แชร์

Bab 158. Tidak Perlu Momen Khusus

ผู้เขียน: Romero Un
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-28 14:57:22

“Hey, Hon!” seru Manda sambil menerima tubuh istrinya dalam pelukan.

Pria itu menghujani wajah Manda dengan kecupan-kecupan singkat yang menggelitik.

Kemudian ia menghampiri Bintang yang tengah tengkurap tanpa pakaian selain popok bayi dan menciumi punggung hangatnya.

“Kau nggak bilang kalau mau ke sini.”

Raffael terkekeh sambil mengecup pipi ibu mertuanya, kemudian menjawab. “Surprise, Hon. Sekali-kali.”

Tak lama kemudian, beberapa orang asing mulai memasuki halaman rumah mereka. Manda dan Diana langsung panik.

“Maaf ini bukan jalan umum!” tegur Manda dengan dahi berkerut.

‘Padahal sudah ada pagar, kenapa mereka main masuk seenaknya saja!’ keluh Manda heran.

Ia sempat kaget juga ketika kemarin secara tiba-tiba tanpa ada suara sedikitpun, seorang nenek yang tinggal di ujung gang tiba-tiba masuk dan duduk begitu saja di dalam rumah.

Saat ditanya, katanya ia sedang main.

“Ah … Manda. Ini staf yang akan membantu untuk hari ini.”

“Halo, Nyonya!” Serempak mereka membungkuk dan menyap
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 159. [Insert Story] Awal Mula Pertemuan Mereka

    [Insert Story dari sisi Raffael]Hari itu adalah hari kepulangan Raffael ke Indonesia. 9 tahun ia dibuang ke Italia tanpa apa-apa selain tiket pesawat dan pakaian yang melekat ditubuh. Di bawah alasan agar belajar dari kesalahan.Mereka yang menyebut diri sebagai orang tuanya, mungkin baru ingat kalau mereka punya anak laki-laki dan memanggilnya pulang.Untuk mencari tahu apa yang terjadi selama masa pembuangan itu, Raffael mengundang 3 sahabat dekatnya untuk bertemu. George yang paling santai di antara mereka mengusulkan pergi ke bar yang baru saja launching.“Raff! Han belum datang?” George menyapa sembari duduk di sebelahnya. Hingar bingar suasana bar terdengar sayup dari dalam ruang VIP itu. Dua temannya sudah hadir. “Paling dia masih ngurusin kerjaannya.” Damian menjawab, mewakili RaffaelRaffael memutar ponselnya terus menerus, kemudian menambahkan. “Katanya dia sudah di lobi.”Damian dan George hanya membuka mulut tanpa bersuara. Kemudian mereka memutuskan untuk menuangkan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-01
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 160. Pejuang LDR

    Raffael terbangun sambil terkekeh. Ia baru saja memimpikan ingatan pertama kali bertemu dengan Manda. “Ah … aku jadi kangen,” keluhnya. Setelah liburan berakhir, Raffael mau tak mau kembali ke Jakarta untuk bekerja. Dia berharap bisa setiap minggu pulang ke Yogyakarta, tetapi pekerjaan tak mengizinkan.Sabtu ini saja, ia sudah mendapat jadwal untuk hadir di berbagai acara pertemuan para artis. Sudah jelas ia tidak akan bisa bertemu Manda maupun Bintang. Sekejap, ia sudah menghubungi Manda. Video call menjadi pilihan pertamanya pagi ini. “Hi, Raff! Morning, Pak bos!” sapa Manda dari balik layar ponsel Raffael. Hati Raffael terasa penuh dengan kebahagiaan melihat senyum manis istrinya. “Hon … aku nggak sanggup LDR begini. Please!”Manda terkekeh geli. Alih-alih mengomentari ucapan suaminya, ia malah memperlihatkan wajah putra mereka yang membuat rindu semakin menjadi. “Papa cemangat kerja!” ujar Manda seolah Bintang yang bicara. Raffael mengecup layar ponselnya kemudian berkata,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-01
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 161. Salah Transfer?

    “Abaikan saja kalau ketemu dia nanti.” Yuike masih berusaha mempengaruhi Manda untuk hadir dalam acara reuni itu. Manda pun akhirnya mengangguk. “Tapi aku tanya Raffa dulu. Kalau dia nggak setuju, aku nggak berniat membujuknya. Aku nggak terlalu suka dengan acara begini, Ke.”“Oke, oke! Buruan, kontak suamimu!”Manda segera meraih ponsel yang ada di atas meja dan menghubungi Raffael. Dalam sekali nada sambung, suara Raffael sudah terdengar. “Manda,” panggilnya dengan penuh antisipasi. “Hei, Raff. Apa aku ganggu?” tanya Manda dengan wajah tersipu. Raffael terkekeh. “Nggak dong! Ada apa istriku telpon pagi-pagi begini, hm? Kangen kah?”“Ish!”Manda bersyukur dia tidak membuka pengeras suara, jadi Yuike tidak mendengar kalimat-kalimat cheesy Raffael. “Raff, hari Rabu ini aku ada reuni teman SMA. Apa aku bisa ikut?” Manda berharap Raffael melarangnya. Karena jujur saja, ia tidak begitu tertarik. Dan nada suara Manda yang mengandung harapan itu sedikit ditangkap oleh sang suami. “Ap

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-02
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 162. Uang Terima Kasih

    Manda: Raffa, apa kamu ada salah transfer? Kamu tadi transfer ke aku dan kamu bayarin gaun. Jadi double loh.Tak diduga, Raffael tidak membalas pesannya tetapi malah menghubunginya. “Hon … aku nggak salah transfer, Sayang. Itu uang buat kamu aja. Kan tadi aku bilang aku mau belikan gaun.”“Tapi uang apa itu, Raffa?”Pria itu terdiam. Sepertinya sulit untuk menentukan label atas uang yang ia transfer sebesar 100 juta hari ini. “Uhm … uang terima kasihku?”Manda tergelak mendengarnya. Ia berpikir Raffael mungkin akan berkata uang untuk beli tas atau beli sepatu. “Hahaha! Apa itu uang terima kasih? Kamu kira aku pekerja apa?”“Bukan pekerja, Honey. Pokoknya, itu uang kamu. 100 per bulan!” tegas Raffael tak menjelaskan maksud uang terima kasih itu. Lagi, tambahnya, “Jangan dipikirkan lagi ya. Pakai sesukamu. Maaf aku baru bisa kasih segitu.”Wajah Manda terlihat memerah mendapat perlakuan luar biasa itu. “Ugh! Kau ini. Baiklah aku terima. Terima kasih, Raffa.”Raffael tersenyum lega. “

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-02
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 163. Donatur Tambahan

    “Ew!” reaksi Manda ketika membaca pesan dari pria bernama Rudy tadi. “Dasar gila!”Yuike yang rambutnya sedang diluruskan, melirik ke arah Manda dengan tatapan penasaran. “Apaan, Nda?” “Lihat nih!”Manda menunjukkan layar ponselnya pada Yuike dan spontan membuat Yuike tertawa keras. Ia bahkan meminta pada penata rambutnya untuk rehat sejenak. “Astaga! Gila bener!” seru Yuike setuju dengan ucapan Manda tadi. “Begitu nomormu aku daftarin, langsung dihubungin. Setahuku dia sudah menikah lho. Duluan dia daripada kamu malah.”Manda mengangguk. “Makanya … untung saja Raffael bukan tipe yang suka bikin duplikat WA. Kalau dia tahu, pasti sudah larang aku pergi.”“Tapi kan bukan salahmu. Rudy memang stalker banget dah! Pasti dia mau nyombong karena jadi donatur.” Yuike mulai bergosip. Bahkan para penata rias dan rambut juga ikut bertanya-tanya mengenai pria yang mereka sebut stalker. Sekitar pukul 6.30 sore mereka selesai berdandan. Manda mengenakan gaun baby doll berwarna peach sepanjang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-02
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 164. Tamu Tak Diundang

    ‘Raffael?! Adinata?!’ pekik Manda dalam pikirannya.Gadis manis bergaun baby doll itu membeku di tempat duduknya, sementara Yuike setengah mati menahan tawa. “Ke! Itu nama suamiku bukan sih?” tanya Manda berbisik. “Tapi aku nggak dapat info seperti ini.”“Bener juga, jangan-jangan namanya aja yang sama,” komentar Yuike masih saling berbisik. Para tamu pun mulai kasak-kusuk mencari tahu siapa yang mengenal pria sehebat itu. Dan saat ini kandidat tebakan mereka adalah teman wanita mereka yang bernama Laura. Sejak dulu dia selalu menjadi ratu sekolah. Paling cantik, paling kaya dan paling pintar. “Pasti si Laura nih. Gile sih!” bisik salah satu teman Manda yang ada di meja depan. Wanita bernama Laura itu sadar bahwa dirinya diperhatikan sedemikian rupa dan langsung memasang wajah bangga penuh keangkuhannya. Seolah ingin menegaskan bahwa tebakan mereka benar, tapi tanpa sebuah pengakuan. Jadi, tidak akan dicap sebagai pembohong. “Mending kamu tanya dulu sama suami kamu, Nda.” Yuike

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 165. Donatur Sumpit Emas

    “Astaga! Aku sampai lupa kalau ini acara tertutup ya. Apa saya boleh bayar saja?” Manda sudah bersiap membayar dengan membuka aplikasi perbankan di ponselnya. Kedua panitia yang menghampiri saling bertatapan. Kemudian salah satunya menjawab, “Mm … kita nggak ada kepikiran bakal ada yang bawa tamu, Nda. Tapi satu orang tuh dikenain Rp 1,5 juta.”Manda mengangguk. Kalau hanya segitu, ia masih bisa bayar. Namun, kalau hal seperti ini terjadi saat dulu ia masih bekerja, mungkin akan sangat berat. “Oke. Sebentar ya. Rekening ap—” Ucapan Manda terpotong karena Raffael tiba-tiba menahannya tangannya untuk melakukan pembayaran. “Raf—” Lagi-lagi Raffael meremas tangannya, memohon dalam diam agar Manda tidak bicara dulu.Raffael kemudian bertanya, “Ketua panitia kalian siapa?” “Ketua kami sudah sibuk mengurus hal yang lebih penting, Pak, jadi—”“Oke.” Raffael sepertinya mulai tak sabar menghadapi dua manusia muda itu. Manda sudah ingin mengambil alih percakapan itu agar tidak terjadi kerib

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 166. Deklarasi Mendadak

    “Wah gila! Kalau aku cari di internet, nama Raffael Aditama itu CEO RAFTEN, guys!” seru beberapa orang di barisan belakang.Manda diam saja mendengarkan celotehan mereka.“Tapi apa hubungannya dia sama si Manda?” tanya yang lain.Mereka belum tahu siapa Manda bagi Raffael, karena mereka tidak ada di dekat meja Manda, saat Raffael datang tadi.“Manda kan kuliah sekretaris. Apa jangan-jangan cem-ceman?!” bisik yang lain.Mereka mulai cekikikan. Menertawai Manda. Namun, Manda tak peduli. Mereka saja yang tidak tahu kenyataannya.Tiba-tiba sem

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03

บทล่าสุด

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Author's Note (Tamat)

    Hai! Romero Un menyapa!Novel ini akhirnya tamat ya ^_^Terima kasih buat para pembaca yang mendukung novel ini sampai selesai. Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah memberikan komentar dan hadiah. Sampai ketemu di novel selanjutnya ya!Sayonara!

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 260. Kebetulan, Aku Menikah Juga Hari Ini.

    “Bos, sudah keluar hasilnya.”Bintang mengangguk. Ia segera mengecek hasilnya dan menemukan komposisi larutan yang tertulis dapat menyebabkan kerusakan pada pita suara. Ia pun langsung memberitahu Dennis. “Segera suruh Luna menemui dokter Gilian. Kuharap belum terlambat memperbaiki pita suaranya.”“Black, tangkap Kanya dan 2 temannya. Bawa mereka ke kapten. Aku sudah malas mengurusi mereka.”“Baik, Bos!”Sepeninggalan Black, Bintang langsung menyandarkan kepala, sambil memijat-mijat dahinya yang mulai pusing. Dengan posisi tak berubah, ia mencoba meraih gagang telepon dan menghubungi Tiara. “Auntie, tolong ke ruanganku.”2 menit setelahnya, Tiara sudah duduk di hadapannya. “Ada apa, Pak Bintang?”“Aku mau keluarkan berita dan juga peraturan baru.”Sang sekretaris senior itu mengangguk.‘Apa ini masalah artis Luna itu? Kurasa memang sudah keterlaluan sekali Kanya itu.’ Tiara membatin, sementara tangannya membuka laptop di pangkuan.Dalam berita internal itu, Bintang menjelaskan perka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 259. Menciptakan Bukti

    “Oh! Lex, aku cari kamu. Ayo, ikut!”Bintang mengambil kesempatan untuk lepas dari Kanya. Ia segera pamit, menggeret adik perempuannya bersama. “Kau dikerjai si Kanya?” tanya Alexa setelah mereka cukup jauh dari target pembicaraan.Bintang menggeleng. “Sepertinya dia nggak suka dengan Lia dan membuat skandal untuk menghancurkan karir Lia sebelum debut.”Alexa mengerutkan dahi. “Kukira sasaran Kanya si Luna. Dia sering banget dipanggil Kanya sebelum latihan mulai. Dan pagi ini Luna kena marah karena suaranya tiba-tiba hilang.”Kali ini dahi Bintang yang berkerut tak mengerti. “Kenapa kau diam saja? Kanya sepertinya bukan perempuan yang baik, Lex. Hati-hati.”Alexa mendengus geli. “Siapa yang berani denganku?!”“Jadi, ini yang kemarin kakak tanyain ke aku? Skandal itu disengaja oleh Kanya?” Alexa kembali bertanya. Kepala Bintang bergerak naik-turun. “Kebetulan aku melihatnya.”Mereka terdiam sesaat, sebelum akhirnya Bintang memutuskan untuk pergi menemui Dennis. “Kau juga hati-hati. A

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 258. Curiga

    “Aku nggak peduli.” Bintang membalas pertanyaan Adelia dengan pernyataan keras kepala. “Kita bisa menyembunyikan pernikahan ini, untuk sementara.”“Buat apa?” tanya Adelia tak mengerti. “Kalau aku menikah, aku ingin bisa menceritakannya pada semua orang.”Mendengar itu Bintang tak bisa berkelit. Ia tak menyangkal. Mungkin dirinya yang paling sulit untuk menyembunyikan hubungan mereka. Bahkan sejak awal, dirinya lah yang tak bisa menahan diri untuk mengumbar kedekatannya dengan Adelia. “Tapi kalau tunangan, kurasa aman. Gimana?” usul Adelia yang merasa bersalah setelah pertanyaannya tadi. Bagaimanapun, saat ini, seorang CEO besar melamarnya. Dia, yang hanyalah seorang gadis biasa.Namun, Bintang menolak usulannya. “Aku ingin menikahimu karena aku mau semalam-malamnya kamu pulang, aku ada di rumah.”Wajah Adelia bersemu merah. Sebuah senyum tak sadar terbentuk di sana. “Hanya karena alasan itu?” gumamnya tak percaya.“Itu bukan ‘hanya’, My dear.” Bintang memeluk tubuh sang kekasih er

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 257. Mendadak

    “Bos, Regan mengitrogasiku. Sepertinya Bos Raffael mencari Anda.”Black melapor pada Bintang, tepat di saat ia yakin kalau Adelia sudah masuk ke kamar mandi hotel. Ini adalah hari kedua Bintang dan Adelia berada di hotel. Seharian kemarin mereka menikmati renang dan layanan spa dari hotel itu. Dan pagi ini, seperti yang sudah ia perkirakan akan terjadi. Foto dirinya melangkah keluar dari apartemen para artis RAFTEN sambil merangkul seorang perempuan tak dikenal, menghiasi halaman depan media berita artis ibukota.Tentu saja, Raffael dan Manda akan marah besar, mengira bahwa putranya berselingkuh di belakang Adelia. “Mereka pikir Anda membalas dendam atas skandal Nona Adelia.”“Ah ….” Bintang terkekeh geli dengan tebakan orang tuanya. “Aku mematikan ponselku. Kau saja yang beritahu mereka kalau foto itu adalah fotoku dengan Lia.”Black mengangguk. “Baik, Bos.”“Tapi, jangan kasih tahu kami di hotel ini,” tambah Bintang, mengingatkan. “Aku dan Lia sedang liburan.”“Siap, Bos!”Sege

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 256. Pengalihan Skandal

    Ha! Ha! Ha! “Pertanyaan dari mana itu?” Bintang tergelak mendengar kenyataan bahwa Adelia tak merasakan cintanya.CEO RAFTEN bahkan tak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya, karena sudah membuat Adelia bertanya demikian. Cinta yang ia berikan sepertinya tidak nyata. Seperti apa kata sang ibunda. Hambar.“Kau nggak tahu saja, tiap malam aku datang ke sini. Tapi kau nggak pernah ada.”Netra Adelia membulat kaget. “Bohong! Aku nggak pernah ketemu kamu! Nggak pernah ada tanda-tanda kamu mengunjungi apartemenku.”Bintang mengecup bibir sang kekasih, singkat. Kemudian berkata, “Aku malas kalau harus mengakui perbuatanku. Jadi, terserah kamu percaya atau nggak. Aku nggak masalah, Lia.”Melihat Bintang tidak bersikeras membuktikan ucapannya, Adelia memutuskan untuk percaya. “Terus, kenapa kau ke apartemenku nggak bilang-bilang?” tanyanya heran. Bibir Bintang bergerak ke kanan lalu ke kiri, menimbang apa juga yang membuatnya datang ke apartemen Adelia.“Awalnya mau kasih kejutan. Tapi

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 255. Komunikasi Yang Terputus

    ‘... dia nangis karena sudah lama nggak bisa ketemu kamu, Kak.’Ucapan Alexa tadi kembali terngiang di telinga Bintang, walau sambungan telepon sudah terputus sejak tadi. Senyuman lebar tak bisa ia tahan. ‘Kurasa aku terlalu percaya pada hubungan kami. Percaya bahwa kami mengerti satu sama lain, tanpa perlu banyak interaksi.’“Ternyata aku salah,” keluhnya menyimpulkan apa yang terjadi. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Tiara, sekretarisnya. To Tiara:Besok saya libur satu minggu. Jangan cari saya!Pesan terkirim!Kemudian ia juga mengirim pesan yang sama pada Theo, tetapi terkait Adelia. To Theo:Besok Adelia libur 3 hari. Jangan cari dia!Pesan terkirim!Bintang mematikan ponselnya dan juga Adelia begitu saja dan mulai fokus mengurus sang kekasih. Ia menggulung lengan kemejanya dan mulai menyeka bagian tubuh Adelia yang terlihat. Malam itu ia memutuskan untuk menemani sang kekasih, tidur di ranjang yang sama.‘Ah … sebaiknya aku juga ganti saja itu!’*** Keesokan paginya, Ad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 254. Di Balik Skandal

    ‘Kalau diingat-ingat … aku terakhir lihat Lia dari jendela pintu ruang latihan. 3 minggu lalu, kalau nggak salah.’Bintang menatap lurus tanpa berkedip. Pandangannya kosong, sementara ia menggenggam gelas wine di tangannya. Ia sedang duduk di sofa apartemen sang kekasih. Masih terdiam, pikirannya kembali mengingat hari itu. ‘Setelah itu, aku pergi dinas. Dennis bilang kalau Lia sangat bersemangat siap debut.’“Nggak ada yang salah dengan kami. Kurasa.”Pria yang tengah bingung dengan komentar ibu dan rekan kerjanya itu kembali menghela napas panjang. Ia tak tahu apa yang membuat hubungannya dicap hambar. Sejauh mereka belum menikah, jelas tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pergi kencan. Sesekali berciuman atau tidur di kasur yang sama. “Apa aku harusnya menikahi Lia?” Lagi, ia berbicara dengan diri sendiri. “Tapi dia sedang bersiap debut. Bagaimana kalau langsung hamil dan merusak karirnya?”Sudah pukul 11 malam dan Adelia tak juga tiba di rumah. Mungkin penantian Bintang ma

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 253. Hubungan Yang Hambar

    “Dia tidur sambil berendam.”Bintang menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan absurd sang kekasih kecilnya. Sekarang ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengangkat tubuh Adelia tanpa melihat. “Lia.” Bintang mencoba membangunkannya. “Adelia!”Dengkuran halus malah menjadi jawaban dari panggilan itu. Membuat Bintang mulai kehabisan akal setelah beberapa kali mencoba membangunkannya. Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan menutupi tubuh gadis itu setelah berhasil mengangkatnya dengan menutup mata. Setelah bekerja keras, Bintang pun berhasil membaringkannya di tempat tidur. Namun, sampai di sana, Adelia malah terbangun. “Kenapa kau baru bangun sekarang, hm?” keluh Bintang. “Kau mengerjaiku ya?”Adelia mengerjapkan netranya beberapa kali, kemudian tersadar bahwa ia sudah ada di kasurnya, masih dengan tubuh yang basah. “Astaga! Apa aku ketiduran?”Melihat dari respon Adelia, Bintang tahu kalau gadis itu pasti kelelahan setelah beberapa minggu terus berlatih dan hanya bisa tidur 2

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status