Share

Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood
Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood
Penulis: Dama Mei

Bab 1 First Night

Penulis: Dama Mei
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-29 12:13:36

"Saya bersedia memberikan suntikan dana yang cukup besar untuk menyelamatkan Latham Holdings dari kebangkrutan. Saya bisa melunasi semua hutang-hutang perusahaan Anda dan menyediakan modal tambahan untuk memulai bisnis kembali."

Di lantai paling atas kantor Latham Holdings, Lina Morgan terkesiap.

Sejak kematian suaminya, Lina merasa dunia ini semakin berat untuk ditanggung.

Dia tidak tahu berapa lama lagi dia bisa bertahan dan tiba-tiba Alexander Blackwood, putra tertua Nathaniel Blackwood, yang kabarnya kini mengambil alih sepenuhnya perusahaan Blackwood Industries, menawarkan bantuan?

"Dan apa yang Anda inginkan sebagai imbalan, Tuan Blackwood?" tanya wanita itu mawas.

Matanya sedikit menyipit, mencoba membaca maksud di balik wajah dingin Alex.

Alexander tersenyum tipis, seolah-olah dia sudah memperkirakan pertanyaan itu. "Saya ingin menikahi putri Anda, Elena Morgan," jawabnya langsung, tanpa sedikitpun keraguan dalam suaranya. "Itu satu-satunya syarat,"

Ruangan itu seketika menjadi sunyi. Lina memandang Alex dengan tatapan tidak percaya, matanya melebar karena terkejut. "Menikahi Elena?" ulangnya, dengan suara bergetar. "Mengapa? Mengapa Anda ingin menikahi Elena?"

Alex masih tersenyum, tapi matanya tetap dingin dan penuh maksud. Siapapun yang berhadapan langsung dengannya tahu jika Alex sedang mengintimidasi. "Saya mengagumi kecerdasan dan kepribadian putri Anda, Nyonya Morgan," katanya dengan tenang. "Dan saya percaya, dengan pernikahan ini, kita bisa menyatukan dua keluarga dan dua perusahaan besar ini menjadi satu kekuatan yang lebih besar,"

Setelah beberapa saat terdiam, Lina akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah, Tuan Blackwood," katanya dengan suara lirih, nyaris seperti berbisik. "Saya akan berbicara dengan Elena tentang ini. Tetapi saya tidak bisa menjanjikan apa-apa. Keputusan akhir tetap ada di tangan putri saya,"

“Nyonya Morgan, saya mengerti ini keputusan yang berat,” sahut Alex dengan nada suara dingin dan tegas. Dia bergerak makin maju berhadapan dengan Lina. “Namun, saya tidak punya banyak waktu untuk menunggu. Anda memiliki waktu lima menit untuk memutuskan. Saya butuh jawaban sekarang,”

“A-apa?” Tanpa sadar respon ini keluar dari mulut Lina. 

Lina merasa dadanya sangat sesak, seperti ada beban berat yang menghimpitnya. Lima menit. Alexander memberinya waktu hanya lima menit untuk memutuskan nasib perusahaan yang dibangun suaminya, nasib keluarganya, dan nasib putri satu-satunya, Elena. Mata Lina melirik ke arah dokumen yang disodorkan Alex, kontrak perjanjian dengan huruf-huruf tebal dan formal yang menyatakan kesepakatan untuk suntikan dana sebagai imbalan pernikahan antara Elena dan Alexander.

“Tapi … “ Nada Lina tercekat. Dia mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Ini adalah hidup Elena. Saya tidak bisa membuat keputusan ini tanpa berbicara dengannya terlebih dahulu,”

Alex tidak mengubah posisinya. Dia hanya mengangguk sedikit, ekspresinya tetap dingin dan tanpa emosi. “Saya mengerti kekhawatiran Anda, Nyonya Morgan,” katanya dengan suara yang sedikit melunak, tetapi tetap dingin. “Namun, waktu terus berjalan. Jika Anda tidak menandatangani kontrak ini sekarang, tawaran saya akan ditarik dan Latham Holdings akan bangkrut. Saya yakin Anda tidak ingin melihat perusahaan yang suami Anda bangun dengan kerja keras selama bertahun-tahun hancur begitu saja,”

Kata-kata Alex seperti tamparan di wajah Lina. Dia tahu pria ini tidak main-main. Keputusan harus dibuat sekarang atau konsekuensinya akan sangat besar. Lina menggigit bibir bawahnya, merasa bimbang bukan main.

“Baiklah,” kata Lina dengan suara bergetar. “Saya akan menandatangani perjanjian,”

Alex mengangguk puas, lalu mengambil pena dari saku dan menyerahkannya kepada Lina. “Terima kasih atas keputusan bijaksana Anda, Nyonya Morgan,” katanya dengan nada yang lebih lembut, tetapi masih penuh dengan intimidasi. “Anda telah membuat keputusan yang tepat untuk masa depan Latham Holdings.” 

Dan di sinilah, Elena Morgan....

Tepat lima hari setelah pertemuan itu, ia benar-benar menikahi Alexander Blackwood.

Pernikahannya bahkan digelar dengan kemewahan yang tidak pernah dilihat oleh Elena--seumur hidup!

Elena menelan ludah kasar, tetapi ia justru tak sengaja bersitatap dengan suami sahnya yang tingginya 190 cm itu.

Begitu berkilau, mewah, dan dingin.

Buru-buru, Elena memalingkan muka.

Untungnya, pria itu sama sekali tidak melirik Elena, sampai diminti mencium dirinya.

Jantung Elena rasanya berdebar begitu cepat dan punggungnya panas.

Pria dingin itu tersenyum tipis lantas mendorong pinggang kecil Elena untuk mendekat, sedikit naik, dan mereka pun berciuman. 

“Nyonya … Perkenalkan saya David. Saya adalah asisten Tuan Alexander Blackwood.”

Suara pria muda menyadarkan Elena dari lamunannya akan resepsi barusan.

Lelah membuatnya terduduk diam di depan kursi rias kala 2 orang penata rias membantunya melepas gaun pengantin yang berat, sekaligus menata ulang rambutnya. 

"Ada apa?" tanya Elena sopan meski tak bertenaga.

“Tuan Alex sudah menunggu Anda di depan,” tukas David.

“Hah? Memang Kita mau ke mana?” tanya Elena cepat. 

David menatap Elena sekilas, sedikit mengerutkan kening. “Tentu saja kembali ke kediaman Tuan Alex, Nyonya,”

Elena melebarkan pandangan. Setelah melalui proses menikah yang begitu cepat, berdiri berdampingan tanpa saling tatap, kini dia harus ikut pria itu pergi ke rumahnya. Terlalu aneh bagi Elena, meski dia sadar pria itu kini sudah menjadi suaminya.

Namun Elena memang tidak punya pilihan. Setelah secara gamblang dijual oleh sang ibu, jiwa dan raga Elena sepenuhnya kini menjadi milik si pria dingin itu. Dia mengikuti langkah cepat David yang tergesa-gesa menuju sebuah mobil hitam Rolls-Royce Phantom yang berdiri di depan gedung.

David membuka pintu untuk Elena, mempersilahkan wanita itu untuk masuk dan duduk di samping Alexander. Elena masuk dengan hati berdebar. Meski dia sudah menyerahkan ciuman pertamanya untuk pria dingin ini, namun Elena tidak pernah mengenalnya secara dalam.

Saat Elena masuk, Alex meliriknya dengan tatapan dingin yang bisa menembus jantung Elena. Benar-benar tatapan yang mengintimidasi. Namun di saat itulah, Elena menyadari betapa tampannya seorang Alexander Blackwood. Pria berusia 32 tahun, seorang pebisnis muda nomor satu di Riverton yang kini menjadi suaminya.

“Semuanya sudah siap, David?” Alex membuka suara. Bahkan suaranya yang berat membuat hati Elena berdesir.

“Saya sudah memerintahkan Vero untuk menyiapkan semuanya,” jelas David.

“Kerja bagus,” timpal Alex.

Elena menelan ludah. Kehadirannya ternyata tidak dianggap oleh Alex.

Sekedar disapa saja tidak.

Dan sepanjang perjalanan, keduanya memutuskan untuk diam.

Elena yang tidak mau ambil pusing, memilih untuk tidur karena badannya benar-benar terasa amat lelah hari ini.

Hanya saja, ia terbangun ketika David memanggil namanya!

“Tuan Alex akan segera menyusul, Nyonya. Sebaiknya Anda masuk lebih dulu dan bersiap,” ucap David, mempersilahkan Elena untuk masuk.

Elena mengangguk ragu, namun dia melangkah. Setelah badan Elena sepenuhnya ada di dalam kamar besar itu, David menutup pintu di belakang punggung Elena. Meninggalkan Elena seorang diri di dalam kamar super besar, dengan ranjang berukuran king di ujung depan. Ranjang itu berlapiskan kain sutra warna merah marun. Kepala ranjangnya tinggi dan megah, dilapisi dengan kain beludru yang disulam dengan pola bunga rumit berwarna emas. Di atasnya, tirai transparan berwarna merah lembut tergantung, memberikan suasana yang romantis dan intim.

Di sudut ruangan, terdapat sebuah perapian besar dengan bingkai marmer yang diukir indah, saat ini menyala dengan api yang lembut. Di atas perapian, sebuah cermin besar berbingkai emas menggantung, memantulkan pendar cahaya lilin yang tersebar di beberapa meja kecil di sekitar ruangan. Lilin-lilin itu ditempatkan dalam tempat lilin kristal yang berkilauan, menambah kesan mewah dan romantis.

Siapapun yang merancangnya, pasti sengaja melakukan ini semua karena tahu Alexander akan tidur di sini bersama pasangannya. Dan pasangan itu adalah Elena. Perut Elena tergelitik dengan perasaan aneh saat dia teringat akan wajah Alex dari samping yang berahang tegas.

Tiba-tiba jendela besar yang mengarah ke balkon diketuk. Elena sempat kaget bukan main, namun dia cukup penasaran. Langkahnya justru maju mendekati jendela itu, untuk melihat apa yang ada di baliknya.

Selangkah, dua langkah. Elena maju dengan mengendap-endap. Dia membuka kunci jendela dan seorang wanita dengan pakaian lusuh, rambut panjang terurai tiba-tiba menerjangnya. Matanya menatap liar, marah dan takut jadi satu ketika berhadapan dengan Elena.

“S-siapa kau?!” jerit Elena, sangat kaget. Dia mencoba melepaskan diri namun tak bisa.

Wanita itu tidak menjawab. Sebaliknya, dia mencengkeram bahu Elena dengan kuat. "Kabur dari sini! Kabur dari Alex kalau kau tidak mau bernasib sama sepertiku!" teriaknya dengan suara serak yang penuh putus asa.

Elena berusaha melepaskan diri. Tapi wanita itu mencengkeram bahunya terlalu kuat. "Apa maksudmu? Siapa kau?" tanyanya dengan suara gemetar.

Wanita itu menatapnya dengan mata merah, penuh depresi. "Aku ... aku adalah korban dari perbuatan Alex. Dia tidak seperti yang kau pikirkan. Dia monster yang akan menghancurkan hidupmu! Kabur darinya sebelum terlambat!" teriak wanita itu ketakutan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood   Extra Part 3

    Tabitha awalnya tidak pernah membayangkan akan bekerja bersama David. Asisten Alex yang setia itu. Semua bermula ketika Tabitha diberi tanggung jawab untuk menangani kasus yang cukup rumit. Firma hukum tempatnya bekerja tiba-tiba meminta David untuk menjadi mitra kerja Tabitha dalam menangani kasus ini, mengingat pengalamannya dalam analisis hukum yang mendalam.Tabitha mulai sedikit terganggu. Bukan karena David menonjol atau banyak bicara, melainkan karena David adalah bayangan Alexander Blackwood, mantan suaminya. Dimana ada Alex dan kasus, disitu pasti ada David. David bukan hanya asisten Alex—dia adalah orang kepercayaan yang tahu bagaimana menjaga rahasia dan membaca situasi tanpa perlu diberi tahu. Selama bertahun-tahun, Tabitha dan David hampir tidak pernah berinteraksi langsung, selain salam sopan dan percakapan singkat terkait Alex. "Kenapa kau tiba-tiba di sini?" tanya Tabitha dengan dahi berkerut. "Apakah tidak ada orang lain?"David membenarkan dasinya dengan gerakan lam

  • Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood   Extra Part 2

    Hari itu, suasana di mansion Blackwood terasa berbeda. Para staf pelayan sibuk sejak pagi, membersihkan setiap sudut ruangan, memastikan semuanya dalam keadaan sempurna untuk menyambut kedatangan Adrian dan Lidya. Pintu-pintu besar dibuka lebar, untuk mengundang angin segar sekaligus menandai dimulainya babak baru dalam rumah itu.Adrian berdiri di depan gerbang utama bersama Lidya. Menatap megahnya mansion yang kini akan mereka tinggali. Sekilas, ada keraguan di wajah Lidya. Dia menggenggam tangan Adrian lebih erat.“Kamu yakin ini keputusan yang tepat?” tanya Lidya.Adrian mengangguk. Matanya tetap terpaku pada bangunan besar itu. “Ini rumah keluargaku. Aku tahu banyak kenangan buruk di sini, tapi kita bisa mengubahnya. Aku ingin anak-anak kita tumbuh di tempat ini dengan kenangan yang lebih baik,”Lidya menarik napas panjang, mencoba memahami keyakinan Adrian. Saat mereka melangkah masuk, Elena muncul di ruang tengah sambil menggendong bayi kecilnya yang baru lahir. Di sampingnya,

  • Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood   Extra Part 1

    Elena berusaha mengendalikan napasnya sambil merasakan kontraksi yang semakin kuat. Wajahnya pucat, namun entah dari mana dia mendapatkan kekuatan yang luar biasa untuk bertahan. Di sampingnya, Lina menggenggam tangan Elena erat, memberikan semangat tanpa henti.“Elena, kamu kuat. Sebentar lagi semuanya akan selesai,” ujar Lina dengan suara lembut. Dia terus menggenggam tangan putrinya itu.Elena mengangguk lemah, berusaha mengumpulkan kekuatan. Di luar ruangan, terdengar langkah kaki berlarian tergesa. Alex berlari menuju kamar. Wajahnya penuh kekhawatiran, tetapi ada kebahagiaan kecil yang berkilat dibalik ekspresinya."Maaf aku terlambat, Sayang!" tukas Alex, sama tegangnya seperti Elena."Mana Sophia dan Edward?" tanya Elena di sela-sela kontraksi."Aku sudah menitipkan mereka pada Lidya. Kamu jangan khawatir," jawab Alex. Kemudian dia pun mendekat ke samping Elena. "Aku ada di sini sekarang, menemanimu," ucapnya lirih.Beberapa jam berlalu dalam perjuangan yang tidak mudah. Elena

  • Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood   Bab 123 Akhir

    Dua tahun kemudian …Adrian berdiri di sisi Lidya, memandang dengan penuh cinta saat mereka mengucap janji suci di depan altar. Pernikahan mereka berlangsung sederhana namun intim, dikelilingi keluarga dan sahabat dekat. Adrian yang tetap menjabat sebagai CEO Blackwood, terlihat lebih bahagia berkat kehadiran Lidya. Wanita itu kini tidak hanya menjadi pendamping hidupnya, tetapi juga penasihat terpercaya dalam banyak keputusan besar.Sementara Alex, Elena, dan Sophia memilih menjalani hidup yang lebih tenang di rumah baru mereka. Sebuah vila kecil yang dikelilingi kebun hijau di pinggir kota. Rumah itu sederhana dibandingkan dengan mansion Blackwood yang megah, tetapi memberikan kedamaian. Sophia–yang kini berusia 9 tahun, tumbuh menjadi gadis yang ceria dan cerdas. Dia tetap senang melukis dan sering membantu Elena di kebun kecil mereka.Alex dan Elena memulai bisnis kecil berupa book cafe, menggabungkan kecintaan Elena pada literasi dengan keahlian bisnis Alex. Bisnis itu berkembang

  • Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood   Bab 122 Berkorban untuk Istriku

    Namun para polisi itu tidak terpengaruh oleh teriakan Tuan Thompson. Pemimpin tim penyidik mendekatinya, menatap Tuan Thompson dengan dingin. "Anda memiliki hak untuk tetap diam. Segala sesuatu yang Anda katakan dapat digunakan untuk melawan Anda di pengadilan. Kami menyarankan Anda mengikuti prosedur ini dengan tenang,"Rasanya waktu berhenti bagi Tuan Thompson. Semua ambisi, rencana, dan strategi yang dia bangun selama bertahun-tahun kini runtuh hanya dalam hitungan menit. Dia mencoba berpikir cepat, mencari cara untuk melarikan diri dari situasi ini. Tetapi setiap sudut pikirannya terasa buntu.Ketika borgol akhirnya mengunci pergelangan tangan Tuan Thompson, segala kekayaan yang selama ini dia pamerkan menghilang sepenuhnya. Dia dibawa keluar dari kantor miliknya, melewati para karyawan yang terkejut melihat bos mereka ditangkap polisi. Beberapa dari mereka mulai berbisik-bisik, sementara yang lain hanya memandangi adegan itu dengan ekspresi tidak percaya.Di luar gedung, wartawan

  • Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood   Bab 121 Kehancuran

    Hari itu, suasana di mansion Blackwood lebih tegang daripada biasa. Sejak kabar tentang penyelidikan keterlibatan Victoria dalam kasus rumah sakit jiwa tersebar luas, mansion berubah menjadi tempat yang mencekam. Sekaligus menjadi satu-satunya tempat berlindung bagi Victoria.Wartawan berkumpul di gerbang depan, kamera mereka terus mengarah ke pintu utama. Kilatan lampu kamera seperti petir yang menyambar tanpa henti, disertai teriakan pertanyaan para wartawan yang mencoba menembus tembok mansion."Mrs. Blackwood! Apa benar Anda terlibat dalam kasus manipulasi terhadap mantan menantu Anda, Tabitha Hill?""Apa komentar Anda tentang bukti yang sudah ditemukan?""Benarkah ada tekanan hukum yang Anda gunakan untuk mengurung Tabitha di rumah sakit jiwa?"Pertanyaan-pertanyaan itu membahana bak peluru yang dilempar cuma-cuma. Victoria mengamati semua itu dari balik tirai di ruang tamu. Dia yang biasa tenang, kini tampak gelisah. Tangan kirinya memegang erat cangkir teh yang sudah dingin, se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status