suami.“Bagaimana? Enak ‘kan?” tanya Olivia saat menyuapi makanan untuk Cooper.Cooper memejamkan matanya. “Hmm… Ini lebih dari enak! Lebih enak dari masakanku! Suapi aku lagi!” Ia kegirangan saat mencicipi masakaj istrinya yang ternyata rasanya tidak mengecewakan.“Ini untuk pertama kalinya, kamu makan masakanku. Seterusnya akan seperti ini, ya. Jangan pernah bosan,” Olivia menatap lembut suaminya itu sambil meletakkan sendok di sebuah piring milik Cooper.“Sini! Giliranku menyuapimu!” Cooper lalu mengambil sendok

  • Terjebak Masa Lalu   Titip salam

    Kehidupan baru kini harus siap dijalani Olivia dan Cooper. Setelah acara pernikahan yang membahagiakan itu, Olivia tidak hanya meninggalkan sahabat dan apartmentnya, tetapi juga meninggalkan semua masa lalunya. Ia kini tinggal bersama suaminya di sebuah rumah mewah yang jaraknya hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk menempuhnya dari pusat kota New York. Rumah itu sengaja dibeli Cooper untuk tempat tinggal mereka setelah menikah. Di rumah itu hanya ada Olivia, Cooper dan satu asisten rumah tangga, yang sengaja dipekerjaan Cooper di rumah itu untuk membantu segala urusan dari istrinya. Setelah mengetahui tempat dimana mereka akan tinggal, keduanya sibuk berkemas barang dan bersiap-siap untuk meninggalkan tempat lamanya. Ucapan perpisahan terucap dari mulut Olivia untuk sahabatnya, Shasha. “Aku pasti akan ke sini lagi,” ucap Olivia. Ia lalu berpamitan dengan Shasha sekaligus memberikan pelukan hangat.**** Perjalanan pun mereka tempuh selama 3 jam dari pusat Kota. Selama perjalanan,

  • Terjebak Masa Lalu   Impian yang terwujud

    Waktu begitu cepat berlalu, semua kesedihan, rasa trauma, kecewa serta sakit hati kian mengecil di dalam hati Olivia. Tepat waktunya ia akan dipinang oleh seorang pria yang tak sengaja dikenalnya di New York. Pria asing kini menjadi calon suaminya. Bahagia campur haru menyelimuti suasana hatinya, ia bahagia akhirnya bisa menikah dengan pujaan hati dan akan memiliki sebuah keluarga kecil impiannya. Namun, ia juga sedih akan meninggalkan sahabatnya tinggal sendirian di apartmentnya. Dimana aprtment itu ialah saksi semua suka duka keduanya. Benar-benar hari yang bersejarah dalam hidup Olivia. Mengenakan gaun putih yang mewah, membawa seikat bunga pernikahan dan berjalan anggun bak model. Itulah impian Olivia, kini terwujud. Parasnya yang cantik mendukung penampilannya pada hari pernikahannya bersama Cooper. Cooper dengan jas berwarna hitam, sepatu hitam yang mengkilat serta sebuah cincin mewah terselip di kantong celananya. Cincin itu akan menjadi saksi keseriusannya terhadap Olivia

  • Terjebak Masa Lalu   Terburu-buru tapi serius

    Singkat cerita, Olivia sudah kembali berada di apartmentnya bersama dengan Shasha. Usai makan malam itu, Cooper kembali mengantar kekasihnya itu ke apartmentnya, meskipun sudah larut malam. Olivia memberitahu sahabatnya jika ia sudah resmi menjalin hubungan dengan Cooper. Tentu saja, Shasha yang mendengar hal itu merasa senang dan mendukung penuh keputusan dari Olivia, itu juga dikarenakan , ia tidak mau jika sahabatnya itu terus-terusan mengingat kenangannya bersama George, si pria liar yang suka mencicipi banyak wanita. Olivia dan Shasha tengah sibuk mengerjakan tugas kuliah masing-masing di ruang makan mereka. Shasha kemudian memulai obrolan sembari terus mengerjakan tugasnya.“Jika nanti Cooper mengajakmu menikah, apa kamu mau?” tanya Shasha kepada Olivia.Olivia yang tadinya sibuk menatap bukunya, seketika menoleh ke arah sahabatnya.“Menikah? Tentu saja aku mau! Itu pun kalau Cooper benar-benar membuktikan keseriusannya, tapi kelihatannya dia memang benar serius,” jawab Olivia.

  • Terjebak Masa Lalu   Hidangan makan malam

    Pelukan hangat Olivia membuat Cooper tertidur pulas sampai tidak menyadari waktu yang sudah mulai malam, Olivia yang juga ikut tertidur pun tidak menyadari hal yang sama. Keduanya yang masih berada di sofa itu terbangun dalam keadaan masin telanjang bulat. Mereka bertatapan satu sama lain, lalu tertawa terbahak-bahak. Segera mereka mengenakan pakaian masing-masing dan kembali duduk di sofa itu. Cooper kemudian menawarkan makan malam kepada kekasih barunya. “Mau sekalian makan malam, Sayang? Eh! Sudah bisa aku panggil Sayang ‘kan?” tanya Cooper.Olivia tersipu malu. “Tentu saja! Aku akan menerima semua tawaran darimu, Sayang!” Olivia terlihat begitu senang dengan tawaran makan malam itu. Cooper pun segera pergi ke dapurnya untuk memasak makanan yang akan ia hidangkan untuk kekasihnya. Cooper memang serba bisa! Itu sebabnya, Olivia jatuh cinta padanya.**** Olivia duduk santai di sofa sambil menonton acara tv. Tiba-tiba tercium aroma makanan yang sangat lezat menusuk hidungnya. Ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status