Share

#2

Laras menatap dirinya dari pantulan cermin di depannya, ia terlihat cantik dengan kebaya putih dengan rambut yang di sanggul, tatanan khas pengantin.

Ia tersenyum karena sebentar lagi, ia akan menikah. Namun, seketika senyum itu menghilang saat mengingat pengantin pria tak mencintainya.

Awalnya, dia memang menolak untuk menikahi lelaki yang bernama Abian Dirgantara Prayoga, karena dia tak mengenali lelaki itu.

Yang hanya ia kenali adalah ibu Gandari, mama dari Dirga. Karena setelah ayahnya meninggal, beliaulah yang membiayai seluruh kebutuhan dan pendidikannya sampai sekarang.

Tentu saja dia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada ibu Gandari, karena sudah mau memenuhi semua kebutuhan dan membiayai pendidikannya sampai dirinya masuk kuliah.

Yang dia tahu, ibu Gandari adalah majikan dari ayahnya. Ya, dulu sebelum meninggal ayahnya bekerja di rumah ibu Gandari sebagai supir mereka. Ia berpikir kalau apa yang di lakukan ibu Gandari adalah sebagai bentuk kompensasi, karena ayahnya meninggal saat menjalankan tugasnya.

Laras dikejutkan dengan kedatangan ibu Gandari beberapa Minggu yang lalu. Karena, ibu Gandari sama sekali tidak pernah menemuinya, ibu Gandari hanya mengiriminya uang tanpa repot-repot ibu Gandari datang.

Ia mengira ibu Gandari datang hanya untuk mengunjunginya, namun dugaanya salah. Ibu Gandari datang untuk meminta dirinya menikah dengan anaknya.

Tentu saja dia menolak dengan tegas. Karena Laras merasa umurnya masih terlalu muda untuk menikah, bahkan dirinya belum menggapai cita-citanya. Lagi pula, dia tidak kenal dan tak mencintai lelaki itu.

Namun saat ibu Gandari  menunjukkan surat wasiat dari ayahnya, yang tertulis dirinya harus menikah dengan lelaki yang bernama Dirgantara Prayoga, ketika dirinya sudah berumur 19 th.

Setelah melihat surat itu, Laras mau tidak mau dia harus menikah di usianya yang masih muda.

Laras mau menikah dengan Dirga dengan catatan dirinya masih tetap melanjutkan kuliahnya dan ingim menggapai cita-citanya.

Tentu saja ibu Gandari menyetujui permintaan Laras. Karena beliau juga sangat mendukung keinginan Laras yang masih ingin menimba ilmu dan menggapai cita-citanya.

Sebenarnya Laras ragu dengan pernikahan ini, apalagi melihat sikap Dirga yang terkesan dingin terhadapnya.

Ia takut, Dirga akan bersikap tidak baik terhadapnya setelah mereka menikah nanti. Namun Laras segera menepis pikiran buruk itu, dan berusaha berpikiran positif.

Laras hanya bisa berdoa, agar pernikahan mereka langgeng sampai mereka memiliki anak dan cucu nanti.

Ya, karena bagi Laras, pernikahan hanya sekali untuk seumur hidup. Jika memang Dirga jodohnya, tidak ada salahnya kan dia berjuang dalam pernikahannya nanti.

Meskipun ia tahu itu tidak akan mudah, tetapi apa salahnya mencoba? bukankah, cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu?

Laras sangat yakin suatu hari nanti mereka bisa saling jatuh cinta dengan seringnya mereka berinteraksi.

Setelah menikah, Laras bertekad untuk bisa mengambil hati Dirga dan akan berusaha menjadi istri yang baik untuk lelaki itu.

"Kamu cantik sekali sayang." Ucapan ibu Gandari berhasil membuyarkan lamunan Lara.

Laras langsung menoleh ke asal suara dan menjawab ucapan ibu Gandari dengan senyuman yang teramat manis darinya.

"Terima kasih Ma," ucap Laras tersipu malu.

"Duh, gemasnya. Ya sudah, ayo kita segera keluar! Dirga sudah menunggumu dari tadi."

Laras mengangguk dan membiarkan mama mertuanya menggandengnya untuk keluar dari kamarnya.

Saat keluar, Laras bisa melihat banyaknya orang untuk bisa melihat hari yang bersejarah untuk mereka berdua.

Laras pikir, yang datang hanya beberapa orang saja. Namun, ia tak menyangka jika yang akan datang sebanyak ini dan tidak sesuai dengan permintaan Dirga.

"Tenang saja sayang, jangan gugup. Maaf jika mama mengundang banyak tamu. Awalnya mama hanya ingin mengundang inti keluarga saja! namun, sebagian mereka merasa iri karena tidak di undang, makanya mereka nekat datang meskipun tak di undang. Mereka sangat penasaran, dengan gadis yang akan di nikahi oleh anak mama satu-satunya."

Laras hanya mengangguk dan tersenyum kikuk. Jujur dia sangat gugup, karena tatapan mereka tertuju hanya kepadanya.

Bahkan Laras bisa mendengar bisikan-bisikan yang tengah ia dengar. Ada yang menggunjing, ada juga yang memuji Laras.

Tetapi Laras sama sekali tak memikirkan, kini fokusnya hanya tertuju pada seorang lelaki yang sangat tampan dengan jas yang di pakai-nya.

Siapa lagi, kalau bukan Dirgacalon suaminya. Tak dapat di pungkiri kalau Dirga memang sangat tampan. Laras berusaha tersenyum manis, walaupun nampak canggung.

Ia tetap menampilkan senyum terbaiknya. Sejenak Dirga terdiam saat melihat senyum yang Laras pamerkan.

Untuk sesaat dirinya terpesona dengan senyum manis itu, namun dia segera mengalihkan pandanganya karena ia tak ingin Lara mengira kalau dirinya menerima pernikahan.

Melihat Abi langsung mengalihkan pandangan, seketika itu senyum manis yang menghiasi wajahnya menghilang.

Laras segera duduk di samping suaminya, pak penghulu segera mengulurkan tangan Dirga dan menuntun Abi untuk mengucapkan Ijab Qabul.

Sah....

Terdengar suara serempak mengucapkan kata sah, saat Dirga sudah berhasil mengucapkan ijab dengan benar dan lancar.

Semua berdoa untuk kebahagiaan kedua mempelai. Ibu Gandari memeluk menantunya, dengan sangat erat.

"Selamat ya sayang, Mama berharap kamu mau bersabar dalam menghadapi sikap Dirga! Mama yakin, kamu bisa meluluhkan hati Dirga." Ucap Ibu Gandari.

"Doakan yang terbaik untuk kami Ma, dan terima kasih karena sudah mau menerima saya sebagai menantu mama."

Ibu Gandari mengangguk dan kembali memeluk menantunya ini. Ibu Gandari berharap, Laras bisa bertahan di sisi Dirga dan bisa meluluhkan hati anaknya itu.

___

Laras tangah duduk di pinggir ranjang, ia menunggu sang suami datang menghampirinya di kamar.

Ya, laras memutuskan untuk kembali ke kamarnya terlebih dahulu. Karena mama mertuanya menyuruh dirinya untuk beristirahat.

Karena merasa lelah Laras pun mengikuti perintah sang mama. Setelah sampai di kamar, Laras langsung membersihkan tubuhnya dan kini dia tengah menunggu sang suami dengan jantung yang berdetak dengan sangat kencang.

Iya, tak lama Laras masuk ke dalam kamar, Dirga juga ikut masuk. Karena melihat Dirga yang hanya diam dan menampilkan wajah datar, Laras memutuskan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu.

Saat keluar dari kamar mandi, ia bisa melihat suaminya itu tengah menikmati nikotin di balkon kamar mereka.

Laras segera masuk kedalam ruangan kusus pakaian tanpa Dirga sadari. Saat ingin mengganti bajunya, Laras tercengang saat melihat baju-baju yang tak layak pakai.

Bukan tak layak karena rusak! hanya saja, baju itu terlalu terbuka. Bahkan, baju itu tidak bisa di sebut baju.

Laras mencari baju yang menurutnya tertutup. Meski sama saja, tapi baginya ini jauh lebih baik dari pada yang lain.

Setelah memakai bajunya, Laras keluar dari ruangan itu dan dia mendengar suara gemericik air, pertanda suaminya itu tengah berada di dalam kamar mandi.

Laras memutuskan untuk duduk di tepi ranjang,

Jantungnya berdebar sangat kencang menanti kedatangan sang suami. Ini adalah malam pertama baginya, dan dia benar-benar merasa gugup.

Ia berharap, ini akan menjadi malam pertama yang indah baginya. Meskipun umurnya masih 19 th, namun, dirinya cukup mengerti akan hal itu.

Meskipun dia belum siap, Laras akan berusaha melayani suaminya dengan sangat baik. Dia akan berusaha untuk menjadi istri yang baik, agar Dirga tak kecewa kepadanya.

Ceklek

Laras langsung menoleh ke arah pintu, ia bisa melihat suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dirga menatap tajam kearah Laras yang juga tengah menatapnya.

Dirga melihat laras yang langsung berdiri saat dirinya keluar dari kamar mandi, ia bisa melihat Laras yang tengah gugup dengan kedatanganya.

Dirga tersenyum sinis melihat laras, yang memakai gaun tipis dan mencetak lekuk tubuhnya yang terlihat menggiurkan.

"Mama memang tidak pernah mengecewakan, jika membelikanku mainan," ucap Dirga remeh sembari menatap Laras dari atas sampai bawah.

Dia berjalan mendekati Lara, "Dengar, dengan kau berpakaian seperti ini, tak akan pernah bisa membuatku tergoda! Jadi, jangan pernah memamerkan bentuk tubuh jelekmu ini."

Laras yang mendengar ucapan Dirga, seketika menatapnya tak percaya. Dia benar-benar tak percaya, jika Dirga bisa berbicara sepedas ini terhadapnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status