共有

Bab 2 Tuan David

作者: Tusya Ryma
last update 最終更新日: 2021-05-27 14:01:03

"Baik, Tuan!" Judis segera membawa Daniel ke sebuah ruangan. Dia memaksa Daniel untuk segera mengatakan "Di mana tempat tinggal Arani" secara lengkap.

 Setelah itu, Daniel dihajar hingga babak belur oleh dua orang yang tadi membawanya ke rumah Yuan  Louis. Ia dilempar ke jalan dengan darah dan luka di sekujur tubuhnya. Tidak diantar pulang oleh mereka, Daniel tertatih menghentikan taksi yang lewat.

 Melihat kondisi Daniel yang menyedihkan, tidak ada satu taksi pun yang mau berhenti dan membawa Daniel pergi. Mereka takut disalahkan karena membawa seorang penumpang yang penuh luka di tubuhnya.

 Masih untung jika orang itu tidak mati di dalam taksi. Jika mati? Sopir taksilah yang akan disalahkan. 

***

 Di siang hari, Elyana terburu-buru keluar dari dalam rumah Arani sambil menarik kopernya. Ia memegang ponsel dengan tangan bergetar sambil mendengar seseorang berbicara dari seberang telepon.

"Sekarang, aku dirawat di rumah sakit. Tubuhku terluka karena dihajar oleh anak buah asisten pribadi kakekmu! Elyana, maaf, aku bukan teman yang baik, memberitahu tempat tinggal Arani pada mereka. Mungkin saja, sekarang, orang suruhan kakekmu sedang mencarimu di Paris. Kau harus hati-hati. Jaga diri baik-baik. Kau tidak bisa membantumu lagi," ucap Daniel dengan sedikit lemah. Namun juga masih sangat mengkhawatirkan Elyana.

Elyana pun mengerti. Ia menjawab sambil menghentikan taksi di jalan, "Ya, aku tahu! Kau juga, jaga diri baik-baik. Sekarang, aku harus segera pergi sebelum Judis menemukanku!"

"Baiklah! Aku tutup dulu teleponnya, ya! Nanti kuhubungi lagi," tambah Elyana sedikit tergesa-gesa.

 Setelah mendengar jawaban "Ya." dari Daniel, Elyana segera mengakhiri panggilan teleponnya.

 Ketika ponselnya dimasukkan ke dalam saku celana, terdengar suara bunyi benturan yang cukup keras diiringi tubuh Elyana yang tiba-tiba terpental sejauh dua meter ke depan lalu mendarat di tanah.

 "Aaaah!"

"Aaaah!"

"Aaaah!" jerit para pengguna jalan ketika melihat sebuah mobil menabrak trotoar jalan, lalu menabrak seorang wanita.

Mereka segera menghampiri Elyana untuk memastikan keadaanya.

 "Nona! Apa kau baik-baik saja?"

 "Nona, kau tidak apa-apa, kan?"

"Nona, bangunlah!"

 Elyana membuka sedikit mata sambil meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya. Penglihatannya terasa buram dengan bintang-bintang yang terus berputar di atas kepala.

 Orang-orang itu seger membantu Elyana untuk bangun dan duduk di tanah. Kakinya terluka, pakaiannya sangat kotor, kesadarannya mulai menghilang. Itu membuat semua orang menjadi panik. 

"Nona, kau ba—"

 "Kalian semua, minggir!" potong seorang pria tinggi dan gagah berjalan masuk ke dalam kerumunan. Tatapannya sangat tajam melihat semua orang yang sedang berkumpul di sana.

Mereka yang berkerumun segera menyingkir. Aura dari pria itu begitu kuat hingga tidak ada satu orang pun yang berani mendekat lagi.

Pria gagah itu segera berjongkok, melihat Elyana sebentar lalu menggendongnya. Ia segera membawa Elyana masuk ke dalam mobil, satu orang lagi mengambil koper Elyana dan memasukkannya ke dalam bagasi.

 "Bawa wanita ini ke rumah!" ucap pria itu sambil menatap Elyana yang duduk di sampingnya.

 "Apa lebih baik kita pergi ke rumah sakit saja? Kita tidak perlu membawanya ke rumah, Tuan. Siang ini Tuan ada rapat penting, tidak bisa ditund—"

 "Pulang ke rumah! Apa kau tidak bisa lagi mendengar semua perintahku?" sergah pria itu memotong ucapan asistennya. 

Dirinya ingin merawat  wanita ini di rumah. Mengapa asistennya terus membantah?

Melihat ekspresi wajah mengerikan dari tuannya, asisten itu segera mengangguk.

"Ba-baik, Tuan!" Ia tidak berani membantah lagi, segera membawa mobil yang sudah rusak di bagian depan itu menuju rumah tuannya.

Pria itu menghubungi seseorang melalui sambungan telepon. Berbicara dengan singkat lalu menutupnya.

 "Aku sudah menghubungi Felix. Dia akan datang ke rumah dan memeriksa kondisi wanita ini," ucap pria itu pada asistennya.

 "Jika kita tidak merawatnya sampai sembuh, bisa-bisa, wanita ini melaporkan kejadian ini pada polisi dengan tuduhan 'tabrak lagi'. Aku tidak ingin terlibat masalah hukum apapun. Itu terlalu merepotkan untukku," tegasnya lagi dengan mata sesekali melihat wanita di sampingnya yang terlihat sangat lemah. 

 "Ya, Tuan David! Saya mengerti kekhawatiran Anda. Tapi, tidak seharusnya kita membawa wanita ini ke rumah. Kita tidak tahu, wanita ini siapa dan asalnya dari mana? Bisa saja dia seorang buronan polisi. Tadi wanita ini membawa koper yang sangat besar. Tidak menutup kemungkinan, jika saat ini, dia sedang melarikan diri." Asistennya diam sejenak. Lalu melanjutkan ucapannya, "Dan lagi ... kecelakaan tadi karena kecerobohan saya. Tidak seharusnya Anda yang bertanggungjawab dan membawanya ke rumah."

Mendengar semua ucapan asistennya, David hanya mengerutkan kening. Ia menoleh ke samping, melihat wanita lemah ini dengan perasaan tidak tega.

 Walau wanita ini seorang buronan polisi, lalu, apa yang bisa dia lakukan pada David? Secara, David adalah seorang pria tinggi dan gagah. Dan wanita ini ... hanya seorang wanita kecil yang lemah. Tidak mungkin dia berbuat macam-macam pada David.

 "Sekarang, ke rumah saja dulu! Masalah lain, kita bicarakan lagi, nanti!"

 "Baik, Tuan!"

 Mobil melaju dengan cepat menuju rumah David. Setelah sampai di halaman rumah, sudah ada Felix sedang menunggu mereka di depan pintu.

 Melihat David keluar dari dalam mobil membawa seorang wanita, Felix segera datang menghampiri. Mereka jalan bersama masuk ke dalam rumah.

 Dengan panik, Felix bertanya, "Ada apa dengan wanita ini? Mengapa pakaiannya sangat kotor? Tubuhnya penuh luka. Dia juga tidak sadarkan diri! Apa yang kau lakukan padanya?"

 "Diam! Tutup mulutmu!" sergah David dengan cepat. Ia berjalan masuk ke dalam rumah sambil membawa anita itu, lalu naik ke lantai dua, membaringkan Elyana di atas tempat tidur.

 "Periksa wanita ini," ucap David dengan tegas. 

Setelah memastikan Elyana berbaring dengan baik di atas tempat tidur, David pun keluar dari dalam kamarnya. Ia membiarkan Elyana diperiksa oleh Dokter Felix—dokter pribadi sekaligus teman baiknya.

Tidak lama, datang dua orang pelayang wanita sambil membawa handuk dan air hangat—masuk ke dalam kamar. Tidak lupa, pakaian ganti untuk Elyana yang mereka ambil dari dalam kopernya.

Setelah selesai memeriksa Elyana, Felix keluar dari dalam kamar. Ia turun ke lantai bawah, lalu duduk di ruang keluarga bersama David.

"Kondisinya cukup baik. Luka di kakinya pun tidak terlalu parah. Ada lecet di tangan dan bagian tubuh lain, itu tidak masalah. Istirahat dua atau tiga hari, kondisinya akan segera membaik," ucap Felix mencoba menjelaskan pada David. Sahabatnya itu terlihat sangat khawatir pada wanita yang saat ini ada di dalam kamarnya. 

 "Lalu, mengapa dia pingsan? Apa otaknya mengalami cedera?" tanya David tidak mengerti. 

Tadi, setelah tertabrak mobil, wanita itu pingsan. Jika bukan karena ada masalah di kepalanya, lantas, kenapa?

 "Haha .... Kau begitu mengkhawatirkan dia. Apa kau menyukai wanita itu?" ejek Felix pada David. 

Ini pertama kalinya Felix melihat David begitu peduli terhadap seorang wanita. Biasanya, dia selalu bersikap dingin dan acuh pada mahluk yang bernama "Wanita". Tapi sekarang ... David sangat berbeda. 

 "Hey, apa yang kau katakan? Siapa yang menyukai wanita jalanan itu?" David tidak terima dengan tuduhan temannya.

 David menjelaskan, "Tadi, Edwin menabrak wanita itu. Jadi, aku sebagai majikannya harus bertanggungjawab untuk merawat wanita itu sampai sembuh."

 "Hah, Edwin ... yang menabrak?" Felix tersenyum masih dengan penuh ejekan. "Jika dia yang menabrak wanita itu, mengapa tidak dia saja yang merawatnya? Tidak perlu kau yang melakukannya, kan?"

 "Sudahlah!" David bangkit berdiri. Ia tidak ingin melanjutkan percakapan mereka tentang wanita yang saat ini berbaring di atas tempat tidurnya.

 "Sekarang, kau sudah boleh pergi. Nanti, jika ada apa-apa pada wanita itu, aku akan menghubungimu lagi!" ucap David lagi. 

 Lalu ia beranjak pergi menaiki anak tangga, berniat untuk melihat kondisi Elyana.

Terdengar Felix berteriak, "Dia pingsan bukan karena ada masalah di kepala. Tapi ...."

David menghentikan langkah kakinya. Ia menajamkan telinga untuk mendengar ucapan Felix selanjutnya.

"Mungkin dia sedang diet. Di dalam perutnya tidak ada makanan sama sekali. Hanya ada suara gemuruh saja di perutnya! Haha!" 

Ucapan Felix selalu saja penuh ejekkan. Semakin suka melihat reaksi David ketika membicarakan kondisi wanita itu.

 "Aku pergi dulu. Rawat wanita itu baik-baik, jangan sampai dia mati karena kelaparan!" 

Setelah mengatakannya, Felix segera pergi membawa tas hitam di tangannya. Ia keluar dari rumah mewah milik David dengan perasaan senang.

 "Aishh, sial!" umpat David setelah melihat sahabatnya pergi.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (1)
goodnovel comment avatar
budiarti linaa
seru bgt cerita nya next part selanjutnya hehe kepo bgt wkwk......
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 92 I Love U

    "Apa kau menyukai kejutan dari kami?" bisik Rosyana dengan kerlingan mata penuh godaan sambil berjalan di atas karpet merah mendampingi Elyana. "Anggap saja ini sebagai hadiah dari kami atas kembalinya El setelah lima tahun menghilang!" timpal Yuan Louis dengan santai. Tidak terdengar nada keras seperti yang biasa pria tua itu katakan. Ucapan dari kakak dan kakeknya itu membuat Elyana hampir pingsan karena terkejut juga terharu. "Jadi ... ini???" "Ya, ini adalah hari pernikahanmu dan David! Kami sudah menyiapkan ini dari empat hari yang lalu. Walau terkesan mendadak, namun aku dan Daniel sudah menyiapkan pesta pernikahan ini dari empat bulan yang lalu. Jadi sekarang ... berbahagialah, ini semua untukmu dan David! " Rosyana menjawabnya tanpa ragu. Rosyana dan Daniel sepakat untuk membuat akta pernikahan tanpa ada pesta pernikahan. Mereka ingin menghadiahkan pesta ini untuk Elyana dan David. Bahkan, mereka mencetak ulang dan menyebar undangan ya

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 91 Kejutan Pernikahan

    Elyana segera membenarkan emosinya. Ia berkata dengan pelan, "Kak! Sepertinya, kita sudah nyaman menjadi saudara daripada pasangan!" Elyana menutup kotak cincin di hadapannya, lalu mendorongnya ke arah Arvan lagi. "Kak! Kau pria yang baik. Kau pun harus menikah dengan wanita yang baik pula. Dan wanita baik itu bukanlah aku!" "Ya, walau selama ini aku sudah banyak berhutang budi kepadamu, namun, aku sungguh tidak pantas untuk menjadi istrimu!" lanjut Elyana, masih dengan pelan karena takut menyinggung perasaan Arvan. "Apa kau menolakku karena mantan suamimu?" tanya Arvan—tidak suka. Arvan memegang erat kotak itu dengan sekuat tenaga. Terlihat bahwa dia tidak suka dengan penolakan halus Elyana. "Bukan!" jawab Elyana dengan ragu. "Hubunganku dengan David pun sepertinya tidak ada masa depan. Kakek tidak menyukainya, dan David pun tidak pernah datang lagi ke rumahku." Bahkan, ponsel Elyana yang waktu itu diambil oleh David, sudah di

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 90 Mengutarakan Perasaan

    Keesokan harinya, kondisi Yuan Louis sudah sangat baik. Bahkan, lebih baik dari sebelumnya. Tidak ada lagi rasa sakit yang sering ia keluhkan—membuatnya tidak mampu untuk pergi ke kantor. Sekarang, tubuhnya sudah benar-benar sehat setelah melihat cucunya kembali.Tiga hari kemudian Yuan Louis sudah bisa pergi ke kantor untuk bekerja. Ia menyelesaikan semua pekerjaan yang sempat tertunda, juga menangani masalah kerjasamanya dengan perusahaan David.Di rumah, tinggallah Rosyana dan juga Elyana, karena Alvano pergi bersama Arvan tadi pagi."El, apa kau mau ikut bersama kami ke butik?" tanya Rosyana pada adiknya. Ia merias sedikit wajahnya agar terlihat lebih segar. Sedangkan Elyana, duduk di atas tempat tidur sambil melihat kakaknya berdandan."Sepertinya tidak bisa!" Elyana segera menolaknya. "Aku sudah janjian dengan Arvan, sekalian mau menjemput Alvano.""Oh!" Rosyana memoles bibirnya dengan pewarna bibir sambil bercermin. Lalu menutup lipsti

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 89 Kau Akan Kembali

    "Elyana ... atau, lebih akrab kalian memanggilnya dengan nama Pelayan Eli, dia adalah Nona Kedua di keluarga Louis yang kabur dari rumah dan melamar menjadi pelayan di rumah kalian." David menatap pria bernama Alex Danu itu dengan penuh ancaman. Juga melihat keterkejutan dari wajah Alex Danu ketika mendengar cerita pelayannya—Eli.David melanjutkan, "Karena aku dan putrimu dijodohkan, putrimu menolak lalu kabur dari rumah bersama kekasihnya tepat di hari pernikahan! Lalu???"David menarik napas panjang sebelum dia melanjutkan ceritanya.Ada perasaan sedih ketika dirinya harus mengenang kembali nasib Elyana yang terjebak pernikahan dengannya. Itu rasanya sangat berat. Seharusnya, pertemuannya dengan sang istri haruslah pertemuan yang manis hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan menikah. Namun, ini malah karena sandiwara Alex Danu dan istrinya hingga dirinya menikahi pelayan mereka—Elyana.David tahu cerita lengkap ini dari Daniel dan dari Elyan

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 88 Menikah Satu Minggu Lagi

    Hari ini, dunia Yuan Louis terasa sangat cerah dan indah. Ia bisa melihat cucunya—Elyana—yang sudah lama menghilang. Banyak bintang-bintang bertaburan di atas kepala Yuan Louis yang perlahan menyebar ... mengisi seisi ruangan itu. Terlihat seulas senyum di wajah pria tua berusia delapan puluh taun itu sebelum akhirnya Yuan Louis memejamkan mata, lalu tubuhnya melemah dan ambruk di atas tempat tidur."Kakek!" teriak Elyana dan Rosyana secara bersamaan. Mereka sangat panik melihat sangat kakek tiba-tiba pingsan setelah melihat Elyana.Daniel dengan cepat naik ke atas tempat tidur, lalu mengangkat punggung dan kepala Yuan Louis."Cepat, cari Asisten Judis! Kita harus segera membawanya ke rumah sakit!" teriak Daniel pada kekasihnya—Rosyana.Elyana dan putranya hanya berdiri di samping tempat tidur sambil melihat kakeknya dipeluk oleh Daniel. Elyana begitu terkejut melihat keadaan Yuan Louis yang tiba-tiba saja pingsan.Nona pertama di

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO   Bab 87 Pahlawan Bertopeng

    Sore hari, di Kota Lyon, di kediaman Yuan Louis, semua orang sudah berkumpul dan masuk ke dalam rumah untuk menemui sang pemilik rumah. Namun, tidak dengan Arvan. Setelah memastikan Elyana dan putranya sampai di rumah, pria tersebut malah berpamitan dan pergi dengan menggunakan taksi. Elyana yang merasa tidak enak dengan situasi ini, segera mengirim pesan singkat pada Arvan untuk memastikan pria itu baik-baik saja.["Ya, aku tidak apa-apa. Kau jangan khawatir. Nanti jam delapan malam, aku akan datang menjemput Alvano!"]Elyana terdiam sambil memegang ponselnya setelah membaca pesan dari Arvan. Perasaannya masih tidak enak.Walau bagaimanapun, Arvan sangat berjasa dalam hidupnya. Jika bukan karena lima tahun yang lalu Arvan membawanya pergi dan merawatnya di luar negeri, mungkin Elyana dan Alvano tidak akan ada di muka bumi ini lagi. Dan mungkin, dirinya akan mati sia-sia karena ulah Alex Danu yang menginginkan Elyana meninggal. Jadi sekarang, Elyana benar-benar

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status