Home / Romansa / Terjebak Pernikahan Yang Salah / 8. Aku Yang Paling Membutuhkanmu

Share

8. Aku Yang Paling Membutuhkanmu

Author: Araya Noona
last update Last Updated: 2021-09-06 08:45:48

Happy reading....

"Halo!" ujar Elena menempelkan ponselnya di telinga.

"Kau sedang apa?" tanya sang penelpon. Siapa lagi jika bukan Jayden.

"Aku baru saja selesai mandi. Kenapa? Tumben kau menelpon."

"Aku hanya merindukanmu."

Wanita itu terkekeh kecil. Walau sudah bersama Jayden cukup lama, Elena selalu tersipu setiap kali mendengar ucapan manis dari pria itu.

"Lalu kau ingin aku melakukan apa?" tanya Elena seakan menantang pria itu.

"Datanglah ke hotel malam ini. Aku akan mengirim alamatnya," kata Jayden.

"Baiklah."

Setelah mendapatkan kesepakatan, sambungan telpon itu pun terputus. Elena begitu berharap jika pertemuannya dengan Jayden malam ini untuk membahas tentang perceraiannya dengan Hera. Lalu membahas pernikahannya.

Namun ternyata ekspektasi Elena di luar dugaan.

Prang!

Gelas yang berisi wine pecah berkeping-keping di atas lantai.

"Jadi kau tidak mau menceraikan Hera dalam waktu dekat?" tanya Elena begitu emosi. Padahal dia sudah berdandan sangat cantik dengan balutan gaun berwarna biru yang sangat seksi tapi semuanya terasa sia-sia. Dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.

"Bukan tidak mau, tapi tidak bisa," jawab Jayden. Sungguh dia pun sangat frustasi sekarang.

Elena terkekeh kecil lalu melipat tangannya di dada. "Lalu kau ingin aku bertahan dengannya dalam satu atap? Ck! Aku tidak sudi!" 

"Tolong, Elena! Hanya sampai proyek ini selesai," kata Jayden memohon sambil mengelus bahu Elena yang bergetar karena emosi.

"Jika memang kau lebih membutuhkan Hera dari pada diriku, lebih baik kau memilih dia saja!" tegas Elena mengambil tasnya yang terletak di atas tempat tidur. "Tidak usah peduli lagi padaku!" katanya lagi beranjak dari sana tak ingin melihat Jayden lagi.

"Ah, sial!" umpat Jayden menatap frustasi kepergian Elena.

Sejak awal pernikahannya dengan Hera memang hanya untuk kepentingan bisnis. Hanya gimik agar keluarga mereka terlihat sempurna. Tak peduli betapa Jayden sangat membenci Hera dia tetap melakukannya agar apa yang pria itu inginkan bisa terwujud.

Namun Jayden sudah terlalu muak bersandiwara di depan Hera hingga dia mengambil keputusan yang mungkin dia sesali hari ini. Seharusnya Jayden bisa mengontrol sedikit egonya sampai dia mendapatkan segalanya.

Kini segala impian Jayden berada di depan matanya namun terhalang karena dia harus memilih antara Elena atau impiannya.

"Tidak ...." Pria itu menggeleng cepat. "Aku tidak mau kehilangan keduanya. Aku akan mempertahankannya bagaimanapun caranya," lirih Jayden mengeluarkan sisinya yang paling egois.

***

Elena membanting dengan kasar tas yang ia bawa ke atas sofa. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh begitu saja. Wanita itu terduduk di atas lantai sambil memeluk lututnya sendiri. Menyembunyikan suara tangis yang membuatnya merasa sangat lemah di hadapan takdir.

"Apakah kau akan kalah untuk kedua kalinya, Elena?" lirih wanita itu miris. Sungguh dia sangat kasihan pada dirinya sendiri. 

Entah kenapa takdir begitu kejam padanya. Setiap rencana yang ia rancang tidak pernah sesuai dengan apa yang terjadi. Selalu saja berakhir Elena yang akan menangis. Dia bukannya tidak ingin melihat pria yang ia cintai sukses tapi tidak bisakah Elena menjadi alasan untuk itu?

"Kenapa harus Hera? Kenapa bukan aku?!" pekik Elena kuat melempar vas bunga yang terletak di atas meja hingga hancur berkeping-keping.

"Bukan salahku terlahir dalam keluarga yang berantakan ... hiks ... hiks," tangis Elena semakin terdengar pilu. Jika saja keluarganya seperti keluarga Hera mungkin nasibnya tidak akan setragis sekarang. Pasti semuanya akan berbeda.

"Elena!" panggil seseorang menerobos masuk ke dalam rumah wanita itu. Dia hanya menoleh sebentar lalu membuang muka.

Sosok itu menghampirinya dan langsung memeluk Elena dari belakang.

"Kenapa kau kemari, huh? Datang saja pada istrimu itu tidak usah datang lagi padaku!" marah Elena memberontak namun percuma saja karena ia sudah terlalu lemah akibat terlalu banyak menangis. Ternyata sisi kekanakan dan ingin dibujuk tak pernah hilang dari sosok Elena.

"Aku tidak mungkin datang padanya saat aku hanya mencintaimu," lirih Jayden menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang kekasih.

Jika sudah seperti ini, Elena tidak akan bisa lepas lagi dari Jayden. Terlebih saat bibir tebal pria itu mulai mengecupnya dengan intens. 

"Eugh ...." Hanya akan terdengar lenguhan lirih dari mulut Elena saat Jayden mulai mengambil alih dirinya. 

Jayden memutar tubuh Elena untuk menatapnya. Pada detik ketiga dua belah bibir itu bertemu dengan sempurna. Hingga tanpa sadar kini Elena telah terduduk di atas sofa. Dengan tergesah Jayden melepaskan pakaian Elena walau masih menyisakan celana yang tersakut ujung kaki serta pakaian bagian atas yang teracak sempurna karena cumbuannya.

Kadang wanita dengan rambut panjang itu begitu benci pada dirinya sendiri. Dia tidak pernah bisa membenci Jayden. Walau pria itu selalu saja mengecewakan dirinya. Elena benci karena pada kenyataannya dirinyalah yang tak bisa jauh dari Jayden. Dia yang sangat membutuhkan Jayden di sisinya.

Memberikan kecupan yang disertai dengan lumatan yang membuat seluruh syaraf Elena menegang. Memberikan kasih sayang lewat gerakan erotis yang seakan membelah dirinya menjadi dua namun secara bersamaan memberikan kenikmatan yang hanya bisa mereka rasakan saat bersama.

Elena begitu haus akan kasih sayang dan cinta. Dan selama ini hanya Jayden yang selalu memberikan dua hal itu. Mungkin itu salah satu alibi yang membuat wanita yang tengah menahan nikmat itu tak bisa lepas dari Jayden. Tidak ada seorangpun yang bisa menyayanginya sebaik Jayden. Atau justru Elena yang tidak ingin mencari orang lain?

Ya. Elena akui itu. Baginya jika sudah ada Jayden dia tidak butuh siapapun lagi.

Gerakan Jayden di inti tubuh Elena mulai tidak beraturan menandakan jika gelombang kenikmatan itu akan segera datang. Dan pada hentakan terakhir yang sangat kuat, Jayden memeluk erat Elena.

"Hah ... hah ...."

Deru napas keduanya saling memburu setelah pelepasan luar biasa. Jayden menyapu lembut kening Elena yang penuh dengan keringat. Pria itu tersenyum tipis lalu memberi kening Elena sebuah kecupan yang cukup lama.

"Tolong bertahanlah sebentar lagi. Aku janji akan menyelesaikannya dengan cepat," kata Jayden membujuk Elena seraya menatap dalam mata indah wanita itu.

Elena memejamkan matanya sesaat lalu mengangguk pelan.

"Aku aku menunggu hari itu datang, Jayden."

Pada akhirnya, Elena harus kembali mengalah.

To be continue....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   125. Pernikahan Hera Dan Haidar

    Happy reading....Hari yang tunggu akhirnya tiba. Pernikahan Haidar dan Hera. Para tamu sudah mulai memenuhi tempat duduk yang disediakan. Pernikahan yang di gelar di luar ruangan itu terlihat begitu mewah nan elegan. Warna putih mendominasi tempat itu. Di ujung altar Haidar sudah terlihat sangat gagah dengan balutan toxedo warna hitamnya. Senyum tak pernah luntur dari wajahnya namun perasaan gugup juga tak bisa dihindari. Haidar sampai harus menarik napas lalu menghelanya beberapa kali untuk menetralkan degub jantung yang berpacu. Mengobrol dengan beberapa teman juga bisa mengalihkan sedikit rasa gugupnya.Tak jauh beda dengan Haidar, Hera yang terlihat sangat cantik dengan gaun mewah namun tetap terlihat elegan itu pun merasa sangat gugup. Mungkin ini adalah pernikahan kedua untuk Hera, tapi hal itu tak sedikit pun bisa menyingkirkan rasa gelisahnya. Mungkin karena dulu dia menikah karena perjodohan membuat Hera tak terlalu memikirkan pernikahan tersebut namun kali ini dia akan men

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   124. Semuanya Berubah

    Happy reading.....Semuanya beransur membaik setelah kejadian mengerikan malam itu. Viona terpaksa ditembak mati oleh polisi karena dianggap mengancam keselamatan Hera. Kejadian malam itu juga termasuk rencana para polisi. Mereka tahu jika Viona pasti kembali. Namun soal penembakan sama sekali di luar rencana. Mereka tidak menyangka jika Viona memiliki senjata. Dan satu-satunya jalan agar Hera tak lagi terluka, mereka harus membekuk Viona. Dengan menembak mati wanita itu.Sampai saat ini Haidar masih belum menyangka jika Viona kini telah tiada. Belum lagi dia harus meninggal dengan cara yang begitu tragis. Masih teringat dengan jelas dalam benak Haidar bagaimana Viona menyatakan cintanya di saat terakhir. Selama ini Haidar pikir Viona hanya bercanda soal perasaannya. Betapa wanita itu sangat mencintai Haidar. Namun apa yang bisa Haidar lakukan? Haidar hanya mencintai Hera dan tidak akan pernah mencintai wanita lain lagi. Walau itu berarti Haidar harus menyakiti wanita yang juga sanga

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   123. Viona Kembali

    Happy reading...."Selamat malam, Hera. Apakah kau merindukanku?" tanya Viona mengulas senyum miring. Terlihat begitu mengejek Hera yang hanya bisa berbaring lemah. Wanita itu merapikan helai rambutnya yang jatuh di pipi kemudian berjalan ke arah Hera."Aku kecewa karena kau masih saja selamat," kata Viona. "Apakah kau memiliki sembilan nyawa hingga bisa bertahan sampai sekarang?" lanjutnya bertanya.Namun siapa yang bisa menjawab. Bahkan Hera masih harus dibantu banyak alat medis yang hampir menutupi sebagian tubuhnya.Viona menghela napas panjang. Duduk di samping Hera seraya menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan."Kau begitu beruntung. Dicintai banyak orang," kata Viona dengan raut wajah sendu. "Terutama Haidar." Pancaran mata Viona tidak bisa berbohong. Dia begitu iri pada Hera. Wanita itu kemudian bangkit. Mengambil sesuatu dari dalam saku jaket yang ia kenakan.Sebuah pistol yang didapatkannya dari orang asing beberapa hari yang lalu. Barang ilegal yang sebenarn

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   122. Malam Yang Dingin

    Happy reading....Polisi terus melacak keberadaan Viona namun hingga tiga hari berlalu setelah kejadian naas itu, mereka tak kunjung menemukan wanita yang menjadi pelaku penculikan Hera dan Elena. Entah ke mana wanita itu kabur. Keluarga Hera dan Haidar juga sudah mengetahui semuanya. Shila dan Thomas adalah orang yang paling kecewa pasalnya mereka sudah menganggap Viona seperti anak sendiri. Awalnya mereka tidak percaya Viona akan berbuat hal sejahat itu namun setelah pihak kepolisian memperlihatkan video yang diberikan Elena, barulah mereka percaya.Shila sampai pingsan tak kuasa menerima kenyataan sosok yang dianggap seperti putrinya sendiri kini menjadi seorang kriminal."Hiks ... ini semua salahku. Aku yang telah gagal mendidik Viona," kata Shila terisak pilu. Thomas membawa tubuh Shila yang bergetar ke dalam pelukannya. Mencoba menenangkan istrinya itu."Ini bukan salahmu," katanya menepuk pelan punggung Shila.Sementara kedua orangtua Haidar larut dalam kekecewaannya, Haidar m

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   121. Tidak Akan Puas

    Happy reading....Tubuh Haidar gemetar hebat. Tangannya yang berlumur darah Hera masih belum ia bersihkan. Beberapa juga mengenai baju yang ia kenakan. Keadaan yang tak jauh beda dengan pria yang duduk di sampingnya, Jayden.Kini mereka sudah berada di rumah sakit. Tepatnya di depan UGD. Hera dan Elena yang terluka parah kini sudah ditangani oleh dokter. Keluarga Hera, Haidar dan Elena juga sudah berada di sana. Menunggu kabar putri dan calon menantu mereka.Tak lama kemudian, tiga orang pria menghampiri mereka."Selamat malam. Maaf mengganggu ... tapi kami harus membawa Pak Jayden ke kantor polisi," kata salah satu dari mereka.Mungkin karena sudah terlalu panik mereka jadi lupa jika Jayden masih berstatus buronan polisi. Pria yang sejak tadi menunduk itu kini mendongak. Jayden baru akan bangkit namun Haidar mendahuluinya."Tidak bisakah kalian menunggu sebentar? Istri Jayden sedang berada di dalam sana. Sedang sekarat!" kata Haidar emosi. Menurutnya para polisi itu tidak punya hati

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   Terimakasih!!

    Halo semuanya! Araya di sini. Terima kasih banyak yah udah mampir di ceritaku. Walaupun mungkin cerita ini masih jauh dari kata sempurna namun aku seneng banget jika cerita ini bisa menghibur kalian di sela-sela aktifitas sehari-hari. Aku juga gak nyangka jika cerita ini bisa dibaca sebanyak itu. Jujur aku gak pernah punya ekspetasi yang tinggi karena sadar akan kemampuanku yang belum seberapa. Namun melihat orang-orang menyukai karyaku itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku semangat membuat karya yang lebih baik lagi kedepannya Nantikan cerita-cerita lain yang aku publish di sini. Jadi tetap stay yah. Oke deh sampai jumpa dicerita lainnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status