"Wow! Siapa yang berani membayar mahal seorang Raffael Indradjaya, hm?" “Aku dong! Memangnya gigolo setampan dia dibayar berapa, sih?” – Manda Adinata Diselingkuhi sang kekasih, Manda Adinata (22) bermaksud mencari teman minum dengan meminta sahabatnya menyewa seorang gigolo. Terlalu mabuk, Manda bahkan tak sadar salah masuk ruangan. Malam itu, ia malah bercinta dengan pria asing yang tidak diketahui asal usulnya. Namun, ia bertemu lagi dengan pria itu yang ternyata adalah bos baru di kantornya.
View More“Apa kau buta, Camelia?!” Raffael menggebrak meja kerjanya. Pagi ini, Camelia datang membawa berita yang menurut Raffael adalah sebuah omong kosong. “Kau bilang Mom berubah? Jabatan CEO ternyata nggak menjamin isi otak!” sentak Raffael murka. “Jangan sampai kudengar kau menanyakan hal yang sama pada Manda!”“Tapi, Raf … bukankah kalau kalian akan menikah, keluarganya harus tahu?” Camelia berusaha menjelaskan.Namun, Raffael semakin menaikkan volume suaranya. “Tidak berarti mereka harus bertemu! Aku nggak akan membiarkan mereka bertemu dengan singa licik seperti Mom!”“Raffa! Jangan bicaramu!” bentak Camelia. “Bagaimanapun dia ibu kamu!”“Ha! Kita lihat saja nanti! Kau atau aku yang salah!”Camelia segera keluar dari ruangan itu, membuat Elena dan dua anak buahnya terdiam membeku di tempat. Dan karena sekarang Manda sudah tidak lagi bekerja di sana, mereka semakin panik karena tak ada lagi yang bisa menenangkan sang presdir ketika mengamuk seperti sekarang.Benar saja, detik berikut
“Tempat apa ini?” tanya Manda begitu mereka tiba di depan sebuah bangunan kosong. “Untukmu. Kalau kau mau membuka usaha,” ujar Raffael sambil menggandeng tangan Manda. “Aku membelinya atas namamu. Anggap saja hadiah kecil dariku.”Manda bergerak maju. Ia melihat bagian dalam bangunan itu dan berkata, “Kecil?! Yang begini dibilang hadiah kecil?!”“Well, aku bisa membelikan pulau tak bernama di luar sana, kalau memang kau yang minta.”Manda langsung menggelengkan kepalanya. “Nggak, nggak.”Ia memutuskan untuk melihat-lihat lebih dalam bangunan itu. Sejak dulu, ia memang punya niat untuk membuka kafe yang bernuansa vintage. Bangunan yang dibuat dari kayu itu jelas cocok untuk mimpinya. “Apa kau tahu, kalau punya kafe adalah mimpiku? Aku merasa kau membeli ini karena kondisi itu.”Raffael terkekeh. “Aku kan cenayang.”Jawaban jenaka sang kekasih membuat Manda tergelak. Tak lama, ia pun menerima amplop coklat tebal dari pria itu. “Isinya surat-surat penting bangunan ini. Simpan baik-ba
Keesokan harinya. Manda menghadap Elena, atas keputusan Raffael semalam.“Jadi, kau benar-benar akan menikahi Pak Raffael, Manda?”Manda mengangguk dengan kepala tertunduk. Sementara itu, Elena menatap surat di tangannya. Surat pengajuan pengunduran diri dari Manda. Bukan hal sulit bagi perusahaan untuk langsung menyetujui surat itu, karena Manda masih dalam masa percobaan selama 3 bulan. Namun, Elena cukup berat melepas anak buahnya yang satu itu. Walau Manda masih baru bergabung, ia sudah merasa seperti bersahabat cukup lama dengan Manda. Tidak hanya hasil kerjanya yang tak pernah mengecewakan, tetapi juga karena sifatnya yang memang mudah bergaul. “Aku tahu ini memang harus dilakukan, kalau kau akan menikahi Pak Raffael. Aku hanya sedih harus kehilangan teman dan juga rekan kerja sepertimu, Manda.”Manda mengangkat kepala. Air mata pun sudah membanjirinya. Ia sendiri sangat menikmati waktunya bersama Elena dan dua rekan lainnya. Dan keputusan untuk tak lagi bekerja, cukup bera
“Manda.”Raffael akhirnya kembali dari lobi, setelah mengantar sang ibu ke mobilnya. Mendengar namanya disebut, Manda melongok dari dalam kamar. “Kenapa? Kau lapar? Apa mau mandi?”Raffael terdiam, seperti menunggu sesuatu. Manda pun mengerutkan dahinya. “Kok diem? Mau makan apa mandi dulu?” tanya Manda lagi mengulangi.“Kukira bakal ada pilihan ‘atau kau mau aku?’, di usulanmu,” keluh Raffael sambil meniadakan jarak di antara mereka. Raffael memeluk gadis itu dan meminta maaf. “Apa kau takut tadi? Apa kau stres? Maafin aku. Ternyata Regan juga dibuat pingsan oleh pengawal Mom.”Manda membalas pelukan itu sama eratnya. Dia memang ketakutan. Seperti saat para dementor mengelilingi dan menghisap kebahagiaan kita. Seperti itulah rasanya tadi.“Semua sudah kejadian. Kau juga nggak salah, Raffa,” ujar Manda.Raffael mengecup kening Manda, kemudian bertanya, “Terus, apa yang kalian bicarakan sebelum aku datang?”“Ah … ya. Itu yang mau kubicarakan.” Manda menatap Raffael, seolah memintany
“Saya—”Cklak!Pintu apartemen tiba-tiba dibuka dari luar, membuat Manda cukup panik dan juga berharap Raffael akan datang lebih cepat dari perkiraan.Dan harapannya terkabul. Raffael masuk dengan wajah sinis yang langsung menatap sang ibu.“Ambush?”Seria tersenyum sambil mendengus geli. Ia baru saja dituduh melakukan penyergapan, oleh putranya. “Jauh dari rumah membuatmu tak tahu tata krama, Raffael?”Raffael terkekeh pelan. Ia menutup pintu dan berjalan mendekati Manda, lalu duduk di sampingnya. “Toh kalian yang membuatku jauh dari rumah,” balasnya, membuat Seria geram.Manda pun hampir dibuat susah bernapas karena ketegangan antara ibu dan anak tersebut. Ia jadi mensyukuri hidup sederhananya. Walau tidak kaya raya tapi orang tua menyayanginya.“Apa yang kau lakukan di sini, nyonya Seria?” tanya Raffael angkuh. Seria terlihat berusaha keras menahan amarahnya. Dan karena melihat kemungkinan mereka akan bicara lebih lama, Manda memutuskan untuk membuatkan minuman, tak peduli akan
“Cih! Lamaran macam apa ini, Raffael Indradjaya?” tegur Manda berpura-pura menolak. Lagi ia menambah daftar alasan menolak. “Celana kolor, kaos dalam, di meja yang berantakan dan penuh makanan.”Raffael nyengir lebar. “Kau suka gaya apa? Mau kudatangkan mawar merah kuning hijau di apartemen kita yang peach ini sampai kau tak bisa melihat lantai kamar?”“Ha?! Extravagant!” protes Manda yang merasa ide itu sangat membuang-buang uang dan menyusahkan di akhir.“Kalau begitu, makan malam di yacht? Mau ke Venice sekalian?”Manda menepuk dahinya sambil menggelengkan kepala. “Apa nggak ada ide yang biasa aja? Kamu ini lagi pamer kekayaan?”“O iya, dong! Harus itu. Kita hidup harus flexing!” Raffael mulai bermain drama, membuat Manda tergelak dengan tingkahnya. Ia kemudian menambahkan lagi, “Lagian, untuk kamu yang luar biasa, aku harus melakukan yang extravagant!” Ha! Ha! Ha!Manda tak bisa berhenti tertawa melihatnya bergaya ke sana ke mari. Begitu pun Manda malah ikut mengomentari kegila
Sementara Manda memilih untuk pulang ke apartemennya, keluarga Indradjaya langsung mengadakan rapat di kamar Adam dan Seria. Tentu saja, Raffael tak berniat ikut dalam pertemuan yang sudah jelas isi topik pembicaraan akan memberatkan posisinya. Seria memekik marah. “Anak kurang ajar!” tukasnya geram. “Kita harus bagaimana setelah ini, Pa?”Adam memijat dahinya yang mulai terasa pening setelah memikirkan ulang kejadian di pesta tadi. Sejak dulu Raffael memang selalu ekstrim. Jika sudah mendapatkan apa yang ia mau, tidak ada yang bisa melarang.“Papa nggak tahu harus bagaimana menghadapi anak itu. Camelia, bagaimana menurutmu?”Camelia baru saja akan menjawab, tetapi Seria menyerobot. “Sudah pasti kita harus kekang dia, Pa!”“Dia sudah bukan anak-anak, Mom!” Camelia mencoba menyadarkan sang ibu dari amarahnya. Melihat sang istri kewalahan menghadapi ibunya, Reinhart pun maju dan berkata, “Sebenarnya saya juga nggak bermaksud ikut campur, Mom, Dad. Cuma, saya dititipi pesan dari Raff
Tepuk tangan membahana menyambut Raffael yang akan berpidato singkat. Sang presdir terlihat berdiri setelah mengecup puncak kepala Manda, membuat semua orang terkesan. “Well, saya presdir baik hati yang susah payah mewakili direktur.” Raffael membuka pidatonya dengan gurauan singkat, membuat para tamu terkekeh. Bahkan beberapa direktur saling tunjuk menertawakan rekan sejawatnya.Setelah mengomentari kinerja perusahaan yang sangat baik dan mengumandangkan visi jangka pendek perusahaan, Raffael menyudahi dengan sebuah informasi. “Pemberitahuan singkat,” ujar Raffael sambil memberi isyarat ke arah Regan.Sang bodyguard tiba-tiba meminta Manda berdiri, membuat gadis itu tertegun tak paham. “Kenapa Regan?”“Anda harus naik ke stage, Nona.”Netra Manda membelalak. “Ha?! Jangan gila—”“Ini perintah, Nona.”Para penghuni mejanya pun hanya tersenyum seolah tahu bahwa hal ini akan terjadi. “Bahwa hari ini saya ingin menjernihkan kesalahpahaman. Catherine setiap hari ke kantor saya untuk m
Pukul 7 malam kurang 10 menit. Manda selesai dirias dan sudah mengenakan gaun yang disepakati bersama. Setidaknya, di mata Raffael gadis itu adalah satu-satunya pribadi yang terpantul dalam pandangan.“Kau siap?” tanya Raffael sambil mengulurkan telapak tangannya.Manda meremas tangan Raffael kuat-kuat. Ia takut, gugup dan panik, tetapi tak mau semua itu terucap karena hanya akan membuatnya lemah. “Aku yang akan menjagamu, Manda. Kau tenang saja. Malam ini bakal aman, besok mungkin baru akan badai.” Raffael mengucapkan kalimat itu dengan tenang. Ia bahkan malah terkekeh geli seolah membayangkan orang tuanya mengamuk adalah hal terlucu di dunia.Namun, ucapan itulah yang justru membuat Manda tenang. ‘Setidaknya dia nggak menyembunyikan fakta bahwa hubungan kami bakal menimbulkan badai. Aku bisa bersiap untuk kemungkinan terburuk, dilempar cek 1 triliun suruh putus,’ batinnya sambil terkekeh.“Kayaknya sudah tenang,” ledek Raffael yang mendengar tawa manis sang kekasih. Manda menga
“Laki-laki sialan!"Manda Adinata menggerutu dengan suara diseret. Netranya sudah basah lagi oleh air mata. Walau sudah satu minggu sejak ia memergoki perselingkuhan calon suaminya, rasa sakit di hati tak kunjung reda.‘Lihat saja! Bukan cuma kamu yang bisa bersenang-senang dengan perempuan lain! Aku juga bisa!’ batin Manda. Tangan Manda sudah mengepal erat, menahan keinginan untuk meneriakkan semua amarahnya. Ia tidak peduli berapa gelas minuman beralkohol yang ditenggaknya. “Nona, sepertinya ponsel Anda bergetar.” Bartender melirik benda kotak yang tergeletak di meja. Tanpa merespon sang bartender, Manda langsung meraih ponsel itu dan menjawab, “Ya, halo!”Mendengar suara Manda yang mabuk, lawan bicaranya langsung memprotes dari ujung sambungan telepon.“Ugh! Apa kau sudah minum-minum duluan, Manda?! Cepatlah datang! Pria yang kusewa sudah di sini. Ruang satu sembilan ya. Satu sembilan.”“Ya, ya. Satu sembilan satu,” gumam Manda.Manda langsung mematikan ponselnya dan membayar mi...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments