Beranda / Romansa / Terjebak Obsesi Sang CEO / 147. Kehancuran Ella

Share

147. Kehancuran Ella

Penulis: feynaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-10 22:34:04

Sinar matahari pagi menembus celah-celah tirai tebal membelah kegelapan kamar. Mata Daren terbuka perlahan, kelopaknya mata terasa berat.

Kesadarannya kembali secara bertahap, kepalanya terasa berdenyut. Pandangannya kabur sejenak sebelum akhirnya terfokus.

Matanya membelalak terkejut mendapati suasana kamar yang berantakan. Pakaiannya berserakan, kemeja putihnya tergeletak tidak di lantai, jasnya ada di tepi meja nakas. Sepatu kulit terlempar begitu saja di sudut ruangan.

Aroma parfum manis namun asing itu menusuk hidungnya. Detik pertama, kebingungan melanda pikirannya. Lalu ingatan-ingatan semalam mulai bermunculan yang membuat dadanya berdegup cepat.

Kesadarannya mulai utuh, kepanikan melandanya. Daren bangkit terduduk dengan gerakan tergesa-gesa, tubuhnya hanya terbalut celana boxer.

Dadanya yang telanjang naik turun dengan napas tidak teratur. Ia ingat wajah wanita dengan rambut bergelombang—Anne, yang mengantarnya pulang, yang menawarkan bantuan ketika langkah kakinya go
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   147. Kehancuran Ella

    Sinar matahari pagi menembus celah-celah tirai tebal membelah kegelapan kamar. Mata Daren terbuka perlahan, kelopaknya mata terasa berat. Kesadarannya kembali secara bertahap, kepalanya terasa berdenyut. Pandangannya kabur sejenak sebelum akhirnya terfokus. Matanya membelalak terkejut mendapati suasana kamar yang berantakan. Pakaiannya berserakan, kemeja putihnya tergeletak tidak di lantai, jasnya ada di tepi meja nakas. Sepatu kulit terlempar begitu saja di sudut ruangan. Aroma parfum manis namun asing itu menusuk hidungnya. Detik pertama, kebingungan melanda pikirannya. Lalu ingatan-ingatan semalam mulai bermunculan yang membuat dadanya berdegup cepat. Kesadarannya mulai utuh, kepanikan melandanya. Daren bangkit terduduk dengan gerakan tergesa-gesa, tubuhnya hanya terbalut celana boxer. Dadanya yang telanjang naik turun dengan napas tidak teratur. Ia ingat wajah wanita dengan rambut bergelombang—Anne, yang mengantarnya pulang, yang menawarkan bantuan ketika langkah kakinya go

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   146. Kemenangan yang Pahing

    Awan tebal yang menghalangi cahaya bulan menembus kaca jendela suite mewah. Lorenzo berdiri tegak di hadapan jendela besar yang membentang dari lantai hingga langit-langit. Matanya yang tajam menatap ke arah cakrawala yang gelap. Tangannya terkepal erat di sisi tubuh, rahangnya mengeras menahan ketegangan yang memenuhi dadanya. Ia merasakan tekanan yang luar biasa di dadanya, antara antisipasi dan kegelisahan. Otaknya terus berputar, memikirkan setiap detail rencana yang telah tersusun. Apakah semua akan berjalan sesuai keinginannya? Apakah Ella akan datang padanya? Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalanya Di belakangnya, Lessa duduk dengan anggun di sofa, kakinya yang jenjang dilipat santai sambil sesekali menyeruput wine. "Tenang saja, Lorenzo," ujar Lessa dengan suara yang lembut namun penuh kepastian. "Percayalah padaku. Rencana kita sempurna. Daren sudah terjebak dalam perangkap yang kita buat. Sekarang tinggal menunggu Ella mengetahui kenyataan tentang tunangannya

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   145. Patah di Tahun Baru

    Taksi berhenti tepat di pelataran rumah yang menjadi tempat tinggal Ella bersama Daren selama di Chicago. Tangannya bergetar ketika ia membuka pintu. Langkahnya terasa berat saat ia memasuki rumah. Rumah terasa sunyi, terlalu sunyi untuk sebuah malam pergantian tahun, terasa asing dan menakutkan. Malam tahun baru telah berakhir, jauh dari harapan yang pernah ia rajut. Kehadiran Lorenzo dengan segala pesona dan rayuannya telah menciptakan puncak kerumitan malam tahun barunya. Bayangan ciuman dengan Lorenzo beberapa menit yang lalu terus berputar di kepalanya—bibir hangat pria itu, sentuhan lembut tangannya, dan tatapan mata yang begitu dalam hingga membuatnya melupakan dunia sejenak. Malam tahun baru yang seharusnya dihabiskan bersama Daren berakhir dengan kekacauan emosi yang tak terkendali. Namun, untuk saat ini Ella tidak peduli mana yang benar dan mana yang salah. Satu yang ia tahu bahwa dirinya berhasil melawati malam ini tanpa tangis, berdiri di kakinya sendiri, tidak b

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   144. Obat Perangsang

    Rapat selesai tepat satu jam sebelum tengah malam. Daren menghela napas panjang saat melihat jam dinding, ia sudah sangat terlambat untuk menghabiskan tahun baru dengan Ella. Perasaan bersalah memenuhi hatinya. Dengan tergesa-gesa, Daren melangkah keluar dari ruangan sembari melonggarkan dasinya. Anehnya, setelah seharian bekerja ia tidak merasa lelah, justru ia merasa penuh tenaga tapi di saat yang sama juga merasa gelisah. Sejak tadi, jantungnya berdebar kencang. Kepalanya terasa ringan, dan pikirannya dipenuhi perasaan senang yang berlebihan tanpa sebab. Tubuhnya panas, darahnya seperti mengalir lebih cepat. Ia merasa ada yang aneh dari tubuhnya malam ini, terasa sedikit sensitif. Penglihatan pun sesekali kabur, dan tangannya gemetar tanpa alasan yang jelas. Ia mengusap wajahnya kasar, mengira kelelahan yang membuatnya merasa seperti ini. Daren tidak tahu obat perangsang yang dicampur dalam kopinya mulai bereaksi. Ia mengambil ponsel dari saku jasnya. Ingin menghubungi Ella,

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   143. Rasakan Aku

    Ella meremas ponsel hingga buku-buku jarinya memutih. Waktu terus berdetik menuju tengah malam, sementara di sini ia masih menunggu sesuatu yang tidak pasti. Namun, ia menolak menghabiskan malam tahun baru dalam ketidakpastian yang menyesakkan ini. Ia ingin melarikan diri dari kesunyian di sini, dari kekecewaan di hatinya.Dengan segera ia bangkit dari sofa. Memakai mantel tebalnya kemudian melilit asal syal rajut hitam di lehernya dengan gerakan cepat. Ia tidak akan membiarkan malam tahun baru berlalu sia-sia dan tidak akan bergantung pada siapa pun untuk kebahagiaannya. Udara malam menusuk kulit wajahnya ketika ia melangkah keluar rumah. Pergi ke Navy Pier dengan taksi,Navy pier adalah dermaga ikonik yang menjadi magnet bagi jutaan pengunjung dari seluruh dunia. Ketika ia menginjakkan kaki di sana, Ella bisa merasakan energi eufora yang melambung di udara. Pemandangan yang menyambutnya begitu memukau. Bianglala raksasa berdiri megah dengan lampu warna-warni yang berkedip-kedip.

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   142. Akhir Tahun Baru

    Musim dingin Chicago menyapa kulit Ella ketika ia melangkah keluar rumah. Ella memeluk tubuh mungilnya menahan dingin meski telah tebungkus mantel tebal. Di hadapannya, Daren yang akan berangkat kerja menatap dengan senyum geli, terlihat gemas dengan Ella yang tubuhnya tengelam dalam mantel. Tanpa ragu, tangannya mengangkup kedua pipi Ella yang dingin dan memerah. Kemudian, membenamkan ciuman ringan yang lembut dan hangat di bibirnya. Ella tersenyum tipis yang tulus, mata coklatnya berbinar hangat. "Daren," panggilnya dengan suara yang lembut. Jari-jarinya menyentuh lengan Daren, mencengkeram kain mantel hitamnya. Ia menatap Daten degan mata bulat penuh harap. "Aku ingin kita habiskan malam tahun baru bersama. Lihat festival kembang api di Navy Pier, apa kau bisa?" Tangan Daren bergerak melingkari pinggang ramping Ella, menariknya ke dalam pelukan hangat. Daren menghela napas panjan, merasakan dadanya berat dengan permintaan Ella yang walau sederhana, sulit ia penuhi.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status