Share

Terjebak Masa Lalu
Terjebak Masa Lalu
Penulis: Yuta

NEW YORK

Di sebuah apartment di kota New York, Olivia dan temannya, Shasha tinggal satu atap. Mereka adalah mahasiswi jurusan S2 Psikologi di sebuah universitas ternama di sana. Meskipun begitu, kehidupan mereka tidak jauh dari dunia malam. Olivia dan Shasha sering kali mengunjungi salah satu club malam di kota New York, bahkan mereka menjadi wanita yang paling dipandang banyak mata di sana karena pesona yang mereka miliki.

“Malam ini aku butuh segelas wine,” ucap Olivia sembari merias wajahnya di depan cermin.

“Girl! Kali ini kamu tidak hanya dapat segelas wine, namun kamu bisa minum wine sepuasmu,” jawab Shasha menggoda.

“Jangan lupa, kita harus tampil paling menarik malam ini, bagaimana dress-ku?” ujar Olivia menunjukkan dress berwarna hitam yang kelihatan mewah.

“Kamu pakai apapun juga cantik, dress-ku juga cantik ‘kan malam ini?” tanya Shasha sambil memutar badannya di depan Olivia dan memperlihatkan dress miliknya.

“Kau lebih dari sekedar cantik, Shasha!” jawab Olivia kepada Shasha.

Begitulah obrolan mereka di tengah malam saat bersiap-siap pergi ke sebuah club malam langganan mereka. ****

Singkat cerita, Olivia dan Shasha akhirnya tiba di sebuah club malam yang berada di sebuah jalan kecil di kota New York. Suara musik dan teriakan orang-orang dari dalam club terdengar jelas saat mereka turun dari mobil. Mereka begitu semangat sambil berjalan seperti model.

“Malam ini ramai ya,” ucap Shasha kepada Olivia.

“Bagus! Banyak pria menggoda juga di dalam,” jawab Olivia menggoda.

Mereka tersenyum satu sama lain kemudian membayar tiket masuk. Saat memasuki club, suasana di sana begitu ramai dan suara musik hampir menusuk gendang telinga. Namun, hal itulah yang dicari Olivia dan Shasha saat di club malam.

Mereka pun memesan dua gelas wine dan duduk di depan meja bar. Banyak pria memandang penampilan Olivia saat itu.

“Apa kataku? Kamu menarik perhatian di sini!” ujar Shasha sembari meminum segelas wine miliknya.

Namun, Olivia tidak menjawab apa pun perkataan dari temannya. Matanya tertuju pada seorang musisi pria yang tengah bernyanyi di atas panggung club malam itu.

“Oliv! Hello! Matamu sampai tidak berkedip melihat dia,” ucap Shasha sambil melambaikan tangannya di depan mata Olivia.

“Sha! Dia begitu menggoda dan tampan!” jawab Olivia kepada Shasha.

Shasha tiba-tiba pergi ke arah pria yang dimaksud Olivia saat itu dan mencoba mencuri perhatiannya.

“Apa yang dilakukan Shasha? Duhh,” ucap Olivia sambil menundukkan kepalanya.

“Hai! Aku George, namamu siapa?” ucap seorang pria yang tiba-tiba mendekat ke arah Olivia.

Rupanya, Shasha mengajak musisi pria itu untuk berkenalan dengan Olivia. Pria itu bernama George, ia adalah musisi sekaligus pemilik studio rekaman yang paling terkenal di kota New York.

“Sha, Kamu kenapa ajak dia ke sini?” bisik Olivia.

"Aku tahu apa yang kamu inginkan, jadi lakukan saja!” jawab Shasha sambil mendorong badan Olivia ke arah pria itu.

“Na—namaku Olivia, senang bisa bertemu denganmu!” jawab Olivia gugup kepada George.

“Mau berdansa denganku?” sahut George sambil mengulurkan tangannya ke arah Olivia.

Olivia pun melirik ke arah Shasha, dan Shasha menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar.

Olivia dan George kemudian berdansa di tengah orang-orang. Mereka begitu menikmati dansa itu sambil mengobrol satu sama lain.

“Kamu tinggal di sini?” ucap George kepada Olivia.

“Di apartment dekat sini,” jawab Olivia yang masih sedikit gugup.

“Kamu sudah bertunangan?” George berbisik di telinga Olivia.

Bisikan itu membuat Olivia merinding dan merasa makin gugup.

“Be—belum ,” jawab Olivia malu.

Mereka pun kembali berdansa dan menambah segelas Wine untuk mereka berdua. ****

Singkat cerita, Olivia merasa pusing dan hendak mencari Shasha untuk mengajaknya pulang. Namun, saat ia hendak masuk ke dalam toilet, ia mendapati sahabatnya itu tengah bercinta dengan seorang pria asing. Melihat kejadian itu, Olivia santai karena sudah terbiasa dengan tingkah laku Shasha. Shasha pun melambaikan tangannya, Olivia seketika mengerti maksud dari sahabatnya itu sambil mengacungkan jempolnya.

Olivia pun berjalan sendiri ke luar dengan sempoyongan. Namun, saat ia tengah berjalan, tiba-tiba sebuah mobil mewah datanf menghadang langkahnya. George duduk di kursi kemudi.

“Olive! Masuk saja ke mobilku! Aku akan mengantarmu pulang!” teriak George dari dalam mobilnya.

Sayangnya Olivia menggelengkan kepala. “Tidak perlu, aku bisa sendiri George,” jawab Olivia lemas.

George yang merasa ragu akan kondisi Olivia langsung turun dari mobil dan segera merangkul Olivia masuk ke dalam mobil. Tentu saja dengan sedikit pakaaan darinya.

Pria itu menudukkan Olivia di kursi penumpang, sedangkan ia kembali ke kursi kemudi. George kembali menjalankan mobilnya.

“Tenang saja, aku tidak akan macam-macam denganmu,” ujar George sambil menyetir mobilnya.

“Terimakasih, ya, kepalaku pusing sekali,” jawab Olivia.

“Kamu tidur saja selama perjalanan, aku akan menyetir dengan pelan,” sahut George kepada Olivia.

Olivia pun akhirnya tertidur selama perjalanan pulang ke apartmentnya bersama George di dalam mobil.

“Cantik sekali wanita ini,”

Sembari menyetir mobil, George sesekali melirik ke arah Olivia yang tengah tertidur di atas kursi penumpang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status